Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

ANALISIS MIKROSKOPIS , HISTOKIMIA, DAN KROMATOGRAFI


LAPIS TIPIS RHEI RADIX

Oleh:

Ade Ary Priyono (01174230003)

Eka Lubis (01174220017)

Ekarin Lativa Rahmaningtyas (01174230007)

Putri Maria (01174230012)

Pengampu:
apt. Riskianto, M.S.Farm.

Fany Febriani,Amd.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
JAKARTA
2024
A. MAKROSKOPIS
Klasifikasi Simplisia Kelembak
● Kingdom : Plantae
● Divisi : Magnoliophyta
● Kelas : Magnoliopsida
● Ordo : Polygonales
● Famili : Polygonaceae
● Genum : Rheum
● Species : Rheum Palmatum L

Gambar 3. simplisia kelembak (Rhei Radix)

Morfologi tanaman
Tanaman kalembak merupakan tanaman rempah herbal yang mempunyai ukuran
besar, berdiri tegak, termasuk tanaman tahunan, dengan ukuran tinggi lebih dari 2,5 m. Akar
tanaman kalembak tebal, berizoma, bercabang, hampir berdaging, dan berwarna kuning
muda. Daun tanaman kalembak kebayakan roset yang radikal, berwarna hijau, berbentuk
bundar, sebagian lagi membentuk susunan spiral dibatang yang tegak. Pangkal daun tanaman
kalembak menjantung, serta cuping menjari kedalam, bundar seperti telur atau melanset.
Perbungaan berbentuk malalai dan berambut. Bunga tanaman kalembak biseksual, dan daun
tenda berwarna merah terkadang juga berwarna merah muda atau keputihan. Buah tanaman
kalembak berbentuk segitiga, berwarna coklat, lebih panjang daripada mahkota bunga,
bersayap tiga. Budidaya tanaman kalembak ini berkembang biak menggunakan biji. Habitat
tanaman kalembak ini berada pada wilayah yang mempunyai suhu yang dingin.

Kandungan Tanaman
mengandung 1,8-dihidroksiantrakuinon tidak kurang dari 0,57% - Akar dan rhizoma
kelembak mengandung glikosida antrakinon. Aglikonnya antara lain aloe-emodin, emodin,
krisofanol, fision, rhein, sennosida A dan B; juga mengandung tanin termasuk asam galat,
epikatekin galat dan katekin - Komponen utama turunan hidroksiantrasena (2-5%), termasuk
emodin, phycione, aloe-emodin dan glikosida krisofanol dalam bentuk di-O, C-glukosida dari
bentuk reduksi monomer (rheinosida A-D) dan dimer (sennosida A-F)- Konstituen utama
adalah turunan hidroksiantrasena (2–5%) termasuk emodin, physcione, aloe-emodin, dan
glikosida krisofanol, bersama dengan di-O, C-glukosida dari bentuk tereduksi monomer
(rheinosida A–D), dan bentuk tereduksi dimer (sennosides A–F). Tingkat bentuk teroksidasi
maksimal di musim panas dan hampir nol di musim dingin. Sampai tahun 1950-an,
chrysophanol dan antrakuinon lainnya dianggap sebagai konstituen yang menghasilkan
tindakan pencahar rhubarb. Bukti saat ini menunjukkan bahwa prinsip aktif utama adalah
sennosides dimer A–F- Glikosida antrakuinon adalah komponen utama rhubarb. Ini
mengandung chrysophanol, emodin, rhein, aloe-emodin, physcion dan sennosides A sampai
E. Berbagai tanin, glikosida stilbene, resin, pati dan sejumlah minyak atsiri juga ada.
Kelembak India mengandung antrakuinon yang serupa, tetapi kelembak Inggris hanya
mengandung chrysophanol dan beberapa glikosidanya

Organoleptik

Adapun organoleptik dari simplisia Kelembak (Rhei Radix) antara lain :

Sampel Organoleptik
Akar Kelembak (Rhei Radix) Bau : Berbau khas aromatik
Warna : Kuning kecoklatan hingga
coklat kemerahan
Rasa : Berasa khas pahit dan kelat
Bentuk : Serbuk Kayu

Makroskopis
berupa potongan akar, padat, keras, bentuk hampir silindris, serupa kerucut atau
bentuk kubus yang melekuk, pipih atau tidak beraturan, kadang berongga, permukaan yang
terkelupas agak bersudut-sudut, umumnya diliputi serbuk berwarna kuning
kecokelatanterang, bagian dalam berwarna kuning putih keabuan dengan garis-garis cokelat
kemerahan, bau khas, rasa agak pahit, agak kelat.

