Anda di halaman 1dari 189

Batch Mei

2023

Complete Class Materi

dr. Ayumi
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit  1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal  Baca Kasus  Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci  Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan  Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
 Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.

2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas

4 •4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter


•4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atauPendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk


3 •3A. Bukan gawat darurat
•3B. Gawat darurat

2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

•Mengenali dan menjelaskan

1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
o Infeksi Menular Seksual o Urtikaria & Angioedema
o Duh Tubuh Uretra/Uretritis o Penyakit Vesikobulosa
o Duh Tubuh Vagina/Vaginitis o Pemfigus Vulgaris
o Ulkus Genital o Pemfigoid Bulosa
o Ulkus Mole o Keganasan Kulit
o Sifilis o Basal Cell Carcinoma
o LGV o Squamous Cell Carcinoma
o Kondiloma Akuminata o Melanoma Maligna
o Dermatitis Eksim o Liken Planus
o Potensi Steroid o Tumor Dermis
o Dermatitis Atopi o Xantoma
o Dermatitis Kontak o Hemangioma Infantil
o Neurodermatitis o Kelainan Pigmen
o Napkin Eczema o Vitiligo
o Dermatitis Numularis o Hiperpigmentasi pasca inflamasi
o P. Alba o Lentigo Senilis
o Reaksi Obat o Melasma
o SJS dan TEN o Albino
o Erupsi Eksantematosa o Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin
o Fixed Drup Eruption o Hidradenitis Supuratif
o Eritema Multiforme o Dermatitis Perioral
o Akne Vulgaris
o Miliaria
Dermato-
Venerologi

Infeksi Menular
Seksual
Pendekatan Klinis Infeksi Menular Seksual
• Uretritis GO
Duh Tubuh Uretra • Uretritis Non-GO

• Cervicitis GO / Non GO
• Trikomoniasis
Duh Tubuh Vagina • BV
• Candidiasis

• Ulkus durum (chancre/sifilis) Bubo Inguinal Bubo Inguinal


• Ulkus Molle (chancroid) Klinis
(+) (-)
Keluhan Ulkus • Herpes Genitalis
• Granuloma Inguinale (Donovanosis) • Sifilis,
Ulkus • Ulkus Molle • Donovanosis
(+) • Herpes (pseudobubo)
Genital
Bubo Inguinal • LGV
Ulkus
• LGV -
(-)

Kutil Kelamin • Kondiloma Akuminata


Dermato-
Venerologi 4
3A

Duh Tubuh Uretra


Uretritis
Manifestasi Klinis: Discharge / Urin bernanah

GO Non-GO

Neisseria Gonorrhea Chlamydia Trachomatis


Inkubasi: 2 – 7 Hari Inkubasi: 2 – 3 Minggu

Sekret Mukopurulen (kental) Sekret Mukoid (cair)

Pewarnaan Gram Pewarnaan Giemsa


Diplococcus Gram Negative (DGNI) Badan Inklusi (Inclusion Bodies)

Uretritis Gonokokal Uretritis Non-Gonokokal


Azitromisin 1g PO, SD
Lini Pertama Sefiksim 400 mg PO SD MED+EASY
Doksisiklin 2x100mg PO, 7 hari
SeKaSek +
Kanamisin 2 g IM SD
Alternatif - ADo
Seftriakson 250 mg IM SD
4
3A
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Gram (Pemeriksaan awal)


• Bahan: urin pagi hari (urin yang diambil di awal berkemih, bukan midstream)
• Hasil
• Gonokokal: PMN dengan diplokokus gram negatif intraseluler
• Non-gonokokal: PMN tanpa patogen intraseluler
• Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)  pemeriksaan definitif
• Bahan: urin pagi hari
4
3A
Tatalaksana

Uretritis Gonokokal Uretritis Non-Gonokokal


Azitromisin 1g PO, SD
Lini Pertama Sefiksim 400 mg PO SD
Doksisiklin 2x100mg PO, 7 hari
Kanamisin 2 g IM SD
Alternatif -
Seftriaksone 250 mg IM SD

MED+EASY
SekASek + ADo

Edukasi

• Pengobatan dilakukan juga untuk pasangan seksual pasien


• Abstinensia: Tidak berhubungan seksual hingga sembuh
• Bila berhubungan, gunakan kontrasepsi barrier

10
Dermato-
Venerologi 4
3A

Duh Tubuh
Vagina
4
3A
Normal Trichomoniasis Candidiasis Bacterial Vaginosis
Gejala Klinis Gatal, duh, asimptomatik Gatal, rasa tidak Amis, duh, gatal
50% nyaman, disuria, duh
kental
Vaginal Discharge Bening Berbusa, keabuan atau Kental, bergumpal, putih Homogen, lengket, putih
kuning kehijauan, berbau “cottage cheese” susu, bau amis
tidak sedap
Temuan Klinis Petekie servikal Inflamasi dan eritema
“strawberry serviks”
pH Vagina 3,8-4,2 >4,5 <4,5 >4,5

KOH ‘Whiff’ Test Negatif Positif Negatif Positif

NaCl wet mount Lacto-bacilli Protozoa berflagel motil, Leukosit sedikit Clue sel (>20%), tidak
leukosit banyak ada/sedikit leukosit
KOH wet mount Pseudohifa atau spora
jika spesies non albicans

12
4
3A
Etiologi Faktor Resiko

• Disebabkan oleh bakteri anaerob (Gardnerella vaginalis)


• Penggunaan bilas vagina (meningkatkan PH)
Penegakan Diagnosis  Kriteria AMSEL

Kriteria AMSEL
1. Clue sel >20 %
2. Whiff test positif
3. Sekret keabuan
4. pH >4.5

13
3A

Definisi Etiologi

• Infeksi saluran urogenital bagian bawah pada perempuan maupun laki-laki, dapat bersifat akut
atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan penularannya melalui kontak seksual

Manifestasi Klinis

Wanita Pria
• Sekret vagina seropurulent – mukopurulen • Disuria, polyuria, secret mucoid
berwarna kuning kehijauan,berbau tidak /mukopurulen
enak, dan berbusa • Urin jernih, terkadang terlihat benang –
• Dinding vagina kemerahan dan sembab benang halus
• Granulasi warna merah pada cervix • Sering asimtomatik
(strawberry appereance)
• Dispareunia, perdarahan pascakoitus,
perdarahan intermenstrual
Pemeriksaan Penunjang

• NaCl Wet Mount / pemeriksaan gram (pewarnaan giemsa) secret vagina:


• Ditemukan protozoa berflagel

NaCl Wet Mount Pewarnaan Giemsa

Sekret terbaik diambil dari forniks posterior


4

Definisi

• Infeksi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang oleh
Candida sp, Torulopsis sp atau ragi lainnya.

Manifestasi Klinis

• Gatal pada vulva


• Vulva lecet dan dyspareunia
• Duh vagina berwarna putih seperti susu, bergumpal dan tidak
berbau
• Dapat ditemukan lesi satelit dan plak eritem pada genitalia
eksterna
4

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH 10% dan pewarnaan gram tampak hifa panjang dan
atau artrospora.
• Kultur agar Sabouraud pada suhu 28°C selama 1-4 minggu

Tatalaksana

• Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal


MED+EASY
• Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari
KOKO FIN
• Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari
• Flukonazol 150 mg, per oral, dosis tunggal, atau
• Itrakonazol 2x200 mg per oral selama 1 hari, atau
• Itrakonazol 1x200mg/hari per oral selama 3 hari atau
• Ketokonazol kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari

Sekret terbaik diambil dari forniks posterior


4
3A
Tatalaksana

Trikomoniasis Bakterial Vaginosis Kandidiasis

Metronidazole 2 g SD, PO Metronidazole 2 g SD, PO Klotrimazol 200 mg 3 hari, intravagina

Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Klotrimazol 500 mg SD, intravagina

Klindamisin 2x300 mg/hari selama 7


Flukonazol 150 mg SD, PO
hari, PO

Itrakonazol 200 mg SD, PO

Nistatin 100.000 IU 7 hari, intravagina

MED+EASY MED+EASY
MAMA KLIN KOKO FIN

18
Dermato-
Venerologi 4

Ulkus Genital
Ulkus Genital
Penyakit Gambaran klinis Etiologi Pemeriksaan Penunjang Khas

Kultur
Herpes simpleks • Vesikel berkelompok  Ulkus
HSV 2 Mikroskopis : Tzanck smear – “sel
genital • Nyeri (+)
datia berinti banyak”

• Stadium 1 : ulkus durum (bersih) Serologi :


Ulkus Durum /
• Stadium 2 : Copper peny rash Treponema Pallidum VDRL/TPHA
chancre / sifilis
• Nyeri (-) Mikroskopis Lapangan Gelap

• Ulkus molle (kotor)


Ulkus molle/ Mikropkopis : Giemsa –”School of
• Multiple, tepi bergaung / tidak rata Haemophyllus Ducrey
chancroid fish”
• Nyeri (+)

Granuloma • Beefy red ulcer


Mikropkopis : Wright/Giemsa –
ingunale (merah mudah berdarah) Klebsiella granulomatis
”Donovan bodies” pada makrofag
(Donovanosis) • Nyeri (-)

Limfogranuloma • Ulkus  hilang  buboinguinal Mikroskopis : Giemsa-”Gamna –


venereum • Groove Sign Chlamydia trachomatis
Favre bodies” pada makrofag

20
20
KULIT KELAMIN
4

Ulkus Mole
4

Definisi

• Penyakit ulkus genital yang disebabkan oleh Haemophyllus ducreyi


• Nama lain : “chancroid”

Manifestasi Klinis

• Luka pada kelamin yang nyeri dengan riwayat kontak seksual


sebelumnya
• Ulkus multipel, perabaan lunak dan nyeri, tepi tidak teratur,
dasar kotor dan dinding bergaung
4

Pemeriksaan Penunjang

• Sediaan apus dari dasar ulkus diwarnai dengan pewarnaan gram/ Unna pappenheim ditemukan
coccobacillus negatif gram yang berderet seperti rantai (school of fish)

Tatalaksana

• Siprofloksasin 2x500 mg PO 3 hari


• Eritromisin 4x500 mg PO 7 hari
• Azitromisin 1 gram PO SD
• Seftriakson 250 mg IM SD

MED+EASY
School of “FISH in the SEASe”
Dermato-
Venerologi 4
3A

Sifilis
4
3A
Definisi

• Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum


• Terbagi menjadi sifilis didapat dan konginetal
• Sifilis didapat : stadium primer, sekunder, tersier serta laten

Klinis

• Stadium I (primer) : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, tidak nyeri dan pembesaran kelenjar
getah bening regional
• Stadium II (sekunder) : lesi kulit yang polimorfik (roseola sifilitika), tidak gatal dan lesi di mukosa dan
limfadenopati
• Stadium laten : Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS) reaktif, baik
serologi treponema maupun nontreponema.
• Stadium III (tersier) : gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung mengalami
perlunakan dan bersifat destruktif. Dapat mengenai kulit, mukosa dan tulang.

25
4
3A

27
4
3A
Pemeriksaan Penunjang

LANGSUNG / Mikroskopik TIDAK LANGSUNG / Serologi


Dark field microscope
Treponemal Non-Treponemal
‘Treponema motil’

1. TPHA VDRL
(Treponema Pallidum
Heamagglutination Assay) (Venereal Disease
2. FTA – ABS Research Laboratory)
(Fluorescent Treponemal
Antibody – Absorption)
28
4
3A
Pemeriksaan Penunjang

Sifilis Primer Sifilis Sekunder Sifilis Laten

RPR atau
Dapat reaktif atau non reaktif Reaktif, titer tinggi Reaktif
VDRL

TPHA Reaktif Reaktif Reaktif


4
3A
Tatalaksana
• Benzil benzatin penisilin G dengan dosis :
- Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta unit IM SD
(1,2 juta unit bokong kanan, 1,2 juta unit bokong kiri)
- Stadium laten 2,4 juta unit IM setiap minggu (hari 1,8 dan 15)
• Penisilin-prokain injeksi IM 600.000 U/hari selama 10 hari
• Doksisiklin 2x100 mg selama 30 hari untuk stadium primer, sekunder dan tersier
• Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan
sekunder

Evaluasi terapi: evaluasi secara klinis dan serologi dilakukan pada bulan ke-1, 3, 6 dan 12.
Kriteria sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan setelah pengobatan

Tatalaksana Sifilis MED+EASY


Penis Do Er
Benzatin Penisilin G 2,4 Juta IM SD
Penisilin prokain 600.000 U IM 10 hari
Doksisiklin 2 x 100 mg oral 30 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral 30 hari
Dermato-
Venerologi 2

Limfogranuloma
Venerum
2

Definisi

• Luka pada kemaluan yang diikuti dengan pembengkakan KGB inguinal akibat C. trachomatis

Etiologi
• Chlamydia trachomatis serotipe L1, L2, dan L3
• Bakteri Gram (-), Intraselular obligat

Manifestasi Klinis

• Primer: Luka kemaluan yang tidak nyeri. Luka sembuh sendiri dalam beberapa hari.
• Sekunder: Pembengkakan limfonodus inguinale (bubo)
• Muncul sekitar 2-3 minggu sejak lesi menghilang
• Pembengkakan dipisahkan ligamentum inguinale (Groove Sign)

32
2

Pemeriksaan Penunjang

• Pewarnaan Giemsa: Gamna-Favre bodies


• Mikroskopi elektron: dapat menemukan badan elementer dan
badan retikulata intrasel
• Nucleic acid amplification test (NAAT): pemeriksaan terbaik
• Sampel: Lesi anogenital, mukosa rektum atau limfonodus
• Hasil (+): ditemukan C. trachomatis serovar L1, L2, atau L3
Inclusion bodies

Terapi

• Doksisiklin 2x100 mg PO 14 hari atau


• Eritromisin base 4x500 mg PO 14 hari atau
• Tetrasiklin 4x500 mg 14 hari

33
Dermato-
Venerologi 2

Granuloma
Inguinale
Definisi

• Penyakit infeksi menular seksual ulseratif yang disebabkan oleh bakteri Klebsiella
granulomatis
• Nama lain: Donovanosis

Faktor Risiko

• Hubungan seksual >1 pasangan


• Status sosioekonomi rendah
Manifestasi Klinis

• 90% daerah genital; 10% daerah inguinal


• Lesi awal berupa papul atau nodul subkutan yang
tidak nyeri
• Setelah trauma minor, lesi menjadi ulkus
• Beefy red appearance (vaskularisasi tinggi)
• Tidak nyeri
• Mudah berdarah
• Biasanya >1, membentuk “kissing lesion”
• Apabila invasi berlanjut, maka akan terbentuk
pseudobubo
• Invasi jaringan diatas KGB yang membentuk
abses subkutan
Pemeriksaan Penunjang

• Pewarnaan Giemsa
• Badan Donovan
• Organisme berbentuk batang di dalam sitoplasma sel fagosit mononuklear
• Tes amplifikasi asam nukleat (PCR)

Tatalaksana

• Antibiotik
• Azitromisin 1 g/minggu PO selama 3 minggu ATAU
• Azitromisin 500 mg/hari PO selama 3 minggu ATAU
• Doksisiklin 2x100 mg/hari PO selama 3 minggu
Tatalaksana Ulkus Genital

38
38
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Kondiloma
Akuminata
3A

Definisi

• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human papillomavirus dengan kelainan kulit dan
mukosa anogenital
• HPV tipe 6 dan 11 dengan masa Inkubasi: 3 minggu – 18 bulan

Gejala Klinis
• Ada riwayat kontak seksual sebelumnya
• Vegetasi/ papul soliter atau multipel pada area anogenital berbentuk seperti kol
• Biasanya tidak nyeri
• Efloresensi:
• Akuminata berbentuk seperti kembang kol
• Papul dengan permukaan menyerupai kubah
• Papul keratotik dengan permukaan kasar
3A

Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi: dilakukan bila lesi meragukan atau tidak respon pengobatan


• PCR: mengetahui tipe HPV
• Tes asam aesetat 5%: mendeteksi lesi meragukan (tipe papul datar), hasil positif bila lesi berubah
warna menjadi putih (tes acetowhite positif)

Tatalaksana

• Tinktura podofilin 25% (aplikasi oleh dokter)


• Kontraindikasi ibu hamil
• Larutan TCA 80-90% (aplikasi oleh dokter)
• Aman untuk ibu hamil
• Podofilotoksin 0,5% (aplikasi oleh pasien)
• 2x/hari, selama 3 hari, istirahat 4 hari diulang 4-5 sesi
• Kontraindikasi ibu hamil
3A

Pembedahan

• Krioterapi: untuk lesi genital eksterna, vagina, serviks, meratus uretra, dan dalam anus
• Bedah kauterisasi: Untuk lesi berukuran besar di anogenital
• Laser CO2: Untuk lesi berukuran besar di anogenital, vagina, dan serviks
• Bedah eksisi: Untuk lesi yang sangat besar

Edukasi

• Konseling mengenai HIV dan IMS lainnya


• Penapisan HIV dan sifilis
• Pemeriksaan pap smear setiap tahun selama sudah aktif secara seksual
• Informasikan pasangan seksual dan abstinensia selama pengobatan dilakukan

Apabila > 6 kali pengobatan dengan 1 metode aplikasi tidak ada perbaikan, ganti dengan metode aplikasi
lainnya
Dermato-
Venerologi

MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di
genital sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan muncul semakin banyak.
Keluhan nyeri disangkal. Pasien memiliki kebiasaan melakukan hubungan seksual
dengan PSK dan tanpa menggunakan kondom. Pada pemeriksaan tanda vital
TD 120/70 mmHg, HR 88x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.2°C. Pemeriksaan fisik pada
daerah glans penis ditemukan papul verukosa, berjonjot dan sewarna dengan
kulit sekitar.
Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan oleh pasien di rumah?
A. Asam trikoloroasetat 80-90%
B. 5-flourourasil
C. Tinktura podofilin 25%
D. Krioterapi
E. Podofilotoksin 0.5%
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di
genital sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan muncul semakin banyak.
Keluhan nyeri disangkal. Pasien memiliki kebiasaan melakukan hubungan seksual
dengan PSK dan tanpa menggunakan kondom. Pada pemeriksaan tanda vital
TD 120/70 mmHg, HR 88x/menit, RR 18x/menit, suhu 37.2°C. Pemeriksaan fisik pada
daerah glans penis ditemukan papul verukosa, berjonjot dan sewarna dengan
kulit sekitar.
Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan oleh pasien di rumah?
A. Asam trikoloroasetat 80-90%
B. 5-flourourasil
C. Tinktura podofilin 25%
D. Krioterapi
E. Podofilotoksin 0.5%
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul lenting-lenting berisi air di sekitar mulutnya sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Lenting tersebut dirasakan perih dan
panas. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
ditemukan vesikel berkelompok pada regio perioral, beberapa sudah pecah dan
meninggalkan dasar eritem. Dilakukan pemeriksaan Tzanck test dengan hasil
ditemukan multinucleated giant cell.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas?
A. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari
B. Asiklovir 3 x 400 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5 x 200 mg selama 10 hari
D. Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
E. Asiklovir 5 x 400 mg selama 7 hari
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul lenting-lenting berisi air di sekitar mulutnya sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Lenting tersebut dirasakan perih dan
panas. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
ditemukan vesikel berkelompok pada regio perioral, beberapa sudah pecah dan
meninggalkan dasar eritem. Dilakukan pemeriksaan Tzanck test dengan hasil
ditemukan multinucleated giant cell.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien di atas?
A. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari
B. Asiklovir 3 x 400 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5 x 200 mg selama 10 hari
D. Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
E. Asiklovir 5 x 400 mg selama 7 hari
Dermato-
Venerologi

