Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK

Lembar Kerja Mahasiswa

Tanggal Praktik : 22 Maret 2024


Waktu : 14.40-16.00
Kelompok :5
Kasus (Diagnosis Medis) : Burn Injury
Ketua Kelompok : Delita Salsabila Kumala Dewi
Anggota Kelompok :
1. Ferin Maulinda Sasmi
2. Nurma Alfiatunnisa
3. Putri Dwi Selvianingsih
4. Farhan Ramadhan

Kasus 1: Burn Injury


Seorang perempuan berusia 23 tahun dengan cedera sengatan listrik dirujuk ke RS pusat
luka bakar. Pasien tidak memiliki riwayat medis apapun. Saat kejadian, pasien sedang
memegang pengisian daya smartphone di tangan kanannya saat akan mandi di bath tub.
Tidak sengaja pasien tersengat listrik. Setelah mendengar teriakan keras, ibu dari pasien
memutuskan listrik dari meteran listrik dan segera membawa putrinya keluar dari kamar
mandi.

Menurut sang ibu, pasien langsung tidak sadar dan menunjukkan kontraksi otot seperti
kejang. Seorang tetangga yang mendengar teriakan segera datang dan membantu ibu
pasien melakukan RJP pada pasien. Setelah itu pasien menjadi responsif lagi. Pasien
langsung dibawa ke RS.

Setelah penanganan di UGD, pasien dirawat di ruang HCU. Pemeriksaan fisik lebih lanjut
menunjukkan dua luka bakar yang dalam: (1) lesi berbentuk oval yang dibatasi sekitar 1 ×
1 cm, dengan zona tengah pucat di sisi palmar tangan antara ibu jari dan jari telunjuk, dan
(2) stripe Laserasi -berbentuk kulit sekitar 1 × 12 cm, di perut, dekat daerah epigastrik,
dikelilingi oleh zona hiperemia. Total luas permukaan tubuh pasien yang dibakar kurang
dari 0,5%.
Gambar 1. Gambar luka pasien. A adalah luka bakar antara ibu jari dan telunjuk. B adalah
luka bakar di abdomen dekat epigastrium

Pemeriksaan darah: Level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah 1294 U/L (sangat
meningkat). Tidak ada kelainan yang terlihat pada elektrokardiogram. Pasien dirawat di
bangsal perawatan luka bakar untuk observasi dan survei tersier. Sehari setelah masuk,
level CK -nya sedikit meningkat menjadi 1400 U/L. Urinnya diuji untuk mioglobinuria
tetapi tidak menunjukkan tanda -tanda rhabdomyolysis. Selain itu, pasien tidak memiliki
keluhan atau kelainan lain pada survei tersier dan karena itu pasien dipulangkan pada hari
ke-2 paska luka bakar.

Karena amnesia, pasien gagal memberikan rekonstruksi rinci tentang cedera. Kekakuan
otot, keparahan luka bakar, dan pembusukan otot (peningkatan level CK) menunjukkan
bahwa pasien terkena arus listrik. Mungkin tangan pasien tidak sengaja menyentuh bagian
logam dari pengisi daya sehingga terjadi konduktansi langsung antara tangan pasien
dengan sumber listrik. Atau kemungkinan ada arus mengalir di sisi luar kabel pengisian,
sementara tangan pasien lembab akibat mandi.

Awalnya, luka bakar diperlakukan secara konservatif dengan krim silver sulfadiazin, yang
diubah menjadi krim asam fusida setelah 1 minggu. Perawatan ini memadai untuk luka
terbakar di tangan dan menunjukkan penyembuhan. Namun, setelah 21 hari, luka bakar di
perut perut tidak cukup menunjukkan penyembuhan. Oleh karena itu, dilakukan reseksi
bedah dan transposisi kulit dilakukan dilakukan. Ini mengakibatkan penyembuhan yang
memuaskan dengan hanya sedikit bekas luka.

Gambar 2. Gambaran luka sengatan listrik

Deskripsikan:
Tujuan Pembelajaran:

1. Mampu menganalisis kasus pasien dengan Burn Injury


2. Memahami lebih dalam mengenai gangguan integumen
3. Mengetahui data tambahan apa yang perlu dikaji pada pasien dengan
gangguan integumen

Identifikasi Data Fokus Pengkajian Berdasarkan Kasus


Identifikasi Data penunjang (Laboratorium dan Radiologi) yang sesuai kasus dan
interpretasikan hasilnya!

