Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

Disusun oleh:

YUSTI F. NAINGGOLAN
(2200103921097108)

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


ANGKATAN KE-1
UNIVERSITAS NEGEGERI SURABAYA
2022
Satuan Pendidikan : SMPN 4 Antang Kalang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : VIII / I
Materi Pokok : Zat Aditif dan Adiktif
Sub Materi Pokok : Dampak Penyalahgunaan Zat Aditif bagi Kesehatan
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

No
Menjelaskan berbagai zat aditif 3.6.1 Mengidentifikasi zat aditif makanan
3.6.
dalam makanan dan minuman, zat
buatan yang terdapat pada kemasan
adiktif serta dampaknya terhadapa
makanan/minuman
kesehatan 3.6.2 Menganalisis dampak negatif dari

dalam makanan dan minuman, zat berbagai zat aditif makanan buatan
yang terdapat pada kemasan
makanan dan minuman

3.6.3 Memberikan solusi atau ide untuk


pengganti zat aditif buatan dan
pencegahan dampak negatif zat aditif
buatan

4.6 Membuat karya tulis tentang 4.6.1 Membuat karya tulis berupa poster
dampak penyalahgunaan zat aditif dengan tema ajakan untuk tidak
dan zat adiktif bagi kesehatan menggunakan pewarna makanan
buatan yang berbahaya dan
dampaknya bagi kesehatan jika terus
menerus dikonsumsi
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif, serta
dampaknya terhadap kesehatan

 Pengertian dan jenis-jenis Zat Aditif pada makanan dan minuman

Gambar. Makanan
ZAT ADITIF MAKANAN BUATAN

(BAHAN TAMBAHAN PANGAN)

Zat aditif (bahan tambahan pangan) adalah suatu zat yang sengaja ditambahkan ke
dalam produk makanan atau minuman dalam takaran tertentu, dengan tujuan untuk
meningkatkan keawetan, penampilan, sifat, dan kualitas makanan. Zat aditif ini dapat
mempercantik warna, mengatur keasaman, menguatkan rasa, memperpanjang umur
penyimpanan produk, dan lain-lain.

Berikut merupakan beberapa zat aditif makanan yang sering kita jumpai pada produk
makanan atau minuman kemasan yang dikonsumsi pada berbagai kegiatan :

No. Nama Zat Aditif Pengertian Contoh Zat Aditif Produk Makanan *) Dampak

Makanan Makanan Olahan/Minuman Penggunaan

yang Zat Aditif

Menggunakan

Zat Aditif

1. Asam (Acids) Zat untuk a. asam sitrat Olahan daging, Pemicu

mempertajam b. asam tatrat Sirup, kanker,

rasa makanan, c. asam malat, Minuman dalam gangguan

pengawet dan d. asam fumarat kemasan


sistem
antioksidan. e. asam laktat.
pencernaan

2. Pengatur Zat pengatur Pengatur keasaman Minuman dalam Menyebabkan

Keasaman tingkat pada sirup (asam kemasan botol iritasi pada

(Acidity keasaman dan sitrat), kalsium asetat saluran

regulators) alkalinitas dari


pencernaan,
makanan
korosif ke gigi
3. Zat anti gumpal Zat untuk Tokoferol Produk susu Menyebabkan

(Anticaking mencegah serbuk alergi pada

agents) penggumpalan kasus

tertentu

4. Antioksidan Zat yang a. Butylatedhydroxy Minyak goreng Menyebabkan

ditambahkan anisole (BHA) Mie instan alergi pada

pada makanan Butylatedhydroxyt Snack (kripik kasus

untuk oluene (BHT) dan lain tertentu

mencegah b. Propylgallate sebagainya)

tengik (PG)

c. Tertiarybutylhydr

oquinone (TBHQ)

5. Zat pengembang Zat yang Ragi (yeast) Produk roti dan Menyebabkan

(Bulking agents) meningkatkan yang sejenis alergi pada

ukuran kasus

makanan tanpa
tertentu
mempengaruhi

nilai nutrisi

makanan

6. Pewarna Zat yang a. Tartrazine (kuning) Pada semua Resiko

makanan (Food ditambahkan b. Eritrosin (merah) produk makanan gangguan

coloring) agar warna c. biru berlian(biru) seperti permen, hati, pemicu

makanan d. allura red (merah) jeli


kanker
menarik e. amaranth (merah)

f. hijau FCF (hijau)

g. Coklat HT(coklat)
7. Pengemulsi Pengemulsi Lesitin kedelai mayonaise, es Menimbulkan

