Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Handini

NiM : 0306212106

Pembelajaran tematik terpadu ini sebagai pendekatan kurikulum 2013 SD/MI. Pembelajaran tematik
terpadu ini hanya belaku untuk kelas I sampai kelas VI. Dalam pembelajaran tematik terpadu ini
hanya berfokus pada tema alam dan kehidupan manusia seperti Matematikan, Bahasa Indonesia,
PPkn, Seni Budaya, Penjasorkes (Pendidikan Jasamani, Olahraga dan Kesehatan), IPA, dan IPS. Jadi,
seperti mata pelajaran agama tidak menggunakan pembelajaran berbasis tema atau pembelajaran
tematik terpadu.

Tema dapat ditentuka oleh guru, ataupun membuat kesepakatan antara guru dan siswa. Namun, saat
ini seorang guru tidak perlu repot-repot menentukan tema karena dari pihak pemerintah sudah
menyiapkan atau menentukan tema yang akan diberikan oleh guru.

pertama, mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami
yang abstrak. Peserta didik akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan
dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang konkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka.
Misalnya, untuk menjelaskan konsep jual beli, maka mulailah peserta didik diajak untuk berbicara
tentang kegiatan jual beli yang terjadi pada penjual jajanan di sekeliling sekolah atau madrasah.
Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai kegiatan jual beli lainnya.

Kedua, pengulangan akan memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran, pengulangan sangat


dibutuhkan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini, kita sering
mendengar pepatah mengatakan bahwa 4x2 lebih baik daripada 2x4. Artinya, walaupun maksudnya
sama, suatu informasi yang diulangulang akan lebih berbekas pada ingatan peserta didik. Namun
pengulangan dalam penulisan bahan ajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak
membosankan.

Ketiga, umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik. Sering
kali kita menganggap sepele dengan memberikan respon (reaksi) yang sekadarnya atas hasil kerja
peserta didik. Padahal respon yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta didikk akan menjadi
penguatan pada diri mereka. Perkataan seorang pendidik seperti “ya, bagus!” atau “ya kamu cerdas”
atau “itu tepat” akan menimbulkan kepercayaan diri peserta didik bahwa ia telah menjawab dan
mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya respon negatif akan mematahkan semangat. Untuk itu,
jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja peserta didik.

Keempat, motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
Seorang peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berhasl dalam belajar. Oleh
karena itu, salah satu tugas pendidik dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan
(motivasi) agar peserta didik mau belajar. Banyak cara memberikan motivasi, antara lain dengan
memberikan pujian, harapan, menjelaskan tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun
menceritakan sesuatu yang membuat mereka senang belajar.

Kelima, mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap akhirnya akan mencapai ketinggian
tertentu. Dlam hal ini, pembelajaran merupakan suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk
mencapai suatu standar kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau Bahan Ajar mudah melewatinya. Untuk itu, pendidik harus menyusun anak tangga tujuan
pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dalam bahan ajar, anak tangga
tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator kompetensi.

Keenam, mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai
tujuan. Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita
Nama : Nurul Handini
NiM : 0306212106

akan melewati kota lain. Kita akan senang jika pemandu perjalanan memberitahukan setiap kota yang
dilewati, sehingga kita menajdi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan.
Demikian halnya proses pembelajaran, pendidik ibarat pemandu perjalanan

Anda mungkin juga menyukai