Manfat Dalam Bidang Farmasi


● Melancarkan BAB, meringankan sakit saat menstruasi, mengurangi gejala
post-menopouse
● Penggunaan yang didukung oleh data klinis Pengobatan jangka pendek untuk
sembelit sesekali. Penggunaan dijelaskan dalam farmakope dan dalam sistem
pengobatan tradisional Tidak ada. Penggunaan yang dijelaskan dalam
pengobatan tradisional, tidak didukung oleh data eksperimental atau klinis
Untuk mengobati hipotensi, meningkatkan vasodilatasi perifer, dan
menghambat pembekuan darah
● Rimpang dan akar rhubarb digunakan sebagai pencahar, tetapi pada dosis
rendah juga digunakan untuk mengobati diare, karena kandungan tanin. Hal
ini juga digunakan sebagai penyedap dalam makanan.
● laxatif, antioksidan, dan antialergi.
● Merupakan bahan potensial sebagai serat diet yang mempunyai efek
penurunan lemak karena menghambat enzim skualen epoksidase yang
mengkatalisis proses biogenesis kolesterol.
● Seperti yang ditunjukkan untuk senna, mekanisme aksinya ada dua: stimulasi
motilitas kolon, yang meningkatkan propulsi dan mempercepat transit kolon
(yang pada gilirannya mengurangi penyerapan cairan dari massa feses); dan
peningkatan permeabilitas paraseluler melintasi mukosa kolon mungkin
karena penghambatan ATPase penukar Na/K atau penghambatan saluran
klorida, yang menghasilkan peningkatan kadar air di usus besar. Pembersihan
diikuti oleh efek astringen karena adanya tanin.
● Laksansia, antioksidan, antialergi
● Membantu mengurangi lemak darah.

B. MIKROSKOPIS
TABEL HASIL PERCOBAAN MIKROSKOPIS
Berikut di bawah ini adalah hasil dari pengamatan serbuk daun jati belanda secara
mikroskopis.

Sampel Gambar Keterangan

Rhei Officinalis Radix Nama Simplisia Indonesia:


(Akar Kelembak) Akar kelembak
Nama Simplisia Latin: Rhei
Radix
Nama Tanaman asal: Rheum
officinale L.,
Suku: Polygonaceae

Fragmen spesifik yang


terdapat dalam akar
kelembak yaitu amilum,
kristal kalsium bentuk roset,
Perbesaran 4x + Aquades periderm dan berkas
pengangkut dengan
penebalan tipe tangga.