Dermatitis Eksim
Diagnosa Banding Dermatitis
Dermatitis Atopi Dermatitis Kontak Dermatitis Venenata

Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan

Riwayat Atopi:
- Asma Zat allergen (kosmetik, perhiasan,
Zat iritan (asam/basa kuat, deterjen) Riwayt Insect Bites
- Rhinitis Alergi nikel, logam)
- Dermatitis Atopi

Predileksi:
Kissing Phenomenon (macula /
0 – 2 tahun  ekstensor Gatal > Nyeri Nyeri > Gatal
patch eritema nekrosis di tengah)
> 2 tahun  fleksor

IgE RAST
Patch Test : Crescendo Patch Test : Decrescendo
Prick Test

Avoidance
Antihistamine Kortikosteroid Topikal
Kortikosteroid Topikal / Sistemik
Diagnosa Banding Dermatitis
Neurodermatitis Dermatitis Numularis Dermatitis Seboroik Dermatitis Popok Dermatitis Statis

Anak
Stress Hygiene buruk Riwayat duduk / berdiri lama
Garukan berulang (neurodermatitis) Infeksi Jamur (mis: DVT)
Stress

Berbentuk seperti koin Skuama kuning berminyak Papul dan patch eritema
Likenifikasi, ekskoriasi Plak, papul, eritema dan nyeri
Berbatas tegas Predileksi: Kepala, alis, lipatan merah terang (interginosa),
pruritus Predileksi: tungkai bawah
oozing nasolabial lesi satelit

USG Doppler: identifikasi


KOH 10-20%  identifikasi infeksi candida
penyebab (DVT)

Bayi: As. Salisilat 3% Air dalam minyak


Hindrai penyebab
Dewasa: Sel. Sulfida Zinc Oxide
Antihistamin
+ +
Kortikosteroid topical / sistemik
KOH(-) Kortikosteroid cream KOH(-) Kortikosteroid cream
KOH (+) Ketoconazole cream KOH (+) Ketoconazole cream
Klasifikasi Kortikosteroid Topikal
Kelas Potensi Kortikosteroid Kekuatan (%) Sediaan

I Sangat tinggi Klobetasol propionat 0,05% Krim, salep, gel

Betametason dipropionat 0,05% Krim, salep


II Tinggi
Klobetasol propionat 0,025% Krim

Mometason furoat 0,1% Salep


III Tinggi
Triamsinolon asetonid 0,5% Krim, salep

Mometason furoat 0,1% Krim

IV Sedang Triamsinolon asetonid 0,1% dan 0,05% Krim, salep

Flusinolon asetonid 0,025% Salep

Flutikason propionat 0,05% Krim, lotion


V Sedang-
rendah Desonid 0,05% Salep

VI Rendah Desonid 0,05% Krim


Sangat
VII rendah Hidrokortison 1% Krim, salep, gel

51
KULIT KELAMIN
3A
2

Dermatitis Atopi
3A
2
Definisi

• Peradangan kulit bersifat kronis berulang, gatal, timbul pada daerah predileksi
tertentu.

Faktor Risiko

• Riwayat atopi pada keluarga


• Riwayat eczema
• Riwayat asma
• Riwayat rhinitis alergi

Predileksi:
0 – 2 tahun  ekstensor
> 2 tahun  fleksor
Dermatitis Atopi
Manifestasi Klinis Umum Klasifikasi dan Predileksi
• Kulit kering pada perabaan, pucat
DA Infantil
• UKK: papul, likenifikasi, eritema,erosi, (0 - 2 Tahun)
ekskoriasi, eksudasi dan krusta pada
Distribusi
lokasi predileksi
• Area kepala (Scalp) dan
wajah  tersering
• Sisi ekstensor ekstremitas

DA Anak Remaja dan Dewasa


(> 2 Tahun)
Distribusi
• Sisi fleksor (lipat siku,
lipat paha, lipat lutut,
dll)
• Dewasa  likenifikasi
3A
2
Kriteria Diagnosis DA  Hanifin-Rajka

• Minimal 3 mayor + 3 minor


Kriteria Mayor Kriteria Minor

• Kulit kering (saat ini)


• Iktiosis
• Pruritus
• Hiperlinearitas telapak tangan
• Morfologi dan distribusi lesi yang khas:
• Keratosis pilaris
- Likenifikasi fleksular atau linear pada
• Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
dewasa
• Lipatan leher anterior
- Mengenai wajah atau ekstensor pada
• Dermatitis tangan dan kaki tidak spesifik
bayi dan anak
• Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan emosional
• Dermatitis kronik atau kronik berulang
• ↑ IgE serum
• Riwayat atopi pada pasien atau keluarga
• Reaksi alergi tipe I
(asma, rhinitis alergi, dermatitis atopik)
• Intoleransi makanan
• Gatal saat berkeringat
3A
2
Tatalaksana
• Non Medikamentosa
• Avoidance
• Berikan pelembap per 6 jam pada kulit
• Medikamentosa
• Topikal:
• Kortikosteroid (pemilihan potensi bergantung pada lokasi dan keparahan penyakit
• Bayi : Hidrokortison 1-2,5% (potensi sangat rendah)
• Anak – Dewasa : Triamsinolone acetonide 0,1% (potensi sedang – kuat)
• Sistemik:
• Anti-histamin (sedative / non-sedative)
• Kortikosteroid
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak
Definisi

• Inflamasi kulit akibat paparan kulit dengan allergen/iritan dalam waktu tertentu.

Klasifikasi

Parameter Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi

Semua orang yang terpapar iritan dapat menderita Hanya orang yang tersensitisasi yang dapat
Populasi
DKI menderita DKA

Perhiasan, kosmetik, pewarna rambut, sarung tangan


Contoh Zat Detergen, sabun, air aki
latex

Tipe reaksi Bukan reaksi imunologis Hipersensitivitas tipe IV

Gejala dominan Nyeri > Gatal Gatal > Nyeri

Patch test lesi decrescendo saat patch dilepas lesi crescendo saat patch dilepas
3A

Etiopatogenesis

• Hipersensitivitas tipe IV
• Fase sensitisasi: paparan pertama dimana sel imun berkenalan dengan allergen 
belum inflamasi
• Fase elisitasi: paparan berikutnya menyebabkan sel T menyerang allergen tersebut 
inflamasi (+)

Manifestasi Klinis

• Gatal > Nyeri


• Tanda dan gejala berdasarkan frekuensi flare
• Akut: eritema, vesikel-bula, edema
• Subakut: eritema, krusta
• Kronis: likenifikasi, fisura, skuama
3A

Contoh Alergen

Lokasi Bahan Alergen


Wajah Kosmetik, antibiotik topikal, parfum, pewarna rambut,
sunscreens, produk pembersih mulut
Leher Kosmetik, parfum, metal
Lengan Parfum, alergen tekstil, bahan pengawet
Abdomen Nikel
Jari Multifaktorial, atopi
Kaki Bahan mengandung karet, adhesi, bahan kulit
3A

Etiopatogenesis

• Zat iritan merusak lemak yang ada pada kulit  saponifikasi


• Terjadi kematian sel dan aktivasi sistem imun  inflamasi (+)

Manifestasi Klinis

• Nyeri > Gatal


• DKI Akut (<8 Jam)
• Pencetus: asam dan basa kuat
• UKK: vesikel dan bula yang nyeri
• DKI Akut Lambat (8 – 24 jam)
• Pencetus: podofilin
• UKK: vesikel dan bula yang nyeri
• DKI Kronis Kumulatif (paparan berulang)
• Pencetus: deterjen, sabun
• UKK: likenifikasi, fisura
3A

Pemeriksaan Penunjang

• Skin Patch Test (Tes Tempel)


• Dermatitis Kontak Alergi  Positif
• Lesi kulit (terutama eritema) melebihi lokasi patch test
• Lesi Crescendo (meluas)
• Dermatitis Kontak Iritan  Negatif
• Lesi kulit tidak melebihi lokasi patch test
• Lesi Decrescendo (membaik/menghilang)

Bedakan Skin Patch Test dengan Skin Prick Test (uji cukit kulit)
Skin Prick Test digunakan untuk penyakit alergi lainnya (contoh: rhinitis alergi, dermatitis atopi)
3A

Tatalaksana

• Mencegah paparan iritan maupun allergen  bila harus terpapar gunakan alat pelindung diri
• Terapi tergantung lesi
• Lesi basah: Kompres NS
• Lesi kering: kortikosteroid potensi sedang (mis. Salep flutikason asetonid 0,025%)
• Lesi kronis (likenifikasi, fisura): kortikosteroid potensi tinggi (mis. Salep betametason valerat 0,1%)

Tips Membedakan DKI dan DKA


• Tidak setiap orang mengalami reaksi alergi apabila kontak dengan bahan alergen
Contoh: jam tangan, perhiasan, sendal jepit, cat rambut, kosmetik, masker tali
• Setiap orang bisa mengalami reaksi iritasi apabila kontak dengan bahan iritan
Contoh: deterjen (paparan berulang), asam dan basa kuat
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Neurodermatitis
3A

Definisi

• Peradangan kulit kronik, sangat gatal, berupa penebalan kulit dan likenifikasi
berbentuk sirkumskripta akibat garukan berulang
• Nama lain: Liken simpleks kronikus
• Pencetus : Stress

Manifestasi Klinis

• Pruritus akibat penyakit lain yang mendasari (gagal ginjal


kronis, gigitan serangga, stres psikis)
• Garukan berulang pada area yang sama, menimbulkan
likenifikasi dan ekskoriasi

Predileksi: Area yang mudah digaruk (kulit kepala, pergelangan


tangan dan kaki, area anogenital)
3A

Tatalaksana

• Prinsip : memutuskan siklus gatal-garuk


• Topikal :
• Emolien kombinasi kortikosteroid topikal potensi kuat (salep klobetasol propionate
0.05% 1-2x/hari)
• Calcineurin inhibitor : tacrolimus 0.1% atau pimekrolimus 0.1% 2x/hari
• Mentol
• Sistemik : antihistamin sedative dan antidepresan trisiklik
• Kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid)
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Napkin Eczema
3A

Definisi

• Peradangan pada kulit yang disebabkan oleh zat dan kelembapan pada popok yang jarang
diganti
• Nama lain : “dermatitis popok”

Klasifikasi

• Dermatitis popok iritan  disebabkan oleh feses


• Dermatitis popok alergi  disebabkan oleh pengawet dan zat lainnya yang ada di popok
• Dermatitis popok kandida  disebabkan oleh Candida sp.