Nama pemeriksaan penunjang yang tertera dalam kasus:

- Pemeriksaan darah: Level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah 1294 U/L
(sangat meningkat).
- Sehari setelah masuk, level CK -nya sedikit meningkat menjadi 1400 U/L.
- Pemeriksaan urin diuji untuk mioglobinuria tetapi tidak menunjukkan tanda -tanda
rhabdomyolysis.

Nama pemeriksaan penunjang tambahan yang tepat sesuai rujukan:


- Tes darah lengkap
- CT-Scan atau MRI
- Rontgen Dada
- Elektrokardiogram (EKG)

Indikasi pemeriksaan:
- Pemeriksaan tes darah, untuk mengukur level serum kreatinin kinase (CK).
- Pemeriksaan urine lengkap, untuk memantau kondisi penyakit yang Anda alami
saat ini dan mengetahui tingkat keparahan dari penyakit dan mengetahui
kemungkinan adanya bakteri yang terdapat di dalam urine.
- CT Scan atau MRI, untuk mengetahui adanya kerusakan jaringan yang lebih dalam,
seperti cedera otak atau otot.
- Rontgen Dada, untuk mengetahui adanya komplikasi paru-paru, seperti edema
paru.
- Elektrokardiogram (EKG), untuk mendeteksi kelainan jantung, yang dapat terjadi
akibat sengatan listrik.
- Kreatinin Kinase (CK), untuk mendeteksi kerusakan otot. Level CK pasien sangat
meningkat (1294 U/L) menunjukkan adanya kerusakan otot yang signifikan.
- Mioglobin, untuk mendeteksi kerusakan otot yang parah (rhabdomyolysis).

Nilai Normal Hasil pemeriksaan:


- Mioglobin : 10 ngr/ml
- Kreatinin kinase (CK): 50 - 325 U/L
- Hemoglobin: 12 - 16 g/Dl
- Hematokrit: 36 - 48%
- Trombosit: 150.000 - 400.000/μL
- Elektrokardiogram (EKG): Irama sinus

Kaitkan dengan kasus pemicu apakah hasil mengarah pada abnormalitas atau tidak?
Hasil pemeriksaan darah menunjukkan level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah
1294 U/L (sangat meningkat), hasil tersebut mengarah pada abnormalitas.

Data Pertanyaan Wawancara:

 Keluhan utama: pasien tidak sadarkan diri karena terkena sengatan listrik
 RPS:
1. Kapan saat kejadian terjadi?
2. Bagaimana mekanisme kejadiannya?
3. Apakah terdapat percikan/nyala api saat kejadian? Dan apakah daerah
percikan api tersebut menyebabkan luka bakar?
4. Apakah sempat tidak sadarkan diri dan berapa lama?
5. Apakah ada amnesia terhadap kejadiannya?
6. Apakah ada trauma penyerta yang lain?
7. Apakah pasien jatuh dari ketinggian tertentu atau pasien terlempar?

 RPD:
1. Apakah anda memiliki riwayat penyakit menular seperti cacar air atau
rubella?
2. Apakah saat anda masih kecil memiliki asma atau alergi?
3. Apakah anda sering mengalami masalah kulit atau penyakit kulit kronis?
4. Apakah anda pernah menjalani operasi, biopsy, atau cedera traumatis
mayor?
5. Apakah anda pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani prosedur seperti
studi elektrofisiologi atau pemindaian?
6. Apakah anda memiliki alergi terhadap makanan, obat-obatan, bahan kimia,
atau agen lingkungan? Jika ya, jenis reaksinya seperti apa? Masalah medis
lainnya
7. Apakah anda memiliki riwayat kanker kulit, eksim, atau psoriasis?
8. Apakah anda memiliki riwayat asma?
9. Apakah anda memiliki riwayat diabetes, penyakit tiroid, gangguan
pernapasan, penyakit hati, atau penyakit jantung?
10. Apakah anda baru-baru ini terkena infeksi atau penyakit menular?
11. Apakah anda pernah terkena dengan siapapun dengan kutu atau kudis?
12. Imunisasi apa yang anda miliki, misalnya, gondong, campak, rubella
(MMR), varicella, hepatitis A dan B?
13. Apakah anda minum obat yang diresepkan atau obat OTC?
14. Apakah anda menggunakan narkoba?

