Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BATUAN

Guru Pengampu: Dini Yuniar Safitri, S.Pd.

Oleh:
Alrizta Winant Maliki Herdyanto (03)
Bagas Ramadhan Buchori (05)
Halwa Raisa (08)
Nadiah Ramadhina Kitary (15)
Nohan Tadya Reiffan Kharisma (16)
RR Maryam Calista Mumtaz (20)

MATA PELAJARAN GEOGRAFI


MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA
KOTA PEKALONGAN
2023-2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II METODE PRAKTIKUM ................................................................................. 2
2.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................... 2
2.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 2
2.3 Pelaksanaan Praktikum ............................................................................... 2
2.4 Variabel Pengamatan .................................................................................. 2
BAB III HASIL PEMBAHASAN .................................................................................. 3
3.1 Hasil ............................................................................................................ 3
3.2 Pembahasan................................................................................................. 3
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 6
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 6
4.2 Saran............................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu adalah benda alam yang tersusun atas kumpulan mineral penyusun kerak
bumi yang menyatu secara padat maupun berserakan. Batuan adalah lapisan yang
terdiri atas campuran mineral sejenis maupun tidak sejenis yang saling terikat.
Batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan pembentukannya, yaitu
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma yang membeku. Batuan
beku juga dapat disebut batuan plutonik atau batuan intrusif. Batuan beku memiliki
ciri-ciri kompak serta homogen dan tidak memiliki stratifikasi lapisan. Batuan
sedimen adalah jenis batuan yang mengalami pelapukan, tererosi, terbawa oleh
tenaga air, angin, atau glasial yang kemudian akan mengendap dan mengalami
pemadatan sehingga terbentuk batuan sedimen. Batuan sedimen dapat
dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan pengendapannya, yaitu sedimen klastik,
sedimen kimiawi, dan sedimen organik. Batuan metamorf adalah batuan yang telah
mengalami perubahan secara fisik maupun kimiawi sehingga berubah secara
keseluruhan dari batuan induknya. Batuan metamorf terdiri atas batuan metamorf
regional, dinamik, dan termal atau kontak.
Kristalisasi merupakan proses penting dalam pembentukan batuan. Kristalisasi
adalah proses pembentukan batuan yang terjadi melalui pengendapan mineral-
mineral padat dari larutan cair.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari berbagai jenis batuan
beku, sedimen, dan metamorf.

1
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengenalan batuan dilakukan pada jam 14.30 WIB hari Jumat 26
Januari 2024 di ruang kelas XA MAN IC Pekalongan.

2.2 Alat dan Bahan


A. Alat
Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
B. Bahan
1. Batuan Granit
2. Batuan Liparit
3. Batuan Obsidian
4. Batuan Pasir
5. Batuan Serpih
6. Batuan Sabak

2.3 Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan praktikum yang dilakukan pada pengenalan batuan adalah:
1. Mengamati karakteristik setiap contoh batuan.
2. Menentukan golongan batuan beku, sedimen, dan metamorf.
3. Mengidentifikasi batuan sesuai golongan yg sudah ditentukan.

2.4 Variabel Pengamatan


a. Nama batuan.
b. Jenis batuan.
c. Kristalisasi pada batuan.
d. Kilap pada batuan.
e. Warna pada batuan.
f. Tekstur pada batuan.
g. Struktur pada batuan.

2
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No. Gambar Nama Jenis Kristalisasi Kilap Warna Tekstur Struktur


Batuan Batuan

1. Obsidian Batuan Amorf Ada Hitam Glassy Masif


beku luar

2. Granit Batuan Magma Ada Hitam, Kasar Masif


beku lambat putih, abu-
dalam abu

3. Pasir Batuan Melalui Tidak Putih Kasar Grain


sedimen sedimentasi Ada kekuningan
klastik

4. Liparit Batuan Kristalisasi Tidak Abu-abu, Porfiris Masif


beku luar magma asam Ada krem

5. Sabak Batuan Proses Tidak Abu-abu Blastopsefit Foliated


metamorf Metamorfisme Ada

6. Serpih Batuan Melalui Tidak Hitam ke Halus Lapisan,


Sedimen erosi Ada abu-abuan Fissility
klastik

3.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang didapat dari penelitian batuan kali ini yaitu:
Batuan obsidian merupakan jenis batuan beku luar dengan struktur masif, tekstur
glassy, dan terdapat kilapan. Obsidian yang kami teliti berwarna hitam, tetapi ada
juga beberapa warna lain tergantung pada kondisi pembentukan dan lokasi geografis
tempat batuan tersebut ditemukan.
Kristalisasi pada obsidian yaitu amorf (tanpa struktur kristal teratur). Obsidian
adalah kaca vulkanik alami yang terbentuk sebagai batuan beku ekstrusif. Tidak
seperti kristal, yang memiliki struktur atom teratur dan berulang, obsidian tidak
memiliki struktur kristal karena pendinginannya yang cepat dari keadaan cair.

3
Pendinginan yang cepat ini mencegah pembentukan kristal, sehingga menghasilkan
tekstur yang halus dan seperti kaca.
Batuan granit yang merupakan batuan beku dalam dengan struktur masif, tekstur
kasar, dan terdapat kilapan. Granit yang kami teliti berwarna hitam, putih, dan abu-
abu. Warna granit bervariasi tergantung pada komposisi mineral utama yang
membentuk batuan tersebut.
Batuan granit mengalami kristalisasi yang disebut kristalisasi magma lambat.
Batuan beku yang terbentuk oleh pendinginan lambat dan pemadatan batuan cair
(magma) jauh di bawah permukaan bumi. Proses ini bisa memakan waktu jutaan
tahun, memungkinkan mineral di dalam magma mengkristal dan membentuk butiran
khas yang menjadi ciri granit. Setelah magma mendingin dan memadat, akhirnya
magma tersebut terekspos ke permukaan bumi melalui erosi atau pengangkatan.
Batuan pasir merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan struktur grain.
Secara umum komposisi dari batu pasir terdiri dari: matriks, semen, fragmen batuan
(grain), kuarsa, feldspar, dan mineral lainnya. Batuan ini memiliki tekstur kasar, dan
tidak terdapat kilapan. Batuan pasir yang kami teliti berwarna putih kekuningan,
tetapi terdapat juga yang berwarna coklat kemerahan.
Kebanyakan batu pasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh
pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas disemen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batu-batu pasir tersebut.
Pembentukan batu pasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah pelapisan atau
kumpulan pelapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, kemudian pasir
berubah menjadi batu pasir ketika dikompaksi oleh tekanan dan endapan di atasnya
serta difermentasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori antarbutiran.
Batuan liparit merupakan jenis batuan beku luar, dengan struktur masif,
mempunyai tekstur porfiris, dan tidak terdapat kilapan. Batuan liparit yang kami teliti
ini memiliki warna abu-abu dan krem.
Batuan liparit terbentuk pada pembekuan magma yang sudah keluar dari perut
bumi (batu beku luar), karena perbedaan tekanan udara antara di perut bumi dengan
di luar sehingga magma akan membeku dengan cepat, belum sempat terbentuk
kristal, terbentuk dari magma asam yang mempengaruhi kandungan mineral batuan
ini sehingga warna yang dihasilkan terang.

4
Batuan sabak merupakan jenis batuan metamorf, dengan struktur foliated,
tekstur blastepsofit, dan tidak terdapat kilapan. Batuan sabak yang kami teliti
berwarna abu-abu. Batu sabak termasuk jenis batuan metamorf karena
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, juga ditentukan oleh
teksturnya (foliasi dan non foliasi) yang dapat terbentuk selama peristiwa
metamorfisme.
Lingkungan tektonik yang menghasilkan batu sabak biasanya merupakan bekas
cekungan sedimen yang terlibat dalam aktivitas lempeng konvergen. Batu serpih
maupun batu lumpur di dalam cekungan akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga
mengalami sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme) yang kemudian merubah
mineral-mineral lempung pada serpih dan batu lumpur tersebut. Akibat tekanan terus
menerus, tekstur foliasi akan berkembang membentuk sudut siku-siku sehingga
menghasilkan foliasi vertikal, biasanya memotong lapisan serpih ataupun batu
lumpur.
Batuan serpih merupakan jenis batuan sedimen klastik, dengan struktur yang
berlapis-lapis dan fissility, tekstur halus, dan tidak terdapat kilapan. Batuan serpih
yang kami analisis berwarna hitam.
Proses pembentukan batuan serpih masih menjadi bagian dari pembentukan
batuan sedimen. Fase awal pembentukan serpih adalah pengendapan sedimen.
Lumpur dan tanah liat, terbawa oleh air atau angin, mengendap di lingkungan
berenergi rendah di mana airnya cukup tenang sehingga partikel-partikel halus ini
dapat tenggelam ke dasar. Akumulasi partikel-partikel ini terjadi pada lapisan tipis,
suatu proses yang seringkali dipengaruhi oleh perubahan musim, yang dapat
menyebabkan komposisi yang bervariasi pada lapisan yang berbeda.

5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, kami telah meneliti beberapa batuan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan menetapkan golongan batuannya. Melalui analisis kami, kami
dapat menarik beberapa kesimpulan utama:
1) Batuan dibagi menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang
masing-masing memiliki perbedaan.
2) Batuan memiliki nama, jenis, kristalisasi, kilap, warna, tekstur, dan struktur yang
berbeda-beda.
3) Klasifikasi jenis batuan ditentukan dengan proses pembentukan batuan tersebut.

4.2 Saran
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari struktur dari batuan yang terdapat di
bumi. Namun, penelitian ini tidak membahas hal yang sangat rinci dan kurang
komprehensif. Oleh karena itu, disarankan pembaca untuk menambah referensi guna
meningkatkan objektivitas dari penelitian.

6
DAFTAR PUSTAKA

Puiu, Tibi. 2024. Shale Geology: Characteristics, Formation, Uses. Diakses pada 25
Februari 2024 dari https://www.zmescience.com/feature-post/natural-
sciences/geology-and-paleontology/rocks-and-minerals/shale/
Granite Stone: A Deep Dive into Its Origins and Properties. Diakses pada 25 Februari
2024 dari https://bhutrastones.com/granite-stones/
Geost, Flysh. 2017. Batu Sabak: Pengertian, Ciri-Ciri, Kegunaan, dan Proses
Terbentuknya. Diakses pada 25 Februari 2024 dari
https://www.geologinesia.com/2017/07/batu-sabak-pengertian-ciri-ciri-
kegunaan-dan-proses-terbentuknya.html
Gaw, Kevin. 2020. Why Does Obsidian Have No Crystals? Diakses pada 25 Februari
2024 dari https://www.quora.com/Why-does-obsidian-have-no-crystals
Batu Pasir. Diakses pada 25 Februari 2024 dari
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Batu_pasir

Anda mungkin juga menyukai