Efloresensi

• Papul dan patch eritem merah terang yang lebih menyerang area
lipatan (intertriginosa)
• Sering ditemukan lesi satelit berupa papul atau pustul
• Patch eritem dan berskuama
4

Prinsip Tata Laksana:

• Air: popok dibiarkan terbuka saat bayi tidur agar kulit sekitar dapat kering
• Barrier: salep berupa zinc oxide (ZnO2) atau petrolatum yang dioleskan pada
kulit bayi setiap mengganti popok
• Cleansing: membersihkan kulit bokong bayi dengan air atau mineral oil setiap
mengganti popok
• Diapers: Popok harus sering diganti, terutama setiap setelah BAB
• Education: mengedukasi orang tua dan pengasuh mengenai pentingnya
penggantian popok

70
3A

Tatalaksana Non-Farmakologis

• Bersihkan kulit bokong dengan air dalam minyak, ulangi setiap setelah BAB

• Edukasi menghindari penyebab dan menjaga kebersihan:

• Hindari popok dalam keadaan lembap

• Memakai popok dengan daya serap baik

• Hindari sabun yang iritatif

71
3A

Tatalaksana Farmakologis

• Topikal
• krim/salep protektif, misalnya zinc oxide, pantenol, lanolin, petrolatum
• Kortikosteroid potensi lemah-sedang (mis. Hidrokortison 1% atau 2,5%)
• Bila terinfeksi kandida, berikan antifungal (mis. Nistatin atau derivate Azol)
• Bila terinfeksi bakteri, berikan Mupirosin topikal
• Sistemik
• Bila terjadi infeksi berat, pertimbangkan Amoksisilin-Klavulanat, Klindamisin, Sefaleksin,
atau Kotrimoksazol

Intinya: Zinc oxide + krim hidrokortison


Nistatin / derivate azol diberikan jika KOH (+) (terinfeksi candida)

72
Dermato-
Venerologi 4

Dermatitis
Numularis
4

Definisi

• Lesi papulovesikel multipel berbentuk seperti koin, berbatas tegas, dan mudah pecah
sehingga membasah (oozing)

Faktor Risiko

• Banyak terjadi pada orang dewasa dan


anak <5 tahun
• Trauma / garukan berulang
• Ada riwayat DKA dan DKI

74
4

Manifestasi Klinis

• Lesi kulit:
• Plak eritematosa berbentuk koin
• Berbatas tegas
• Sangat gatal
• Predileksi: ekstremitas bawah dan atas
• Fase akut: lesi membasah kemudian mengkrusta
• Fase kronis: terbentuk skuama dan likenifikasi

75
4

Tatalaksana

• Lini pertama: Kortikosteroid topikal potensi kuat


• Bila tidak membaik:
• Fototerapi
• Kortikosteroid sistemik  mis. Prednisone 40 mg/hari selama 5 hari
• Terapi tambahan:
• Pelembab/emolien bila kulit kering

76
Dermato-
Venerologi 4

Pitiriasis Alba
4

Definisi Etiologi

•Kelainan kulit berupa makula hipopigmentasi dengan batas tidak tegas disertai skuama putih halus (powdery
white scale)
•Terjadi pada anak-remaja (3-16 tahun)
•Predileksi: daerah wajah
•Etiologi Faktor Resiko : riwayat pajanan sinar matahari

Manifestasi Klinis

•Umumnya asimptomatik tetapi bisa disertai dengan keluhan gatal


•Terdiri dari 3 fase :
•Fase pertama  makula berwarna merah muda dengan tepi menimbul
•Fase kedua  macula hipopigmentasi dengan skuama putih halus (powdery
white scale)
•Fase ketiga  macula hipopigmentasi tanpa skuama yang dapat menetap

Pitiriasis Alba merupakan dermatitis non spesifik


Cara membedakan P. Versicolor dengan P. Alba:
Pada P. Versicolor tidak didahului macula merah muda
4

Tatalaksana

• Medikamentosa:
• Topikal
• Pelembab
• Kortikosteroid potensi ringan
• Salep takrolimus 0,1% dua kali sehari selama 8 minggu
• Krim pimekrolimus 1% dua kali sehari selama 12 minggu
• Salep kalsitriol 0,0003% dua kali sehari selama 8 minggu
• Fototerapi
• Terapi dengan laser excimer 308 nm dua kali seminggu selama 12 minggu.
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B

Reaksi Obat
Diagnosis UKK

Erupsi Obat Tatalaksana

Epidermal Nekrolisis

<10% 10-30% >30%


Exanthema Drug
Eritroderma Fixed Drug Erruption Eritema Multiform
SJS SJS-TEN TEN Erruption
Skin: bula hipopion  Nikolsky (+)
Eritema + Skuama generalisata Plak hiperpigmentasi / eritema Makula eritema seluruh tubuh
Eye: Konjungtivitis Makula eritema + lesi target
(red man syndrome) di tempat yang sama (seperti campak)
Mouth: Stomatitis

• Topikal:
• Topikal:
• Pelembab: petroleum 50% • Topikal:
• Kering: bedak salisil +
dengan 50% cairan paraffin • Emolien
mentol • Kortikosteroid oral • Ringan: Simtomatis
• Sistemik: Prednisone IV • Sistemik:
• Basah: kompres larutan as. • Antihistamin • Berat: Prednisone 3x10mg 14
• SSJ: 1-4 mg/kgBB/hari • Antihistamin
Salisilat • Bedak salisil Hari
• SSJ-NET: 3-4 mg/kgBB/hari • Dexametasone IV 5-
• Sistemik:
• NET: 4-6 mg/kgBB/hari 20mg/hari
• Prednisone 3x10mg
• Stabilisasi Hemodinamik

81
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B

SJS & TEN


3B

Definisi

• Reaksi hipersensitivitas yang mempengaruhi kulit dan selaput lendir. Ditandai dengan makula
eritematosa dan erosi hemoragik pada selaput lendir

Manifestasi Klinis

• Gejala awal biasanya tidak khas seperti demam, mata terasa panas, beberapa jam-hari sebelum
lesi kulit timbul
• Lesi kulit biasanya diawali dari dan terutama di wajah, telapak tangan dan kaki.
• Tanda khas: Lesi eritematosa-violaceus dan memiliki kecenderungan untuk berkonfluens secara
cepat dan membentuk bula dalam 12-24 jam
• Tanda Nikolsky positif
• %TBSA
• SJS : <10%
• TEN/Lyell’s Syndrome : >30%
3B

Diagnosis

• Ditegakkan secara klinis


• Dikonfirmasi dengan pemeriksaan PA

Terapi

• Topikal:
• Pelembab: petroleum 50% dengan 50% cairan
paraffin
• Sistemik: Prednisone IV
• SSJ: 1-4 mg/kgBB/hari
• SSJ-NET: 3-4 mg/kgBB/hari
• NET: 4-6 mg/kgBB/hari
• Stabilisasi Hemodinamik
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B

Fixed Drug
Erruption
3B

Etiologi

• Parasetamol, Alopurinol, Tetrasiklin, Sulfonamide, Ibuprofen, Naproxen dan Metamizol

Area Predileksi

• Bibir, tangan dan genitalia, walaupun dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh
• Lesi berulang pada predileksi yang sama setelah pajanan ulang obat penyebab

Manifestasi Klinis

• Sering; timbul setelah 30 menit hingga 8-16 jam setelah


konsumsi obat
• Lesi Khas: Makula/plak eritema keunguan dan kadang
disertai vesikel/ bula pada bagian tengah lesi sehingga sering
menyerupai eritema muliforme
3B

Tatalaksana

• Topikal:
• Kering: bedak salisil + mentol
• Basah: kompres larutan as. Salisilat
• Sistemik:
• Prednisone 3x10mg
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B

Erupsi
Makulopapular
3B

Definisi

• Erupsi eksantematosa/ morbiliformis; paling sering timbul dalam beberapa hari hingga 2-3 minggu
setelah konsumsi obat

Etiologi

• Sering disebabkan oleh ampisilin, OAINS, sulfonamid, Fenitoin, serta karbamazepin

Manifestasi Klinis

• Sangat jarang disertai keterlibatan organ sistemik


• Lesi eritematosa dimulai dari batang tubuh kemudian menyebar ke perifer secara simetris dan
generalisata
• Pruritus
• Hilang dengan cara deskuamasi dan terkadang meninggalkan bekas hiperpigmentasi

89
3B

Tatalaksana

• Kortikosteroid oral
• Antihistamin
• Bedak salisil

90
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B

Eritema Multiform
3B

Definisi

• Erupsi akut mukokutan yang ditandai dengan lesi target, biasanya ringan dan bersifat self-limiting
dan sering rekuren.

