Menurut sang ibu, pasien langsung tidak sadar dan menunjukkan kontraksi otot seperti
kejang. Seorang tetangga yang mendengar teriakan segera datang dan membantu ibu
pasien melakukan RJP pada pasien. Setelah itu pasien menjadi responsif lagi. Pasien
langsung dibawa ke RS.
Setelah penanganan di UGD, pasien dirawat di ruang HCU. Pemeriksaan fisik lebih lanjut
menunjukkan dua luka bakar yang dalam: (1) lesi berbentuk oval yang dibatasi sekitar 1 ×
1 cm, dengan zona tengah pucat di sisi palmar tangan antara ibu jari dan jari telunjuk, dan
(2) stripe Laserasi -berbentuk kulit sekitar 1 × 12 cm, di perut, dekat daerah epigastrik,
dikelilingi oleh zona hiperemia. Total luas permukaan tubuh pasien yang dibakar kurang
dari 0,5%.
Gambar 1. Gambar luka pasien. A adalah luka bakar antara ibu jari dan telunjuk. B adalah
luka bakar di abdomen dekat epigastrium
Pemeriksaan darah: Level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah 1294 U/L (sangat
meningkat). Tidak ada kelainan yang terlihat pada elektrokardiogram. Pasien dirawat di
bangsal perawatan luka bakar untuk observasi dan survei tersier. Sehari setelah masuk,
level CK -nya sedikit meningkat menjadi 1400 U/L. Urinnya diuji untuk mioglobinuria
tetapi tidak menunjukkan tanda -tanda rhabdomyolysis. Selain itu, pasien tidak memiliki
keluhan atau kelainan lain pada survei tersier dan karena itu pasien dipulangkan pada hari
ke-2 paska luka bakar.
Karena amnesia, pasien gagal memberikan rekonstruksi rinci tentang cedera. Kekakuan
otot, keparahan luka bakar, dan pembusukan otot (peningkatan level CK) menunjukkan
bahwa pasien terkena arus listrik. Mungkin tangan pasien tidak sengaja menyentuh bagian
logam dari pengisi daya sehingga terjadi konduktansi langsung antara tangan pasien
dengan sumber listrik. Atau kemungkinan ada arus mengalir di sisi luar kabel pengisian,
sementara tangan pasien lembab akibat mandi.
Awalnya, luka bakar diperlakukan secara konservatif dengan krim silver sulfadiazin, yang
diubah menjadi krim asam fusida setelah 1 minggu. Perawatan ini memadai untuk luka
terbakar di tangan dan menunjukkan penyembuhan. Namun, setelah 21 hari, luka bakar di
perut perut tidak cukup menunjukkan penyembuhan. Oleh karena itu, dilakukan reseksi
bedah dan transposisi kulit dilakukan dilakukan. Ini mengakibatkan penyembuhan yang
memuaskan dengan hanya sedikit bekas luka.
Deskripsikan:
Tujuan Pembelajaran:
- Pemeriksaan darah: Level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah 1294 U/L
(sangat meningkat).
- Sehari setelah masuk, level CK -nya sedikit meningkat menjadi 1400 U/L.
- Pemeriksaan urin diuji untuk mioglobinuria tetapi tidak menunjukkan tanda -tanda
rhabdomyolysis.
Indikasi pemeriksaan:
- Pemeriksaan tes darah, untuk mengukur level serum kreatinin kinase (CK).
- Pemeriksaan urine lengkap, untuk memantau kondisi penyakit yang Anda alami
saat ini dan mengetahui tingkat keparahan dari penyakit dan mengetahui
kemungkinan adanya bakteri yang terdapat di dalam urine.
- CT Scan atau MRI, untuk mengetahui adanya kerusakan jaringan yang lebih dalam,
seperti cedera otak atau otot.
- Rontgen Dada, untuk mengetahui adanya komplikasi paru-paru, seperti edema
paru.
- Elektrokardiogram (EKG), untuk mendeteksi kelainan jantung, yang dapat terjadi
akibat sengatan listrik.
