PENGENALAN BATUAN
Oleh:
Alrizta Winant Maliki Herdyanto (03)
Bagas Ramadhan Buchori (05)
Halwa Raisa (08)
Nadiah Ramadhina Kitary (15)
Nohan Tadya Reiffan Kharisma (16)
RR Maryam Calista Mumtaz (20)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari berbagai jenis batuan
beku, sedimen, dan metamorf.
1
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang didapat dari penelitian batuan kali ini yaitu:
Batuan obsidian merupakan jenis batuan beku luar dengan struktur masif, tekstur
glassy, dan terdapat kilapan. Obsidian yang kami teliti berwarna hitam, tetapi ada
juga beberapa warna lain tergantung pada kondisi pembentukan dan lokasi geografis
tempat batuan tersebut ditemukan.
Kristalisasi pada obsidian yaitu amorf (tanpa struktur kristal teratur). Obsidian
adalah kaca vulkanik alami yang terbentuk sebagai batuan beku ekstrusif. Tidak
seperti kristal, yang memiliki struktur atom teratur dan berulang, obsidian tidak
memiliki struktur kristal karena pendinginannya yang cepat dari keadaan cair.
3
Pendinginan yang cepat ini mencegah pembentukan kristal, sehingga menghasilkan
tekstur yang halus dan seperti kaca.
Batuan granit yang merupakan batuan beku dalam dengan struktur masif, tekstur
kasar, dan terdapat kilapan. Granit yang kami teliti berwarna hitam, putih, dan abu-
abu. Warna granit bervariasi tergantung pada komposisi mineral utama yang
membentuk batuan tersebut.
Batuan granit mengalami kristalisasi yang disebut kristalisasi magma lambat.
Batuan beku yang terbentuk oleh pendinginan lambat dan pemadatan batuan cair
(magma) jauh di bawah permukaan bumi. Proses ini bisa memakan waktu jutaan
tahun, memungkinkan mineral di dalam magma mengkristal dan membentuk butiran
khas yang menjadi ciri granit. Setelah magma mendingin dan memadat, akhirnya
magma tersebut terekspos ke permukaan bumi melalui erosi atau pengangkatan.
Batuan pasir merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan struktur grain.
Secara umum komposisi dari batu pasir terdiri dari: matriks, semen, fragmen batuan
(grain), kuarsa, feldspar, dan mineral lainnya. Batuan ini memiliki tekstur kasar, dan
tidak terdapat kilapan. Batuan pasir yang kami teliti berwarna putih kekuningan,
tetapi terdapat juga yang berwarna coklat kemerahan.
Kebanyakan batu pasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh
pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas disemen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batu-batu pasir tersebut.
Pembentukan batu pasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah pelapisan atau
kumpulan pelapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, kemudian pasir
berubah menjadi batu pasir ketika dikompaksi oleh tekanan dan endapan di atasnya
serta difermentasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori antarbutiran.
Batuan liparit merupakan jenis batuan beku luar, dengan struktur masif,
mempunyai tekstur porfiris, dan tidak terdapat kilapan. Batuan liparit yang kami teliti
ini memiliki warna abu-abu dan krem.
Batuan liparit terbentuk pada pembekuan magma yang sudah keluar dari perut
bumi (batu beku luar), karena perbedaan tekanan udara antara di perut bumi dengan
di luar sehingga magma akan membeku dengan cepat, belum sempat terbentuk
kristal, terbentuk dari magma asam yang mempengaruhi kandungan mineral batuan
ini sehingga warna yang dihasilkan terang.
4
Batuan sabak merupakan jenis batuan metamorf, dengan struktur foliated,
tekstur blastepsofit, dan tidak terdapat kilapan. Batuan sabak yang kami teliti
berwarna abu-abu. Batu sabak termasuk jenis batuan metamorf karena
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, juga ditentukan oleh
teksturnya (foliasi dan non foliasi) yang dapat terbentuk selama peristiwa
metamorfisme.
Lingkungan tektonik yang menghasilkan batu sabak biasanya merupakan bekas
cekungan sedimen yang terlibat dalam aktivitas lempeng konvergen. Batu serpih
maupun batu lumpur di dalam cekungan akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga
mengalami sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme) yang kemudian merubah
mineral-mineral lempung pada serpih dan batu lumpur tersebut. Akibat tekanan terus
menerus, tekstur foliasi akan berkembang membentuk sudut siku-siku sehingga
menghasilkan foliasi vertikal, biasanya memotong lapisan serpih ataupun batu
lumpur.
Batuan serpih merupakan jenis batuan sedimen klastik, dengan struktur yang
berlapis-lapis dan fissility, tekstur halus, dan tidak terdapat kilapan. Batuan serpih
yang kami analisis berwarna hitam.
Proses pembentukan batuan serpih masih menjadi bagian dari pembentukan
batuan sedimen. Fase awal pembentukan serpih adalah pengendapan sedimen.
Lumpur dan tanah liat, terbawa oleh air atau angin, mengendap di lingkungan
berenergi rendah di mana airnya cukup tenang sehingga partikel-partikel halus ini
dapat tenggelam ke dasar. Akumulasi partikel-partikel ini terjadi pada lapisan tipis,
suatu proses yang seringkali dipengaruhi oleh perubahan musim, yang dapat
menyebabkan komposisi yang bervariasi pada lapisan yang berbeda.
5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, kami telah meneliti beberapa batuan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan menetapkan golongan batuannya. Melalui analisis kami, kami
dapat menarik beberapa kesimpulan utama:
1) Batuan dibagi menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang
masing-masing memiliki perbedaan.
2) Batuan memiliki nama, jenis, kristalisasi, kilap, warna, tekstur, dan struktur yang
berbeda-beda.
3) Klasifikasi jenis batuan ditentukan dengan proses pembentukan batuan tersebut.
4.2 Saran
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari struktur dari batuan yang terdapat di
bumi. Namun, penelitian ini tidak membahas hal yang sangat rinci dan kurang
komprehensif. Oleh karena itu, disarankan pembaca untuk menambah referensi guna
meningkatkan objektivitas dari penelitian.
6
DAFTAR PUSTAKA
Puiu, Tibi. 2024. Shale Geology: Characteristics, Formation, Uses. Diakses pada 25
Februari 2024 dari https://www.zmescience.com/feature-post/natural-
sciences/geology-and-paleontology/rocks-and-minerals/shale/
Granite Stone: A Deep Dive into Its Origins and Properties. Diakses pada 25 Februari
2024 dari https://bhutrastones.com/granite-stones/
Geost, Flysh. 2017. Batu Sabak: Pengertian, Ciri-Ciri, Kegunaan, dan Proses
Terbentuknya. Diakses pada 25 Februari 2024 dari
https://www.geologinesia.com/2017/07/batu-sabak-pengertian-ciri-ciri-
kegunaan-dan-proses-terbentuknya.html
Gaw, Kevin. 2020. Why Does Obsidian Have No Crystals? Diakses pada 25 Februari
2024 dari https://www.quora.com/Why-does-obsidian-have-no-crystals
Batu Pasir. Diakses pada 25 Februari 2024 dari
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Batu_pasir