Anda di halaman 1dari 4

TRANSIT EDUCATION DENGAN MIND MAPPING

Karya : Ansar, S.SI


Fenomena Pendidikan saat sekarang adalah sajak yang sakral,
mengapa tidak Pendidikan adalah hal terpenting dalam kelangsungan
hidup, kita sebagai bangsa Indonesia harus tumbuh dan berkembang
dengan kelayakan sebuah Pendidikan, itulah sebab ujung tombak dari
sejahtera, aman dan tenteram suatu negara adalah adanya kita sebagai
warga Negara Indonesia sadar akan Pendidikan, semakin kita menyadari
tentang Pendidikan maka semakin layak kita menjadi warga negara yang
Merdeka, dan mencapai tujuan Pendidikan Nasional menjadi Negara Periode
Emas di Usia 100 tahun, karena kemerdekaan adalah jika kita belajar,
belajar dan belajar tanpa mengenal Lelah sepanjang hayat, itulah guru
harus kreatif dan inovatif menjadi pembelajar sepanjang hayat, dengan
tuntutan bagaimana perilaku zaman ke kita, dan sebagai guru kita harus
menerima tantangan zaman dengan menjadi Seorang guru yang merdeka,
Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar dan Merdeka Berbagi.
Perkembangan teknologi saat ini kian hari makin berkembang, cara
belajar dan gaya belajar Peserta didik harus bisa terperbaharui sesuai
dengan tuntutan zaman, karena pembelajaran harus menarik dan tidak
membosankan bagi peserta didik, agar peserta didik dapat belajar sesuai
dengan perkembangan zamannya
Era digital menuntut kita untuk selalu bergerak dan menggelar karya,
membuat karya kreatif serta inovatif, menjadi seorang guru karakter yang
kita punya harus bisa Tergerak hati kita untuk memulai dari diri, Bergerak
dengan terus berkarya dan berinovasi dan Menggerakkan orang sekitar
untuk menjadi pembelajar, Guru adalah pekerjaan Mulia rekreasi yang
menyenangkan, menjadi guru adalah fashion Gudangnya berkreasi,
begitupun Peserta Didik yang ada di Sekolah menuntut kita untuk berpikir
yang laju untuk mendapatkan kesenangan mereka dalam belajar,
paradigma yang terjadi itulah penulis akan menuangkan dan membuat satu
karya dan inovasi tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang guru
agar Peserta Didiknya merasa percaya diri, berbakat dalam porsinya
masing-masing karena Peserta Didik terlahir dengan unik dan membawa
bakatnya masing-masing maka dengan pembelajaran berdiferensiasilah
obat dari segala Peserta Didik yang lahir dengan Bakat dan Minat yang
Unik dengan seribu satu bakat yang mereka bawa pada ruang-ruang kelas.
Sebagai agen perubahan seorang guru harus memiliki senjata yang
Aktual menurut yang mampu memfasilitasi Peserta Didik dengan beragam
kodrat dan perilaku dan latar belakang sosial yang mereka miliki, dan
pengaruh lingkungan setiap harinya dan tuntutan zaman yang meleburkan
semangat belajar menjadi malas berbuat sesuatu, disinilah seoarang guru
sebagai agen perubahan akan tergerak, membuat suatu karya yang kreatif
serta inovatif agar malas belajar Peserta Didik segera terganti dengan
semangat yang luar biasa, guru mendidik anak sesuai dengan tuntutan
zaman dengan me-RASA dan tetap mengedepankan semboyan Ki Hadjar
Dewantara Ing Ngarso Sun Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tutwuri
Handayani, pembelajaran yang berpihak pada Peserta Didik, pada dasarnya
pembelajaran harus sesuai dengan budaya positif, sosio kultural agar
tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan tidak meninggalakn buadaya
yang berkembang pada daerah kita, pembinaan dan karakter peserta didik
selalu menjadi pondasi, namun bukan hal itu saja yang harus kita
laksanakan semua itu harus dilakukan dengan proses yang menarik dan
diminati peserta didik, pada inovasi ini sebagai seorang guru pada era
millennial mengadopsi inovasi pembelajaran peserta didik dengan Transit
Education.