Etiologi Tersering

• Herpes virus (HSV 1 dan 2)  ditemukan DNA HSV pada lesi eritema multiforme, terutama pada
kasus rekuren
• Mycoplasma pneumoniae  lebih banyak pada anak
• Pengobatan  eritema multiforme dapat merupakan reaksi obat akut

Klasifikasi:

• Eritema multiforme minor  lesi kulit tanpa keterlibatan membrane mukosa


• Eritema multiforme mayor  lesi kulit + lesi mukosa, biasanya disertai demam
• Eritema multiforme mukosal  lesi mukosa tanpa keterlibatan kulit
3B

Manifestasi Klinis

• Demam tinggi  eritema multiforme mayor


• Papul/plak eritema bentuk target dengan 3 zona
• Penyebaran sentripetal  dari akral ke batang tubuh
• Dapat gatal
• Bertahan 2-3 hari
• Koebner phenomenon (+)  lesi muncul pada daerah yang terkena trauma

3 Zona

• Vesikel/bula gelap (dusky)


• Daerah inflamasi berwarna merah gelap
• Cincin eritema di perifer
3B

Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi  akumulasi limfosit pada area dermal-epidermal dengan eksositosis ke epidermis,


satellite cell necrosis, spongiosis, degenerasi vakuolar di lapisan basal, dan celah subepidermal.
• PCR  dapat ditemukan HSV dan Mycoplasma pneumoniae

Tatalaksana

• Ringan: Simtomatis
• Antipiretik
• Antasida
• Anestesi lokal
• Berat: Prednisone 3x10mg 14 Hari
Dermato-
Venerologi 4
3A

Urtikaria &
Angioedema
4
3A
Definisi

• Urtikaria: Lesi kulit berupa edema setempat pada kulit


dengan ukuran yang bervariasi; gatal dan panas
• Bila edema terjadi pada jaringan yang lebih dalam
disebut angioedema

Urtikaria
Manifestasi Klinis

• Edema di bagian sentral dengan ukuran bervariasi,


hampir selalu dikelilingi oleh eritema
• Gatal atau kadang sensasi seperti terbakar
• Berakhir cepat, kulit kembali ke kondisi normal biasanya
dalam waktu 1-24 jam
Angioedema
4
3A
Klasifikasi

Grup Sub Grup Keterangan


Urtikaria akut Wheal spontan < 6 minggu
Urtikaria Spontan
Urtikaria kronik Wheal spontan > 6 minggu

Faktor pencetus:
Urtikaria kontak dingin
Udara/air/angin dingin
Urtikaria Fisik Urtikaria kontak panas
Panas yang terlokalisir
Urtikaria solaris
UV dan atau sinar matahari

Urtikaria angiogenik
Air
Urtikaria kolinergik
Naiknya temperatur tubuh
Kelainan Urtikaria lainnya Urtikaria kontak
Kontak dgn bahan urtikariogenik
Urtikaria yang diinduksi
Latihan fisik
latihan fisik
Tatalaksana Urtikaria & Angioedema
Urtikaria Akut Angioedema

• Antihistamin (AH-1) generasi dua


(non-sedatif): Cetrizine, Eliminasi/ hindari faktor penyebab yang dicurigai
Loratadine
• Bila dengan AH non sedatif tidak
berhasil -> AH-1 generasi satu
(sedatif) • Apabila didapatkan sesak nafas, suara Pasien dengan edema terbatas pada
serak atau odinofagia dikonsulkan ke sp kulit
THT untuk dilakukan
nasopharyngolaryngoscopy (NPL)
Urtikaria Kronik dengan terlebih dahulu diatasi keadaan • Diberikan AH-1 generasi ke-1
darurat di UGD • Diberikan AH-1 generasi ke-2
• Apabila didapatkan edema laring
berdasarkan hasil NPL maka dirawat di
• 1st line: Anti histamin H1 generasi ICU Observasi di IGD selama 6 jam
kedua (non sedatif).
• 2nd line: Jika gejala menetap
setelah 2 minggu, antihistamin H1 Sembuh Menetap 6 minggu
generasi kedua (nonsedatif • Epinefrin atau adrenalin
• Diberikan AH-1 generasi
dapat dinaikkan dosisnya 2-4 ke-1 Pikirkan diagnosis
kali.) • Diberikan AH-1 generasi banding
ke-2
• Kortikosteroid Pemeriksaan Penunjang

98
Dermato-
Venerologi

MED QUIZ
+
Seorang wanita berusia 35 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan
keluhan bercak kemerahan dan melepuh pada seluruh tubuh sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai dengan mata merah, bibir pecah-pecah dan nyeri
tenggorokan. Keluhan muncul setelah pasien mengkonsumsi carbamazepine
untuk mengobati epilepsinya. Pada pemeriksaan TD 130/90 mmHg, HR
110x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,2°𝐶, didapatkan konjungtiva hiperemis,
terdapat krusta dan bula kendur pada bibir, tampak erosi dan krusta yang
menyebar secara generalisata, Nikolsky (+), epidermolysis 45% TBSA.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. SJS overlapping NET
B. SJS
C. NET
D. Eritroderma
E. Fixed drug eruption

100
Seorang wanita berusia 35 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan
keluhan bercak kemerahan dan melepuh pada seluruh tubuh sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai dengan mata merah, bibir pecah-pecah dan nyeri
tenggorokan. Keluhan muncul setelah pasien mengkonsumsi carbamazepine
untuk mengobati epilepsinya. Pada pemeriksaan TD 130/90 mmHg, HR
110x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,2°𝐶, didapatkan konjungtiva hiperemis,
terdapat krusta dan bula kendur pada bibir, tampak erosi dan krusta yang
menyebar secara generalisata, Nikolsky (+), epidermolysis 45% TBSA.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. SJS overlapping NET
B. SJS
C. NET
D. Eritroderma
E. Fixed drug eruption

101
Seorang anak perempuan berusia 14 tahun dibawa ke poliklinik oleh ibunya
karena adanya bercak merah yang muncul pada leher sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan rasa gatal pada leher. Dari anamnesis diketahui 1
minggu lalu pasien menggunakan kalung kuningan. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan plak eritem dengan batas
tidak tegas pada area leher.
Manakah pernyataan yang benar terkait kondisi pasien?
A. Tidak berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas
B. Berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas tipe II
C. Pemeriksaan baku emas berupa skin prick test
D. Pemeriksaan patch test didapatkan lesi decrescendo
E. Pemeriksaan patch test didapatkan lesi crescendo
Seorang anak perempuan berusia 14 tahun dibawa ke poliklinik oleh ibunya
karena adanya bercak merah yang muncul pada leher sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan rasa gatal pada leher. Dari anamnesis diketahui 1
minggu lalu pasien menggunakan kalung kuningan. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan plak eritem dengan batas
tidak tegas pada area leher.
Manakah pernyataan yang benar terkait kondisi pasien?
A. Tidak berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas
B. Berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas tipe II
C. Pemeriksaan baku emas berupa skin prick test
D. Pemeriksaan patch test didapatkan lesi decrescendo
E. Pemeriksaan patch test didapatkan lesi crescendo
Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan dibawa ke poliklinik dengan keluhan
timbul bercak kemerahan pada pipi sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, hilang timbul, setelah ibu pasien mengganti
susu formula yang digunakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula
eritematosa berukuran plakat, berbatas tegas, tepi ireguler, disertai beberapa
papul dan ekskoriasi. Kulit pasien tampak kering.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Triamsinolone acetonide 0.1%
B. Hidrokortison 1%
C. Betametason dipropionate 0.05%
D. Memotason furoat 0.1%
E. Flusinolon acetonide 0.025%
Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan dibawa ke poliklinik dengan keluhan
timbul bercak kemerahan pada pipi sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, hilang timbul, setelah ibu pasien mengganti
susu formula yang digunakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula
eritematosa berukuran plakat, berbatas tegas, tepi ireguler, disertai beberapa
papul dan ekskoriasi. Kulit pasien tampak kering.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Triamsinolone acetonide 0.1%
B. Hidrokortison 1%
C. Betametason dipropionate 0.05%
D. Memotason furoat 0.1%
E. Flusinolon acetonide 0.025%
Dermato-
V e n e r o l o g i 3B
2

Penyakit
Vesikobulosa
Dermato-
Venerologi 2

Pemfigus Vulgaris
&
Pemfigoid Bulosa
2

Definisi Etiologi

•Penyakit autoimun yang menyebabkan bula akibat proses akantolisis (hilangnya hubungan antar keratinosit).
•Etiologi: Autoimun  hipersensitivitas tipe II

Patogenesis

•Autoantibodi merusak desmoglein 1 dan 3


•Hubungan antar keratinosit/epitel terlepas  akantolisis
•Lapisan yang terpisah diisi oleh cairan interselular  terbentuk bula intraepidermal

Autoantibodi Desmoglein 1
Akantolisis Bula intraepidermal
dan 3
2

Manifestasi Klinis

• Bula mukosa  cepat pecah sehingga sering hanya terlihat sebagai erosi & ulkus
• Bula pada kulit  bula kendur, bila pecah dapat berdarah
• Lesi sangat nyeri namun tidak gatal
• Nikolsky sign (+)  lapisan kulit yang bisa digeser dengan penekanan lembut  dapat
menyebabkan bulla

Nikolsky Sign (+)


2

Pemeriksaan Penunjang

•Histopatologi  dilakukan pada lesi kulit baru


•Hilangnya hubungana antar keratinosit pada epidermis di atas stratum basale  akantolisis intraepidermal
•Lapisan stratum basale tetap menempel dengan membran basalis  tombstoning
•Direct immunofluorescence  dilakukan pada kulit normal
•Hasil (+): Deposisi IgG pada permukaan sel keratinosit

Tatalaksana

•Kortikosteroid oral (Prednisone)  terapi utama pemfigus vulgaris


•Dosis awal: 1 mg/kgBB/hari selama 2-3 bulan
•Dosis berikutnya: 40 mg/hari diturunkan perlahan selama 6-9 bulan hingga 5 mg setiap 2 hari sekali
•Terapi adjuvan
•Mikofenolat mofetil 2-2,5 g/hari terbagi 2 dosis
•Azathioprine 1-3 mg/kg/hari
•Rituximab 0,4 g/kgBB/hari
2

Definisi

• Penyakit bulosa yang hilang timbul pada orang dewasa akibat munculnya antibodi yang
menyerang hemidesmosome.

