Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DHARMA RINI
Jl. Pahlawan No.14, Telp.(0293) 4960021 Kode Pos.56214
Email: dharmarini.dp@gmail.com
TEMANGGUNG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN RUMAH NEONATAL
DI WILAYAH PUSKESMAS DHARMA RINI
NOMOR :

A. PENDAHULUAN

Secara etiologi faktor


penyebab dari hiperemesis
gravidarum
belu diketahui secara pasti,
namun banyak faktor yang
telah
dikemukakan mulai dari
faktor prediposisi, faktor
organik, faktor
psikologik, hingga faktor
endokrin.
Penatalaksanaannya pun
bertahap bergantung pada
manifestasi klinis. Hiperemesis
dianggap
ringan bila bisa dirawat
dirumah dan tidak memerlukan
perawatan
secara intensif di rumah sakit.
Pemberian health education
sangatlah
penting supaya kondisi fisik
maupun psikologis menjadi
lebih baik.
Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat
terpenuhi
mengingat ibu hamil
sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya
maupun janinnya
Secara etiologi faktor
penyebab dari hiperemesis
gravidarum
belu diketahui secara pasti,
namun banyak faktor yang
telah
dikemukakan mulai dari
faktor prediposisi, faktor
organik, faktor
psikologik, hingga faktor
endokrin.
Penatalaksanaannya pun
bertahap bergantung pada
manifestasi klinis. Hiperemesis
dianggap
ringan bila bisa dirawat
dirumah dan tidak memerlukan
perawatan
secara intensif di rumah sakit.
Pemberian health education
sangatlah
penting supaya kondisi fisik
maupun psikologis menjadi
lebih baik.
Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat
terpenuhi
mengingat ibu hamil
sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya
maupun janinnya
Secara etiologi faktor
penyebab dari hiperemesis
gravidarum
belu diketahui secara pasti,
namun banyak faktor yang
telah
dikemukakan mulai dari
faktor prediposisi, faktor
organik, faktor
psikologik, hingga faktor
endokrin.
Penatalaksanaannya pun
bertahap bergantung pada
manifestasi klinis. Hiperemesis
dianggap
ringan bila bisa dirawat
dirumah dan tidak memerlukan
perawatan
secara intensif di rumah sakit.
Pemberian health education
sangatlah
penting supaya kondisi fisik
maupun psikologis menjadi
lebih baik.
Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat
terpenuhi
mengingat ibu hamil
sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya
maupun janinnya
Neonatus merupakan masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan
usia 28 hari. Dalam masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
yang awalnya di dalam rahim serba bergantung pada ibu menjadi di luar rahim yang
harus hidup secara mandiri. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem. Bayi yanag berusia kurang dari satu bulan memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan dapat muncul sehingga tanpa
adanya penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Kunjungan neonatus lengkap
sebaiknya diberikan kepada setiap bayi baru lahir yang meliputi KN 1, KN 2, KN 3,
yang dilakukan pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari dan 8- 28 hari (Riskesdas,
2013).

B. LATAR BELAKANG
Menurut Kemenkes RI (2016), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator
angka kematian yang berhubungan dengan anak. Kematian neonatal memiliki
kontribusi terhadap kematian bayi sebesar 59% di usia 0-28 hari. Berdasarkan hasil
survei Kementerian Kesehatan RI tahun 2012, Angka Kematian Neonatus (AKN)
sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan
SDKI tahun 2 2007 dan hanya menurun 1 poin dibandingkan SDKI tahun 2002-2003
yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup. Kunjungan Neonatus (KN) lengkap di Indonesia
terjadi peningkatan selama periode enam tahun terakhir dari 78,04% pada tahun 2009
menjadi 93,33% pada tahun 2014. Pencapaian indikator KN lengkap di Indonesia
sudah cukup baik yang dapat dilihat dari capaian yang cukup tinggi di sebagian besar
provinsi. Terdapat 16 provinsi telah mencapai target program tahun 2014 yakni 88%
dimana, capaian tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur,
dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah sekitar sebanyak
85% (Kemenkes RI, 2016)

Secara etiologi faktor


penyebab dari hiperemesis
gravidarum
belu diketahui secara pasti,
namun banyak faktor yang
telah
dikemukakan mulai dari
faktor prediposisi, faktor
organik, faktor
psikologik, hingga faktor
endokrin.
Penatalaksanaannya pun
bertahap bergantung pada
manifestasi klinis. Hiperemesis
dianggap
ringan bila bisa dirawat
dirumah dan tidak memerlukan
perawatan
secara intensif di rumah sakit.
Pemberian health education
sangatlah
penting supaya kondisi fisik
maupun psikologis menjadi
lebih baik.
Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat
terpenuhi
mengingat ibu hamil
sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya
maupun janinnya.
C. TUJUAN
Untuk mengurangi resiko kematian karena resiko terbesar kematian neonatus
tejadi pada 24 jam pertama kehidupannya., sehingga jika bayi lahir difasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan tersebut selama
24 jam setelah kelahirannya.

belu diketahui secara pasti,


namun banyak faktor yang
telah
dikemukakan mulai dari
faktor prediposisi, faktor
organik, faktor
psikologik, hingga faktor
endokrin.
Penatalaksanaannya pun
bertahap bergantung pada
manifestasi klinis. Hiperemesis
dianggap
ringan bila bisa dirawat
dirumah dan tidak memerlukan
perawatan
secara intensif di rumah sakit.
Pemberian health education
sangatlah
penting supaya kondisi fisik
maupun psikologis menjadi
lebih baik.
Bila terjadi dehidrasi tidak
sampai berat, nutrisi dapat
terpenuhi
mengingat ibu hamil
sangat perlu asupan nutrisi
untuk dirinya
maupun janinnya
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kunjungan rumah ke BBL yang sudah di data

E. SASARAN
Semua Neonatal di wilayah kerja Puskesmas Dharma Rini.

F. CARA PROSEDUR PEMERIKSAAN


1. Petugas bidan datang kerumah bayi baru lahir.
2.Pelaksanaan pelayanana kesehata neonatus adalah sbb:
 Kunjungan neonatal ke- 1[KN1] dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan:
1. jaga kehangatan bayi.
2. Beri asi ekslusif
3. Cegah infeksi
4. Rawat tali pusat.
 Kunjungan neonatal ke 2{KN2} dilakukan pada kurun waktu hari ke3
sampai hari ke7 setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan:
1) Jaga kehangatan tubuh bayi.
2) Beri asi ekslusiegah infeksi.
3) Rawat tali pusat.
 Kunjungan neonatal ke 3 {KN3} dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28
setelah lahir.
Hal yang dilakukan:
1) Periksa ada / tidak tanda bahaya atau gejalah sakit.
2) Jaga kehangatan tubuh.
3) Beri asi ekslusif.
 Pemeriksaan fisik.
Apabila di temukan komplikasi pada bayi baru lahir segera rujuk ke
puskesmas/ rumah sakit.
 Setela melakukan pemeriksaan petugas pulang

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pemeriksaan KN dilakukan setelah kunjungan ke rumah.

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Melaporkan hasil pemeriksaan setiap bulan ke Puskesmas

Mengatahui
Kepala Puskesmas Dharma Rini Penanggung Jawab UKM

Dr. Andi Farimanto Dewi Ratnawati,SKM


NIP. 197311202003121003 NIP. 198504082006042003

Anda mungkin juga menyukai