Mengapa harus dengan Transit Education? Dengan Inovasi transit
Education akan lebih meminimalkan tingkat kebosanan anak dalam
melakukan pembelajaran yang biasanya terjadi pada ruang-ruang kelas,
Transit Education juga sangat menarik, sebab Peserta Didik akan belajar
pada kondisi yang mereka harapkan dan mereka senangi artinya dengan
Transit education belajar tanpa ada beban, gaya belajar bisa disesuaikan
dengan keadaan sosial dan emosional Peserta Didik, anak biasanya bosan
belajar dalam kelas mengapa kita tidak laksanakan diluar saja tempat
dimana mereka senangi.
Transit education adalah inovasi yang perlu diterapkan pada zaman ini
yang mana proses pembelajaran dilakukan dengan cukup unik, cukup unik
menurut saya karena proses ini adalah proses pembelajaran memerdekan
Peserta Didik, pada inovasi tersebut saya sebagai seorang guru tidak
mengajar pada ruang kelas, tapi belajar dimana saya bertemu dengan
Peserta Didik saya dan merasa siap untuk belajar, pada karya inovasi
tersebut saya lakukan pembelajaran di ruang rapat sekolah, saya
memberikan keinginan Peserta Didik saya untuk belajar pada ruangan ini,
dengan alasan ini atas keinginan mereka, seperti yang mereka inginkan,
mereka ingin merasakan bagaimana rasanya belajar pada meja bundar,
menurut mereka ingin mencoba gaya belajar yang berbeda seperti merasa
menjadi seorang pejabat dalam belajar, cukup menarik juga karena mereka
termotivasi belajar dengan dukungan tempat, bukan hanya kali ini saja
saya melakukan Transit Education, di Taman Sekolah juga biasanya saya
lakukan pembelajaran bahkan yang lebih menarik dari Transit Education
ini adalah pembelajaran saya lakukan di luar sekolah dimana saya bertemu
Peserta Didik dan Peserta Didik siap belajar saya layani, misalnya di pasar
tradisional pada tempat wisata saya lakukan pembelajaran, mengapa harus
Transit Education karena menurut saya, karena tempat adalah daya
dukung untuk membuat anak merasa semagat, power berpikirnya ada, dan
merasa memiliki rasa percaya diri untuk berbuat karena berada pada
dukungan lingkungan dimana mereka berada.
Pada pembelajaran Transit Education, sungguh sangat menarik bagi
peserta didik sehingga saya jadikan option untuk penerapan pembelajaran
berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka, namun pada pembelajaran ini
tidak lupa pula Peserta Didik melakukan budaya positif sebagai praktik
baik atau yang menjadi nilai kebajikan seperti Beriman dan bertaqwa pada
tuhan yang Maha Esa dengan cara membaca doa Sebelum belajar, Literasi
Alqur’an bagi Muslim, selain dari itu Peserta Didik juga kita ajarkan Rasa
nasionalisme dengan cara menyanyikan Lagu Wajib Nasional, atau
menonton video tentang Nasionalisme lalu di Refleksikan sebagai wujud
warga Negara Indonesia, Peserta Didik Juga memimpin yel-yel Kelas untuk
menumbuhkan rasa semangat dan percaya diri, mengerjakan tugas secara
sendiri melalui output pilihan yang diberikan guru seperti mengerjakan
tugas pada hari itu mencari di Internet, Melakukan Wawancara dengan
Orang (berjalan mencari referensi yang tepat), mencari Teks dan
menuliskan pada Buku,bercerita tentang apa yang difahami saat itu atau
Peserta Didik menuliskan pada Media Presentase, Peserta Didik juga di
bebaskan melakukan menuliskan hasil pemahaman pembelajaran pada
hari itu dengan menuliskan dengan cara Mind Mapping dengan kertas note,
serta Peserta Didik melakukan Pembelajaran secara berkelompok, dengan
hal-hal kecil seperti inilah Peserta Didik akan merasa mempunyai
kesempatan bagi dirinya untuk diterima pada lingkungan tersebut, setelah
semua itu dilakukan oleh Peserta Didik maka seorang guru juga harus
mengapresiasi pekerjaan Peserta Didik tidak menunjukkan mana benar dan
mana yang salah, dan memberikan nilai yang akan memotivasi diri Peserta
Didik dari dalam, selain itu guru juga memberikan apresiasi pada Peserta
Didik yang terlibat pada praktik-praktik baik seperti yang memimpin
upacara, ketua kelas yang melaporkan keadaan temannya pada hari itu,
dan pada saat Peserta Didik sedang blank atau sedang gerah atau ada
perilaku yang tidak segar lagi guru melakukan Ice Breaking, Ice Breaking
tentunya yang cukup menarik bagi Peserta Didik, pada akhir pembelajaran
guru menyampaikan penilaian dan melakukan Refleksi pembelajaran pada
hari itu serta penyampaian pembelajaran berikutnya dan berdoa kembali
bersiap untuk menyelesaikan kegiatan pada hari itu.
