Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KOMPETENSI LITERASI DAN NUMERASI PADA IPAS

A. MATERI

1. MEMAHAMI ASESMEN NASIONAL (AN)

Asesmen Nasional ini sebenarnya adalah sebuah program penilaian


terhadap mutu yang dimiliki oleh sekolah, madrasah, dan program
kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan
tersebut nantinya akan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang
mendasar, yakni berupa literasi, numerasi, dan karakter. Tidak hanya itu
saja, kualitas dari proses pembelajaran dan iklim satuan pendidikan juga
disinyalir mampu mendukung proses belajar-mengajar. Nah, di dalam
Asesmen Nasional ini nantinya akan menghasilkan informasi-informasi
akan penilaian mutu satuan pendidikan, yang mana diperoleh dari adanya
3 instrumen utama, yakni:

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang mengukur


kompetensi didasarkan pada literasi membaca dan numerasi dari
siswa.
2. Survei Karakter (SK), yang mengukur akan sikap, nilai,
keyakinan, dan kebiasaan dari siswa sehingga akan
mencerminkan karakter mereka.
3. Survei Lingkungan Belajar, yang mengukur kualitas dari
berbagai aspek input dan proses pembelajaran di kelas maupun di
tingkat sekolah.

Sayangnya, meskipun Asesmen Nasional ini dinilai sebagai pengganti Ujian


Nasional (UN) yang lebih baik, tetapi ternyata banyak siswa, orang tua,
guru, hingga kepala sekolah yang merasa gelisah akan penghapusan Ujian
Nasional (UN). Maka dari itu, perlu dilakukannya sosialisasi akan
pengadaan Asesmen Nasional secara menyeluruh supaya informasi yang
tersampaikan benar-benar tepat guna.

2. PENGERTIAN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)

Pada dasarnya, AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini adalah salah
satu bentuk dari Asesmen Nasional yang terdiri atas survei karakter, survei
lingkungan belajar, hingga asesmen kompetensi minimum itu sendiri.
Asesmen atau penilaian atau langkah yang digunakan oleh guru untuk
mengukur hasil belajar dari para siswanya. Hasil belajar tersebut meliputi
bagaimana proses belajarnya, kemajuan dalam berpikir, dan upaya
perbaikan hasil belajar sebelumnya (remedial).

Meskipun AKM ini disebut-sebut sebagai pengganti dari Ujian Nasional


(UN), tetapi perannya tetap sama yakni untuk mengevaluasi prestasi dan
hasil belajar siswa secara individual. Tidak hanya itu saja, AKM atau
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini akan menyajikan beragam
masalah dengan konteks yang berbeda-beda, yang nantinya diharapkan
mampu untuk dituntaskan oleh peserta didik berdasarkan kemampuan
literasi dan numerik yang mereka miliki.

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, lebih menekankan


pada dua konteks dasar yakni literasi dan numerasi. Pada kompetensi
literasi, diharapkan bahwa kemampuan membaca, menulis, dan mengolah
informasi serta pengetahuan yang dimiliki dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik. Sementara itu, pada kompetensi
numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur,
fakta, dan alat matematika sebagai dasar untuk menyelesaikan berbagai
kompleksnya masalah peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Berhubung AKM ini adalah bentuk penyederhanaan dari Ujian Nasional
(UN), makanya materi yang diujikan juga hanya ada tiga saja yakni bahasa
(literasi), matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Adapun pada soal AKM bahasa (literasi) dan matematika (numerasi) akan
mengacu pada PISA (Program for International Student Assessment).

Banyak sumber yang mengatakan mengapa AKM ini dilaksanakan pada


tengah jenjang, sebab:

 Memberikan waktu bagi sekolah dan para guru untuk melakukan


perbaikan sebelum siswa lulus.
 Supaya tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi bagi siswa, yang
mana akan menimbulkan rasa stress bagi anak-anak dan orang
tua

