Anda di halaman 1dari 13

Pengantar Geofisika

SEISMOLOGI EKSPLORASI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Geofisika

Dosen Pengampu: Lasmita Sari, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 5

Remilda Agustina (19821001)

Rida Ramdani ( 19822003 )

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah membeikan
rahmat dan kelancaran kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SEISMOLOGI EKSPLORASI” tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca mampu mengetahui serta
memahami pengetahuan mengenai seismologi yang berkaitan erat dengan Bumi yang
merupakan tempat tinggal kita. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari kerja sama dan
dukungan orang-orang sekitar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan pembaca dapat menerima makalah ini dan mengharapkan pembaca bersedia
memberi kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini, dan
makalah-makalah yang akan datang agar dapat lebih bermanfaat untuk kita semua.

Garut, 15 November 2021


Tertanda,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB 1 .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................2
1.4 Manfaat ...............................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
2.1 Pendahuluan Seismologi Eksplorasi ...............................................................3
2.1.1 Pengertian Seismologi ...................................................................................3
2.1.2 Sejarah Dan Perkembangan Seismologi ......................................................4
2.1.3 Istilah Dalam Seismologi ...............................................................................4
2.2 Perangkap Hidrokarbon ..................................................................................5
2.3 Metode Seismik .................................................................................................6
2.3.1 Gelombang Seismik .......................................................................................6
2.3.2 Seismik Refraksi ............................................................................................7
2.3.3 Seismik Refleksi .............................................................................................7
BAB III ..............................................................................................................................8
PENUTUP .........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................8
3.2 Saran ...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, pemberitaan mengenai bencana alam di media massa menjadi makanan
sehari-hari, salah satunya adalah gempa bumi. Tanpa kita sadari, rata-rata telah terjadi 50
kali gempa per hari di seluruh penjuru dunia. Setiap beberapa hari, satu gempa
berkekuatan besar mampu menghancurkan struktur bangunan. Beberapa peristiwa gempa
bumi berkekuatan besar terjadi di Indonesia, yaitu di Aceh pada 25 Desember 2005 yang
menyebabkan tsunami, dan gempa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 yang menewaskan
6.234 jiwa.
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang mematikan dan merusak kehidupan
manusia. Namun, seringkali manusia abai untuk mempersiapakan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menghadapi gempa bumi. Karena beberapa dari kita cenderung
menganggap bahwa gempa bumi tidak terlalu merepotkan dan merugikan seperti bencana
banjir dan longsor yang mampu menyapu rumah-rumah warga. Padahal, gempa bumi
mampu meluluhlantahkan rumah serta gedung-gedung tinggi.
Fenomena gempa bumi selalu menyisakan berbagai pertanyaan yang belum terjawab
meski teknologi manusia telah maju. Setiap kejadian gempa bumi akan terpancarkan
gelombang seismik yang merambat melalui material bumi. Perambatan gelombang
seismik di bagian permukaan bumi akan menghasilkan gerakan pada tanah atau batuan.
Walaupun pergerakan atau pergeserannya kecil, namun dapat terdeteksi oleh instrument
seismograf yang tersebar di Bumi.
Pengetahuan tentang perambatan gelombang gempa bumi membuka gerbang
eksplorasi perambatan gelombang dan berbagai fenomenanya berkaitan dengan cara
untuk memahami struktur bagian dalam bumi. Berbagai pengetahuan tersebut dapat
digunakan untuk kepentingan manusia guna memperoleh informasi mengenai keberadaan
dan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup
manusia, khususnya dalam eksplorasi sumber daya alam yang sangat penting dalam
keberlangsungan hidup manusia. Beberapa fenomena gempa bumi dapat dipelajari
dengan menerapkan sains seismologi yang mempelajari gelombang yang merambat di
dalam lapisan-lapisan bumi dan sifat-sifat fisika dari gempa itu sendiri. Dengan ini, kami
menulis makalah ini dengan pembahasan “Seismologi Eksplorasi”

