Disusun Oleh:
Muhammad Reeza Pahlevi / 22032010061
Dosen Pengampu:
Ir. Sumiati Royan, M.T.
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang
Maha Kuasa. Karena dengan penyertaan-Nyalah sehingga tugas besar ini dapat
terselesaikan. Dalam tugas besar ini penulis memasukkan beberapa hal utama
tentang “Kurang Lakunya Suatu Produk di Pasaran”.
Tugas besar ini pun dapat membantu para pembaca agar semakin menambah
wawasan pengetahuan dan mengerti akan hal-hal yang akan di bahas dan dapat
mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk masalah yang dibahas didalamnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah
Pemodelan Sistem kami, karena berkat bimbingan dan pengarahan dan beliu
sehingga tugas besar ini dapat terselesaikan. Penulis berharap bahwa tugas besar ini
dapat berguna bagi para pembaca dan sesuai dengan kata orang bijak tidak ada yang
sempurna dalam hidup. Oleh karena itu kritik dan saran dan segala pihak kami
terima dengan senang hati.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar pemodelan system ini adalah :
1. Mengetahui model matematika dari kurang lakunya produk keripik pisang
UKM Fahmi Mandiri dengan pendekatan pemodelan sistem.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kurang lakunya produk
keripik pisang UKM Fahmi Mandiri.
3. Menentukan pengklasifikasian model dari kurang lakunya produk keripik
pisang UKM Fahmi Mandiri.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pelanggan
Pelanggan adalah orang atau sekelompok orang yang menggunakan produk
dari sebuah perusahaan yang akan digunakan untuk konsumsi pribadi, dijual
kembali, atau diproses lebih lanjut. Perusahaan yang memusatkan perhatiannya
pada pelanggan selalu berusaha untuk memuaskan pelanggannya. Memuaskan
pelanggan adalah kunci keberhasilan bisnis saat ini. Pasar pelanggan meliputi:
1. Pasar konsumen, adalah individu atau rumah tangga yang membeli produk
untuk konsumsi pribadi.
2. Pasar bisnis, adalah individu atau perusahaan lain yang membeli produk
untuk diproses lebih lanjut atau digunakan dalam proses produksinya.
3. Pasar pedagang besar, adalah individu atau perusahaan lain yang membeli
produk untuk dijual kembali dengan mengambil keuntungan.
4. Pasar pemerintah, adalah instansi pemerintahan yang membeli produk untuk
menyediakan fasilitas umum atau mengalihkan produk tersebut kepada pihak
lain yang membutuhkan.
5. Pasar luar negeri, adalah pembeli luar negeri termasuk konsumen, produsen,
penjual dan pemerintah yang membeli produk dari sebuah perusahaan yang
akan digunakan untuk konsumsi pribadi, dijual kembali atau diproses lebih
lanjut.
Pelanggan saat ini sangat cerdas dalam memilih produk, hal ini diperhatikan
dari kebiasaan setiap pelanggan yang selalu memiliki persepsi berbeda-beda
terhadap apa yang ingin dibeli. Persepsi tersebut dapat membentuk minat beli
seseorang.
2.3 Produk
2.3.1 Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk dapat diidentifikasi berdasarkan
kualitas produk, sifat-sifat produk dan rancangan produk. Mutu atau kualitas
berkaitan dengan kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Sifat-sifat
produk merupakan alat bersaing yang membedakan produk perusahaan dengan
produk pesaing seperti halnya merek. Sedangkan rancangan produk berkaitan
dengan proses mendesain gaya dan fungsi produk.
2.3.2 Tingkatan Produk
Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu memahami tingkatan
produk. Tiap tingkatan memiliki nilai tambah bagi pelanggannya.
1. Produk inti
Jasa untuk memecahkan masalah atau manfaat inti yang dicari konsumen,
ketika membeli suatu produk. Hal ini didasarkan pada pertanyaan: “apa yang
sebenarnya dibeli oleh pembeli?”
2. Produk aktual
Bagian dari produk, yang meliputi tingkat mutu, sifat, rancangan, nama
merek, dan pengemasan serta sifat lain yang dibangunkan untuk memberikan
manfaat produk inti.
3. Produk tambahan
Tambahan servis/pelayanan dan manfaat bagi konsumen yang diberikan
disekitar produk inti dan produk aktual.konsumsi pribadi.
2.3.3 Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a. Produk Konsumen
Produk konsumnen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
konsumsi pribadi. Produk konsumen biasanya diklasifikasikan menurut
kebiasaan belanja pelanggan.
b. Produk Industri
Produk industri adalah produk yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk
diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam melakukan bisnis. Produk
industri meliputi bahan dan suku cadang, barang modal, serta perlengkapan
dan jasa.
2.3.4 Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Produk merupakan salah
satu dalam marketing mix atau bauran pemasaran. Marketing mix adalah perangkat
alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh firm untuk
menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Dapat dikatakan marketing
mix adalah semuafaktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran
dalam rangkamempengaruhi permintaan konsumen. Ada beberapa macam atribut
atau perlakuan terhadap produk agar permintaan produk meningkat yaitu packing
(pengemasan), branding (nama/simbol), labelling (lembarinformasi), garansi dan
service. Tujuan dari packing adalah melindungi barang agar tidak rusak dan tetap
utuh. Dalam pengemasan dikenal konsep packaging yakni bagaimana kemasan
agar menarik, lucu, sehingga konsumen berminat untuk membeli. Tujuan dari
branding adalah untuk memperkenalkan produknya guna membedakan dengan
produk lain.
