Anda di halaman 1dari 2

saran dari seorang guru

namaku tsania Agustin bisa dipanggil Tania.


aku adalah seorang siswa kelas 9 di suatu sekolah menengah atas yang cukup terkenal
di daerahku besok adalah waktu di mana aku akan mempersiapkan hasil tugas
penelitianku. hal itu membuat teringat tentang masa dimana aku mengalami suatu
kegagalan.

kala itu ketika aku duduk di kelas 7 di sebuah sekolah menengah pertama. pada hari
itu aku akan melakukan presentasi dari hasil percobaan saat pelajaran sembari
menunggu giliranku untuk maju di depan, aku duduk di bangku dan membaca
ringkasanku yang sudah aku siapkan pada malam hari ketika memberikan PPT yang
sudah aku buat. melakukan itu untuk menenangkan diriku karena sebenarnya aku
ketakutan. sendari awal badanku tak berhenti bergetar dan jantungku berdetak sangat
kencang. aku juga takut kepada guruku karena dia adalah guru yang sangat teliti dan
disiplin guruku itu bernama Bu tumini.

seketika beberapa menit kemudian namaku dipanggil oleh bu tumini. aku langsung
maju ke depan kelas sambi membawa buku ku dan menata alat yang perlu kusiapkan
setelah semua siap aku langsung memulai presentasiku saat awal presentasi aku baik-
baik saja aku dapat menjalani dengan baik saat di tengah-tengah presentasi tiba-tiba
pikiranku kosong dan aku hanya bisa berbicara. aku pun tetap melanjutkan karena
lirikan mata tuminim buatku takut.

tibalah di sesi tanya jawab Bu tumini menanyakan pertanyaan kepadaku,"Tania,


apakah kesimpulan dari kegiatan tersebut"aku pun menjawab dengan terbata-
bata"sa..sa..sa ya yang tidak tau Bu". sekelas pun langsung tertawa dan aku merasa
sangat malu. setelah pertanyaan itu, presentasi ku pun selesai dan aku kembali ke
tempat dudukku dan menangis

aku menangis dari selesai presentasi sampai akhir pelajaran. saat pelajaran sudah
berganti menjadi istirahat, Nisa dan Rini menenangkanku. mereka juga memberikan
diriku semangat"nggak apa-apa Tan yang sudah berlalu biarlah berlalu sekarang
semangat"kata Nisa mendengar ucapan Nisa bukanny aku semakin semangat tapi
malah semakin menangis. aku juga mendengar banyak orang yang membicarakanku
dan meledekku. aku sangat sedih dan takut mendapatkan nilai yang jelek
beberapa saat kemudian Bu tumini menghampiriku dan mengelus kepalaku dia juga
berkata"nggak papa mbak nama belajar pasti ada kekurangan dan ada kesalahan.
tugas kamu sekarang adalah untuk memperbaiki agar nanti saat presentasi lagi kamu
bisa presentasi dengan baik"aku pun menjawab"tapi Bu tadi saya benar-benar lupa
semua dan tadi banyak yang tertawakan saya"Bu tumini tersenyum terhadapku dan
menjawab"sekarang tugas kamu adalah menjadikan semua itu sebagai pelajaran dan
tidak mendengarkan ejekan dari teman-temanmu jangan pernah berpikir kegagalan itu
akhir dari segalanya karena kegagalan itu diberikan agar kamu lebih baik di masa
depan"kata Bu Tumini . aku pun berterima kasih akan saran yang ia berikan dan saran
tersebut sangat bermanfaat untuk kehidupanku ketika itu hatiku tenang dan berhenti
menangis.

semenjak hari itu , aku selalu mengingat kata-kata Bu tumini untuk selalu menjadikan
pengalaman sebagai pelajaran. hal tersebut juga membuatku berpikir bahwa suatu
kegagalan itu diberikan kepadamu agar kamu menjadi seorang yang lebih baik di
masa depan. kegagalan juga diberikan agar kamu mengerti bahwa hidup itu bukan
hanya tentang kebahagiaan tapi juga tentang jatuh bangun seorang manusia untuk
menggapai sesuatu. kata-kata itu selalu aku kenang dan aku gunakan dalam prinsip
kehidupanku sehari-hari kini aku berhasil menyeka keraguan dan kekhawatiran ketika
mengingat nasehat Bu tumini.

Anda mungkin juga menyukai