(Emulsifiers) dapat krim, coklat dan alergi

menyatukan susu homogenasi

antara air dan

minyak untuk

tetap

bercampur

pada emulsinya

8. Perasa zat aditif yang a. Amil kaproat Minuman Mudah lelah,

(Flavours)/perisa memberikan b. amil asetat kemasan pola denyut

rasa tertentu c. amil butirat Serbuk minuman jantung tidak

pada suatu d. Perisa lemon Selai normal, pemicu

makanan dapat e. perisa teh. Sirup kanker

dari perasa Permen

alam ataupun

perasa sintetis.

9. Penguat rasa bahan a. Monosodium Mie instan Sindrom

(Flavour tambahan (Mononatrium) Snack Restoran China

enhancers) pangan yang glutamat (MSG)

memperkuat b. Dinatrium guanilat

rasa makanan Inosinat

yang sudah ada

10. pengawet digunakan Asam benzoat, Olahan daging Pemicu kanker

(Preservatives /A untuk Asam sorbet, asam ayam/sapi dan dan tumor.

ntimicrobial mencegah atau propionate, lain sebagainya. Menyebabkan

agent) menghambat Parabens, asam Ikan kaleng iritasi pada

pertumbuhan asetat, sulfites, SO2, Saus tomat pencernaan

bakteri, jamur nitrat, nitrit dan nisin Saus sambal

atau

mikroorganism
e lain pada

bahan pangan

11. Penstabil Penstabil Penstabil nabati Selai buah Menimbulkan

(Stabilizers) digunakan Susu UHT alergi

seperti pada Mie Instan

digunakan

untuk

meberikan

tekstur

makanan yang

tetap.

12 Pemanis Pemanis a. Neotam Permen Resiko

(Sweeteners) ditambahkan b. gula jagung Selai gangguan

untuk c. Aspartam Sirup sistem ekskresi

memaniskan d. Acesulfam K Coklat Pemicu kanker

produk, e. Sakarin Jeli

menjaga agar f. Siklamat Minuman serbuk

kalori makanan g. Dulsin Minuman berasa

tetap rendah h. sorbitol pada kemasan

dan mencegah

pelapukan gigi

Pengental Kalsium Mie instan

13. Pengental Pengental Asetat selai -

ditambahkan
pada makanan
(Thickeners) untuk
meningkatkan
kekentalan
makanan tanpa
mengubah sifat
dari makanan
tersebut

Ditambahkan Menimbu
Susu lkan
pada bahan
makanan untuk Mie instan alergi
menambah nilai Vitamin dan mineral pada
Penambah nutrisi pada (Vit.A,Vit B1,Vit C, Dan beberapa
14 Nutrisi makanan kalsium, vit E sebagainya kasus

Zat aditif pada makanan adalah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke produk makanan.
Manfaatnya untuk menjaga makanan agar tetap segar serta meningkatkan warna, aroma, dan
teksturnya. Zat aditif makanan disebut juga dengan istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Semua produk makanan yangg d menggunakan zat aditif harus melalui persetujuan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Semua bahan yang dicampurkan
pada produk makanan selama proses pengolahannya, proses penyimpanannya, dan proses
pengemasannya bisa disebut sebagai zat aditif pada makanan. Zat aditif makanan dibagi
menjadi beberapa, diantaranya yaitu:

1. Zat pewarna

Gambar. Pewarna pada kue

Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna
yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada
umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan
menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna.
Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang
gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada
umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah, pewarna
telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat diperoleh dari
hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak
memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan
pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan
kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
Pemberian zat warna pada makanan agar makanan terlihat segar dan menarik sehingga
menimbulkan orang untuk memakannya. Jenis zat pewarna ada dua, yaitu pewarna
alami dan pewarna sintetis.
 Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari
tumbuhan dan hewan. Banyak sekali bahan-bahan di sekitarmu yang dapat dipakai
sebagai pewarna alami. Daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau
pada makanan. Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma
harum pada makanan. Kakao sering digunakan untuk memberikan warna cokelat
pada makanan. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat
untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami
memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas
yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya
kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.
 Pewarna Sintetis (Buatan)
Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding
pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih
kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan.
Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang
ketat untuk kesehatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan
dan yang diijinkan pemakaiannya untuk makanan dinamakan permitted colour atau
certified colour. Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas
digunakan masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan. Namun, di
masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. Pewarna buatan (sintetis) adalah zat warna yang
mengandung bahan kimia yang biasanya digunakan di dalam makanan untuk
mewarnai makanan.
2. Zat pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Jenis-
jenis zat pemanis ada 2, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami dapat
berasal dari kelapa, tebu, dan aren. Selain itu juga terdapat dari buah-buahan dan madu.
Zat pemanis juga berfungsi sebagai penghasil energi. Namun, konsumsi yang
berlebihan dapat menimbulkan kegemukan dan penyakit kencing manis (diabetes)
karena pemanis alami mengandung kalori lebih tinggi. Untuk itu, batasi penggunaan
zat pemanis alami. Pemanis sintetik tidak dapat dicerna tubuh karena tidak
menghasilkan energi. Contonya yaitu: sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat,
kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin. Walaupun pemanis sintetik memiliki kelebihan
dibandingkan pemanis alami, namun kita tidak boleh menggunakan secara berlebihan
karena dapat menimbulkan efek samping. Misalnya, penggunaan sakarin yang
berlebihan dapat menimbulkan rasa pahit dan menyebabkan tumor pada syaraf kandung
kemih.

Tabel 1. Pewarna yang diijinkan dan Pewarna yang tidak diijinkan


Pewarna yang Pewarna yang tidak diizinkan
diizinkan
Biru berlian Auramine Fast Yellow AB Orange G
Cokelat HT Orange RN Black 7984 Magenta
Eritrosin Metanil Yellow Ponceau SX Chrysoine
Hijau FCF Chocolate Oil Yellow AB Sudan 1
Brown FB
Hijau S Alkanet Guinea Green B Orange GGN
Indigotin Orchil and Orcein Burn Umber Violet 6 B
Karmoisin Oil Orange SS Ponceau 6R Citrus Red
No. 2
Kuning FCF Fast Red E Oil Yellow OB
Kuning Kuinolin Butter Yellow Indanthrene Blue
RS
Merah Alura Ponceau 3 R Chrysoidine
3. Zat pengawet
Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada makanan dan minuman
agar tetap segar, tidak rusak, tidak busuk dan terkena jamur, dan bakteri. Karena
penambahan zat aditif, maka makanan dan minuman akan tahan selama seminggu,
sebulan, hingga beberapa tahun. Jenis-jenis zat pengawet ada 2, yaitu pengawet alami
dan pengawet sintetis. Pengawet alami, misalnya gula (sukrosa) untuk mengawetkan
buah-buahan dan garam dapur untuk mengawetkan ikan. Pengawet sintetis misalnya
asam cuka sebagai pengawet acar, natrium propionat sebagai pengawet roti atau kue
kering. Natrium benzoat, asam sitrat dan asam tartrat untuk mengawetkan makanan.
Natrium nitrit untuk menjaga tampilan daging agar tetap merah. Dan asam fosfat
sebagai pengawet minuman penyegar. Selain itu, ada beberapa pengawet yang tidak
diperbolehkan untuk mengawetkan makanan dan minuman seperti formalin dan boraks.
Bahan tersebut selain menghambat pertumbuhan mikroorganisme juga membuat
tekstur makanan menjadi lebih kenyal. Namun, efek samping yang diperoleh dari kedua
pengawet berbahaya tersebut adalah:
 Gangguan pada sistem syaraf, ginjal, hati, dan kulit
 Gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulan syaraf pusat
 Terjadinya komplikasi pada otak dan hati
 Menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3-6 gram
Walaupun tersedia pengawet sitetis, namun di negara maju tetap menggunakan
pengawet alami seperti sinar Ultra Violet (UV), ozon atau pemanasan dengan suhu
tinggi dalam waktu singkat agar makanan steril tanpa merusak kualitas makanan.
A. Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan gula. Bahan
pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada
dalam kondisi baik. Metode pengawetan menggunakan garam dapur (NaCl) telah
dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk ke
dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri
penyebab busuk, sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan
garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibanding dengan produk
segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa hari atau jam saja. Contoh ikan yang
hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan dapat awet selama berminggu-minggu.
Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu mendapat perhatian karena konsumsi
garam secara berlebihan dapat memicu penyakit darah tinggi. Selain itu, garam
digunakan untuk membuat telur asin dan ikan asin. Cuka digunakan agar sayuran
dapat bertahan lama. Gula digunakan dalam pembuatan kecap yang berfungsi
sebagai bahan pengawet.