3. TUJUAN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)

AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang disusun oleh pemerintah


melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini memiliki tujuan
umum, yakni berupa untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya
menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode penalaran, bukan
sekadar hafalan saja. Selain itu, melalui AKM (Asesmen Kompetensi
Minimum) juga diharapkan pada proses pembelajarannya dapat berjalan
secara inovatif. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, nantinya akan
tercapai peningkatan kemampuan bernalar para siswa yang berorientasi
pada kompetensi literasi dan numerasi. Tidak hanya itu saja, melalui
adanya AKM ini, diharapkan tercapainya informasi untuk mengevaluasi
mutu pendidikan yang ada di suatu wilayah.
Menurut Ismail, AKM memang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
bernalar dengan menggunakan kekuatan literasi dan numerasi serta
penguatan pendidikan karakter. Namun, hasil dari AKM tersebut tidak
lantas menjadi tolak ukur keberhasilan dari masing-masing siswa, sebab
AKM juga berkaitan pula dengan mutu sekolah dan pendidikan secara
menyeluruh. Soal-soal yang ada di AKM akan menyajikan masalah-masalah
dengan beragam konteks, yang mana diharapkan mampu diselesaikan
secara baik oleh peserta didik menggunakan kemampuan literasi membaca
dan numerasi yang dimilikinya. Tidak hanya itu saja, melalui pengujian
literasi dan numerasi ini, AKM juga dapat meningkatkan High Order
Thinking skills (HOTs) pada peserta didik.

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, para siswa akan dihadapkan oleh


hal-hal yang berkaitan dengan penerapan matematika, baik secara
personal, masyarakat, pekerjaan, dan ilmiah. Lagipula, penguasaan
matematika yang baik juga dapat membantu peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.

4. KONSEP ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, nantinya akan terdiri
atas literasi membaca-numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan
belajar. Berikut adalah penjabarannya:

1. Literasi Membaca dan Numerasi

Literasi membaca dan numerasi adalah suatu kompetensi mendasar


yang mana memang diperlukan oleh semua siswa dari jenjang
Sekolah Dasar hingga Menengah Akhir, supaya dirinya dapat belajar
dan berkontribusi pada masyarakat. Pengukuran literasi dan numerasi
ini justru dapat memotivasi guru untuk lebih berfokus pada
pengembangan daya nalar dibandingkan pengetahuan konten yang
luas tetapi cenderung dangkal.
2. Survey Karakter

Sebenarnya, karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik itu


memang akan sulit diukur secara mendalam, terutama dengan
menggunakan asesmen berskala besar. Meskipun demikian, Survei
Karakter ini dapat memberikan informasi mengenai sikap, nilai, dan
kebiasaan yang mencerminkan adanya Profil Pelajar Pancasila.
Melalui Survei Karakter ini, nantinya akan memberikan sinyal kepada
institusi pendidikan memang perlu memperhatikan tumbuh kembang
dari setiap peserta didiknya secara utuh. Perhatian atas tumbuh
kembang tersebut mencakup dimensi kognitif, afektif, dan spiritual.

3. Survey Lingkungan Belajar

Dalam Survei Lingkungan Belajar ini akan mengukur beberapa hal,


yakni:

 Kualitas pembelajaran.
 Iklim keamanan dan inklusif sekolah.
 Refleksi guru.
 Perbaikan praktik pengajaran.
 Latar belakang keluarga siswa.

Melalui informasi yang dihasilkan dari Survei Lingkungan Belajar ini, nantinya
akan berguna untuk melakukan sebuah diagnosis akan masalah dan
perencanaan perbaikan pembelajaran oleh pihak guru, kepala sekolah, dan
dinas pendidikan setempat. Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
juga turut menjabarkan konsep AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini,
yakni:

“AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga sesuai


dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan
terdahulu, soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten
tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat
proses kognitif. Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang
digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi
dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok,
yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta
Aljabar. Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau
diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif
pada Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada
Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi
dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut
adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.”

Pada konteks nantinya akan menunjukkan aspek kehidupan atau situasi pada
konten yang digunakan. Nah, dalam AKM ini, konteksnya akan dibedakan
menjadi tiga hal yakni personal, sosial budaya, dan saintifik. Kemudian, hasil
AKM tersebut akan dilaporkan menjadi empat kelompok yang
menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat
kompetensi tersebut adalah

1. Perlu Intervensi Khusus


2. Dasar
3. Cakap
4. Mahir

5. KOMPONEN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, terdapat tiga


komponen penting yang mana ketiganya mewakili pengertian dari literasi
membaca dan numerasi. Komponen-komponen AKM tersebut adalah
konten, konteks, dan tingkat kognitif. Selain itu, soal-soal yang digunakan
dalam AKM ini juga diharapkan dapat mengukur beberapa komponen
tersebut.

a. Konten

Komponen konten pada bagian literasi membaca lebih mengacu pada


berbagai jenis teks yang digunakan, yakni berupa teks informasi dan
fiksi. Berikut adalah uraiannya :

1. Teks Informasi : Teks yang bertujuan untuk memberikan fakta,


data, dan informasi terutama untuk pengembangan wawasan
serta ilmu pengetahuan yang tentu saja bersifat ilmiah.
2. Teks Fiksi : Teks yang bertujuan memberikan pengalaman
hiburan, cerita, dan renungan bagi pembaca.

Sementara itu, komponen konten pada bagian numerasi lebih


menekankan pada kemampuan bilangan, pengukuran dan geometri,
data dan ketidakpastian, serta aljabar. Berikut adalah uraiannya :
1. Bilangan : Kemampuan yang meliputi representasi, sifat urutan,
dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan,
desimal).
2. Pengukuran dan Geometri : Kemampuan untuk mengenal
bangun datar, termasuk menggunakan volume dan luas
permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Serta pemahaman
tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit,
serta satuan luas menggunakan satuan baku.
3. Data dan Ketidakpastian : Kemampuan pemahaman,
interpretasi, serta penyajian data maupun peluang.
4. Aljabar : Kemampuan tentang persamaan dan pertidaksamaan,
relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan
proporsi.
b. Konteks
Komponen AKM berupa konteks ini akan berkaitan erat dengan aspek
kehidupan atau situasi yang terjadi pada konten yang tengah
digunakan. Dalam komponen konteks terutama pada bagian literasi
membaca dan numerasi, dapat dibagi menjadi 3 hal yakni personal,
sosial budaya, dan saintifik. Berikut ini adalah uraian dari 3 konteks
Literasi dan Numerasi tersebut :

1. Personal : berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi.


2. Sosial Budaya : berkaitan dengan kepentingan antar individu,
budaya dan isu kemasyarakatan.
3. Saintifik : berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik
yang telah dilakukan maupun futuristik.

c. Tingkat Kognitif
Komponen AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang terakhir
adalah proses kognitif yang mana berkaitan dengan cara berpikir
yang dibutuhkan oleh para peserta didik dalam upaya menyelesaikan
masalah atau soal. Pada aspek bagian literasi membaca dan
numerasi, tingkat kognitifnya dibagi menjadi 3 level. Jika dalam
proses kognitif untuk literasi membaca, akan terdiri atas menemukan
informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi.

Berikut adalah uraian mengenai komponen tingkat kognitif literasi


adalah:
1. Menemukan informasi: Meliputi kemampuan mencari,
mengakses, serta menemukan informasi tersurat dari wacana.
2. Interpretasi dan integrasi: Kemampuan memahami informasi
tersirat atau tersurat, memadukan interpretasi antar bagian teks
untuk menghasilkan inferensi.
3. Evaluasi dan refleksi: Kemampuan menilai kredibilitas,
kesesuaian maupun keterpercayaan teks, serta mampu
mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks

Sementara itu, untuk numerasi adalah pemahaman, penerapan, dan


penalaran. berikut adalah uraian mengenai komponen tingkat kognitif
numerasi adalah :

1. Pemahaman: Kemampuan memahami fakta, prosedur, serta alat


matematika.
2. Penerapan: Kemampuan menerapkan konsep matematika dalam
situasi nyata yang bersifat rutin.
3. Penalaran: Bernalar dengan konsep matematika untuk
menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

6. RAGAM BUTIR SOAL ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)


Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa AKM atau Asesmen Kompetensi
Minimum ini menjadi inovasi dari Ujian Nasional (UN) yang telah
“diciptakan” oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun
2020. Maka dari itu, bentuknya juga akan hampir sama dengan Ujian
Nasional. Nantinya, peserta didik akan menjawab soal Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) yang telah tersaji dalam lima bentuk,
diantaranya:

1. Pilihan ganda: Siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar


dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks: Siswa dapat memilih lebih dari satu
jawaban benar dalam satu soal.
3. Menjodohkan: Siswa menjawab dengan cara menarik garis dari
satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan
dengan jawabannya.
4. Isian singkat: Siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata
untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti
lainnya.
5. Uraian: Siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk
menjelaskan jawabannya.
Kemudian, jumlah soal yang diujikan dalam Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) ini juga beragam dengan menyesuaikan pada tingkatan atau jenjang
pendidikan. Untuk kelas 5 SD, soal AKM akan berjumlah 30 soal dengan
masing-masing adanya literasi dan numerasi. Kemudian untuk kelas 8 dan
kelas 11, soal AKM akan berjumlah 36 soal.