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah ditulis, rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari seismologi eksplorasi ?
2. Bagaimana perkembangan seismologi eksplorasi pada saat ini ?
3. Istilah-istilah apa saja yang ada pada seismologi eksplorsi ?
4. Apa pengertian Hidrokarbon ?
5. Pengertian dan perbedaan seismik refraksi dan seismik refleksi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari seismologi eksplorasi.
2. Mengetahui dan memahami perkembangan seismologi eksplorasi.
3. Mengetahui istilah-istilah pada seismologi eksplorasi.
4. Memahami pengertian hidrokarbon.
5. Mengetahui dan memahami perbedaan seismik refraksi dan seismik refleksi.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pembaca melaui makalah ini, di antaranya:
1. Meningkatkan pemahaman mengenai seismologi;
2. Membantu dan meningkatkan kesadaran untuk mempelajari seismologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan Seismologi Eksplorasi


Pada bab ini disinggung secara singkat mengenai pengertian seismologi eksplorasi,
pengertian hidrokarbon dan hubunganya dengan seismologi gempa bumi, bidang-bidang
keilmuan yang terkait dengan istilah-istilah dalam seismologi dan perkembanganya.
Seismologi Eksplorasi merupakan sebuah pengetahuan terapan bahkan mendekati teknik
sebagai upaya manusia memanfaatkan perilaku gelombang gempa bumi untuk pencarian
barang-barang berharga yang ada di bawah permukaan bumi seperti deposit minyak dan
gas bumi. Hal ini menyebabkan gempa bumi tidak dimanfaatkan oleh manusia untuk
keperluan eksplorasi. Maka direkayasa suatu gempa bumi buatan yang dapat diatur
kekuatanya serta tempat dan waktu terjadinya.

2.1.1 Pengertian Seismologi


Secara umum seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi. Dari
gelombang bumi yang terekam para ahli dapat menyimpulkan penyebab terjadinya,
tempat asalnya, kekuatanya, jenisnya, serta sifat-sifat atau perilakunya. Bahkan dari
gelombang gempa tersebut dapat dipelajari struktur bagian dalam dari bola bumi kita.
(Oldham, 1906 ; Lehman, 1936 ).
Sehingga pada dasarnya seismologi eksplorasi adalah ilmu yang mempelajari
gelombang gempa bumi buatan untuk mempelajari struktur maupun bawah
permukaan bumi yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi
sumber daya alam seperti minyak, gas bumi, batu bara maupun untuk mendukung
teknik sipil. Penerapan seismologi eksplorasi dalam industri minyak dan gas bumi
saat ini tidak hanya terbatas pada pencarian lokasi-lokasi yang prospektif tetapi juga
telah dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan lapangan.
Ada beberapa jenis seismologi, di antaramya :
- Seismologi Teori mencakup pelajaran utuk menganalisis gelombang pada media
kompleks dan kajian interior bumi;
- Seismologi gempa mencakup studi mekanisme fokus dan studi isoseimisitas;
- Seismologi geoteknik mencakup penentuan kekuatan tanah/batuan, dan penentuan
zone lemah pada rencanaan infra struktur;
- Seismologi eksplorasi mencakup pemetaan rinci struktur sub surface untuk
eksplorasi hidrokarbon, batubara dan mineral bijih.

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Seismologi


Setelah bencana besar melanda Indonesia pada tahun 2004 di Aceh, ilmu
seismologi semakin banyak diketahui oleh masyarakat hingga yang awam sekalipun.
Kini seismologi semakin banyak “dilirik” untuk dipelajari hingga dapat digunakan
untuk eksplorasi hidrokarbon melalui metode seismik pada geofisika.
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti
getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan.
Pada hakikatnya seismologi lahir sejak manusia tertarik untuk mengkaji
fenomena alam yang berupa gempa bumi. Dari rasa ketertarikan ini mereka berusaha
untuk mengungkap tentang mengapa, bagaiman, maupun untuk apa gempa bumi itu
terjadi. Seiring dengan perkembangan peradaban ilmu, muncul kajian-kajian khusus
tentang gempa bumi, seperti mekanisme terjadinya gempa bumi, dampak yang di
timbulkan gempa bumi, perancangan alat perekam gempa bumi, diskripsi teoristik
melaluai pemodelan, maupun pemanfaatan informasi yang di indikasikan oleh gempa
bumi.
Seismologi telah berkembang tidak hanya mempelajari tentang gempa bumi
semata, tetapi mengkaji tentang gelombang-gelombang yang di bangkitkan oleh
gempa bumi atau gempa buatan dan juga kajian tentang perameter-parameter yang
dapat disimpulkan dari pelajaran gelombang-gelombang tersebut. Secara kualitatif
seismologi telah muncul sejak manusia mengalami dan merasakan fenomena gempa
bumi:
- Pemikiran awal manusia kuno : gempa bumi berhubungan dengan takhayul yang
tidak dapat diptertanggung jawabkan secara ilmiah.
- Aristoteles (520 SM) gempa bumi adalah fenomena alam yang berhubungan
dengan kegiatan gunung api.
- Pada tahun 1990-an gempa bumi dikaitkan dengan proses patahan
- Pada tahun 1968 pemahaman distribusi seismisitas berkaitan dengan teori tektonik
lempeng.
Secara Kuantitatif seismologi termasuk sains yang relatif baru. Pada awal abab 18
para ahli fisika dan matematika banyak yang membahas mengenai teori gelombang
secara umum, sebagian lagi mengkhususkan pada gelombang yang menjalar dalam
bumi.

2.1.3 Istilah dalam Seismologi


Ada beberapa istilah yang seting di gunakan dalam pembahasan seismologi,
diantaranya:
- Hiposenter adalah puast gempa di dalam bumi yang biasa juga disebut titik fokus
gempa .
- Episenter adalah proyeksi hiposentar kebidang permukaan bumi.
- Origin time atau waktu asal adalah waktu saat terjadadinya hiposenter.
- Travel time atau waktu tempuh adaah waktu yang dibutuhkan oleh gelombanng
gempa untuk menjalar dari hiposenter ke waktu pencatat trevel time di tentukan
dari waktu tiba (arival time) gelombang seismograf di kurangi dengan original
time.
- Seismometer, seismograf dan seismogram.

2.2 Perangkap Hidrokarbon


Perangkap hidrokarbon adalah suatu lapisan kedap air (impermeable) yang membatasi
gerakan migas, di mana migas yang masuk ke lapisan tersebut tidak dapat keluar sehingga
terperangkap atau terjebak di dalamnya. Perangkap hidrokarbon dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu perangkap struktur, perangkap stratigrafi, dan perangkap kombinasi yang
merupakan kombinasi dari perangkap struktur dengan perangkap stratigrafi. Perangkap
struktur terdiri atas perangkap lipatan, perangkap patahan, dan perangkap kubah garam.
Namun, penelitian ini difokuskan pada patahan yang dapat berfungsi sebagai perangkap
hidrokarbon (Sukmono, 1999).
Patahan merupakan hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang
menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi patah. Daerah retakan seringkali
mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam biasa disebut patahan naik atau
patahan turun. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser
dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap
berada di tempatnya yang disebut patahan geser (Fossen, 2010).
Patahan dapat dideteksi dengan memanfaatkan aplikasi dari ilmu geofisika yaitu
metode seismik. Metode seismik yang digunakan adalah metode seismik refleksi yang
berfungsi untuk pencitraan bawah permukaan bumi yang dalam. Metode seismik refleksi
dilakukan dengan memberikan energi sumber (dynamite or air gun) digunakan untuk
memproduksi gelombang seismik (serupa dengan suara) yang merambat kedalam bumi
kemudian terefleksi ke permukaan bumi dan diterima oleh detektor berupa motion di
darat atau tekanan di laut (Gadallah & Fisher, 2009).

