KAYU
Disusun Oleh :
Teknik Mesin 2C
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas metode perancangan
dengan judul “RANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCETAK
PELET KAYU”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas metode perancangan.
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan
pembaca.
Bayu Sentosa
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pelet kayu merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari bahan organik
atau biomassa yang terkompresi. Pelet kayu terbuat dari hasil pengolahan limbah
kayu menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga menjadi serbuk yang dipadatkan
sehingga membentuk silindris dengan diameter kurang lebih 6mm-10mm dan
panjang kurang lebih 1cm-3cm.
Selama ini penanganan limbah industri kayu dilakukan dengan cara ditumpuk,
dibuang serta dibakar. Tentu saja hal ini mempunyai dampak negative berupa
pencemaran lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya suatu pengolahan lanjut dengan
teknologi sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah yaitu dengan
memanfaatkan limbah kayu menjadi pelet kayu.
Pelet kayu cocok digunakan untuk bahan bakar kebutuhan rumah tangga,
pertanian, dan industri besar, bahkan untuk industri pembangkit tenaga listrik.
Dengan kandungan panasnya mampu mencapai 4.880 kilo kalori produk ini mampu
mengganti batu bara, pelet kayu akan dapat diterima dipasar karena saat ini dunia
sedang menuju mekanisme pembangunan bersih untuk membantu mengurangi efek
gas rumah kaca. (Arifuddin, 2010).
1
diperbaharui, dan pembakarannya menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah
daripada bahan bakar fosil konvensional.
Berdasarkan kebutuhan mesin pencetak pelet kayu ini maka kami berencana
membuat rancangan simulasi mesin pencetak pelet kayu ini dengan metode
perancangan VDI 2222.
Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah hanya membahas sistem
transmisi yang digunakan pada mesin pencetak pelet kayu.
2
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Perancangan
Definisi Design menurut kamus umumnya adalah membuat suatu rencana (to
fashion after plan). Selanjutnya adalah kombinasi definisi baik untuk proses maupun
praktisnya yang diambil dari institusi Inggris Institution of Engineering Designers
dan organisasi dosen desain Teknik, SEED Ltd. Desain Teknik adalah seluruh
aktivitas untuk membangun dan mendefinisikan tidak dapat dipecahkan sebelumnya
atau Solusi baru bagi berbagai masalah yang sebelumnya telah dipecahkan tetapi
dengan cara berbeda. Aktivitas desain belum bisa dikatakan selesai sebelum hasil
akhir produk dapat dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan
dengan metode kerja yang terdefinisi dengan jelas (Prasetyowibowo, 2000 dalam
Wiraghani, 2017).
2.2 Biomassa
3
kehutanan, kehutanan, peternakan, perikanan). Unsur utama dari biomassa adalah
bermacam-macam zat kimia (molekul) yang sebagian besar mengandung atom
karbon (C). Biomassa secara garis besar tersusun dari selulosa dan lignin (sering
disebut lignin selulosa). Komposisi elementer biomassa bebas abu dan bebas air kira-
kira 53% massa karbon, 6% hidrogen dan 42% oksigen, serta sedikit nitrogen, fosfor
dan belerang (biasanya masing-masing kurang dari 1%). Kadar abu kayu biasanya
kurangdari 1% (Supriyatno dan Crishna, 2010).
Pelet kayu adalah salah satu jenis sumber energi dari biomassa. Pelet terutama
diproduksi dari limbah kayu, termasuk serbuk gergaji, serutan serpihan kayu, yang
merupakan produk sampingan pembuatan kayu, furnitur, dan hasil hutan lainnya.
Selain itu pelet kayu dapat ditambahkan sanpah dari jerami padi, sekam, sampah
4
daun, ranting atau bagian tanaman yang dianggap sampah (Jurnal Ilmu Kehutanan,
2018).
Pelet kayu memiliki sifat seperti kayu bakar yang ketika digunakan dapat
dipadamkan terlebih dahulu dan digunakan lagi kemudian. Meski begitu, kandungan
kalori pada pelet kayu mendekati kalori pada batu bara. Pada batu bara terdapat
5.000-6.000 kKal dan pada pelet kayu sekitar 3.000-4.500 kKal dengan kadar abu
sekitar 0.5-3%. Hal ini karena dalam proses pembuatannya pelet kayu telah melewati
fase pengeringan sehingga kadar air pada kayunya sudah hilang.
5
2. Pembuatan konsep untuk memperjelas pekerjaan yang dilakukan, membuat
daftar tuntutan, pengajuan alternatif fungsi dan pengajuan konsep.
3. Tahap proses perancangan yang menghasilkan draft rancangan dari penilaian
variasi konsep dan membuat optimasi sesuai dengan proses pembuatan,
perakitan serta perawatan produk.
4. Tahap akhir merupakan tahap penyelesaian yang meliputi gambar kerja detail
komponen maupun susunan produk secara keseluruhan.
6
2.5 Komponen Utama Yang Digunakan
Jika N (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah
torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kw) yang diperlukan untuk
menggerakan sistem adalah:(Sularso,2004).
𝑇
( )(2𝜋𝑛1 /60)
P= 1000
102
𝑇
P = 9.74×103 𝑛1
7
Keterangan :
T = Torsi (kg.mm)
N = Rpm
2.5.2 Poros
Gambar 2. 4 Poros
8
tegangan geser maksimum. Berikut adalah perhitungan dalam perencanaan poros.