- Kreatinin Kinase (CK), untuk mendeteksi kerusakan otot. Level CK pasien sangat
meningkat (1294 U/L) menunjukkan adanya kerusakan otot yang signifikan.
- Mioglobin, untuk mendeteksi kerusakan otot yang parah (rhabdomyolysis).
Kaitkan dengan kasus pemicu apakah hasil mengarah pada abnormalitas atau tidak?
Hasil pemeriksaan darah menunjukkan level serum kreatinin kinase (CK) pasien adalah
1294 U/L (sangat meningkat), hasil tersebut mengarah pada abnormalitas.
Keluhan utama: pasien tidak sadarkan diri karena terkena sengatan listrik
RPS:
1. Kapan saat kejadian terjadi?
2. Bagaimana mekanisme kejadiannya?
3. Apakah terdapat percikan/nyala api saat kejadian? Dan apakah daerah
percikan api tersebut menyebabkan luka bakar?
4. Apakah sempat tidak sadarkan diri dan berapa lama?
5. Apakah ada amnesia terhadap kejadiannya?
6. Apakah ada trauma penyerta yang lain?
7. Apakah pasien jatuh dari ketinggian tertentu atau pasien terlempar?
RPD:
1. Apakah anda memiliki riwayat penyakit menular seperti cacar air atau
rubella?
2. Apakah saat anda masih kecil memiliki asma atau alergi?
3. Apakah anda sering mengalami masalah kulit atau penyakit kulit kronis?
4. Apakah anda pernah menjalani operasi, biopsy, atau cedera traumatis
mayor?
5. Apakah anda pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani prosedur seperti
studi elektrofisiologi atau pemindaian?
6. Apakah anda memiliki alergi terhadap makanan, obat-obatan, bahan kimia,
atau agen lingkungan? Jika ya, jenis reaksinya seperti apa? Masalah medis
lainnya
7. Apakah anda memiliki riwayat kanker kulit, eksim, atau psoriasis?
8. Apakah anda memiliki riwayat asma?
9. Apakah anda memiliki riwayat diabetes, penyakit tiroid, gangguan
pernapasan, penyakit hati, atau penyakit jantung?
10. Apakah anda baru-baru ini terkena infeksi atau penyakit menular?
11. Apakah anda pernah terkena dengan siapapun dengan kutu atau kudis?
12. Imunisasi apa yang anda miliki, misalnya, gondong, campak, rubella
(MMR), varicella, hepatitis A dan B?
13. Apakah anda minum obat yang diresepkan atau obat OTC?
14. Apakah anda menggunakan narkoba?
RPK
1. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat kanker kulit,
psoriasis, atau eksim?
2. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat anomaly jantung,
gangguan keluaran, atau penyakit pembuluh darah perifer?
3. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat asma atau
penyakit kronis paru-paru lainnya?
4. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit hati atau
kantung empedu?
5. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit diabetes
atau gangguan tiroid?
6. Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat alergi atau
penyakit autoimun seperti lupus erythematosus?
7. Apakah ada anggota keluarga anda yang baru-baru ini mengalami infeksi
atau penyakit menular?
Psikososial
1. Apakah anda rutin mendapatkan pemeriksaan fisik setiap tahunnya?
2. Apakah anda memeriksa kulit anda secara teratur untuk lesi yang tidak biasa
atau perubahan tahi lalat?
3. Apakah anda menggunakan tabir surya?
4. Apakah anda pergi ke salon tanning? Jika ya, seberapa sering?
5. Apakah anda menggunakan kacamatan pelindung? Apakah anda memakai
kaca mata hitam?
6. Seberapa sering anda mandi dan keramas rambut anda? Apa produk yang
biasa anda gunakan? Apakah menggunakan deterjen atau pewarna rambut?
7. Bagaimana anda merawat kuku anda seberapa sering anda manikur atau
pedikur?
