Anda di halaman 1dari 1

Kasus Jouska ini bermula ketika Jouska dianggap mengarahkan kliennya menandatangani

kontrak pengelolaan rekening dana investor (RDI) dengan perusahaan yang berafiliasi
dengan Jouska Indonesia, PT Mahesa Strategis Indonesia (MSI), terkait pengelolaan dana
investasi.
Belakangan diketahui, MSI merupakan perusahaan yang sahamnya terafiliasi dengan
Jouska. Dalam perjanjian tersebut, salah satu klausulnya memberikan kuasa pada MSI
untuk melakukan penempatan dana ke sejumlah portofolio investasi.
Dalam perkembangannya, dana investasi para klien tersebut dipakai untuk membeli
beberapa saham dan reksadana, salah satunya pembelian saham PT Sentral Mitra
Informatika Tbk (LUCK). Yang kemudian menjadi masalah, nilai-nilai dari portofolio tersebut
anjlok, terutama saham LUCK (Jouska luck)
Dalam perkembangannya, dana investasi para klien tersebut dipakai untuk membeli
beberapa saham dan reksadana, salah satunya pembelian saham PT Sentral Mitra
Informatika Tbk (LUCK). Yang kemudian menjadi masalah, nilai-nilai dari portofolio tersebut
anjlok, terutama saham LUCK (Jouska luck).
Jouska lantas dilaporkan oleh kliennya atas tuduhan penempatan dana yang membuat klien
merasa dirugikan. Selain itu, dalam kasus ini, terdapat unsur insider trading dalam
pengelolaan dana investasi.
Sumber: https://money.kompas.com/read/2020/07/25/102351626/kronologi-lengkap-kasus-
dana-investasi-jouska-hingga-diblokir-ojk?page=all

investor yang menggunakan jasa perencana keuangan, juga harus jeli dalam
memperhatikan masukan-masukan. Karena, pada praktiknya bisa saja terjadi konflik
kepentingan antara pembelian instrumen tertentu dengan perencana keuangan ini.

Selain itu, klien juga seharusnya tak memberikan akses rekening dana nasabah (RDN)
kepada pihak lain. Padahal akun ini seharusnya dikelola sendiri oleh pemilik akun.

"Tentu si klien ritel yg memang awam, tidak tahu hal-hal teknis operasional seperti ini.
Karena itu mereka harus belajar prinsip-prinsip dasar," imbuh dia.

"Buat klien financial planner yang awam, lebih cocok beli reksa dana indeks yang saham-
saham big cap [saham unggulan] saja: Indeks LQ45, IDX30, IDX80, Jakarta Islamic Index,
JII70," papar dia.

Selain itu, bagi investor yang baru di pasar modal disarankan untuk melakukan diversifikasi
investasi di berbagai instrumen sehingga eksposur investasinya tak hanya terkonsentrasi
pada satu atau dua instrumen.

"Diversifikasinya ya antarkelas aset, deposito, emas, obligasi, saham,


lalu antarinstrumen, beberapa saham, beberapa obligasi. Kalau untuk ritel via reksa dana
lebih praktis, dan antarwaktu atau dollar cost averaging,"

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200813145737-17-179597/geger-kasus-
jouska-gara-gara-kejar-fee-atau-sekuritas-nakal

Anda mungkin juga menyukai