Etiopatogenesis

• Antibodi IgG terhadap hemidesmosom (BP180 dan BP230) di membrane basalis


• Bagian dari reaksi hipersensitivitas tipe II
Bula Sub-Epidermal

Antibodi IgG  Stratum epidermis terlepas


Hemidesmososme dari dermis
2

Manifestasi Klinis

• Lesi awal: hanya menyerupai urtika yang dapat berlangsung beberapa minggu
• Lesi khas:
• Bula tegang subepidermal yang biasanya memiliki dasar eritem yang bersifat hilang timbul
• Gatal (+)
• Nikolsky sign (-)
• Lokasi predileksi: Area fleksura abdomen bagian bawah, paha
2

Pemeriksaan Penunjang

•ELISA
•Ditemukan antibodi IgG terhadap BP-180 atau BP-230  pemeriksaan penunjang awal
•Histopatologi
•Bula subepidermal dengan infiltrasi leukosit dan makrofag pada dermis dan intrabula  pemeriksaan
penunjang terbaik
•Direct immunofluorescence
•Ditemukan IgG dan C3 pada membrana basalis (dermo-epidermal junction)

Tatalaksana

•Kortikosteroid oral  first line


•Prednison 0,75-1 mg/kg/hari atau 40-60 mg/hari kemudian di tappering off setelah tidak ada bula
•Sitostatika  adjuvan bila belum membaik dengan kortikosteroid
•Azatioprin 1-3 mg/kg/hari atau 50-150 mg/hari
•Siklofosfamid 50-100 mg/hari
•Mikofenolat mofetil 2x1 g/hari
Pemfigus Vulgaris & Pemfigoid Bulosa
Parameter Pemfigoid Bulosa Pemfigus Vulgaris

Usia Tersering Usia >60 tahun Usia 40-60 tahun

Manifestasi
Bula tegang subepidermal Bula kendur intraepidermal
khas

Nikolsky sign Negatif Positif

IgG terhadap desmosom


Autoantibodi IgG terhadap hemidesmosom
(desmoglein 1 dan 3)

Direct- IgG dan C3 pada dermo-epidermal Deposisi IgG pada permukaan sel
Immunofluorescence junction keratinosit

Terapi utama Prednisone 60 mgbb

Prognosis Respons baik dengan pengobatan Biasanya fatal tanpa pengobatan

114
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul gelembung berisi air pada seluruh tubuh yang
dialami sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada riwayat konsumsi obat
maupun alergi sebelumnya. Kadang disertai rasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital BP 130/80 mmHg, HR 72x/menit, RR
22x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan fisik tampak multiple bula
tegang, ketika diberi tekanan ke lateral dengan jari, bula tidak
gampang pecah. Dokter menduga penyakit pada pasien ada
kaitannya dengan antibodi IgG.
Di manakah lokasi antibodi IgG pada kasus di atas?
A. Ganglion sensoris radiks dorsalis
B. Hemidesmosom
C. Intraepidermal
D. Desmoglein 3
E. Dermo-epidermal junction
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul gelembung berisi air pada seluruh tubuh yang
dialami sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada riwayat konsumsi obat
maupun alergi sebelumnya. Kadang disertai rasa nyeri.
Pemeriksaan tanda vital BP 130/80 mmHg, HR 72x/menit, RR
22x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan fisik tampak multiple bula
tegang, ketika diberi tekanan ke lateral dengan jari, bula tidak
gampang pecah. Dokter menduga penyakit pada pasien ada
kaitannya dengan antibodi IgG.
Di manakah lokasi antibodi IgG pada kasus di atas?
A. Ganglion sensoris radiks dorsalis
B. Hemidesmosom
C. Intraepidermal
D. Desmoglein 3
E. Dermo-epidermal junction
Dermato-
Venerologi 2

Keganasan Kulit
2

Definisi

• Keganasan yang menyerang sel pada lapisan kulit.


• Klasifikasi:
• Karsinoma sel basal (BCC)  keganasan pada stratum basale
• Karsinoma sel skuamosa (SCC)  keganasan pada keratinosit
• Melanoma maligna (MM)  keganasan pada melanosit

Faktor Risiko

• Radiasi UV  paling sering dari sinar matahari


• Luka kronis  dapat menyebabkan ulkus Marjolin (suatu bentuk SCC)
• Keratosis aktinik  dapat menyebabkan SCC

Tersering : BCC
Paling berbahaya : Melanoma
2

119
Tumor Ganas Kulit
BCC SCC
Melanoma Maligna
Basal Cell Carcinoma Squamous Cell Carcinoma

UKK • Ulkus hitam dasar kotor (rodent)


• Pearly papul • Nodul hyperkeratosis • Hiperpigmentasi pada kulit dengan
• Tepi tidak teratur • Mudah berdarah ABCDE
• Telangiektasis

Sinar matahari, Sinar matahari,


F. Resiko Sinar matahari
lesi precursor: keratosis aktinik iritasi berulang nevus pigmentus

Asal Tumor Sel epitel basal Keratosit epidermis Melanosit

• Pearl horn (Mutiara tanduk)


Histo PA MED+EASY SCC
Sel palisade • Keratinisasi Sel melanosit berdiferensiasi ganas
KAMU  (SQUAMOUS)
• Intercellular bridging
SUKA  (SERING METASTASIS)
TANDUK  MUTIARA TANDUK
Metastasis Jarang Sering Paling sering BEDARAH  (MUDAH BERDARAH)

120
Dermato-
Venerologi 2

Squamous Cell
Carcinoma
2

Definisi

• Tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit


• Bersifat:
• Dapat bermetastasis
• Berkembang dari ulkus/radang kronis, lesi prakanker atau rangsangan karsinogen
Faktor Resiko

• Sinar Matahari
• Actinic Keratosis  Lesi prakanker

Actinic keratosis  lesi prakanker pada daerah yang sering terpapar sinar
matahari
2

Manifestasi Klinis

• Awalnya seperti plak, nodular, papilomatosa,


dan/atau verukosa
• Semua bentuk akhirnya mengalami ulserasi sentral
• Ulkus merah tidak nyeri dengan tepi tidak rata
• Dasar ulkus menyerupai jaringan granulasi dan
mudah berdarah
• Kulit disekitar ulkus merah dan keras
• Predileksi:
• Wajah dan leher

Karakteristik

• Locally invasive
• Metastasis regional melalui KGB

Manifestasi khas : ulkus tidak nyeri, mudah berdarah di daerah wajah


2

Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi
• Atipikal keratinosit
• inti yang besar, pleomorfik, dan hiperkromatik
• Keratin Pearl (Mutiara tanduk)
• Deposit keratin yang dikelilingi oleh lapisan konsentris dari
keratinosit atipikal

Tatalaksana

• Operatif  eksisi
• Radioterapi
Dermato-
Venerologi 2

Basal Cell
Carcinoma
2

Definisi Karakteristik

• Keganasan kulit yang berasal dari sel nonkeratinasi lapisan basal epidermis
• KSB merupakan tumor maligna yang bersifat invasif secara lokal, agresif, dan destruktif, tetapi
jarang bermetastasis
• Faktor Resiko: Sinar UV

Manifestasi Klinis

• Pearly Papul (mengkilap seperti mutiara) dengan


telangiektasis superfisial
• Terkadang tepi lebih tinggi dan mengkilap sedangkan
bagian tengah membentuk ulkus  rodent ulcer
• Plak bersisik (karsinoma sel basal superfisial)

Sering tertukar! Bedakan pearly papul (kilap Mutiara) dan Mutiara tanduk
2

Pemeriksaan Penunjang

•Biopsi histopatologi  untuk konfirmasi diagnosis


•BCC (+) bila ditemukan:
•Sel basal yang menginvasi lapisan dermis  membuat tumor islands
•Tumor islands dibatasi oleh sel basal yang “berdiri” membentuk garis
seolah-olah membentuk pagar  gambaran palisade (palisade
artinya pagar)

Tatalaksana

•Pembedahan  gold standard terapi karsinoma sel basal


•Mohs Micrographic surgery  bila tumor terletak pada canthus, nasolabial fold, periorbita atau post-auricula (H-
area)
•Eksisi biasa  bila tumor terletak di tempat lainnya
Dermato-
Venerologi 2

Melanoma Maligna
2

Definisi

• Tumor ganas melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin dan


berasal dari neural crest
• Akibat pajanan sinar ultraviolet

Karakteristik

• Asymetry: Bentuk asimetris


• Border: Pinggiran tidak rata
• Color: Memiliki lebih dari 1 warna
• Diameter: Diameter >6 cm
• Evolution: Terdapat perubahan ukuran, bentuk atau
warna
2

Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi: peningkatan pertumbuhan


melanosit dan infiltrasi banyak

Tatalaksana

• Eksisi tumor
KULIT
KELAMIN

MED QUIZ
+
Seorang laki-laki 74 tahun datang dengan keluhan muncul bercak hitam seperti
tahi lalat sejak 3 bulan terakhir. Awalnya berupa titik hitam, kemudian semakin
lama semakin melebar, menjadi lebih gelap dan mudah berdarah. Riwayat
pekerjaan sebagai petani dan sering terpapar sinar matahari. Pemeriksaan status
dermatologis didapatkan makula hiperpigmentasi dengan bentuk iregular pada
bagian tepi, sebagian tampak jelas, sebagian tampak samar, soliter dengan
ukuran numular.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Melanoma maligna
B. Keratosis seboroik
C. Lentigo solaris
D. Hemangioma
E. Nevus pigmentosus
Seorang laki-laki 74 tahun datang dengan keluhan muncul bercak hitam seperti
tahi lalat sejak 3 bulan terakhir. Awalnya berupa titik hitam, kemudian semakin
lama semakin melebar, menjadi lebih gelap dan mudah berdarah. Riwayat
pekerjaan sebagai petani dan sering terpapar sinar matahari. Pemeriksaan status
dermatologis didapatkan makula hiperpigmentasi dengan bentuk iregular pada
bagian tepi, sebagian tampak jelas, sebagian tampak samar, soliter dengan
ukuran numular.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Melanoma maligna
B. Keratosis seboroik
C. Lentigo solaris
D. Hemangioma
E. Nevus pigmentosus
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien
merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak 3 bulan terakhir. Luka
sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak mengalami perbaikan dan saat ini
luka menjadi borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan histopatologi
didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien
merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak 3 bulan terakhir. Luka
sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak mengalami perbaikan dan saat ini
luka menjadi borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan histopatologi
didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
Dermato-
Venerologi 2

Tumor Dermis
Dermato-
Venerologi 2

Xantoma
2

Definisi

• Xanthoma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan penumpukan plak atau
nodus yang terdiri atas deposit lipid abnormal dan sel foam

Manifestasi Klinis

• Lesi datar/plak yang sedikit meninggi atau papul berwarna kuning kehijauan dengan
ukuran 2-30 mm
• Lesi dapat bersatu, teraba lunak dan padat
• Pada kelopak mata  xantelasma
2

Histopatologi

• Gambaran sel busa, yaitu histiosit yang berisi lemak


• Sel busa berada di dekat pembuluh kapiler dan terdiri atas
vakuol lemak yang tidak berikatan dengan membran sel
• Kadang ditemukan sel datia Touton

Tatalaksana

• Bedah Eksisi
Dermato-
Venerologi 2

Hemangioma
2

Definisi

• Tumor jinak pembuluh darah, berupa proliferasi endotelial


• Nama lain: Vascular tumor, vascular birthmark, strawberry birthmark, strawberry hemangioma dan
juvenile hemangioma

Manifestasi Klinis

• Prodormal: Bercak telangiektasis, makula eritem samar, makula kebiruan


• Inisiasi: Mulai terjadi penebalan kulit dan indurasi
• Proliferasi (1-8 minggu): Infiltrat merah terang, lesi meluas, proliferasi subkutan, dan konsistensi keras
• Maturasi (6-12 bulan): Peninggian lesi warna merah terang
• Regresi/Involusi (5-9tahun): Lesi menghilang  50% menjadi tidak berbekas

141
2

Tatalaksana

• Watchful waiting
• Propanolol : 3 mg/kgBB/hari selama 6 bulan
• Topikal 𝜷 blockers : timolol maleat 0.5%
• Prednison oral
• Tindakan operatif

142
Dermato-
Venerologi

Kelainan
Pigmentasi
Dermato-
Venerologi

Hipopigmentasi
Kulit
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A
2

Vitiligo
3A
2
Definisi

• Kelainan pada kulit, yang memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih
susu (depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar secara progresif akibat
hilangnya melanosit fungsional.

Manifestasi Klinis

• Bercak putih seperti susu onset tidak sejak lahir


• Riwayat vitiligo pada keluarga
• Tidak ada gejala subjektif, bisa disertai gatal
• Progresivitas lesi: dapat bertambah luas/menyebar, atau lambat/menetap, kadang
timbul bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberikan pengobatan (repigmentasi
spontan)
3A
2
Pemeriksaan Penunjang

• Perhitungan Vitiligo Area Scoring


Index (VASI) atau Vitiligo
European Task Force (VETF)
• Lampu Wood  gambaran
depigmentasi
3A
2
Tatalaksana

• Medikamentosa
• Topikal : Kortikosteroid topikal, calcineurin inhibitor
• Fototerapi : Narrowband ultraviolet B, excimer lamp atau laser 308 nm
• Fotokemoterapi : kombinasi psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA)
• Edukasi :
• Vitiligo merupakan penyakit kulit kronis, progresif, dapat diobati dan tidak menular
• Lesi baru dapat timbul akibat gesekan, garukan atau trauma tajam
• Kelainan vitiligo dapat diturunkan
Dermato-
Venerologi 2

Albino
2

Definisi

• Kondisi konginetal dimana tanpa pigmen pada kulit, mata, rambut parsial (hypomelanistic albinism)/
komplit (amelanistic albinism)
• Kurangnya pigmen meningkatkan resiko sunburn dan kanker kulit

Klasifikasi

Oculocutaneous albinism (OCA) Ocular albinism (OA)

• Mata, rambut dan kulit


• Hanya mata
• Autosomal resesif
• OA1 subtype paling banyak (Nettleship-
• Subtipe terbanyak :
Falls syndrome)
• OCA1 : defek pada enzim tyrosinase
• X-linked resesif
(TYR)
• Kurangnya pigmen pada epitel retina
• OCA2 : defek pada gen P

150
2

Gejala Klinis

• Tidak adanya pigmen kulit parsial/komplit


• Rambut berwarna putih/kuning muda
• Iris berwarna biru
• Sensitif terhadap cahaya

Tatalaksana

• Sunblock SPF >30 untuk perlindungan


terhadap sinar matahari
• Beta karoten 3x30-60 mg/hari

151
Dermato-
Venerologi

Hiperpigmentasi
Kulit
Diagnosa Banding Hiperpigmentasi Kulit
Hiperpigmentasi Pasca
Melasma Freckles Lentigo Solaris Keratosis Seboroik
Inflamasi

Hormonal (Pil KB, Kehamilan) Ras kulit putih Ras kulit putih Trauma
Paparan sinar UV Paparan sinar UV Paparan sinar UV Usia tua Akne
Usia produktif Usia muda - dewasa Usia tua Pasca Inflamasi

Papul verukous,+ plak


Makula hiperpigmentasi simetris Makula hiperpigmentasi multiple
Makula hiperpigmentasi multiple hiperpigmentasi multiple, seperti Makula hiperpigmentasi di area
ireguler Predileksi: wajah, tangan, area tempelan
Predileksi: wajah pasca inflamasi
Predileksi: wajah terpapar sinar UV
Predileksi: wajah, tubuh

Proliferasi epitel squamous, horn


cyst

Observasi Observasi Observasi


Observasi
Hidroquinon Eksisi / krioterapi Hidroquinon
KULIT KELAMIN
3A

Hiperpigmentasi
Paska Inflamasi
3A

Definisi

• Keadaan hiperpigmentasi sebagai respon


terhadap inflamasi yang telah berlalu

Etiologi

• Endogen: akne vulgaris, dermatitis atopik, dermatitis


kontak, psoriasis
• Eksogen: luka bakar, radiasi, pemakaian kosmetik

155
3A

Tatalaksana

Penggunaan Terapi

Hidrokuinon 4%
Lini pertama
Sunscreen (tabir surya)

Asam salisilat
Asam trikloasetat
Terapi tambahan setelah 8-12 minggu
Laser
Tretinoin

156
Dermato-
Venerologi 2

Lentigo Senilis
2

Definisi

• Lesi pigmentasi akibat paparan radiasi sinar ultraviolet


• Berhubungan dengan usia (>60 tahun)
• Nama Lain : Age spot, senile lentigo, lentigo solaris

Manifestasi Klinis

• Makula hiperpigmentasi warna coklat dengan ukuran 1 mm – 1 cm, berbatas tegas,


ireguler, lesi tunggal atau multipel.
• Pada daerah wajah dan punggung tangan

Bedakan dengan Keratosis Seboroik : Plak / papul verukous


(menonjol) kecoklatan

158
Dermato-
Venerologi

Melasma
2

Definisi

• Hiperpigmentasi di area wajah dan leher berwarna coklat muda-tua


• Dipengaruhi oleh faktor hormonal, sinar matahari, genetik dan kehamilan

Manifestasi Klinis

• Bercak numular/plakat kecoklatan, hiperpigmentasi, simetris, iregular dengan batas tidak tegas
• 3 pola distribusi lesi :
• Pola sentro fasial : pipi, dahi, bibir atas, dagu
• Pola malar : pipi dan hidung
• Pola mandibular : ramus mandibula
• Letak pigmen (lampu wood)
• Tipe epidermal : warna lesi lebih kontras
• Tipe dermal : warna lesi tidak bertambah kontras
• Tipe campuran : ada yang bertambah kontras ada yang tidak

Pada soal UKMPPD : terjadi pasca konsumsi pil KB / kehamilan


4

Tatalaksana

• Non medikamentosa : tabir surya SPF > 30


• Medikamentosa :
• Pengobatan topikal:
• Hidroquinon 2-5% (krim, gel, losio)
• Asam retinoat 0,05-0,1% (krim, gel)
• Asam azelaik 20% (krim)
• Pengobatan oral: Dianjurkan bila pigmentasi meliputi daerah yang lebih luas hingga dermis
• Asam askorbat
• Glutation
• Bedah kimia
• Larutan asam glikolat 20-70%
• Larutan asam trikloroasetat 10-30%
Dermato-
Venerologi 2

Freckles
2

Definisi

• Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit yang sering terkena sinar
matahari