8. Bagaimana anda menggambarkan kebiasaan anda sehari-hari?
9. Apa yang anda makan dan minum dalam 24 jam terakhir?
10. Apa asupan cairan anda pada biasanya?
11. Suplemen makanan apa yang anda gunakan?
12. Apakah anda berolahraga secara rutin?
13. Apa jenis latihan olahraga yang biasa anda lakukan?
14. Apa jenis rekreasi yang anda lakukan?
15. Apakah anda memiliki hewan peliharaan? Jenis apa?
16. Apakah anda memiliki hobi?
17. Berapa jam tidur yang anda dapatkan setiap hari?
18. Apakah anda mengalami masalah tidur?
19. Apakah anda merokok? Jika ya, berapa banyak dalam sehari dan sudah
merokok berapa tahun?
20. Apakah anda menggunakan alcohol dan narkoba?
21. Jenis pekerjaan apa yang anda lakukan?
22. Apakah anda terpapar iritasi kimia?
23. Apakah anda memiliki asuransi kesehatan?
24. Bagaimana anda menggambarkan lingkungan rumah anda?
25. Apa jenis pemanas dan pendingin yang anda gunakan?
26. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan kelompok?
27. Apakah ada perubahan pada kulit, rambut, atau kuku anda yang terpengaruh
hubungan pribadi anda?
28. Berapa banyak stress yang anda alami secara rutin?
29. Bagaimana cara anda dalam mengatasi stress?
Data Fokus Pemeriksaan Fisik (Persistem) sesuai data kasus dan buku rujukan
Tangan pasien
lembab
Resistensi kulit
menurun
Elektron mengalir
secara abnormal di
tubuh
Membentuk porasi
Depolarisasi sel-
(lubang di
sel saraf otak
membran sel)
Pasien mengalami
Luka Bakar kejang dan penurunan
kesadaran
Gangguan
Pasien mengalami
Integritas
amnesia
Kulit/Jaringan
Ekstravasi cairan
(H2O, elektrolit,
protein)
Tekanan ontotik
menurun. tekanan
hidrostatik meningkat
Membentuk porasi
(lubang di membrane sel)
Luka bakar
Gangguan
Integritas/Jaringan
Penguapan meningkat
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Ekstravasi cairan (H2O,
elektrolit, protein)
Tekanan ontotik
menurun, tekanan
hidrostatik meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia
Pasien mengalami
amnesia
Gangguan Memori
Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi yang dirumuskan (Buat Dalam Bentuk Tabel
Rencana Keperawatan)
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
isotonis
(mis.nacl, rl)
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%,
nacl 0.4%)
- Kolaborasi
pemberian
cairan koloid
(mis. Albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi
pemberian
produk darah
2. Gangguan memori Setelah dilakukan Latihan Observasi:
b.d gangguan intervensi selama Memori - Identifikasi
sirkulasi ke otak, 2x24 jam maka masalah
gangguan volume Perfusi Serebral memori yang
cairan/elektrolit, meningkat dengan dialami
gangguan neurologis kriteria hasil: - Identifikasi
(gangguan kejang) kesalahan
d.d Tingkat terhadap
DS: kesadaran orientasi
meningkat - Monitor prilaku
- Ibu pasien
Kognitif dan perubahan
mengatakan meningkat memori selama
terapi
pasien
langsung Terapeutik:
- Rencanakan
tidak sadar
metode
dan mengajar sesuai
kemampuan
menunjukkan
pasien
kontraski otot - Stimulasi
memori dengan
seperti
mengulang
kejang. pikiran yang
terakhir kali
DO:
diucapkan, jika
- Pasien perlu
- Koreksi
amnesia
kesalahan
- Pasien gagal orientasi
- Fasilitasi
memberikan
mengingat
rekonstruksi kembali
pengalaman
rinci tentang
masa lalu, jika
cedera. perlu
- Fasilitasi tugas
pembelajaran
- Fasilitasi
kemampuan
konsentrasi
- Simulasi
menggunakan
memori pada
peristiwa yang
baru terjadi
Edukasi:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
latihan
- Ajarkan teknik
memori yang
tepat
Kolaborasi:
- Rujuk pada
terapi okupasi,
jika perlu
Pemantaua Observasi
n - Monitor
Neurologis ukuran, bentuk,
kesimetrisan,
dan reaktifitas
pupil
- Monitor tingkat
kesadaran
- Monitor tingkat
orientasi
- Monitor ingatan
terakhir,
rentang
perhatian,
memori masa
lalu, mood, dan
prilaku
- Monitor tanda-
tanda vital
- Monitor status
pernafasan
- Monitor
parameter
hemodinamika
invasif, jika
perlu
Terapeutik
- Tingkatan
frekuensi
pemantauan
meurologis, jika
perlu
- Hindari
aktifitas yang
dapat
meningkatkan
tekanan
intracranial
- Atur interval
waktu
pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasika
n hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu
3. Gangguan Integritas Setelah dilakukan Perawatan Observasi:
Kulit/Jaringan b.d intervensi selama Luka - Monitor
Faktor mekanis 3x24 jam maka, karakteristik
(Energi Listrik integritas kulit luka (mis.