Lalu, dalam pengerjaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), dilaksanakan


secara adaptif, maksudnya, setiap peserta didik akan mengerjakan soal
sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri. Selain itu, peserta didik
juga dapat berlatih mengerjakan soal-soal AKM di laman yang telah
disediakan oleh Kemendikbud Ristek.

7. PERAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS) DALAM


MENINGKATKAN LITERASI BACA DAN NUMERASI

Kompetensi literasi dan numerasi dapat dilatihkan melalui pembelajaran


terpadu, misalnya IPA dan IPS. Keterpaduan antara IPA dan IPS
(selanjutnya disebut IPAS) menjadi salah satu solusi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi. Desain pembelajaran
IPAS terintegrasi literasi dan numerasi perlu dikembangkan. Isue alam dan
sosial merupakan konteks yang universal yang dapat digunakan sebagai
konteks tes literasi baik secara personal, regional atau pun global. Materi
IPA dan IPS dapat digunakan sebagai konten tes literasi dan numerasi.
Ketersediaan desain ini dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan
kompetensi guru dalam mempersiapkan kompetensi literasi dan numerasi
siswa.
Seperti dikemukakan di atas, IPAS merupakan gabungan antara IPA dan
IPS. IPAS secara konten sangat dekat dengan alam dan interaksi antar
manusia. Pembelajaran IPAS perlu menghadirkan konteks yang relevan
dengan kondisi alam dan lingkungan sekitar siswa (Tim, 2021). IPAS juga
berperan penting dalam pembentukan kompetensi literasi dan numerasi.
Saat ini literasi dan numerasi secara umum dipahami hanya terkait dengan
Bahasa Indonesia dan Matematika. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pengembangan IPAS yang dapat dikaitkan dengan literasi dan numerasi.
Dengan demikian, siswa dapat terbantu dalam memahami konten dan
konteks mata pelajaran IPAS, memperkuat penguasaan literasi dan
numerasi serta menjadi kecakapan hidup dalam kehidupan sehari-hari.

IPA atau Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk


mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains memiliki tiga
komponen yang tidak dapat dipisahkan, yaitu produk, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah. Oleh sebab itu belajar sains adalah belajar produk, proses,
dan sikap. Sains sebagai produk memiliki makna sains merupakan
organisasi fakta, konsep, prosedur, prinsip, dan hukum-hukum alam. Sains
sebagai proses menjelaskan bahwa temuan sains diperoleh dari proses
ilmiah atau kerja ilmiah. Sains sebagai sikap memiliki makna bahwa sikap
ilmiah mendasari proses ilmiah yang berguna dalam menghasilkan produk
sains.
IPS merupakan pengetahuan yang mengkaji peristiwa, fakta, dan konsep
yang berkaitan dengan ilmu sosial. Melalui pembelajaran IPS, siswa
diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang berwawasan sosial
luas, demokratis, dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang
cinta damai. Keterpaduan IPA dan IPS mendasari pengembangan konten
literasi dan numerasi lebih kontekstual, karena materi IPA mendapat
dukungan kondisi kontekstual masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
dari IPS.

8. PENGEMBANGAN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)


a. Contoh Soal IPS untuk Literasi Membaca
Contoh Soal Kelas 11

FAKTA atau
MITOS
KAUM MUDA
RELA UTANG
DEMI GAYA
HIDUP

KAUM MUDA Kamu termasuk FAKTA


SAAT INI bagian dari ATAU
fenomena generasi MITOS
Kaum muda terus kaum muda yang
mengikuti gaya sanggup bergaya Orang mulai
amnesia jika ditanya
hidup kekinian hidup layaknya
soal hutang
kelas jetset, tetapi
Banyak yang selalu mengeluh
terbelit masalah Harus nagih ngemis-
kekurangan uang? ngemis dulu
keuangan Jika benar begitu,
maka kamu perlu Yang ngutang lebih
Hanya Sebagian
melihat tips berikut galak
kecil kaum muda
mengerti prinsip Ada plang di rumah
keuangan “Maaf tidak di
tempat karena
40% kaum muda sedang menonton
terlilit utang demi Piala Dunia ke
gaya hidup dan Eropa”
hubungan sosial
Mulai Berinvestasi Sedini
Mungkin. Berinvestasi sedini
mungkin akan memperbesar
peluang untuk memaksimalkan
keuntungan investasi.