 RPK
1. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat kanker kulit,
psoriasis, atau eksim?
2. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat anomaly jantung,
gangguan keluaran, atau penyakit pembuluh darah perifer?
3. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat asma atau
penyakit kronis paru-paru lainnya?
4. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit hati atau
kantung empedu?
5. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit diabetes
atau gangguan tiroid?
6. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat alergi atau
penyakit autoimun seperti lupus erythematosus?
7. Apakah ada anggota keluarga anda yang baru-baru ini mengalami infeksi
atau penyakit menular?

 Psikososial
1. Apakah anda rutin mendapatkan pemeriksaan fisik setiap tahunnya?
2. Apakah anda memeriksa kulit anda secara teratur untuk lesi yang tidak biasa
atau perubahan tahi lalat?
3. Apakah anda menggunakan tabir surya?
4. Apakah anda pergi ke salon tanning? Jika ya, seberapa sering?
5. Apakah anda menggunakan kacamatan pelindung? Apakah anda memakai
kaca mata hitam?
6. Seberapa sering anda mandi dan keramas rambut anda? Apa produk yang
biasa anda gunakan? Apakah menggunakan deterjen atau pewarna rambut?
7. Bagaimana anda merawat kuku anda seberapa sering anda manikur atau
pedikur?
8. Bagaimana anda menggambarkan kebiasaan anda sehari-hari?
9. Apa yang anda makan dan minum dalam 24 jam terakhir?
10. Apa asupan cairan anda pada biasanya?
11. Suplemen makanan apa yang anda gunakan?
12. Apakah anda berolahraga secara rutin?
13. Apa jenis latihan olahraga yang biasa anda lakukan?
14. Apa jenis rekreasi yang anda lakukan?
15. Apakah anda memiliki hewan peliharaan? Jenis apa?
16. Apakah anda memiliki hobi?
17. Berapa jam tidur yang anda dapatkan setiap hari?
18. Apakah anda mengalami masalah tidur?
19. Apakah anda merokok? Jika ya, berapa banyak dalam sehari dan sudah
merokok berapa tahun?
20. Apakah anda menggunakan alcohol dan narkoba?
21. Jenis pekerjaan apa yang anda lakukan?
22. Apakah anda terpapar iritasi kimia?
23. Apakah anda memiliki asuransi kesehatan?
24. Bagaimana anda menggambarkan lingkungan rumah anda?
25. Apa jenis pemanas dan pendingin yang anda gunakan?
26. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan kelompok?
27. Apakah ada perubahan pada kulit, rambut, atau kuku anda yang terpengaruh
hubungan pribadi anda?
28. Berapa banyak stress yang anda alami secara rutin?
29. Bagaimana cara anda dalam mengatasi stress?