2.3 Metode Seismik


Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif yang dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan
gelombang. Pada prinsipnya, metode seismik ini membangkitkan gelombang di
permukaan bumi yang diakibatkan oleh material bumi yang bersifat elastik sehingga
gelombang seismik yang terjadi dapat merambat ke dalam bumi dengan berbagai arah.
Pada bagian batas antarlapisan, sebagian gelombang akan dipantulkan (refleksi) dan
sebagian lain akan dibiaskan (refraksi) untuk diteruskan ke permukaan bumi.
Di permukaan bumi, gelombang tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor
(geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan
(profil line). Data dari waktu tempuh gelombang dan jarak antara detektor dengan sumber
ledakan akan direkam dan dicatat oleh seismogram untuk memperoleh data struktur
lapisan geologi di bawah permukaan bumi. Berdasarkan penjalaran gelombangnya,
metode seismik dibagi dua yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi.

2.3.1 Gelombang Seismik


Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat di dalam bumi.
Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Perambatan
gelombang seismik ini ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut body
wave dan ada yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave.
Berdasarkan arah getarnya, body wave dibedakan menjadi dua yaitu gelombang P
yang merupakan gelombang longitudinal dan gelombang S yang merupakan
gelombang transversal. Sedangkan surface wave terdiri dari Raleigh wave (ground
roll) dan Love wave. Jika gelombang P (kompersi) menjalar ke dalam bumi kemudian
melalui batas perlapisan batuan maka akan terjadi empat gelombang yang berbeda
yaitu gelombang P refleksi (P1), gelombang P refraksi (P1), gelombang S refleksi
(S1) dan gelombang S refraksi (S2) Sehingga menurut hukum Snellius diperoleh
persamaan:
Vp V p1 V p2 V s1 V s2
= = = =
sin i sin θ p sin r p sin θ s sin r p

Gambar 1. Hukum Snellius

2.3.2 Seismik Refraksi


Salah satu metode dalam geofisika yang digunakan untuk mengetahui elastisitas
batuan adalah metode seismik refraksi (bias). Metode seismik refraksi mengukur
gelombang datang yang dipantulkan di sepanjang formasi geologi di bawah
permukaan tanah. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang
merambat ke dalam lapisan bumi dan dibiaskan oleh bidang batas antara dua lapisan
batuan.
Gelombang seismik yang direfraksikan tersebut mengikuti batas-batas lapisan
batuan di bawah permukaan. Pada dasarnya, dalam pengaplikasian metode ini
diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismik pada suatu sistem. Kemudian
gejala fisisnya dapat diamati dengan geophone yang menangkap gelombang tersebut.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman
lapisan berdasarkan perhitungan waktu tempuh gelombang antara sumber getaran
(shot) dengan penerima (geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik
untuk merambat pada lapisan tanah atau batuan dipengaruhi oleh besarnya kecepatan
yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut. Seismik refraksi dianggap lebih
efektif untuk menentukan struktur geologi yang dangkal.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan gelombang untuk
merambat pada batuan dari posisi seismik menuju ke penerima pada jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak)
diabaikan, karena gelombang seismik refraksi merambat lebih cepat dibandingkan
dengan gelombang lainnya, kecuali pada jarak (offset) yang cenderung lebih dekat.
Sehingga waktu yang dibutuhkan adalah waktu petama ketika gelombang diterima
oleh setiap geophone.
Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang
S, sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode
ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat
rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut
dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang disebut
parameter elastisitas.
Gelombang seismik refraksi yang terekam oleh penerima pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antarlapisan batuan.
Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang gelombang merupkan sudut kritis atau
ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (θ = 90o sehingga sin θ = 1).
Pernyataan ini seesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di bawah
interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik yang merambat dengan
kecepatan V1 menuju bidang batas (A). Kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut
datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2. Prinsip Hyugen menyatakan
bahwa setiap titik pada muka gelombang akan menjadi sumber baru gelombang yang
juga menyebar menjauhi titik sumber baru tersebut seperti pemukaan bidang bola.
Dengan menerapkan prinsip Huygens pada interface gelombang ini kembali ke
permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan.
Gambar 1. Pembiasan dengan sudut kritis