Perbesaran 10x+Aquades
Perbesaran 40x+Aquades

Perbesaran
4x+Klorahidrat

Perbesaran 10x+
Klorahidrat
Perbesaran 40x+
Klorahidrat

Perbesaran
40x+Floroglusin HCL

Pada praktikum ini, sampel yang digunakan yaitu jati belanda. Nama simplisia latin
dari jati belanda adalah Rhei Officinalis Radix, sementara nama tanaman asalnya adalah
Rhenum Officinale L . Pengamatan mikroskopis dilakukan secara simplo, yaitu serbuk akar
kelembak yang ditambahkan dengan kloralhidrat dan juga serbuk daun akar kelembak yang
ditambahkan dengan aquades serta pada media klorahidrat ditambahkan floroglsuin hcl.
Penambahan kloralhidrat dan aquades pada pengamatan mikroskopis memiliki tujuan yang
berbeda. Kloralhidrat digunakan untuk membersihkan dan memasang organisme untuk
pengamatan mikroskopis. Kloralhidrat adalah obat penenang dan juga digunakan dalam
larutan Hoyer untuk memasang organisme, memberikan transparansi yang lebih baik untuk
pengamatan mikroskopis. Sementara itu, aquades digunakan untuk pemasangan dan sebagai
agen pembersih untuk sampel mikroskopis. Aquades biasanya digunakan sebagai media
mounting dan bahan pembersih untuk sampel mikroskopis, terutama dalam studi jaringan
tanaman (Lux et al., 2005).Kemudian Penambahan Floroglusin HCL bertujuan untuk
memberikan warna merah pada fragmen yang menandakan adanya sklerenkim dan sklerida
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III, Secara makroskopis, rhei radix memiliki bentuk
serbuk dengan warna kuning jingga, rasa pahit aromatis dan bau yang spesifik aromatis. Ciri
mikroskopis serbuk akar dan rimpang kering Rheum officinale Baill. terdapat Gugus kalsium
oksalat,. Pembuluh darah retikulasi dan pembuluh spiral, Granul pati majemuk, Butiran pati.

C. HISTOKIMIA

Hasil Pengamatan Analisis Histokimia


NO REAGEN WARNA STUDI WARNA HASIL
PUSTAKA PEMERIKSAAN
1 Asam Sulfat P Merah anggur Merah anggur (+)

Digunakan untuk uji Positif mengandung


triterpenoid dan steroid triterpenoid dan steroid

2 Asam Klorida P Cokelat tua Cokelat tua (+)

Digunakan untuk uji Positif mengandung lignin,


lignin, flavonoid, dan
saponin. flavonoid, dan saponin.

3 Natrium Merah anggur Merah anggur (+)


Hidroksida 5%
Digunakan untuk uji Positif mengandung alkaloid
alkaloid dan kuinon dan kuinon.
4 Kalium Merah anggur Merah anggur (+)
Hidroksida 5%
Digunakan untuk uji Positif mengandung antrakinon
antrakinon
5 Ammonia 25% Merah anggur Merah anggur (+)

Digunakan untuk uji Positif mengandung flavonoid


flavonoid
6 Feri Klorida Biru kehitaman Hijau kehitaman (-)
5%
Digunakan untuk uji Negatif tidak mengandung
senyawa glikosida dan senyawa glikosida dan tanin
tanin
Gambar 1 Uji Histokimia Rhei Officinalis Radix
Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang kegunaan reagen yang digunakan pada uji
histokimia dan juga perbandingan antara literatur dengan hasil praktikum yang diperoleh

● Reagen Asam Sulfat P

Reagen Asam Sulfat P Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi asam sulfat
pekat di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah merah anggur. Hal ini sesuai
dengan literatur. Penambahan reagen asam sulfat P adalah merah anggur yang menunjukkan
adanya triterpenoid dan steroid.

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan
secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik yaitu skualena, senyawa ini tidak
berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif. Triterpenoid dapat
dibagi menjadi empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan
glikosida jantung. Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang
terutama terdapat sebagai glikosida (Harborne, 1987).

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi
penurunan dari terpena atau skualena. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari
triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari
triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu.

● Reagen Asam Klorida P

Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa tetes asam klorida P di
lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah coklat tua. Hal ini sesuai dengan
literatur. Literatur menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Rhei Radix setelah
penambahan reagen asam klorida P adalah coklat tua yang menunjukkan adanya lignin,
flavonoid, dan saponin.

Lignin merupakan polimer yang strukturnya heterogen dan kompleks yang terdiri dari
koniferil alkohol, sinaphil alkohol, dan kumaril alkohol sehingga sulit untuk dirombak.
sekitar 30% material pohon adalah lignin yang berfungsi sebagai penyedia kekuatan fisik
pohon, pelindung dari biodegradasi dan serangan mikroorganisme. Lignin memainkan bagian
penting dalam melakukan air di tanaman batang. The polisakarida komponen tanaman
dinding sel sangat hidrofilik sehingga permeabel terhadap air, sedangkan lignin lebih
hidrofobik.