Data Fokus Pemeriksaan Fisik (Persistem) sesuai data kasus dan buku rujukan

1. Kaji Kesadaran dan Ingatan Pasien


2. Kaji Tanda Vital
Suhu :-
Tekanan darah :-
Nadi :-
Respirasi :-
Saturasi :-
3. Kepala: Kaji kesimetrisan gerakan wajah
4. Leher
- Kaji peningkatan JVP
- Kaji apakah ada hipertrofi otot
- Palpasi apakah ada pembesaran kelenjatr getah bening
- Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar tiroid
5. Mata: kaji apakah ada lesi atau edema
6. Hidung/Tenggorokan:
- Kaji apakah kedua saluran hidug terbuka
- Kaji mukosa hidung
- Kaji apakah pasien dilakukan drainase hidung
- Kaji mukosa oral
7. Pernafasan
- Hitung frekuensi nafas apakah dalam batas normal
- Inspeksi gerakan saat bernafas apakah simetris
- Kaji apakah nafasnya normal
- Auskultasi suara nafas apakah normal
- Perkusi dada pasien apakah normal
- Kaji fremitus dada apakah normal
8. Kardiovaskular
- Kaji warna kulit
- Kaji turgor kulit
- Kaji CRT apakah normal
- Kaji apakah ada edema
- Auskultasi suara jantung apakah normal atau tidak
- Kaji denyut radial dan apical apakah dalam batas normal
9. Pencernaan
- Kaji bentuk perut
- Kaji apakah ada asites pada perut
- Kaji apakah ada organomegaly
- Auskultasi suara bising usus
10. Reproduksi
- Kaji warna kulit genitalia
- Kaji keutuhan genitalia
- Kaji apakah ada lesi pada genitalia
11. Muskuloskeletal/Neurologis
- Kaji kekuatan otot ekstremitas
- Kaji apakah terdapat atrofi otot
- Kaji sensasi pada tubuh pasien
- Kaji reflek tendon pasien
1) Luka Bakar Derajat 1 (Superficial Burn)
Luka bakar derajat 1 mengalami kerusakan di lapisan kulit luar atau epidermis saja.
Luka bakar derajat 1 tidak terlalu mengkhawatirkan dan bisa sembuh dengan
sendirinya. Ciri-ciri:
- Kulit kemerah-merahan
- Terasa nyeri, tapi masih bisa ditahan
- Bengkak ringan
- Kulit kering dan mengelupas yang menandakan luka mulai sembuh
2) Luka Bakar Derajat 2 (Superficial Partial-thickness Burn)
Luka bakar yang mengalami kerusakan pada lapisan epidermis dan Sebagian lapisan
dermis. Luka bakar tingkat 2 dapat ditangani dengan beberapa metode pengobatan
tanpa operasi atau bedah. Ciri-ciri:
- Kulit memerah disertai rasa perih, terutama saat disentuh
- Muncul lepuhan beberapa saat setelahnya
- Luka terasa lebih sensitif dan pucat saat ditekan
- Muncul bercah merah muda dan putih pada permukaan kulit yang luka
- Area luka tampak basah dan mengkilap
- Beberapa kondisi timbul jaringan parut atau keloid yang mengandung nanah
(eksudat atau fibrinous exudate)
3) Luka Bakar Derajat 3
Luka bakar yang mengenai seluruh lapisan epidermis, dermis, bahkan bisa lebih
dalam lagi. Penanganan untuk menangani luka bakar ini yaitu operasi atau bedah.
Ciri-ciri:
- Kulit terkelupas dan kasar saat disentuh
- Munculnya area putih hingga cokelat gelap seperti hangus di permukaan kulit
- Terjadi penebalan kulit seperti lilin dan tampak meluas
- Rasa nyeri dirasakan di area sekitar luka
Buat Patofisiologis penyakit (Gambarkan dalam bentuk WOC)

Pasien tersengat listrik

Tangan pasien
lembab

Resistensi kulit
menurun

Pembuluh darah, sel saraf,


membran mukosa, dan otot
menghantarkan listrik

Elektron mengalir
secara abnormal di
tubuh

Depolarisasi otot Menganggu irama


dan saraf jantung dan otak

Perlukaan dan Aliran sel melewati otak


kematian sel dengan tegangan tinggi

Membentuk porasi
Depolarisasi sel-
(lubang di
sel saraf otak
membran sel)
Pasien mengalami
Luka Bakar kejang dan penurunan
kesadaran
Gangguan
Pasien mengalami
Integritas
amnesia
Kulit/Jaringan

Peningkatan serum CK Penguapan Gangguan Memori


meningkat

Fungsi ginjal terganggu Peningkatan


pembuluh darah
kapiler

Ekstravasi cairan
(H2O, elektrolit,
protein)

Tekanan ontotik
menurun. tekanan
hidrostatik meningkat

Hipovolemia Cairan intravaskuler


menurun
Diagnosis keperawatan yang diambil (2 diagnosis) (Buat dalam Bentuk Tabel Analisa
Data):

No Analisa Data Etiologi Masalah


Keperawatan
DS: Pasien tersengat listrik Hipovolemi
1.
DO: Tangan pasien lembab
- Serum CK
1294 U/L Resistensi kulit menurun
(Mengalami
peningkatan) Pembuluh darah, sel
saraf, membrane mukosa,
dan otot menghantarkan
listrik

Elektron mengalir secara


abnormal di tubuh

Depolarisasi otot dan


saraf

Perlukaan dan kematian


sel

Membentuk porasi
(lubang di membrane sel)

Luka bakar

Gangguan
Integritas/Jaringan

Penguapan meningkat

Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Ekstravasi cairan (H2O,
elektrolit, protein)

Tekanan ontotik
menurun, tekanan
hidrostatik meningkat

Cairan intravaskuler
menurun

Hipovolemia

DS: Pasien tersengat listrik Gangguan Memori


2. - Ibu pasien
mengatakan Tangan pasien lembab
pasien
langsung tidak Resistensi kulit menurun
sadar dan
menunjukkan Pembuluh darah, sel
kontraski otot saraf, membrane mukosa,
seperti kejang. dan otot menghantarkan
DO: listrik
- Pasien
amnesia Elektron mengalir secara
- Pasien gagal abnormal di tubuh
memberikan
rekonstruksi Mengganggu irama otak
rinci tentang dan jantung
cedera.
Aliran sel melewati otak
dengan tegangan tinggi