2.4 Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Harga (price) adalah nilai tukar suatu barang atau jasa. Harga menjadi faktor
pertimbangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia terutama mereka
yang tergolong ke dalam golongan ekonomi lemah. Selain itu, harga merupakan
salah satu aspek bauran pemasaranyang sangat penting bagi perusahaan dalam
menentukan kebijakan strategi pemasaran. Penetapan harga mempengaruhi
kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi
konsumen.
Dalam dunia pemasaran, dikenal istilah politik penetapan harga yang
dilakukan untuk merangsang dan menarik pembeli agar membeli produk yang
ditawarkan perusahaan. Politik penetapan harga tersebut meliputi penetapan harga
psikologis (odd pricing), price linning, dan potongan harga.
1. Sasaran penetapan harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sangat fleksibel, harga dapat
diubah dengan cepat, tidak seperti tampilan produk dan perjanjian distribusi.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Empat kategori
dasar sasaran penetapan harga adalah profitabilitas, volume, tingkat kompetisi
dan prestise. Sasaran profitabilitas mengacu pada perusahaan mencoba
memaksimalkan keuntungaannya dengan menaikkan harga sampai volume
penjualan menurun. Sasaran volume mengacu pada tingkat minimum profitabilitas
yang dapat diterima dan kemudian menetapkan harga yang akan menghasilkan
volume penujualan tertinggitanpa menyebabkan laba turun dibawah level. Sasaran
tingkat kompetisi yaitu sasaran penetapan harga yang hanya untuk menyamai
pesaing. Sedangkan sasaran prestise mengacu pada pengembangan dan penjagaan
sebuah citra dari kualitas dan ekslusivitas. Para pemasar menetapkan sasaran
prestise karena mereka mengakui peran harga dalam mengkomunikasikancitra
suatu perusahaan dan produk-produknya.
2.6 Merek
Merek atau brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-
produk sebuah perusahaan dan membedakannya dari barang-barang yang
ditawarkan oleh pesaing. Bagian dari merek diantaranya nama merek (brand name),
yaitu bagian dari merek yang terdiri dari kata atau huruf yang membentuk nama,
yang mengidentifikasikan dan membedakan yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dengan yang ditawarkan oleh pesaingnya. Sebuah nama merek
merupakan bagian merek yang dapat disuarakan. Sebuah tanda merek (mark
brand) sebuah simbol atau rancangan bergambar yang tidak dapat disuarakan.
Merek merupakan unsur penting dari citra produk. Jika konsumen peka
terhadap sebuah merek tertentu, dimanapun kemunculan merek tersebut akan
menjadi iklan bagi perusahaan. Merek dagang (trademark) adalah sebuah merek
yang dilindungi oleh undang-undang dari penggunaanya oleh perusahaan lain, tidak
hanya nama mereknya tetapi juga rancangan gambar, slogan, unsur-unsur kemasan,
dan gambar produk seperti warna dan bentuknya. Merek individual atau merek
keluarga (family brand) adalah sebuah nama merek tunggal yang
mengidentifikasikan beberapa produk terkait.
Sebuah merek yang efektif harus mudah diucapkan, mudah dikenali, mudah
diingat, memberikan arti tambahan yang benar terhadap pembeli, dan tidak boleh
dikacaukan kata-katanya dengan produk lain. Seorang konsumen yang puas dengan
apa yang dibeli biasanya akan membeli lagi merek tersebut. Preferensi merek
(brand preference) terjadi ketika seorang konsumen lebih memilih merek satu
perusahaan, dari pada merek pesaingnya.
Minat Beli
(Y)
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari tugas besar ini adalah sebagai berikut:
1. Model matematika dari kurang lakunya produk keripik pisang di UKM Fahmi
Mandiri Lampung Selatan yaitu:
𝑌 = 10,581 + 0,601 X1 + 0,317 X3.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi, yaitu : Harga (X1), Kualitas Produk (X2),
Merek (X3), dan Minat Beli Pelanggan (Y). Model ini digunakan untuk
menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi kurang lakunya produk
keripik pisang di UKM Fahmi Mandiri Lampung Selatan. Nilai koefisien
regresi yang paling tinggi pada model matematika adalah koefisien regresi
variabel harga (X1) yaitu sebesar 0,601. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
yang paling berpengaruh dari kurang lakunya produk keripik pisang UKM
Fahmi Mandiri Lampung Selatan adalah Harga (X1).
3. Pada pemodelan studi kasus tugas besar ini terdiri dari banyak faktor penentu.
Pemodelan pada studi kasus tugas besar ini mempunyai lebih dari dua
variabel atau dimensi, yaitu : Harga (X1), Kualitas Produk (X2), Merek (X3),
dan Minat Beli Pelanggan (Y). Sehingga pemodelan ini dapat diklasifikasikan
sebagai Model Multidimensi.
DAFTAR PUSTAKA