Tahap akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat interpretasi hasil dari
survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu dan jarak dari
kurva travel time dapat diterjemahkan menjadi suatu penampang seismik, dan
akhirnya menjadi penampang geologi.

2.3.3 Seismik Refleksi


Metode seismik refleksi memanfaatkan gelombang-gelombang pantulan yang
dipantulkan oleh bidang batas antara dua lapisan batuan. Secara umum, metode
seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting; pertama adalah akuisisi data seismik
yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang disurvei, kedua
adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan penampang seismik yang
mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan, dan yang ketiga
adalah interpretasi data seismik untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah
permukaan dan bahkan juga untuk memperkirakan material batuan di bawah
permukaan
Metode seismik refleksi merupakan metode yang sering digunakan dalam
eksplorasi migas karena mempunyai resolusi tinggi. Seismik refleksi merupakan
metode yang memanfaatkan penjalaran gelombang kedalam bumi yang di timbulkan
dari sumber yang di sebut (source) dan di terima oleh geophone yang menggunakan
beberapa Hukum penjalaran gelombang seperti hukum Snellius, Hyugen dan asas
fermat. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kecepatan seimik yaitu
lithologi, densitas, porositas, tekanan dan kedalaman.
Seismik refleksi efektif untuk digunakan meneliti struktur geologi yang dalam.
Metode ini memanfaatkan waktu tempuh perambatan gelombang yang dipantulkan
kembali oleh bidang batas batuan. Rekaman waktu tempuh gelombang pantul untuk
suatu lintasan, setelah melalui pengolahan data akan memberikan gambaran bawah
permukaan berdasarkan perbedaan kecepatan gelombang yang dipengaruhi oleh
densitas batuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seisimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi dan struktur dalam
bumi dengan menggunakan gelombang seismik yang dapat ditimbulkan dari gempa
bumi atau sumber lain. Seismologi itu sendiri merupakan sebuah pengetahuan terapan
bahkan mendekati teknik sebagai upaya manusia memanfaatkan perilaku gelombang
gempa bumi untuk pencarian barang-barang berharga yang ada di bawah permukaan
bumi. Seiring dengan peradaban ilmu, muncul kajian-kajian khusus tentang gempa
bumi, seperti mekanisme terjadinya gempa bumi, dampak yang ditimbulkan gempa
bumi, perancangan alat perekam gempa bumi dan pemanfaatan informasi yang di
indikasikan oleh gempa bumi.

3.2 Saran
Terkhusus untuk mempelajari seismologi dalam bidang eksplorasi diantaranya
menggunakan metode seismik baik itu metode seismik refreksi ataupun refleksi
sebaiknya disertai dengan praktek lapangan supaya lebih memahami konsep dan
prosedur dalam mengkaji seismik saat eksplorasi
DAFTAR PUSTAKA
Https://blogspot.co.id/2015/05/makalah-seismologi-gempa-bumi-dan-dampak-
yang.html /(Kamis 05 Maret 2015 - Jam 09:20)
Https://dokumen.tips/documents/artikel-makalah-seismologi.html/(Senin 20 Januari
2018 – Jam 13:30)
Https://Wawundoro.blogspot.co.id/(Sabtu 09 Juni 2010 – Jam 08:10)
Santoso,djoko-pengantar-teknik-geofisika,Bandung penerbit ITB.co.id/(Jumat 03
September 2016 – Jam 07:30)

Anda mungkin juga menyukai