5 TIPS KEUANGAN
Rencanakan Review dan
Wujudkan Tujuan Keuangan.
Rutinlah merencanakan keuangan,
UNTUK KAMU meninjaunya kembali, upayakan
untuk mewujudkan tujuan
Hemat. Bila kamu tidak keuangan yang telah kamu susun
berhemat mulai dari sekarang,
waktu yang kamu punya
mungkin tidak mampu
menyelamatkan keuanganmu Generasi Milenial
kelak. Generasi muda yang terlahir
Hindari Hutang Sebisa
antara tahun 1980 an
Mungkin. Upayakanlah untuk sampai 2000
menghindari hutang, jangan Diolah dari akurat.co
kebablasan dan jangan (https://images.app.goo.gl/KLktZd9hnYiMBuu9A)
dibiasakan.

Persiapkan Biaya
Pernikahan. Biaya pernikahan
bukanlah sesuatu yang bisa
Cermatilah infografis tersebut dan klik pada pernyataan yang
termasuk fakta atau mitos pada kolom yang tersedia.

PERNYATAAN FAKTA MITOS


Seseorang pura-pura tidak tahu
tentang hutang
Generasi yang lahir di tahun 90an
termasuk generasi milenial
generasi milenial
Peminjam seringkali menghindari
penagih hutang dengan berbagai cara
Pemberi hutang akan lebih hari-hati
ketika menagih hutang

1. Berikut ini adalah alasan yang logis penulis menampilkan pernyataan


“Maaf, tidak ditempat karena sedang menonton piala dunia di Eropa”.
□ Memberikan contoh gaya hidup yang berlebihan dengan menonton
langsung di Eropa
□ Menginformasikan ciri umum orang yang berhutang sulit ditagih,
memasang plang tidak ada di rumah
□ Menekankan bahwa memenuhi tuntutan hobi adalah alasan
berhutang
□ Menyatakan bahwa pamer bergaya hidup mewah adalah ciri kaum
muda yang suka berhutang

3. Apakah tujuan penulis memadukan fakta perilaku berhutang


generasi muda dengan tips keuangan dalam satu infografis?
………………………………………………………………………………………………….

Catatan terkait contoh soal Literasi Membaca AKM


Pesan:
- Teks AKM terdiri atas teks informasi dan teks fiksi. Contoh kelas
11 merupakan teks informasi.

- Teks AKM disajikan lebih utuh dengan gambar ilustrasi


yang kuat sehingga pesan yang disampaikan lebih
komprehensif.

- Stimulus teks AKM bertujuan sebagai sarana menilai kompetensi


dan sekaligus menginsiprasi.

Soal:
- Siswa diberikan arahan untuk bernalar tentang sudut
pandang penulis seperti pada contoh soal kelas 11 di atas.

b. Contoh Soal IPS untuk numerasi

Pendapatan Penduduk
Negara A dan B memiliki jumlah penduduk yang sama yaitu
10.000.000 penduduk. Berikut tabel distribusi penduduk
berdasarkan pendapatan penduduk per tahun.

Negara A Negara B

Pendapatan Jumlah Pendapatan Jumlah 2


Persentase Persentase
(dolar) Penduduk (dolar) Penduduk 3
≤10.000 700.000 7% ≤10.000 1.900.000 19%

10.001 – 20.000 1.000.000 10% 10.001 – 20.000 1.200.000 12%

20.001 – 30.000 1.000.000 10% 20.001 – 30.000 1.000.000 10%

30.001 – 40.000 1.300.000 13% 30.001 – 40.000 900.000 9%

40.001 – 50.000 1.500.000 15% 40.001 – 50.000 800.000 8%

50.001 – 60.000 1.000.000 10% 50.001 – 60.000 700.000 7%

60.001 – 70.000 1.000.000 10% 60.001 – 70.000 600.000 6%

70.001 – 80.000 800.000 8% 70.001 – 80.000 500.000 5%

80.001 – 90.000 700.000 7% 80.001 – 90.000 400.000 4%

> 90.000 1.000.000 10% > 90.000 2.000.000 20%

Kategorisasi penduduk berdasarkan pendapatan per


tahun terbagi menjadi dua:
 Penduduk kategori “miskin” yaitu penduduk dengan
pendapatan per tahun ≤ 20.000 dolar.