Gambar. Pengawet alami


B. Pengawet Buatan

Gambar. Pengawet Buatan


Daya tahan bahan makanan dapat diperpanjang melalui pengawetan bahan pangan.
Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan biologi.
Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan,
pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan
fermentasi atau peragian, dan penambahan enzim, misalnya enzim papain dan
enzim bromelin. Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan penambahan
bahan pengawet yang diijinkan. Pengawet yang diijinkan oleh Badan POM
Indonesia adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Daftar pengawet yang diizinkan oleh Badan POM Indonesia
Bahan Bahan Bahan
No No No
Pengawet Pengawet Pengawet
1 Asam Benzoat 10 Metil p-hidroksi 19 Kalium nitrit
Benzoat
2 Kalsium Benzoat 11 Kalium Benzoat 20 Natrium
propionat
3 Asam propinat 12 Natrium bisulfit 21 Kalium propionat
4 Kalsium 13 Kalium bisulfit 22 Natrium sulfit
propionat
5 Asam sorbat 14 Natrium 23 Kalium sorbat
metabisulfit
6 Kalsium sorbat 15 Kalium 24 Nisin
metabisulfit
7 Belerang 16 Natrium nitrat 25 Kalium sulfit
dioksida
8 Natrium benzoat 17 Kalium nitrat 26 Propil p-hidroksi-
benzoat
9 Etil p-hidroksi 18 Natrium nitrit
benzoat

4. Zat penyedap cita rasa

Gambar. Penyedap Rasa


Zat penyedap rasa ada 2 macam, yaitu penyedap rasa alami dan penyedap rasa sintetis.
Penyedp rasa alami contohny: cengkeh, pala, merica, ketumbar, laos, cabai, kunyit,
bawang, dll. Penyedap rasa sintetis contohnya: oktil asetat (aroma jeruk), etil butirat
(aroma nanas), amil asetat (aroma pisang), dan amil valerat (aroma apel). Selain itu juga
ada monosodium glutamat (MSG) sebagai penyedap rasa pada makanan. Jika MSG
dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan “Chines Restaurant Syndrome” yaitu
gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut, sakit pada dada dan
sesak napas.
5. Pemberi Aroma

Gambar. Pemberi Aroma

Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan.
Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan memiliki daya tarik
tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma ada yang bersifat alami dan sintesis. Zat
pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya
dari ekstrak buah strawberry, ekstrak buah anggur, minyak atsiri atau vanili disebut
pemberi aroma alami.
Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis / buatan, misalnya amil kaproat
(aroma apel) amil asetat (aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin
(aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur) disebut pemberi aroma
sintetis. Selai merupakan salah satu contoh bahan makanan yang menggunakan zat
pemberi aroma.

6. Pengental

Gambar. Pengental

Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan,


atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air, sehingga membentuk tingkat
kekentalan tertentu. Contohnya agar kuah capcai menjadi kental biasanya ketika
memasak capcai diberikan larutan pati. Selain pada capcai, pengental biasa
ditambahkan pada pembuatan permen karet yang umumnya menggunakan pengental
gum.
Pengental dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengental alami dan sintetis/buatan. Pengental
alami menggunakan bahan asli dari alam. Bahan pengental alami misalnya pati, gelatin,
putih dan kuning telur.
Sementara pengental sintetis/buatan adalah pengental yang dihasilkan dari perpaduan
bahan-bahan kimia pabrikan. Berikut adalah macam-macam pengental buatan, yaitu:
1. Xantha gum, berfungsi sebagai bahan pengental, memperbaiki tekstur, mencegah
pemisahan emulsi
2. CMC-na, berfungsi sebagai bahan pengental, pengikat pada formula tablet,
meningkatkan viskositas, memperbaiki tekstur. Laruan dalam air, stabil terhadap
panas adalah salah satu keunggulan CMC. Cukup dengan kosentrasi kecil, larutan
sudah mengental dibandingkan dengan produk lainnya.
3. Keragenan, merupakan polisakarida yang didapat dari hasil ekstrasi red seaweeds.
Zat ini digunakan pada makanan dan insustri lain sebagai pengental, lubricants,
suspending agent, dan stabilizing agent.
4. Konjac gum, memiliki keistimewaan tanpa pemanis, perasa, pewarna, dan
pengawet makanan serta stabil terhadap pemanasan dan pendinginan. Zat ini sering
digunakan untuk pengental dan memperbaiki tekstur.
7. Pengemulsi

