PENDAHULUAN
1
2
Penigkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan logam berat
semula dibutuhkan untuk proses metaboloisme berubah menjadi racun bagi
organisme laut. Hal ini berkaitan dengan sifat logam berat yaitu dalam lingkungan
perairan dan keberadaanya secara alami sulit terurai. (Ika dan Irwan,2012).
Permasalahan yang terjadi di perairan Belawan biasanya diakibatkan oleh
bahan pencemar berupa logam berat, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan
gangguan fisiologis dan histologi pada biota perairan. Ika et al., (2012) menyatakan
bahwa pencemaran logam berat akan terakumulasi ke dalam tubuh biota perairan
sehingga menyebabkan kerusakan organ pada biota tersebut. Selain itu aktivitas
pelabuhan juga merupakan salah satu sumber pencemar logam berat pada perairan
Amin et al., (2011).
Salah satu cara mengamati permasalahan seperti diatas yaitu dengan analisis
histologi. Analisis histologi biasa digunakan untuk mengetahui gambaran organ biota
yang sehat maupun yang terserang penyakit. Gambaran kesehatan udang dapat dilihat
pada perubahan struktur organ tubuh yang menjadi target utama yaitu daging.
Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran histologi daging udang windu yang terindikasi terpapar logam berat (Pb) di
perairan Kecamatan Medan Belawan.
3
Secara morfologis tubuh udang windu terdiri dari dua bagian, bagian
kepala dan bagian dada (cephalothorax) serta bagian perut (abdomen). Dibagian
kepala sampai dada terdapat anggota-anggota tubuh lainnya yang berpasang-
pasangan. Berturut-turut dari muka ke belakang adalah sungut kecil (antennula),
sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antenna), rahang (mandibula), alat-alat
pembantu rahang (maxilla), dan kaki jalan (pereiopoda). Dibagian perut terdapat
lima pasang kaki renang (pleopoda). Ujung ruas ke-6 arah belakang membentuk
ujung ekor (telson). Dibawah pangkal ujung ekor terdapat lubang dubur (anus).
Udang jantan biasanya lebih besar, tubuh langsing, ruang bawah perut sempit,
sedangkan udang betina gemuk karena ruang perutnya membesar. Armanda
(2009).
Morpologi udang windu (paneus monodon) dapat dilihat pada gambar berikut:
4
5
Secara umum suhu optimal bagi udang windu adalah 25-32oC. Suhu dia atas
30oC masih dianggap baik bagi budidaya udang windu. Suhu yang terbaik bagi
8
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu adalah berkisar antara 28-
32oC. Djunaedi et al., (2016). Menurut Widanarni et al., (2010),Kandungan
oksigen (DO) terlarut yang optimum bagi udang windu berkisar antara 4,5-7 ppm.
Sedangkan Ph yang baik utuk kehidupan dan pertumbuhan udang windu antara 7-
8,5 Djunaedi, (2008). Salinitas yang baik untuk budidaya tambak udang adalah
12-20 ppt, sedangkan udang akan mengalami kematian pada salinitas lebih besar
dari 30 ppt. Metabolisme pigmen udang tidak sempurna dan mudah terserang
penyakit apabila salinitas air tambak kurang dari 12 ppt Hamid, (2002). Menurut
Poernomo (1992), kadar nitrit yang baik untuk budidaya tambak adalah 0,25 mg/l.
2.7. Histologi
Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu histos yang berarti jaringan dan
logos yang berarti ilmu. histologi yaitu ilmu yang mempelajari anatomi secara
mikrokopis struktur jaringan atau organ dan merupakan langkah awal diagnosa
suatu penyakit pada ikan. Beda halnya dengan Histopatologi adalah ilmu yang
mempelajari pengamatan sel, jaringan atau organ makhluk hidup (hewan) di
bawah mikroskop untuk mendiagnosa suatu penyakit (Bavelender, 1998).
Menurut Khaisar (2006), histologi merupakan cabang ilmu biologi anatomi
yang mempelajari tentang susunan struktur sel-sel yang fungsi fisiologi yang sama
tersusun menjadi satu jaringan yang kompleks. Jaringan adalah kumpulan sel
yang tersimpan dalam suatu matriks yang mempunyai suatu kesatuan organisasi
yang mampu mempertahankan keutuhan dan penyesuaian terhadap lingkungan di
luar batas dirinya.
9
10
11
Stasiun III, bertempat dibagian tengah yang dekat dengan hutan mangrove.
Stasiun IV, bertempat dibagian hilir yang jauh dari pemukiman masyarakat.
Jumlah titik stasiun pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar berikut.
STASIUN 4
STASIUN 2
STASIUN 1
STASIUN 3