bertegangan tinggi) dan jaringan drainase,
d.d: meningkat dengan warna, ukuran,
kriteria hasil: bau)
DS: - Kerusakan - Monitor tanda-
- Keluarga jaringan tanda infeksi
menurun
pasien
- Kerusakan Terapeutik:
mengatakan lapisan - Lepaskan
kulit balutan dan
bahwasan nya
menurun plester secara
pasien - Elasisitas perlahan
membaik - Bersihkan
memegang
- Jaringan dengan cairan
smartphone parut NaCl atau
menurun pembersih
yang sedang
- Nyeri nontoksis,
di pegang menurun sesuai
- Kemeraha kebutuhan
sedangkan
n menurun - berikan salep
pasien juga - Nekrosis yang sesuai ke
menurun kulit/lesi, jika
sedang mandi
- Suhu kulit perlu
- Keluarga membaik - Pasang balutan
- Sensasi sesuai jenis
pasien
membaik luka
mengatakan - Pertahankan
teknik steril
ada nya luka
saat melakukan
pada bagain perawatan luka
- Ganti balutan
tangan anak
sesuai jumlah
nya eksudat atau
drainase
- Berikan
DO:
suplemen
- Pasien
vitamin dan
tampak luka mineral (mis.
vitamin A,
pada bagian
vitamin C,
tangan dan Zinc, asam
amino), sesuai
bagian perut indikasi
- Berikan terapi
- Luka pasien
TENS
terdapat lesi (stimulasi saraf
transkutaneous)
yang
, jika perlu
berbentuk
oval yang Edukasi:
dibatasi - Jelaskan tanda
dan gejala
sekitar 1 × 1 infeksi
cm, dengan - Anjurkan
mengkonsumsi
zona tengah makanan tinggi
pucat di sisi kalori dan
protein
palmar - Ajarkan
tangan antara prosedur
perawatan luka
ibu jari dan secara mandiri
jari telunjuk
- Dan terdapat Kolaborasi:
stripe - Kolaborasi
prosedur
Laserasi - debridement
berbentuk (mis. enzimatik,
biologis,
kulit sekitar 1 mekanis,
× 12 cm, di autolitik), jika
perlu
perut, dekat - Kolaborasi
daerah pemberian
antibiotik, jika
epigastrik, perlu
dikelilingi
oleh zona
hiperemia
- Terdapat Tota
l luas
permukaan
tubuh pasien
yang
diterbakar
karna
sengatan
Listrik kuran
g dari 0,5%
Pada kasus di atas, pasien mengalami sengatan Listrik karena kemungkinan tangan
yang lembab menyentuh aliran Listrik. Tangan yang lembab menurunkan resistensi
kulit terhadap aliran Listrik sehingga Listrik mengalir di tubuh pasien dan menganggu
irama otak, otot, hingga menyebabkan timbulnya luka, kejang, penurunan kesadaran,
dan amnesia. Maka dari itu kelompok kami mengambil diagnose hipovolemi,
gangguan memori, dan gangguan integritas kulit/jaringan. Dengan intervensi yang
berfokus kepada pemulihan cairan, luka, sirkulasi ke otak, serta memori pasien.