 Penduduk kategori “kaya” yaitu penduduk dengan


pendapatan per tahun ≥ 100.000 dolar.

Contoh soal untuk IPS:

1. Tentukan setiap pertanyaan berikut benar atau salah!

PERNYATAAN FAKTA MITOS


Jumlah Penduduk miskin negara A
lebih banyak dibandingkan negara B

Distribusi penduduk berdasarkan


pendapatan lebih merata di negara
B dibandingkan di negara A
50% penduduk di negara A lebih kaya
dibandingkan 50% penduduk di
negara B

2. Dewan Ekonomi Internasional memiliki program untuk membantu


negara-negara yang mengalami kesenjangan pendapatan penduduk.
Negara B ditetapkan sebagai negara prioritas yang menerima program
bantuan tersebut. Apakah keputusan Dewan Ekonomi tersebut benar?
Jelaskan alasanmu!

□ Ya

□ Tidak
Penjelasan:
Catatan terkait contoh soal IPAS untuk numerasi

Pesan:

- Melalui contoh soal tersebut (AKM kelas 11 ) siswa memiliki


kompetensi untuk mengolah informasi serta menginterpretasi
informasi, selain itu siswa dituntut mampu bernalar menggunakan
konsep matematika yang telah dipelajari untuk memberikan sebuah
justifikasi terhadap suatu masalah.

Soal:

- Soal diberikan dengan konteks dunia nyata dan membawa siswa ke


tahap bernalar, sehingga solusi yang diberikan lebih aplikatif.

- Siswa dilatih untuk berkontribusi dengan cara memberikan justifikasi


seperti contoh soal kelas 11.
- Melalui soal AKM, siswa melatih kemampuan bernalar dengan konsep
matematika yang sudah diajarkan sehingga mampu menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. (hal ini tidak banyak ditemui di
ujian pada umumnya), seperti pada contoh soal ujian kls 12 berikut :

- Contoh Soal Kelas 12 SMK Akuntansi

Diagram batang berikut menunjukkan hasil penjualan


empat kamus bahasa.
-
-
-
- 40
- 35
- 30
- 25
Jumlah Buku

- 20
- 15
- 10
- 5
- 0
- Indonesia Inggris Jepang Jerman
Penjualan kamus bahasa bulan Januari Penjualan kamus bahasa bulan Februari

- Penjualan kamus bahasa bulan Maret

Pernyataan yang benar sesuai dengan diagram tersebut adalah....


A. Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jerman bersifat

fluktuatif
B. Penjualan kamus Bahasa Inggris dan Jerman mengalami

penurunan
C. Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jepang

mengalami peningkatan
D. Penjualan kamus Jepang dan Jerman mengalami penurunan

E. Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jepang mengalami

penurunan

9. BAGAIMANA HASIL AKM DILAPORKAN?

Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan


tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi dari
yang paling kurang adalah: 1) Perlu Intervensi Khusus, 2) Dasar, 3)
Cakap, 4) Mahir. Penjelasan tiap tingkat kompetensi pada Literasi
Membaca dan Numerasi ditunjukkan di Tabel 2.

TABEL 2. TINGKAT KOMPETENSI

Tingkat Kompetensi Literasi Membaca

Perlu Intervensi Khusus

Siswa belum mampu menemukan dan mengambil


informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun
membuat interpretasi sederhana.

Dasar

Siswa mampu menemukan dan mengambil informasi


eksplisit yang ada dalam teks serta membuat
interpretasi sederhana.

Cakap

Siswa mampu membuat interpretasi dari


informasi implisit yang ada dalam teks; mampu
membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa
informasi dalam suatu teks.

Mahir

Siswa mampu mengintegrasikan beberapa informasi


lintas teks; mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan
suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks.