Namun setiap ada inovasi dan kreatifitas tetap mempunyai tantangan
tersendiri selama menggunakan praktik Transit education ini, pada era
pandemi yang lalu saya menerapkan ini, dimana saya bertemu dengan
Peserta Didik saya, saya melakukan pembelajaran, terkadang ketika saya
mau melaksanakan pembelajaran itu Peserta Didik merasa terganggu
karena berada pada tempat umum dan orang lain menganggapnya ini suatu
penurunan citra seorang guru, karena pemahaman di Masyarakat belajar
itu tempatnya pada Sekolah, tantangan yang lain adalah Bersama rekan
sejawat sendiri pemahamannya sebagai seorang guru memanjakan Peserta
Didik, takutnya Peserta Didik sama seperti Peribahasa diberi Hati Minta
Jantung, tantangan yang lain adalah tidak semua tempat akan tersedia
sarana prasarana yang menjadi pendukung era digital saat ini.
Dari tantangan-tangan diatas tentu saja banyak riset yang telah dilakukan,
bagi saya mengajar ada RASA, dimana saya bertemu dengan Peserta Didik
saya akan melakukan pembelajaran minimal pembelajaran tingkah laku,
Etika dan Karakter Anak, pembelajaran lebih saya lakukan dengan
bercerita kehidupan social terlebih dahulu, lalu sedikit demi sedikit saya
masukkan pembelajaran yang ada pada mata pelajaran yang saya ajarkan
di Sekolah, demikian dengan tidak adanya dukungan sarana dan prasaran
pada tempat yang menjadi Transit Education dengan memanfaatkan Materi
yang bisa diakses secara offline menggunakan Leptop jika masih status
Transit sekitar Sekolah dan menggunakan Android pada status transit di
luar sekolah, sumber daya yang saya gunakan dalam peran dan dukungan
pembelajaran ini tentunya adalah Pihak Manajemen Sekolah, Komite
Sekolah dan Keamanan Setempat jika diperlukan.
Terkait dengan dampak yang ditimbulkan dengan adanya Transit Education
adalah Peserta Didik merasa diri mereka dibutuhkan, merasa percaya diri
dalam belajar, karena bagi mereka pembelajaran itu menyenangkan, karena
mereka belajar sesuai dengan keinginan mereka, sesuai dengan keadaan
Sosial Emosionalnya, mereka merasa guru hadir sepenuhnya pada dirinya
karena ada kebebasan dalam menggelar berkarya-karyanya, dengan cara
Mind Mapping Peserta didik merasa bebas berekspresi mengemukakan
pendapatnya ada daya ketertarikan untuk ikut berkarya melalui Kertas
berwarna yang diberikan, merasa bertanggung jawab untuk ikut
berpartisipasi, adapun respon oranglain tentang praktik baik ini adalah hal
yang saya lakukan adalah menarik dan luar biasa dibandingkan dengan
cara belajar yang mereka lakukan, faktor keberhasilan dari pembelajaran
ini adalah Peserta Didik diberikan Kebebasan untuk menggelar karya,
diferensiasi Konten yang di hasilkan sesuai dengan keinginannya, sesuai
dengan kemampuan mereka, sesuai dengan bakat dan minat yang mereka
miliki, faktor lain adalah daya dukung pembelajaran tidak harus dilakukan
dikelas, dapat dilakukan dimana saja, setiap Inovasi pasti akan mempunyai
kekurangan, kekurangan dari Praktik ini adalah ketika dilakukan Transit
Education pada tempat umum, dan Peserta Didik Jumlah satu sampai dua
orang saja akan merasa ragu melakukan semua rentetan pembelajaran
Praktik baik.

Anda mungkin juga menyukai