Senyawa-senyawa flavonoid terdapat dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga,
daun, ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa flavonoid tertentu
seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu, misalnya antoisianidin adalahzat
warna dari bunga, buah, dan daun. Sebagian besar flavonoid alam ditemukan dalam bentuk
glikosida, dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Flavonoid dapat ditemukan sebagai
mono-, di-, atau triglikosida, dimana satu, dua, atau tiga gugus hidroksil dalam molekul
flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan hanya sedikit larut dalam
pelarut-pelarut organic seperti eter,benzene, kloroform, dan aseton.

Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksi dan sehingga sangat baik untuk
pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,
meningkatkan efektivitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai
antibiotik.

Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan
molekul sangat besar, dengan kegunaan nya yang luas. Saponin memiliki rasa pahit yang
menusuk dan menyebabkan bersin dan iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah.

Saponin memiliki sifat racun bagi hewan berdarah dingin atau predator dan saponin banyak
digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun, biasa disebut sebagai
Sapotoksin. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi
● Reagen Natrium Hidroksida 5%

Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa tetes natrium hidroksida
5% serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah merah anggur. Hal ini sesuai dengan literatur.
Literatur menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Rhei Radix setelah penambahan
reagen natrium hidroksida adalah merah anggur yang menunjukkan adanya kuinon dan
alkaloid.

Gambar 2. Reaksi Flavonoid dengan NaOH

Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor
benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan
rangkap karbon-karbon. Warna pigmen kuinon mulai dari kuning pucat sampai hamper hitam,
pigmen ini sering terdapat dalam kulit, galih, akar, dan jaringan lain, tetapi pada jaringan
tersebut warnanya ditutupi pigmen lain, sedangkan kuinon hanya berperan sedikit pada
bakteri, fungi dan lumut. Kuinon dapat didetaksi pada pelat kromatogafi dngan cahaya biasa
dan sinar UV . Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok :
benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.

Alkaloid merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi
jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai
senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan
hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid
yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat
basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan
bersifat aktif biologis menonjol.

Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya
yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin
dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi,
dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

● Reagen Kalium Hidroksida 5%

Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa tetes kalium hidroksida
5% serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah merah anggur. Hal ini sesuai dengan literatur.
Literatur menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Rhei Radix setelah penambahan
reagen kalium hidroksida 5% adalah merah anggur. Hal ini menunjukkan adanya
antrakuinon.

Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromoforpada
benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan duaikatan
rangkap karbo-karbon. Untuk tujuan identifikasi kuinon dapat dibagi atas empatkelompok
yaitu : benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid.

Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat fenol serta mungkin terdapat
dalambentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol. Golongan
kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon dan keluarga tumbuhan yang kaya akan
senyawa jenis ini adalah Rubiaceae, Rhamnaceae, Polygonaceae. Antrakuinon merupakan
kelompok yang terbesar, hampir semua senyawa ini adalah polefenol atau turunan alkoksinya
dan mengandung sebuah substituen pada posisi β.

Beberapa antrakuinon merupakan zat warna penting dan yang lainnya sebagai pencahar.
Banyak antrakuinon yang terdapat sebagai glikosida dengan bagian gula terikatadengan saah
satu gugus hidroksil fenolik. Salah satu jenis antrakuinon penting ialah antrasiklina, yaitu
suatu golongan glikosida antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sp. Antrakuinon juga
disebut 9,10-dioxo-dihydro-anthracen dengan rumus C14H8O2.

Struktur dasar antrakuinon terlihat sebagai berikut :


Gambar 3 Struktur antrakuinon

Titik lebur: 286 °C

Titik didih: 379,8 °C

Kepadatan: 1,31 g/cm³

Antrakuinon terhidroksilasi tidak sering terdapat dalam tumbuhan secara bebas tetapi
sebagai glikosida. Semua antrakuinon berupa senyawa kristal bertitik leleh tinggi, larut dalam
pelarut organik basa. Senyawa ini biasa berwarna merah, tetapi yang lainnya berwarna
kuning sampai coklat, larut dalam larutan basa dengan membentuk warna violet merah.
Bentuk senyawa antrakuinon dalam tumbuhan masih rumit karena pra-zat aslinya mudah
terurai oleh enzim atau cara ekstraksi yang tidak sesuai, sehingga laporan mengenai adanya
antrakuinon bebas harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Banyak antrakuinon yang
terdapat sebagai glikosida dengan bagian gula terikat dengan salah satu gugus
hidroksilfenolik .

● Reagen Ammonia 25%

Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa tetes ammonia 25% di
lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah merah anggur. Hal ini sesuai dengan
literatur. Literatur menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Rhei Radix setelah
penambahan reagen ammonia 25% adalah merah anggur yang menunjukkan adanya
flavanoid.

● Feri Klorida 5%

Serbuk Rhei Radix diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa tetes feri klorida 5% serta
diaduk secara pelan-pelan. Warna yang dihasilkan adalah hijau kehitaman. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Rhei Radix
setelah penambahan reagen adalah biru kehitaman yang menunjukkan adanya senyawa
glikosida dan tanin.

Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula (glikon) di antara produk
hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon). Bila gula yang terbentuk
adalah glukosa maka golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan bila terbentuk gula
lainnya disebut glikosida. Di alam terdapat O-glikosida (dioscin), C-glikosida (barbaloin),
N-glikosida (adenosine), dan S-glikosida (sinigrin).

Secara kimia, senyawa ini merupakan asetal, yaitu hasil kondensasi gugus hidroksil gula
dengan gugus hidroksil dari komponen aglikon, serta gugus hidroksil sekunder di dalam
molekul gula itu sendiri juga mengalami kondensasi membentuk cincin oksida. Secara
sederhana glikosida merupakan gula eter. Bentuk alfa dan beta mungkin saja ada, namun di
alam atau di dalam tanaman hanya bentuk beta (ß) yang ada.

Dari segi pandang biologi, glikosida berperan dalam tumbuhan terlibat dalam fungsi
pengaturan, perlindungan, dan kesehatan. Sedangkan untuk manusia ada yang digunakan
dalam pengobatan. Dalam segi pengobatan, glikosida menyumbang hampir setiap kelas
pengobatan, misalnya sebagai obat jantung (kardiotonika), contohnya: glikosida digitalis,
strophantus, squill, convallaria, apocynum, dll. Sebagai obat pencahar (laxantia), misalnya
antrakinon dalam sena, aloe, kelembak, kaskara sagrada, frangula, dll. Sebagai penyedap atau
lokal iritan, misalnya alil-isotiosianat; sebagai analgesik, misalnya gaulterin dan gondopuro
menghasilkan metilsalisilat.

Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat,
yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya
termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin merupakan salah satu komponen zat organik yang
sangat kompleks, berbentuk serbuk putih atau kecoklatan, atau mempunyai rasa spesifik
(sepet). Bagian tumbuhan yang banyak mengandung tanin adalah kulit kayu, daun, akar, dan
buahnya.

C. HASIL KLT “KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS”

4.2.1 Hasil Pengamatan Uji KLT

STUDI PUSTAKA HASIL PEMERIKSAAN


Pembanding : Pembanding :

1,8-dihidroksiantrakuinon 0,1 % dalam 1,8-dihidroksiantrakuinon 0,1 % dalam


metanol metanol
Volume penotolan : Volume penotolan :

5 µl pembanding dan 50µl larutan uji 5 µl pembanding dan 50µl larutan uji
Fase gerak : Fase gerak :

n-heksana : kloroform : etil asetat (20 : 1 : n-heksana : kloroform : etil asetat (20 : 1 :
1) 1)
Fase diam : Fase diam :

Silica gel 60 F254 Silica gel 60 F254


Penampak noda : Penampak noda :

Kalium hidroksida etanol Kalium hidroksida etanol


Warna noda : Warna noda :

Ungu tua Kuning muda


Rf : Rf :

± 0,6 ± 0,94cm

Gambar 4 Sampel Rhei Radix Uji KLT


Praktikum kali ini melakukan identifikasi senyawa kandungan identitas pada serbuk
Rhei Radix. Identifikasi tersebut dilakukan pengamatan dengan metode KLT. Tujuan dari
metode ini adalah untuk memisahkan komponen dalam senyawa terutama senyawa dari
sumber alam dengan prinsip perbedaan polaritas senyawa.
Hasil pengamatan KLT didapatkan bahwa nilai Rf sebagai berikut :

Rf Standar : 2,8/8 = 0,35

Rf Larutan uji : 4,cm/5cm =0,94 cm

Nilai Rf larutan uji 0,94 cm . Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa nilai Rf
simplisia Rhei Radix adalah 0,35 dihitung sebagai kuersetin. Metode KLT digunakan untuk
memisahkan senyawa yang diinginkan dari senyawa-senyawa lain yang terkandung dalam
suatu tanaman. Pada praktikum kali ini fase gerak atau eluen yang digunakan yaitu n-heksana
: kloroform : etil asetat (20 :1 : 1). Penambahan kloroform bertujuan untuk menarik zat–zat
pengotor. Larutan yang diperoleh ditotolkan sebanyak 2 kali dengan pipet kapiler. Tujuan
digunakan pipet kapiler adalah untuk memperkecil luas permukaan penotolan, sehingga elusi
yang terjadi dapat lebih sempurna (Anonim, 1979). Adapun perhitungan Rf yang didapat
setelah silika gel diamati pada sinar UV adalah sebagai berikut :

Rf tilirosida

Rf standar tilirosida = Jarak migrasi standar / jarak tempuh eluen

= 2,8 cm / 8 cm

= 0,35 cm

Rf sampel

Sampel 1 = Jarak migrasi sampel / jarak tempuh eluen

= 4,7 cm / 5 cm

= 0,94 cm

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa antara Rf


dihidroksiantrakuinon literatur dengan standar sesuai. Begitu pula dengan Rf sampel hasilnya
0,94 cm masih mendekati Rf dalam literatur yaitu kisaran 0,35.

Pada praktikum kali ini tidak digunakan penampak noda karena noda sudah terlihat
ketika disinar dengan UV. Warna noda yang dihasilkan yaitu kuning. Menurut literatur, ketika
hidroksiantrakuinon diberi penampak noda kemudian dikeringkan warna noda yang awalnya
kuning/oranye berubah mejadi merah/ungu (Duval, 2016). Hal tersebut menadandakan bahwa
hasil praktikum sesuai dengan literatur yaitu noda berwarna kuning sebelum diberi penampak
noda. Artinya, hasil praktikum terbukti benar bahwa senyawa yang dipisahkan adalah
antrakuinon.

D. Kesimpulan
Rhei Radix bisa digunakan sebagai obat karena pada Rhei Radix mengandung
senyawa-senyawa yang berkhasiat obat diantaranya adalah mengandung terpenoid, steroid,
minyak atsiri, lignin, flavonoid, saponin, alkaloid, kuinon, dan antrakuinon.

Berdasarkan uji histokimia pada Rhei Radix yang menunujukkan hasil positif ketika
direaksikan dengan asam sulfat p, aasam klorida p, kalsium hidroksida 5%, natrium
hidroksida 5%, dan amonia 25%. Dan yang menunjukkan hasil negatif yaitu ketika simplisia
direaksikan dengan Feri Klorida 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rhei Radix negatif
tidak mengandung senyawa glikosida dan tanin.

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa antara Rf


dihidroksiantrakuinon literatur dengan standar sesuai. Begitu pula dengan Rf sampel hasilnya
0,94 cm masih mendekati Rf dalam literatur yaitu kisaran 0,35.
E. DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E. (t.thn.). Minyak Atsiri. Jakarta: Universitas Indonesia.

Harborne. (1987). Metode Fitokimia. Bandung: ITB Press.

Himakova. (2016). Simplisia. Diambil kembali dari


http://himakova.lk.ipb.ac.id/apa-itu-simplisia/

Khairunnisa, P. (2017, Mei 9). Laporan Praktikum Farmakognosi Rhei Radix.


Diambil kembali dari KUPDF:
https://kupdf.com/download/laporan-praktikum-farmakognosi-rhei-radix_5911143bdc
0d60267a959ea9_pdf

Sutedjo, M. M. (1990). Pengembangan Kultur Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta:


Rineke Cipta.

Anda mungkin juga menyukai