B. AKTIVITAS

LK 01 : Mengidentifikasi indikator dari 7 (tujuh) aspek Mata Pelajaran


IPAS

Tujuan : Peserta diklat dapat menentukan 2 (dua) indikator dari 7 (tujuh)


aspek Mata Pelajaran IPAS dengan format di bawah ini.
NO ASPEK IPAS INDIKATOR
1 2

LK 02 : Peserta diklat mengakses dan mencari teks informasi dan teks fiksi.
Tujuan : Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa,
bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi terkait 7 aspek
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dan
membuat 10 butir soal dari teks tersebut dengan format di bawah
ini:
NO INDIKATOR BUTIR SOAL

C. EVALUASI

1. Asesmen Nasional nantinya akan menghasilkan informasi-informasi akan


penilaian mutu Satuan Pendidikan, dari asesmen tersebut akan diperoleh
…..instrumen utama.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

2. Mengukur kompetensi pada didasarkan pada literasi membaca dan


numerasi dari siswa termasuk instrumen utama dari…
a. AN (Asesmen Nasional)
b. AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)
c. Survey Karakter
d. Survey Lingkungan
e. Survey Kecerdasan Siswa

3. Kompetensi yang diukur AKM (Asesemen Kompetensi Minimum) dalam AN


(Asesmen Nasional) adalah :
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
d. Literasi baca dan Numerasi
e. Bersosialisasi

4. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini disebut-sebut sebagai pengganti


dari Ujian Nasional (UN), tetapi perannya tetap sama yakni untuk
mengevaluasi …
a. pengetahuan siswa
b. karakter siswa
c. prestasi siswa
d. hasil belajar siswa
e. prestasi dan hasil belajar siswa

5. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini adalah bentuk penyederhanaan


dari Ujian Nasional (UN), materi yang diujikan juga hanya ada tiga saja
yakni …
a. bahasa (literasi), matematika (numerasi), Ilmu Pengetahuan Alam
b. bahasa (literasi), matematika (numerasi), Ilmu Pengetahuan Sosial
c. bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan penguatan Pendidikan
Kewarganegaraan
d. bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan Pendidikan agama
e. bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan penguatan Pendidikan
karakter

6. Yang tidak termasuk alasan kenapa Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)


dilaksanakan tengah jenjang adalah …
a. Memberikan waktu bagi sekolah untuk melakukan perbaikan sebelum
siswa lulus.
b. Memberikan waktu bagi para guru untuk melakukan perbaikan sebelum
siswa lulus.
c. Supaya tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi bagi siswa, yang mana
akan menimbulkan rasa stress bagi anak-anak dan orang tua
d. Agar tidak menimbulkan rasa stress bagi anak-anak dan orang tua
e. Agar siswa siap dalam melakukan ujian kelulusan

7. AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang disusun oleh pemerintah


melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini memiliki tujuan
umum, yakni berupa…
a. untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya menyelesaikan
suatu permasalahan dengan metode penalaran bukan sekadar hafalan
saja
b. meningkatkan High Order Thinking skills (HOTs) pada peserta didik
c. diharapkan pada proses pembelajarannya dapat berjalan secara inovatif
d. diharapkan tercapainya informasi untuk mengevaluasi mutu pendidikan
yang ada di suatu wilayah
e. semua jawaban benar

8. Yang bukan termasuk dalam dalam konsep AKM atau Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) adalah…
a. literasi membaca
b. literasi numerasi
c. literasi digital
d. survei karakter
e. survei lingkungan belajar

9. Komponen konten pada bagian numerasi lebih menekankan pada …


a. kemampuan bilangan
b. pengukuran dan geometri
c. data dan ketidakpastian
d. aljabar
e. semua benar’

10. Kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat, memadukan


interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi adalah
merupakan salah satu komponen tingkat kognitif literasi membaca dari…
a. pemahaman
b. penerapan
c. menemukan informasi
d. interpretasi dan integrasi
e. evaluasi dan refleksi

11. Keterpaduan antara IPA dan IPS (selanjutnya disebut IPAS) menjadi salah
satu…..pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi literasi dan
numerasi
a. solusi
b. model
c. metode
d. media
e. gaya

12. Urutan dari empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi


yang berbeda adalah …
a. 1) Perlu Intervensi Khusus, 2) Dasar, 3) Cakap, 4) Mahir
b. 1) Dasar, 2) Perlu intervensi Khusus, 3) Cakap, 4) Mahir
c. 1) Cakap, 2) Dasar, 3) Perlu Intervensi Khusus, 4) Mahir
d. 1) Cakap, 2) Perlu Intervensi Khusus, 3) Dasar, 4) Mahir
e. 1) Dasar, 2) cakap, 3) Perlu Intervensi Khusus, 4) Mahir

D. DAFTAR PUSTAKA
Pusat Asesmen dan Pembelajaran
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Buku Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Anda mungkin juga menyukai