Anda di halaman 1dari 2

TUGAS K3

NAMA : JULIANTI AULIA


NIT : 23 393 03 3 040
ABSEN : 24
KELAS :D-IV TRANSPORTASI LAUT A (MANDIRI)
MATA KULIAH : KESEHATAN,KESELAMATAN KERJA

1. Review laporan KNKT tentang Marine Casualty Investigation Report Cape Kallia
(IMO 9447160) and The Capsize of Kerinci Indah 02, Eastern Indian Ocean, 17
November 2020
A. KURANG KONTROL :

Kapal penangkap ikan tidak memiliki Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), oleh karena itu tidak
informasi diterima oleh kapal curah. Pada saat itu, jalurnya berada di atas tanah (COG) dan
kecepatan Tanjung Kallia masing-masing sekitar 167° dan 10,3 knot.

B. KLAUSUL DASAR :

Sementara itu, di kapal penangkap ikan bernama Kerinci Indah 02, awak kapal anggota baru
saja menyelesaikan pekerjaannya menarik tali pancingnya. Setelah itu,beberapa dari mereka
makan malam dan tidur. Beberapa dari mereka tidak langsung mendatanginya tidur, mereka
malah ngobrol di antara mereka. Kerinci Indah 02 pun bergerak ke tempat lain di barat untuk
mendapatkan lebih banyak ikan. Kapal penangkap ikan ini tidak diketahui objek muncul di
RADAR Tanjung Kallia. Saat jarak Kerinci Indah 02 sekitar 4 NM, 2/O mencoba
memperingatkan Kerinci Indah 02 dengan menggunakan cahaya aldis ke arah objek. Namun,
setelah lima kali berkedip, tidak ada respons. OOW tidak dapat mengkonfirmasi objek
tersebut sebagai tidak ada data AIS yang dikirimkan darinya. Mereka tidak yakin apakah itu
benda itu bergerak atau melayang. Setiap kapal masih bergerak menuju mereka arah
masing-masing

C. PENYEBAB LANGSUNG :

Seperti navigasi yang tidak tepat. Ini contoh domino yang crash, dimana salah satunya
Faktor yang tidak terkendali dapat memicu faktor lain yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan, dan kurangnya pengendalian atas kondisi kapal dapat mengakibatkan kondisi
tidak aman. Model mental yang tidak tepat di kalangan petugas jaga Tanjung Kallia terkait
kebiasaan nelayan saat berhadapan dengan kapal penangkap ikan serta permasalahan
serius di kapal Kerinci Indah 02, khususnya kurangnya awak Kerinci Indah 02 dan Kelelahan
pada nakhoda yang bertugas di Kerinci Indah 02 diduga menjadi faktor penyebabnya dalam
kecelakaan ini. Oleh karena itu, sejumlah tindakan keselamatan pada dasarnya diperlukan
untuk mencegahnya terulangnya kecelakaan yang sama karena faktor yang sama di masa
yang akan datang.Penerapan K3: Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
kapal harus melibatkan prosedur yang ketat untuk memastikan bahwa kapal selalu dalam
kondisi aman untuk berlayar. Ini melibatkan pemeliharaan yang teratur, pelatihan awak
kapal, dan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan maritim.

D. Penerapan Kesehatan,keselamatan kerja

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kapal harus melibatkan prosedur
yang ketat untuk memastikan bahwa kapal selalu dalam kondisi aman untuk berlayar. Ini
melibatkan pemeliharaan yang teratur, pelatihan awak kapal, dan kepatuhan terhadap
regulasi keselamatan maritim
E. Tindakan Manajemen

Manajemen harus memiliki prosedur yang jelas untuk menangani kecelakaan seperti ini,
termasuk evakuasi cepat dan koordinasi dengan pihak berwenang setempat untuk
penyelidikan lebih lanjut. Analisis kecelakaan juga harus dilakukan untuk mencegah kejadian
serupa di masa depan.

F. Potensi Bahaya

Potensi bahaya di kapal termasuk cuaca buruk, navigasi yang salah, dan kegagalan
peralatan. Manajemen harus secara terus-menerus mengidentifikasi dan mengurangi potensi
bahaya ini untuk mencegah kecelakaan.

2. Jurnal Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode HIRARC dan


Diagram Fishbone pada Lantai Produksi PT DRA Component Persada
a. KURANG KONTROL :

Dalam konteks kecelakaan kerja di lantai produksi, berdasrkan teori domino dapat
diterapkan dengan melihat hubungan antara faktor-faktor seperti kurangnya pengendalian
terhadap alat atau mesin (Lack of Control), kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (Unsafe
Condition), dan tindakan tidak aman dari pekerja (Unsafe Action). Misalnya, jika
pengendalian terhadap mesin tidak memadai, hal ini dapat menyebabkan kondisi lingkungan
yang tidak aman, yang kemudian dapat memicu tindakan tidak aman dari pekerja.

b. Penerapan K3:

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lantai produksi harus melibatkan
identifikasi potensi bahaya (Hazard Identification), evaluasi risiko (Risk Assessment), dan
implementasi kontrol yang sesuai untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.

c. Tindakan Manajemen:

Manajemen harus memiliki prosedur yang jelas untuk menangani kecelakaan kerja, termasuk
penanganan korban dan analisis penyebab kecelakaan untuk mencegah kejadian serupa di
masa depan.

d. Potensi Bahaya:

Potensi bahaya di lantai produksi dapat meliputi mesin yang tidak terjaga dengan baik,
kondisi lantai yang licin, dan penggunaan alat pelindung diri yang tidak memadai. Manajemen
harus secara aktif mengurangi potensi bahaya ini melalui pengendalian yang sesuai.

Dalam kedua kasus ini, penting untuk memperhatikan bahwa penerapan K3 yang baik dan
manajemen yang efektif sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja dan memastikan
lingkungan kerja yang aman bagi semua pekerja.

Anda mungkin juga menyukai