Anda di halaman 1dari 16

ETOS

KERJA
RIKA DEFIRA – NIM. 23138074 – S2 PTK – FT UNP
BAGAIMANA ANDA MELIHAT

PEKERJAAN ANDA ?
APA ALASAN KITA BEKERJA?

Kebahagiaan
Kesuksesan
Kenyamanan
Bertahan hidup
ETOS KERJA

Kata “Work Ethic” jika diterjemahkan kedalam Bahasa


Indonesia berarti “Etos Kerja”.

PENGERTIAN ETOS KERJA MENURUT PARA AHLI

Etos kerja menurut Miller, dkk. (2002) adalah “keyakinan


seseorang dapat menjadi lebih baik dan meraih tujuan
melalui komitmen terhadap nilai dan pentingnya bekerja
keras”
Martin & Cullen (dalam Eldor, 2016) mengemukakan
bahwa “etos kerja merupakan kumpulan sikap dan
keyakinan yang berkaitan dengan perilaku kerja”

menurut Dodi (dalam Hadiyansah dan Yanwar, 2017)


“etos kerja adalah sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri
atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang,
suatu golongan atau suatu bangsa”
KESIMPULAN

ETOS KERJA adalah Serangkaian


proses untuk mencapai tujuan (yang
lebih baik) dimulai dari dalam diri
(nilai, komitmen, motivasi, dsb) yang
kemudian diwujudkan dalam perilaku
(bekerja) dan akhirnya dapat menjadi
suatu kebiasaan dalam lingkungan
kerja tersebut
POHON ETOS
BUAH
Pendapatan Layanan prima
Kepuasan Pangsa pasar
Pelanggan Produk unggulan
Citra positif

Batang atau Ranting


• Prestasi
• Kualitas
• Produktifitas
• Efisiensi
• Inovasi

AKAR
• Semangat
• Motivasi
• Mentalitas
• Kompetensi
• Karakter
• Budaya
INDIKATOR ETOS KERJA Keinginan untuk
Menghargai waktu mandiri
Individu yang mempunyai etos kerja yang
Individu yang mempunyai etos kerja yang tinggi selalu berusaha mengaktualisasikan
tinggi memandang waktu sebagai seluruh kemampuannya dan berusaha
sesuatu yang sangat bermakna dan memperoleh hasil dari usahanya sendiri.
sebagai wadah produktifitasnya

Tangguh dan pantang menyerah Penyesuian diri

Individu yang mempunyai etos kerja yang Individu yang mempunyai etos kerja yang
tinggi cenderung suka bekerja, ulet dan tinggi cenderung dapat menyesuiakan diri
pantang menyerah dalam menghadapi setiap dengan baik dalam lingkungan kerja, rekan
tantangan atau tekanan (pressure). kerja maupun dengan atasan atau bawahan
Aspek- Aspek
Pengukuran Etos
Kerja
Paradigma kerja yang
profesional menurut jansen
sinamon ada 8 aspek
dalam mengukur etos
Karena kerja merupakan pemberian dari yang
01 Kerja maha kuasa maka individu harus dapat bekerja
adalah dengan tulus dan penuh syukur
rahmat

Kerja 02 Kerja merupakan titipan berharga yang


dipercayakan kepada kita sehingga
adalah kita mampu bekerja dengan benar dan
amanah penuh tanggung jawab.

Kerja merupakan suatu darma yang


Kerja
sesuai dengan panggilan jiwa kita
adalah
mampu bekerja keras dengan penuh
03 panggilan
integritas.
Kerja
04 adalah
Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk
mencapai hakikat yang tertinggi sehingga kita
aktualisasi akan bekerja keras dengan penuh semangat

05
Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan kepada
sang khalid sehingga melalui pekerjaan individu
Kerja mengarahkan dirinya pada tujuan dan harus bekerja
serius penuh pengabdian
Adalah
ibadah

Kerja Kerja dapat mendatangkan kesenangan dan kegairahan


06 adalah kerja sehingga lahirlah daya cipta, kreasi baru, kreatif dan
gagasan inovatif.
seni
07 Pekerjaan dapat membangkitkan harga
Kerja diri sehingga harus di lakukan dengan
Adalah ketekunan dan penuh keunggulan.
kehormatan

Manusia bekerja bukan hanya untuk


memenuhi kebutuhannya sendiri saja
Kerja tetapi untuk melayani sehingga harus
adalah bekerja sempurna dan penuh rendah
08 pelayanan hati.
Etos kerja sendiri menurut Miller, dkk. (2002) terdiri dari
tujuh komponen

Centrality of Work Self-Reliance Hard Work


Keyakinan
Kemampuan
Percaya seseorang dapat
individu untuk
terhadap menjadi lebih
tidak bergantung
pekerjaan dan baik dan meraih
pada orang lain
mementingkan tujuan melalui
dalam
pekerjaan komitmen
menyelesaikan
terhadap nilai
pekerjaan
dan pentingnya
sehari-hari.
bekerja keras
SENTRALITAS KEMANDIRIAN KERJA KERAS
PEKERJAAN
Morality/EthicS Leisure Wasted Time Delay of Gratification
Kepercayaan Sikap individu Kemampuan
pada suatu Sikap dan menunda rewards
yang terbiasa jangka pendek,
keadilan dan keyakinan yang
menggunakan untuk
adanya mencerminkan mendapatkan rew
waktu luang
moral. Morality/e penggunaan ards di masa
untuk mendatang
thics merujuk waktu yang aktif,
mengerjakan hal dengan hasil yang
pada karakter, produktif dan lebih maksimal
lain diluar
dan persoalan efisien. memiliki orientasi
pekerjaan. pada masa depan
terkait perilaku

ETIKA MORALITAS WAKTU LUANG MEMBUANG WAKTU PENUNDAAN KEPUASAN


Pendidikan vokasi memiliki produktivitas berkaitan dengan
kaitan yang erat dengan etos kemampuan individu untuk
kerja dan produktivitas. menghasilkan hasil yang
diinginkan dalam konteks
pekerjaan

Etos kerja mengacu pada


sikap, nilai, dan perilaku
individu terkait dengan
pekerjaan
KAITAN PENDIDIKAN VOKASI DENGAN
ETOS KERJA DAN PRODUKTIFITAS
KERJA
pendidikan vokasi fokus pada Etos kerja yang kuat, termasuk nilai-nilai
pengembangan keterampilan khusus yang seperti tanggung jawab, disiplin, dan kerja
sesuai dengan tuntutan pasar kerja, keras, dipromosikan dalam pendidikan
memungkinkan lulusan untuk menjadi lebih vokasi, yang pada akhirnya dapat
kompeten dan produktif dalam pekerjaan meningkatkan produktivitas individu dalam
mereka pekerjaan mereka
pendidikan vokasi lebih berorientasi pada
aplikasi praktis dan pengalaman nyata, yang Kerja sama antara lembaga pendidikan dan
membantu mengembangkan etos kerja yang industri, pendidikan vokasi dapat terus
kuat relevan dengan perkembangan teknologi
Program pendidikan ini juga mempersiapkan siswa dan tuntutan pasar kerja, memastikan
untuk memasuki dunia kerja dengan cepat dan bahwa lulusannya siap untuk menjadi
mendorong pembelajaran sepanjang hayat pekerja yang produktif dan sukses.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai