(MKDU 4221)
Dosen Pembimbing
Dr. Muhammad Arfan Mu'ammar, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
WARDAH AZIIZAH
Jawab :
َۗو ِم َن ٱلَّناِس َم ن َيَّتِخ ُذ ِم ن ُدوِن ٱِهَّلل َأنَداًدا ُيِحُّب وَنُهْم َك ُح ِّب ٱِهَّللۖ َو ٱَّل ِذ يَن َء اَم ُن ٓو ۟ا َأَش ُّد ُح ًّب ا ِهَّلِّل
َو َلْو َيَر ى ٱَّلِذ يَن َظَلُمٓو ۟ا ِإْذ َيَر ْو َن ٱْلَعَذ اَب َأَّن ٱْلُقَّو َة ِهَّلِل َج ِم يًعا َو َأَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلَعَذ اِب
Didalam Q.S. Al-Baqarah (2): 165 tergambar bahwa iman adalah sikap,
yaitu kondisi mental yang menunjukan kecenderungan atau keinginan luar
biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya. Keimanan
berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk memahami pengertian Iman secara
utuh dan mendalam, strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat al-qu’an
atau hadist yang redaksionalnya terdapat kata “iman” atau kata lain yang
terbentuk dari kata “Iman”, seperti “Aamana” (fi’il madhi/bentuk telah),
“Yu’minu” (fi’il mudhari/bentuk sedang atau akan) dan “Mukminun”
(pelaku/orang yang beriman) .
َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَج َهَّنَم َك ِثْيًر ا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُل ْو ٌب اَّل َيْفَقُه ْو َن ِبَه ۖا َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُرْو َن
ٰۤل ٰۤل
ِبَهۖا َو َلُهْم ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُعْو َن ِبَهۗا ُاو ِٕىَك َك اَاْلْنَعاِم َبْل ُهْم َاَض ُّل ۗ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰغ ِفُلْو َن
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami menunjukkan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki hati, tetapi
tidak digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki
mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan)
Allah), dan telinga mereka (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
E. Pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut.
Dari tafsiran QS. Al-A’raf(7): 179 diketahui bahwa rukun (struktur) iman
ada tiga aspek yaitu kalbu, lisan, dan perbuatan. Orang yang beriman
berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan, dan keterampilan.
Pengertian iman menurut Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 179 bahwa iman
adalah meyakini dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan
menggunakan seluruh indera yang dimiliki. Manusia dan jin
dianugerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak
digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah.
Manusia dan jin lebih mendahulukan hawa nafsunya sehingga tidak
menggunakan segala yang diberikan oleh Allah untuk menguatkan
keimanan dan ketakwaannya. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh
anggota tubuh yang dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin
dapat semakin yakin akan keberadaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan
Allah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau beribadah hanya
kepada Allah.
(QS. Al-Baqarah (2) : 165), Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”.
Untuk memahami pengertian iman dalam ajaran Islam strateginya
yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-quran atau hadits yang
redaksionalnya terdapat kata iman, atau kata lain yang dibentuk dari
kata tersebut yaitu “aamana”, “yu’minu”, dan mukminun .
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan
tujuan penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan
kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada
aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S.
Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.
Penjelasan : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada
contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang
dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek
benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung
atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang
selamat.
B. Terjemah Q.S. Qaaf (50):16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut.
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya”.
Dari dua ayat diatas (Q.S. Ali-Imran (3): 190-191) bisa kita simpulkan
bahwa Allah menciptakan langit, bumi dan pergantian malam dan siang
sebagai tanda - tanda kekuasannya bagi orang yang berakal dan tidaklah
Allah menciptakan semua hal tersebut dengan sia - sia. Dari pengertian ayat
diatas (Q.S. Qaaf (50):16) bisa kita simpulkan bahwa Allah sangatlah dekat
dengan manusia, sangat mengetahui apa yang dibisikan hati bahkan lebih
dekat daripada urat leher manusia itu sendiri.
Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan
manusia dan menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah
mengetahui hal yang membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam
hati. Sungguh Allah Maha Dekat daripada urat leher, yaitu urat yang
mengalirkan darah yang terhubung kepada jantung, maka tiada yang
tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.
Prinsip – prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera itu ada 5 yaitu :
5) Pengawas sosial Secara fitrah manusia itu suci dan baik, namun
banyak faktor – faktor dari luar yang memengaruhi sehingga
terjadinya hal – hal penyelewengan, kejahatan dan lain – lain sehingga
pengawas sosial menjadi sesuatu yang penting disini untuk
perwujudan masyarakat beradab dan sejahtera baik pengawasan
sosial secara individu maupun lembaga tentunya dengan atas dasar
asas- asas tidak bersalah.