Gambar. Pengemulsi

Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran (dispersi)


lemak dalam air atau sebaliknya. Minyak dan air tidak saling bercampur, namun jika
ditambahkan sabun, keudian seluruh bahan tersebut diaduk maka keduanya dapat
tercampur. Demikianlah cara kerja pengemulsi dengan sabun sebagai contoh bahan
pengemulsi. Berikut adalah daftar pengemusi alami :
 Kuning dan putih telur, gelatin dan albumin pada putih telur adalah protein yang
bersifat sebagai emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan
emulsifier yang paling kuat.
 Gelatin, adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit,
tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan Nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama
akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak.
Penggunaan gelatin sangatlah luas dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, yaitu
bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier), pengikat,
pengendap, pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan
tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat
penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi.
 Kedelai, sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis
kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan
serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di
samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan
inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa
digunakan dalam produk-produk olahan
 Lesitin (Fosfatidil Kolina) ialah suatu fospolipid yang menjadi komponen utama
fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel atau kacang kedelai yang diisolasi secara
mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan heksana. Lesitin digunakan
secara komersil untuk keperluan pengemulsi dan/atau pelumas, dari farmasi hingga
bahan pengemas.Sebagai contoh, lesitin merupakan pengemulsi yang menjaga
cokelat dan margarin pada permen tetap menyatu.
 Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang diperoleh dari
umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus
untuk makanan.
 Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk
mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu
disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk
selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam proses
emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.Susu bubuk merupakan emulsifier
yang baik dari segi tekstur, kemantapan emulsi, ukuran dispersi, maupun rasa.

Efek Samping atau Damapak Penyalahgunaan Zat Aditif pada Makanan

Untuk memastikan zat aditif pada makanan dapat digunakan tanpa efek berbahaya, maka
ditetapkanlah jumlah asupan harian yang layak dikonsumsi (Acceptable Daily Intake/ADI).

ADI adalah perkiraan jumlah maksimal zat aditif pada makanan yang dapat dikonsumsi dengan
aman setiap hari selama seumur hidup, tanpa efek kesehatan yang merugikan.

Batas maksimum penggunaan zat aditif pada makanan ini telah ditentukan oleh BPOM. Bagi
para produsen yang melanggar batas ketentuan tersebut, mereka bisa dijatuhi sanksi berupa
penarikan produk dari peredaran hingga pencabutan izin usaha.

Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah yang aman tidak menyebabkan
gangguan kesehatan. Namun, ada sebagian orang yang dapat mengalami efek samping,
seperti diare, sakit perut, batuk pilek, muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit, setelah mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat aditif.

Efek samping ini bisa saja terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif
tertentu atau jika kandungan zat aditif yang digunakan terlalu banyak.
Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan,
antara lain:

 Pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose


 Asam benzoat dalam produk jus buah
 Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol dalam makanan
 Monosodium glutamate (MSG)
 Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya
 Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan
 Maltodextrin

Reaksi terhadap zat aditif apa pun bisa bersifat ringan atau parah. Misalnya, sebagian orang
dapat mengalami gejala asma yang kambuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung sulfit. Sementara itu, pemanis buatan aspartam dan MSG dapat menyebabkan
efek samping berupa sakit kepala atau Chinese restaurant syndrome.

Contoh lainnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan


cepat saji dengan kadar nitrat dan nitrit yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang
penyakit kanker.

Untuk melindungi diri dari efek buruk kelebihan zat aditif pada makanan, seseorang dengan
riwayat alergi atau intoleransi makanan harus lebih cermat dan teliti dalam memeriksa daftar
bahan pada label kemasan.

=================================================================

Anda mungkin juga menyukai