Depolarisasi sel-sel saraf


otak

Pasien mengalami kejang


dan penurunan kesadaran

Pasien mengalami
amnesia

Gangguan Memori

DS: Pasien tersengat listrik


3. - Keluarga Gangguan Integritas
pasien Tangan pasien lembab Kulit/Jaringan
mengatakan
bahwasan nya Resistensi kulit menurun
pasien
memegang Pembuluh darah, sel
smartphone saraf, membrane mukosa,
yang sedang dan otot menghantarkan
di pegang listrik
sedangkan
pasien juga Elektron mengalir secara
sedang mandi abnormal di tubuh
- Keluarga
pasien Depolarisasi otot dan
mengatakan saraf
ada nya luka
pada bagain Perlukaan dan kematian
tangan anak sel
nya
Membentuk porasi
DO: (lubang di membrane sel)
- Pasien tampak
luka pada Luka bakar
bagian tangan
dan bagian Gangguan
perut Integritas/Jaringan
- Luka pasien
terdapat lesi
yang
berbentuk
oval yang
dibatasi
sekitar 1 × 1
cm, dengan
zona tengah
pucat di sisi
palmar tangan
antara ibu jari
dan jari
telunjuk
- Dan terdapat
stripe Laserasi
-berbentuk
kulit sekitar 1
× 12 cm, di
perut, dekat
daerah
epigastrik,
dikelilingi
oleh zona
hiperemia
- Terdapat Total
luas
permukaan
tubuh pasien
yang
diterbakar
karna
sengatan
Listrik kurang
dari 0,5%.

Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi yang dirumuskan (Buat Dalam Bentuk Tabel
Rencana Keperawatan)

N Diagnosis Tujuan dan Intervensi Aktifitas (SIKI)


o Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SLKI)
1. Hipovolemia b.d Setealah di Manajemen Observasi:
kehilangan cairan lakukan intervensi Hipovolemi - Periksa tanda
aktif d.d: keperawatan a dan gejala
DS: selama 3x24 jam hipovolemia
maka,status cairan (mis.frekuensi
membaik dengan nadi mningkat,
DO: kriteria hasil: nadi teraba
- Kekuatan lemah, tekanan
- Serum CK
nadi darah menurun,
1294 U/L
meningkat turgor kulit
(Mengalami
- Membran menurun,
peningkatan)
mukosa membran
lembab mukosa kering)
meningkat - Monitor intake
- Tekanan dan ouput
darah cairan
membaik
- Tekanan Terapeutik:
nadi - Hitung
membaik kebutuhan
- Turgor cairan
kulit - Berikan asupan
membaik cairan oral
- Suhu
tubuh Edukasi:
membaik - Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
oral
- Anjurkan
menghidari
perubahan
posisi
mendadak

Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
isotonis
(mis.nacl, rl)
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%,
nacl 0.4%)
- Kolaborasi
pemberian
cairan koloid
(mis. Albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi
pemberian
produk darah
2. Gangguan memori Setelah dilakukan Latihan Observasi:
b.d gangguan intervensi selama Memori - Identifikasi
sirkulasi ke otak, 2x24 jam maka masalah
gangguan volume Perfusi Serebral memori yang
cairan/elektrolit, meningkat dengan dialami
gangguan neurologis kriteria hasil: - Identifikasi
(gangguan kejang) kesalahan
d.d  Tingkat terhadap
DS: kesadaran orientasi
meningkat - Monitor prilaku
- Ibu pasien
 Kognitif dan perubahan
mengatakan meningkat memori selama
terapi
pasien
langsung Terapeutik:
- Rencanakan
tidak sadar
metode
dan mengajar sesuai
kemampuan
menunjukkan
pasien
kontraski otot - Stimulasi
memori dengan
seperti
mengulang
kejang. pikiran yang
terakhir kali
DO:
diucapkan, jika
- Pasien perlu
- Koreksi
amnesia
kesalahan
- Pasien gagal orientasi
- Fasilitasi
memberikan
mengingat
rekonstruksi kembali
pengalaman
rinci tentang
masa lalu, jika
cedera. perlu
- Fasilitasi tugas
pembelajaran
- Fasilitasi
kemampuan
konsentrasi
- Simulasi
menggunakan
memori pada
peristiwa yang
baru terjadi