Manifestasi Klinis

• Timbul pada umur 2 tahun dan bertambah banyak menuju


ke usia dewasa muda
• Makula hiperpigmentasi di daerah kulit yang terkena sinar
matahari, meningkat saat musim panas, berkurang saat
musim dingin
• Pada orang dengan kulit terang dan rambut pirang
Tatalaksana

• Observasi
• Hidroquinon

163
KULIT
KELAMIN

MED QUIZ
+
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bercak pada wajahnya yang dialami sejak 1 tahun terakhir. Keluhan bercak
berwarna kecoklatan pada daerah pipi, hidung, dagu. Keluhan nyeri ataupun
gatal disangkal pasien. Pasien bekerja diluar gedung tetapi tidak pernah
menggunakan tabir surya. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik : tampak plak hiperpigmentasi, nummular, multiple yang
berbatas tegas dan warna uniform.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?
A. Betametason propionate krim 0,05%
B. Hidrokortison krim 2.5%
C. Ketokonazol krim 2%
D. Hidrokuinon krim 4%
E. Triamsinolon asetonid injeksi
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bercak pada wajahnya yang dialami sejak 1 tahun terakhir. Keluhan bercak
berwarna kecoklatan pada daerah pipi, hidung, dagu. Keluhan nyeri ataupun
gatal disangkal pasien. Pasien bekerja diluar gedung tetapi tidak pernah
menggunakan tabir surya. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik : tampak plak hiperpigmentasi, nummular, multiple yang
berbatas tegas dan warna uniform.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?
A. Betametason propionate krim 0,05%
B. Hidrokortison krim 2.5%
C. Ketokonazol krim 2%
D. Hidrokuinon krim 4%
E. Triamsinolon asetonid injeksi
Dermato-
Venerologi 4
3A

Kelainan Kelenjar
Sebasea Dan
Ekrin
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Hidradenitis
Supuratif
3A

Definisi

• Nama lain : Akne inversa


• Peradangan kronik dan supuratif pada kelenjar apokrin
• Pada usia pubertas – dewasa muda
• Faktor risiko merokok, obesitas, trauma dan mikrotrauma seperti banyak
keringat, pemakaian deodoran dan mencukur rambut ketiak

Etiologi
• Streptococcus viridans
• Staphylococcus aureus
• Peptostreptococcus sp
3A

Manifestasi Klinis

• Gatal, eritem dan hyperhidrosis lokal


• Ruam berupa nodus dan tanda inflamasi yang nyeri lalu melunak menjadi abses, pecah
membentuk fistel dan sinus yang multipel hingga jaringan sikatriks.

Klasifikasi Hurley

Tahap I Lesi soliter atau multipel, ditandai pembentukan abses tanpa saluran sinus/jaringan
parut
Tahap II Lesi soliter atau multipel, dengan abses berulang ditandai adanya saluran
sinus/jaringan parut
Tahap III Beberapa saluran sudah saling terhubung dan abses luas
3A

Tatalaksana

• Clindamycin 1% solution/gel 2x/hari selama 12 minggu dan/atau


• Tetracycline 2x500 mg PO untuk 4 bulan atau
• Clindamycin 2x300 mg PO dengan Rifampin 2x600 mg PO selama 10 minggu
• Zinc gluconate
• Kortikosteroid intralesi
• Insisi apabila terbentuk abses
Dermato-
V e n e r o l o g i 3A

Dermatitis
Perioral
3A

Definisi

• Erupsi eritematosa persisten yang terdiri dari papul kecil dan papulo-pustule yang
berlokasi di sekitar mulut
• Pada pemakaian kortikosteroid topikal, fluoride dalam pasta gigi, kosmetik

Manifestasi Klinis

• Gatal dan rasa panas disekitar mulut dan perinasal


• Ditemukan erupsi eritematosa yang terdiri dari
papul, papulopustul atau papulovesikel biasanya
tidak lebih dari 2 mm
3A

Tatalaksana

• Topikal :
• Klindamisin krim 1% 1-2x sehari
• Eritromisin krim 2-3% 1-2x sehari
• Asam azelaic krim 20% atau gel 15% 2x sehari
• Adapalene gel 0.1% 1x sehari
• Sistemik
• Tetrasiklin 250-500 mg, 2x sehari selama 3 minggu.
• Doksisiklin 100 mg/ hari selama 3 minggu
• Minosiklin 100 mg/ hari selama 4 minggu
• Eritromisin 250 mg, 2x sehari selama 4-6 minggu
• Azitromisin 500 mg/ hari 3 hari berturut-turut per minggu selama 4 minggu
Dermato-
Venerologi 4
3A

Akne Vulgaris
4
3A
Definisi

• Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea


• Diakibatkan oleh peningkatan jumlah flora folikel
(Propionibacterium acne)
• Predileksi : muka, bahu, dada atas, punggung atas
• Tipe erupsi :
– Non Inflamasi : komedo, papul
– Inflamasi : papula, nodul, kista

176
4
3A
Derajat Keparahan

Ringan Sedang Berat


Komedo <20 20-100 >100
Lesi Inflamasi <15 15-50 >50 Med+Easy
Kista/nodul - <5 >5 Hapal yang Sedang
Total lesi <30 30-125 >125

Tatalaksana Umum
Derajat Tidak Hamil Hamil/Menyusui

• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoiil peroxide


Ringan • Benzoil peroxide
• Asam azelaic 20%

• Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila perlu +


Sedang • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
doksisiklin 50-100mg PO

• Antibiotik topikal + Azitromisin pulse dose (hari 1: 500


Berat • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
mg lanjut 2-4 250 mg)

177
Dermato-
Venerologi 4

Miliaria
4

Definisi

• Kelainan kulit akibat sumbatan kelenjar ekrin

Faktor Risiko

• Kondisi lingkungan panas


• Kelembaban tinggi
• Keringat yang berlebih Kristalina Rubra Profunda

Stratum Corneum Spinosum Dermo-epidermal

Klinis
• Vesikel jernih • Makula / • Papul putih
• mudah papul diatas keras 2-4mm
pecah dasar tanpa tanda
• asimtomatis eritematosa radang
4

Tatalaksana

• Non Medikamentosa
• Memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
• Menghindari panas berlebih
• Menjaga kebersihan kulit
• Medikamentosa
• Bedak kocok mengandung kalamin dan mentol
• Miliaria rubra dengan inflamasi berat dapat diberikan kortikosteroid topikal dan
apabila ada infeksi sekunder diberi antibiotik topikal
• Miliaria profunda diberikan lanolin anhydrous, bila luas diberikan isotretinoin
KULIT
KELAMIN

MED QUIZ
+
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
bisul di ketiak kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri. Keluhan
ini sudah sering dirasakan pasien terutama setelah pasien mencukur daerah
ketiak. Dari anamnesis diketahui pasien sering berkeringat berlebih. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status lokalis pada daerah axilla
dextra didapatkan papul, pustul dengan dasar eritem.
Dimanakah letak kelainan yang terjadi pada pasien ini?
A. Lapisan epidermis
B. Lapisan dermis
C. Folikel pilosebasea
D. Kelenjar ekrin
E. Kelenjar apokrin
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
bisul di ketiak kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri.
Keluhan ini sudah sering dirasakan pasien terutama setelah pasien mencukur
daerah ketiak. Dari anamnesis diketahui pasien sering berkeringat berlebih. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status lokalis pada daerah axilla
dextra didapatkan papul, pustul dengan dasar eritem.
Dimanakah letak kelainan yang terjadi pada pasien ini?
A. Lapisan epidermis
B. Lapisan dermis
C. Folikel pilosebasea
D. Kelenjar ekrin
E. Kelenjar apokrin
Dermato-
Venerologi 2

Liken Planus
3A

Definisi

• Liken planus merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang mengenai kulit, mukosa, kuku dan
rambut
• Berbentuk papul datar yang tersebar diskret dan berkelompok dan disertai gatal

Manifestasi Klinis

• Purple, polygonal, pruritic,


papules/plaque, planar (5P)
• Makula eritem menjadi plak keunguan
berbentuk polygonal disertai skuama
• Wickham striae  garis halus berwarna
keputihan yang saling bersilangan di
atas permukaan papul
• Pada ekstremitas bawah dan bilateral
3A

Histopatologi

• Pada epidermis, terdapat hiperkeratosis, hipergranulosis


dengan batas tegas, hiperplasia epidermis dengan
gambaran gerigi “saw tooth”

Tatalaksana

• Suntikan intralesi triamsinolon asetonid 5-10 mg/ml setiap 4 minggu


• Prednison 30-80 mg/hari digunakan 3-6 minggu
• Retinoid
• Tretinoin oral 10-30 mg/hari
• Takrolimus
• Pimekrolimus 1%
• PUVA
• Imunosupresan
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kedua tungkai kakinya muncul bintil-bintil yang
dialami sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa
gatal dan kulit menjadi kering sehingga tampak bersisik.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
gambaran papul datar berbentuk poligonal multipel berwarna
ungu, tersusun linear, diskret dengan skuama di atasnya.
Apakah diagnosis yang tepat yang dialami pasien di atas?
A. Prurigo nodularis
B. Dermatitis kontak alergi
C. Dermatitis atopi
D. Liken simpleks kronis
E. Liken planus
Seorang pria berusia 55 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan kedua tungkai kakinya muncul bintil-bintil yang
dialami sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa
gatal dan kulit menjadi kering sehingga tampak bersisik.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
gambaran papul datar berbentuk poligonal multipel berwarna
ungu, tersusun linear, diskret dengan skuama di atasnya.
Apakah diagnosis yang tepat yang dialami pasien di atas?
A. Prurigo nodularis
B. Dermatitis kontak alergi
C. Dermatitis atopi
D. Liken simpleks kronis
E. Liken planus
Dermato-
Venerologi

Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense +

Anda mungkin juga menyukai