https://youtu.be/I73IY6k9xsw?si=VyUK4y75P6ysjBYI
(silahkan teman-teman cari versi lengkapnya di youtube yaa, judulnya The First
Grader)
3. Tuliskan pendapat anda tentang bentuk/jenis Pendidikan yang terdapat pada film
tersebut mengacu pada Pendidikan di Indonesia, berikan alasannya !
Jawaban: Menurut pendapat saya bentuk pendidikan yang digunakan dalam film ini
adalah pendidikan formal dan nonformal. Yang dimana pada awal cerita bentuk
pendidikan yang diberikan yaitu pendidikan formal. Tetapi, ketika Maruge belajar
sendiri di rumahnya , maka bentuk pendidikannya yaitu pendidikan seumur hidup.
Pendidikan Nonformal:
- Maruge bersekolah di sekolah khusus untuk orang dewasa.
- Guru Jane mengadakan kelas khusus membaca untuk Maruge.
Pendidikan Informal:
Scene di Masyarakat: Film ini juga menyoroti pendidikan informal saat Kimani
Maruge berbagi pengalaman hidupnya dengan anak-anak dan memberikan nilai-nilai
dan pengalaman hidup. Ini adalah contoh pendidikan informal yang berlangsung
dalam konteks masyarakat.
Scene Kimani Maruge ketika belajar dirumah: Beberapa adegan juga menunjukkan
Kimani Maruge belajar sendiri di rumahnya. Ini adalah contoh pendidikan informal,
di mana dia secara mandiri belajar dengan buku-buku.
5. Tuliskan contoh-contoh scene dalam film yang menunjukkan prinsip Pendidikan non
formal yaitu Pendidikan sepanjang hayat (Pendidikan seumur hidup), dan berikan
alasannya!
Jawaban: Maruge yang tidak pantang menyerah dalam belajar walaupun sudah
berumur 84 tahun menunjukkan prinsip pendidikan seumur hidup. Dan ketika ia
dirumah, ia tetap belajar sendiri untuk bisa membaca.
6. Tuliskan pendapat anda tentang bentuk konsep education for all (Pendidikan untuk
semua) yang ada dalam film? Apakah di Indonesia memiliki kasus yang sama? Jika
ada coba jelaskan !
Jawaban: Menurut saya, konsep education for all (Pendidikan untuk semua) yang ada
dalam film ini sangat bagus. Karena konsep ini mengajarkan bahwa siapapun berhak
mendapatkan pendidikan tanpa batasan usia dan latar belakang.
Seperti yang kita semua tahu, bahwa pendidikan di Indonesia belum merata.
Pemerataan pendidikan dalam arti pemerataan kesempatan untuk mandapatkan
pendidikan yang layak telah lama menjadi masalah yang mendapat banyak perhatian,
terutama di negara-negara sedang berkembang.
Pemerataan yang dimaksud di sini ialah mencangkup dua aspek penting yaitu
persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keadilan dalam
memperoleh pendidikan yang sama dalam masyarakat. Pendidikan di Indonesia saat
ini masih belum merata. Masih banyak orang-orang yang belum mendapatkan
pendidikan yang seharusnya mereka terima sejak umur 6 tahun. Contohnya di kota-
kota besar disana sarana dan prasarana pendidikan disana sudah sangat maju.
Sedangkan di desa-desa hanya mengandalkan sarana dan prasarana seadanya. Tak
hanya sarana dan prasarana saja yang belum merata tetapi juga belum meratanya
tenaga pengajar sehingga sekolah-sekolah di desa masih banyak yang membutuhkan
guru-guru dari daerah-daerah lain.
Banyak upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pemerataan
Pendidikan di Indonesia, seperti menyediakan sekolah gratis mulai dari Sekolah Dasar
(SD) hingga Sekola Menengah Pertama (SMP), membangun sarana dan prasarana
yang memadai termasuk sarana olahraga untuk setiap sekolah baik yang di perkotaan
maupun pedesaan sesuai kebutuhannya, memberikan kepada siswa yang berprestasi
dan/atau dari keluarga yang tidak mampu, dan yang terakhir memberikan subsidi
untuk sekolah swasta yang diprioritaskan pada daerah-daerah yang kemampuan
ekonominya lemah.