Sate Bandeng
Sate Bandeng
Menurut cerita, makanan khas ini bermula ketika Sang Sultan ingin memakan ikan bandeng. Koki
kerajaan kebingungan lantaran ikan ini memiliki banyak duri halus dan berbahaya jika diolah secara
langsung seperti dibakar atau dikukus untuk Sultan maupun petinggi-petinggi kesultanan. Akhirnya koki
tersebut berinisiatif untuk menghancurkan daging dari ikan dan menarik tulang dan duri-durinya
terlebih dahulu, lalu daging ikan bandeng dihaluskan dan disaring untuk memisahkan tulang dan duri
yang keras. Daging yang sudah halus inilah yang campur dengan rempah sebagai adonan sebelum
dimasukan ke bambu dan dibakar hingga matang.
Hidangan baru ini tak dinyana disukai oleh sultan dan petinggi lainnya. Akhirnya sate bandeng yang
mirip dengan sate lilit ini menjadi salah satu makanan wajib masyarakat Banten kala itu dan terus
diturunkan hingga sekarang.
Bahan:
1/2 sendok teh asam jawa, larutkan dengan 1/2 sdm air
3 cm kunyit, bakar
2 cm jahe
1 cm lengkuas
1. Pukul-pukul ikan bandeng. Patahkan tulang ekornya. Keluarkan tulangnya. Keruk dagingnya
mengunakan sendok.
3. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan daging bandeng, kelapa sangrai,
garam, gula merah, dan air asam. Aduk rata. Angkat.
4. Tambahkan telur dan santan. Aduk rata. Ambil sepertiga bagian adonan. Sisihkan.
5. Masukkan dua per tiga adonan ke dalam kulit bandeng. Bentuk kembali seperti ikan.
7. Panggang di atas bara api sampai matang. Buka bungkus daun. Oleskan sisa adonan ke atas
permukaan ikan. Panggang kembali ikan sambil dibolak-balik sampai matang.