Edukasi:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
latihan
- Ajarkan teknik
memori yang
tepat

Kolaborasi:
- Rujuk pada
terapi okupasi,
jika perlu

Pemantaua Observasi
n - Monitor
Neurologis ukuran, bentuk,
kesimetrisan,
dan reaktifitas
pupil
- Monitor tingkat
kesadaran
- Monitor tingkat
orientasi
- Monitor ingatan
terakhir,
rentang
perhatian,
memori masa
lalu, mood, dan
prilaku
- Monitor tanda-
tanda vital
- Monitor status
pernafasan
- Monitor
parameter
hemodinamika
invasif, jika
perlu

Terapeutik
- Tingkatan
frekuensi
pemantauan
meurologis, jika
perlu
- Hindari
aktifitas yang
dapat
meningkatkan
tekanan
intracranial
- Atur interval
waktu
pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasika
n hasil
pemantauan

Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu
3. Gangguan Integritas Setelah dilakukan Perawatan Observasi:
Kulit/Jaringan b.d intervensi selama Luka - Monitor
Faktor mekanis 3x24 jam maka, karakteristik
(Energi Listrik integritas kulit luka (mis.
bertegangan tinggi) dan jaringan drainase,
d.d: meningkat dengan warna, ukuran,
kriteria hasil: bau)
DS: - Kerusakan - Monitor tanda-
- Keluarga jaringan tanda infeksi
menurun
pasien
- Kerusakan Terapeutik:
mengatakan lapisan - Lepaskan
kulit balutan dan
bahwasan nya
menurun plester secara
pasien - Elasisitas perlahan
membaik - Bersihkan
memegang
- Jaringan dengan cairan
smartphone parut NaCl atau
menurun pembersih
yang sedang
- Nyeri nontoksis,
di pegang menurun sesuai
- Kemeraha kebutuhan
sedangkan
n menurun - berikan salep
pasien juga - Nekrosis yang sesuai ke
menurun kulit/lesi, jika
sedang mandi
- Suhu kulit perlu
- Keluarga membaik - Pasang balutan
- Sensasi sesuai jenis
pasien
membaik luka
mengatakan - Pertahankan
teknik steril
ada nya luka
saat melakukan
pada bagain perawatan luka
- Ganti balutan
tangan anak
sesuai jumlah
nya eksudat atau
drainase
- Berikan
DO:
suplemen
- Pasien
vitamin dan
tampak luka mineral (mis.
vitamin A,
pada bagian
vitamin C,
tangan dan Zinc, asam
amino), sesuai
bagian perut indikasi
- Berikan terapi
- Luka pasien
TENS
terdapat lesi (stimulasi saraf
transkutaneous)
yang
, jika perlu
berbentuk
oval yang Edukasi:
dibatasi - Jelaskan tanda
dan gejala
sekitar 1 × 1 infeksi
cm, dengan - Anjurkan
mengkonsumsi
zona tengah makanan tinggi
pucat di sisi kalori dan
protein
palmar - Ajarkan
tangan antara prosedur
perawatan luka
ibu jari dan secara mandiri
jari telunjuk
- Dan terdapat Kolaborasi:
stripe - Kolaborasi
prosedur
Laserasi - debridement
berbentuk (mis. enzimatik,
biologis,
kulit sekitar 1 mekanis,
× 12 cm, di autolitik), jika
perlu
perut, dekat - Kolaborasi
daerah pemberian
antibiotik, jika
epigastrik, perlu
dikelilingi
oleh zona
hiperemia
- Terdapat Tota
l luas
permukaan
tubuh pasien
yang
diterbakar
karna
sengatan
Listrik kuran
g dari 0,5%

Kesimpulan yang didapatkan:

Pada kasus di atas, pasien mengalami sengatan Listrik karena kemungkinan tangan
yang lembab menyentuh aliran Listrik. Tangan yang lembab menurunkan resistensi
kulit terhadap aliran Listrik sehingga Listrik mengalir di tubuh pasien dan menganggu
irama otak, otot, hingga menyebabkan timbulnya luka, kejang, penurunan kesadaran,
dan amnesia. Maka dari itu kelompok kami mengambil diagnose hipovolemi,
gangguan memori, dan gangguan integritas kulit/jaringan. Dengan intervensi yang
berfokus kepada pemulihan cairan, luka, sirkulasi ke otak, serta memori pasien.

Anda mungkin juga menyukai