Case Study Yongye
Case Study Yongye
Situation Analysis
Langkah pertama dalam menggunakan metode Kepner Tregoe adalah melakukan analisis
situasi untuk mengetahui fakta apa yang sedang terjadi di bisnis Yongye Group. Situasi fakta
yang sedang dihadapi Yongye Group dikutip dari case study adalah dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penerapan sistem insentif penghargaan Tingkat lanjut selama tiga tahun di tingkat
manajemen senior, dan untuk pertama kalinya diterapkan pada karyawan tingkat dasar.”
2. Karyawan bersemangat dengan penerapan sistem penghargaan ini karena tidak
didasarkan pada kinerja mereka di masa lalu, namun pada komitmen mereka terhadap
tujuan di masa depan. Hal ini tercemin dari kutipan pernyataan beberapa karyawan yang
dirangkum oleh case study
Problem Analysis
Langkah kedua dalam menggunakan metode Kepner Tregoe adalah melajukan analisis
permasalahan yang sedang terjadi pada Yongye Group. Dari case study dapat disimpulkan
bahwa permasalahan yang sedang dihadapi oleh Yongye Group adalah pemikiran dari
pendirinya sendiri (Wu Zishen), pemikiran Wu Zishen yang menjadi problem analysis case
study adalah sebagai berikut:
1. dapatkah sistem insentif penghargaan ini cukup berkelanjutan untuk menginspirasi
karyawan Yongye menjadi ''karyawan intrapreneur
2. Dapatkah budaya kepercayaan diwariskan secara efektif tingkat demi tingkat kepada
karyawan tingkat bawah?
3. Selain mobil dan apartemen, apa lagi yang bisa digunakan untuk memberi penghargaan
kepada karyawan terlebih dahulu?
Decision Analysis
Langkah ketiga dalam metode Kepner Tregoe adalah memberikan tanggapan/ solusi/ saran
pada permasalahan yang terjadi. Dalam menentukan keputusannya, Yongye Group atau
Wu Zishen selaku pendiri perlu menetapkan kriteria Keputusan terlebih dahulu, sehingga
kriteria Keputusan tersebut dapat menjadi patokan bagi Yongye Group dalam menentukan
Keputusan final yang akan diraih. Untuk kriteria Keputusan tersebut, Kita dapat
menggunakan tujuan pemberian insentif menurut Ranupandojo dan Suad Husnan yang
dikutip dari Asep Kurniawan dan Fitriyani (2021) sebagai berikut:
Dengan menjadikan 5 hal yang menjadi tujuan pemberian insetif tersebut sebagai kriteria
Keputusan Yongye, maka diharapkan apapun Keputusan yang dipilih dapat berdampak pada
tercapaianya tujuan pemberian insentif itu sendiri.
Selanjutnya, kita akan melakukan melakukan analisis terkait opsi-opsi keputusan apa saja
yang dapat kita pilih untuk menyelesaikan permasalahan yang ditetapkan pada tahapan
problem analysis, namun demikian tidak semua permasalahan pada problem analysis perlu
dicari opsi-opsi keputusannya pada tahap awal. Hal ini dikarenakan berdasarkan
pemahaman pada studi kasus, dari 3 permasalahan yang disimpulkan, 2 permasalahan
diantaranya hanya membutuhkan konformasi terkait apakah Keputusan sebelumnya yang
diambil sudah efektif atau berkelanjutan, sehingga untuk 2 permasalahan tersebut, cukup
diuji saja dengan kriteria Keputusan yang telah ditetapkan. Apabila hasil pengujian terhadap
2 permasalahan tersebut sudah memenuhi kriteria Keputusan, maka Keputusan
sebelumnya akan dianggap sebagai Keputusan final, namun jika hasil pengujian terhadap 2
permasalahan tersebut sudah tidak memenuhi kriteria Keputusan, maka barulah kita akan
mencari opsi Keputusan lainnya.
Untuk permasalahan ketiga yang berbunyi “Selain mobil dan apartemen, apa lagi yang bisa
digunakan untuk memberi penghargaan kepada karyawan terlebih dahulu?”, penulis akan
mencari beberapa opsi Keputusan.