(Sularso, 2004)
a. Daya Rencana
Pd = fc.P
Pd = Daya rencana
fc = Faktor koreksi
2.5.3 Bantalan
a) Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan
bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas
b) Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat. (Sularso,2004)
9
Jenis bantalan yang paling umum digunakan untuk menumpu sebuah poros
yang berputar, menahan beban radial murni atau gabungan radial dan aksial.
a. Bantalan radial
Beban yang bekerja mengarah ke pusat bantalan sepanjang jari-jari. Beban-
beban ini lazimnya ditimbulkan oleh elemen-elemen transmisi daya pada poros, seperti
roda gigi lurus, transmisi sabuk-V, dan transmisi rantai.
b. Beban aksial
Beban-beban yang bekerja sejajar dengan sumbu poros. Komponen-komponen
aksial gaya-gaya pada roda gigi miring dan roda gigi cacing adalah beban aksial
pada poros. Bantalan-bantalan yang menumpu poros-poros dengan sumbu vertikal
juga menerima beban aksial akibat beban poros, elemen-elemen pada poros serta
gaya-gaya yang bekerja secara aksial.
Roda gigi adalah roda yang berguna untuk mentransmisikan daya besar atau
putaran yang cepat. Rodanya dibuat bergigi dan berbentuk silinder atau kerucut
10
yang saling bersinggungan pada kelilingnya agar jika salah satu diputar maka
yang lain ikut berputar (Foley, 1982)
Roda gigi cacing ialah suatu elemen transmisi yang dapat meneruskan daya
dan putaran pada poros yang bersilang. Roda gigi cacing mempunyai gigi yang
dipotong menyudut seperti pada roda gigi heliks dan dipasangkan dengan ulir
yang dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini biasannya untuk mereduksi
kecepatan, roda gigi ini dalam operasionalnya akan “mengunci sendiri” sehingga
tidak dapat diputar pada arah berlawanan. Keuntungan dari roda gigi ini adalah
dengan memberikan input minimal dapat dihasilkan output dengan kekuatan
maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk kecepatan-kecepatan tinggi
dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal.
11
2.5.5 Elemen Pengikat
2.5.5.1 Baut dan Mur
Baut dan mur merupakan komponen pengikat yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam suatu konstruksi mesin. Baut dan mur termasuk sambungan
yang dapat dibuka tanpa merusak bagian yang disambung. Baut dan mur terdiri
dari beraneka ragam bentuk, sehingga penggunaannya disesuaikan dengan
kebutuhan. Pemilihan baut dan mur sebagai pengikat harus dilakukan dengan
teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya
sebagai usaha untuk menjaga kerusakan pada mesin maupun kecelakaan kerja.
Beberapa faktor harus diperhatikan untuk menentukan ukuran baut dan mur,
seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan dan kelas
ketelitian. (Sularso, 2004)
12
Gambar 2. 7 Macam-Macam Baut dan Mur
Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan baut dan mur sebagai elemen
pengikat :
13
2.6 Perencanaan Pemesinan
Dalam suatu perencanaan, salah satu langkah yang dibutuhkan adalah proses
manufaktur yaitu proses pemesinan, yang meliputi :
1. Pengeboran
Mesin bor termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar.
Fungsi pokok mesin ini adalah untuk membuat lubang yang silindris pada
benda kerja dengan menggunakan mata bor sebagai alatnya. (Syamsir, 1986)
2. Pembubutan
3. Pengfraisan/Milling
Proses milling adalah suatu proses pemesinan yang pada umumnya
menghasilkan bentukan bidang datar (bidang datar ini terbentuk karena
pergerakan dari meja mesin) Dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong yang berputar pada spindle
dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin. (Eliasebastian, 2014)
2.6 Pembuatan OP
14
…0.1 Periksa benda kerja
...0.2 Setting mesin
...0.3 Markingout
...0.4 Cekam benda kerja
...0.5 Proses benda kerja
2.7 Perawatan
Perawatan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan
peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai denga napa yang telah
direncanakan. Perawatan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan tindakan-
tindakan sebagai berikut (Effendi, 2008)
15
1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
16
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Mulai A
Studi Literatur
Perhitungan
Mengkonsep
Membuat Simulasi
Tidak? Pergerakan
Sesuai Daftar
Tuntutan?
Ya Penyusunan Laporan,
Gambar Kerja
Membuat Detail
Rancangan
Selesai
A
17
3.2 Rincian Pelaksanaan
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terkait
dengan masalah-masalah yang akan dibahas. Sumber tersebut berasal dari buku-buku
referensi, laporan proyek akhir sebelumnya dan internet. Data-data yang berhasil
dikumpulkan, diolah serta dianalisa untuk menentukan dan menyesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Mengkonsep
Sebagai sketsa atau kerangka spesifik yang dilakukan oleh peneliti yang
menggambarkan suatu rencana proses dari penelitian secara keseluruhan. Adapun
proses-proses yang dilakukan adalah:
18
dilakukan penilaian dengan mendapatkan alternatif yang lebih optimal perlu
dibuat skema penilaian.
d. Melakukan Penilaian
Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap pembuatan konsep dan
alternatif yang sudah dibuat. Dari proses penilaian yang telah dilakukan,
konsep yang akan di pilih yaitu penilaiannya mendekati 100% untuk
dioptimalkan sebagai rancangan mesin
Pada tahap ini merupakan penyempurnaan rancangan mesin yang telah dipilih
dari tahapan sebelumnya. Komponen yang dioptimalkan diantaranya, poros, roda
gigi cacing, dan bantalan yang terkait dengan tuntutan yang akan dicapai oleh
mesin.
4. Perhitungan
Tahap penyelesaian ini dilakukan dengan pembuatan gambar kerja yang detail
lengkap dengan ukuran sesuai standar gambar teknik mesin dan melengkapi hasil
pengujian dalam bentuk laporan proyek akhir.
19