BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(a) (b)
Gambar 2. 2 Bentuk umum kerang hijau. Morfologi kerang hijau (a) dan anatomi organ
internal kerang hijau (b). (Sumber: Simbolon, 2018)
Kerang hijau adalah hewan berumah dua (diesis) yang memiliki organ
kelamin terpisah, terletak di dekat kaki dan terdiri dari kanal yang terbuka di
sebelah ginjal. Pembuahan kerang hijau berlangsung secara internal, yaitu
sperma akan bercampur dengan air masuk melalui sifon inhalan untuk
membuahi sel telur. Telur mengalami pembelahan di bagian marsupium dengan
tahap blastula - glastrula - zigot - larva - kerang muda - kerang dewasa (Vitalis
et al., 2016).
Kerang hijau merupakan filter feeder, artinya kerang menyaring air untuk
mendapatkan makanannya (Hutami et al., 2015). Kerang hijau merupakan
pemakan suspensi (partikel makanan yang larut dalam air) seperti plankton,
mikroorganisme dan bahan organik. Suspensi tersebut akan masuk ke saluran
sifon dengan bantuan silia yang terdapat pada insang. Selama proses pencernaan,
kerang dibantu mukosa oral yang disekresikan oleh insang. tahap transportasi
makanan pada kerang hijau menggunakan silia dan langit-langit rongga mulut.
Partikel yang tidak diperlukan akan dikeluarkan melalui rongga mantel
menggunakan silia (Supriyantini et al., 2015).
Habitat kerang hijau dijadikan sebagai tempat hidup untuk mencari
makan dan memijah yang dapat ditemui di ekosistem intertidal dan subtidal.
Ekosistem intertidal merupakan zona pasang surut air laut yang menunjukkan
keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan ekosistem laut lainnya
(Erlania et al., 2011). Selain itu, kehidupan kerang hijau juga dipengaruhi oleh
substrat. Substrat adalah bagian dasar atau tempat organisme menempel dan
tumbuh. Jenis substrat kerang hijau umumnya yaitu pasir, pasir berlumpur, batu
karang dan karang mati (Rinitasih et al., 2010).
6
Kerang hijau menjadi salah satu hasil laut yang sangat digemari masyarakat
Indonesia. Selain karena harganya terjangkau, kerang juga mempunyai rasa yang
lezat dan mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Menurut Dore (1991)
komposisi nilai gizi kerang hijau berdasarkan 100 gram bahan sebesar protein
7,06-16,78%; karbohidrat 2,36-4,95%; lemak 0,40-2,47%; air 78%; kalsium 133
mg; fosfor 170 mg dan tenaga 68-88 kkal.
Pada saat musim hujan zat pelarut di dalam air akan mengalami peningkatan,
sedangkan saat musim kemarau konsentras timbal meningkat karena
berkurangnya pelarut di dalam air (Hananingtyas, 2017). Efek timbal dalam
tubuh manusia antara lain dapat mengganggu sistem reproduksi pria dengan
menurunkan kualitas sperma bila terkena sebesar 5,29-7,25 µg/dl (Baloch et al.,
2010). Penelitian sebelumnya oleh Minarti et al (2015) menunjukkan bahwa 28
orang dari 33 pekerja (84,8%) pekerja pengecoran logam mengalami gangguan
fungsi hati. Selain itu, sifat racun logam timbal menyebabkan kerusakan paru-
paru dan kerusakan syaraf (Murdinah, 2009).
Logam berat kadmium mempengaruhi tubuh manusia dalam jangka
panjang dan dapat terakumulasi terutama di hati dan ginjal. Tingginya
kandungan logam berat dalam air akan mempengaruhi konsentrasi logam berat
yang terakumulasi dalam tubuh organisme. Organisme tersebut jika dikonsumsi
manusia bersifat racun dan dapat membahayakan kesehatan paru-paru, kerusakan
hati, ginjal dan tulang (Murdinah, 2009). Pencemar logam berat Cd dalam air
dan sedimen dapat berasal dari limbah industri, limbah pertanian, limbah
domestik, limbah pertambangan dan atmosfer yang masuk ke perairan (Hidayah
et al., 2014). Menurut Darmono (2001), pengggunaan pupuk fosfat dalam
pertanian mengandung logam Cd dengan konsentrasi sebesar 20 mg/kg
(Widowati et al., 2008).
kompleks dapat dianalisa dan tidak memerlukan energi yang besar (Khopkar,
2003).
Keuntungan menggunakan metode AAS adalah memiliki kepekaan yang
sangat tinggi pada logam berat yang dapat menganalisis kandungan logam berat
yang mampu menganalisis konsentrasi logam kurang dari 1 ppm. Selanjutnya,
sampel tidak perlu dipisahkan dari unsur logam lainnya (Nofitaet al., 2019).
Pengoperasian instrumen AAS didasarkan pada penguapan larutan sampel,
kemudian logam di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom-atom bebas
tersebut akan menyerap radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh lampu
katoda yang mengandung unsur-unsur dengan panjang gelombang tertentu
tergantung dari jenis logamnya (Darmono, 1995).
Spektroskopi Serapan Atom (AAS) didasarkan pada penyerapan energi
cahaya oleh atom netral dan cahaya yang diserap dalam bentuk sinar ultraviolet.
Atom menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu, tergantung pada
jenis logamnya. Ketika atom menyerap energi, atom akan memperoleh energi
sehingga atom dalam keadaan dasar dapat diberi energi hingga tingkat tereksitasi
(Rohman, 2007). Cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan
melalui nyala yang mengandung jenis atom, kemudian sebagian cahaya akan
diserap dan besarnya penyerapan akan sebanding dengan jumlah atom keadaan
dasar yang berada dalam nyala (Walsh, 1995).
Secara umum peralatan AAS terdiri dari spektrofotometer, sumber
cahaya dan nebulizer. Perangkat AAS terdiri dari enam komponen utama yang
ditunjukkan pada Gambar 2.4 yang antara lain sebagai berikut:
(Mulja, 1992).
b. Tempat Sampel
Sampel yang dianalisis dengan instrumen AAS terlebih dahulu diuraikan
menjadi atom netral yang tetap dalam keadaan dasar. Metode yang digunakan
untuk mengubah sampel Cara menjadi uap atom terdiri dari dua cara, yaitu
dengan nyala dan tanpa nyala. Nyala digunakan untuk mengubah sampel padat
atau cair menjadi bentuk uap atom.
Mookromator memiliki fungsi memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas dari radiasi energi yang mencapai detektor.
d. Detektor
Detektor dapat dsetel ke nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak merespon
nilai emisi yang berasal dari eksitasi termal (Khopkar, 2007).
e. Sistem Pencatat (Read-out)
Sistem pencatat merupakan sistem yang mencatat berbagai hasil
(Khopkar, 2007). Sistem pembaca yang digunakan untuk mengubah sinyal yang
diterima menjadi sinyal digital, sehingga mengurangi kesalahan dalam
pembacaan skala secara paralaks, kesalahan interplasi antar garis skala, dan
tampilan data (perhitungan) dalam satuan absorbansi). Sistem pembaca ini
dilengkapi dengan satuan mikroprosesor (komputer) yang secara langsung
membaca konsentrasi analit dalam sampel yang akan di analisis (Haswell, 1991).