Fenomena Pendidikan saat sekarang adalah sajak yang sakral, mengapa tidak Pendidikan adalah hal terpenting dalam kelangsungan hidup, kita sebagai bangsa Indonesia harus tumbuh dan berkembang dengan kelayakan sebuah Pendidikan, itulah sebab ujung tombak dari sejahtera, aman dan tenteram suatu negara adalah adanya kita sebagai warga Negara Indonesia sadar akan Pendidikan, semakin kita menyadari tentang Pendidikan maka semakin layak kita menjadi warga negara yang Merdeka, dan mencapai tujuan Pendidikan Nasional menjadi Negara Periode Emas di Usia 100 tahun, karena kemerdekaan adalah jika kita belajar, belajar dan belajar tanpa mengenal Lelah sepanjang hayat, itulah guru harus kreatif dan inovatif menjadi pembelajar sepanjang hayat, dengan tuntutan bagaimana perilaku zaman ke kita, dan sebagai guru kita harus menerima tantangan zaman dengan menjadi Seorang guru yang merdeka, Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar dan Merdeka Berbagi. Perkembangan teknologi saat ini kian hari makin berkembang, cara belajar dan gaya belajar Peserta didik harus bisa terperbaharui sesuai dengan tuntutan zaman, karena pembelajaran harus menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik, agar peserta didik dapat belajar sesuai dengan perkembangan zamannya Era digital menuntut kita untuk selalu bergerak dan menggelar karya, membuat karya kreatif serta inovatif, menjadi seorang guru karakter yang kita punya harus bisa Tergerak hati kita untuk memulai dari diri, Bergerak dengan terus berkarya dan berinovasi dan Menggerakkan orang sekitar untuk menjadi pembelajar, Guru adalah pekerjaan Mulia rekreasi yang menyenangkan, menjadi guru adalah fashion Gudangnya berkreasi, begitupun Peserta Didik yang ada di Sekolah menuntut kita untuk berpikir yang laju untuk mendapatkan kesenangan mereka dalam belajar, paradigma yang terjadi itulah penulis akan menuangkan dan membuat satu karya dan inovasi tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang guru agar Peserta Didiknya merasa percaya diri, berbakat dalam porsinya masing-masing karena Peserta Didik terlahir dengan unik dan membawa bakatnya masing-masing maka dengan pembelajaran berdiferensiasilah obat dari segala Peserta Didik yang lahir dengan Bakat dan Minat yang Unik dengan seribu satu bakat yang mereka bawa pada ruang-ruang kelas. Sebagai agen perubahan seorang guru harus memiliki senjata yang Aktual menurut yang mampu memfasilitasi Peserta Didik dengan beragam kodrat dan perilaku dan latar belakang sosial yang mereka miliki, dan pengaruh lingkungan setiap harinya dan tuntutan zaman yang meleburkan semangat belajar menjadi malas berbuat sesuatu, disinilah seoarang guru sebagai agen perubahan akan tergerak, membuat suatu karya yang kreatif serta inovatif agar malas belajar Peserta Didik segera terganti dengan semangat yang luar biasa, guru mendidik anak sesuai dengan tuntutan zaman dengan me-RASA dan tetap mengedepankan semboyan Ki Hadjar Dewantara Ing Ngarso Sun Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tutwuri Handayani, pembelajaran yang berpihak pada Peserta Didik, pada dasarnya pembelajaran harus sesuai dengan budaya positif, sosio kultural agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan tidak meninggalakn buadaya yang berkembang pada daerah kita, pembinaan dan karakter peserta didik selalu menjadi pondasi, namun bukan hal itu saja yang harus kita laksanakan semua itu harus dilakukan dengan proses yang menarik dan diminati peserta didik, pada inovasi ini sebagai seorang guru pada era millennial mengadopsi inovasi pembelajaran peserta didik dengan Transit Education. Mengapa harus dengan Transit Education? Dengan Inovasi transit Education akan lebih meminimalkan tingkat kebosanan anak dalam melakukan pembelajaran yang biasanya terjadi pada ruang-ruang kelas, Transit Education juga sangat menarik, sebab Peserta Didik akan belajar pada kondisi yang mereka harapkan dan mereka senangi artinya dengan Transit education belajar tanpa ada beban, gaya belajar bisa disesuaikan dengan keadaan sosial dan emosional Peserta Didik, anak biasanya bosan belajar dalam kelas mengapa kita tidak laksanakan diluar saja tempat dimana mereka senangi. Transit education adalah inovasi yang perlu diterapkan pada zaman ini yang mana proses pembelajaran dilakukan dengan cukup unik, cukup unik menurut saya karena proses ini adalah proses pembelajaran memerdekan Peserta Didik, pada inovasi tersebut saya sebagai seorang guru tidak mengajar pada ruang kelas, tapi belajar dimana saya bertemu dengan Peserta Didik saya dan merasa siap untuk belajar, pada karya inovasi tersebut saya lakukan pembelajaran di ruang rapat sekolah, saya memberikan keinginan Peserta Didik saya untuk belajar pada ruangan ini, dengan alasan ini atas keinginan mereka, seperti yang mereka inginkan, mereka ingin merasakan bagaimana rasanya belajar pada meja bundar, menurut mereka ingin mencoba gaya belajar yang berbeda seperti merasa menjadi seorang pejabat dalam belajar, cukup menarik juga karena mereka termotivasi belajar dengan dukungan tempat, bukan hanya kali ini saja saya melakukan Transit Education, di Taman Sekolah juga biasanya saya lakukan pembelajaran bahkan yang lebih menarik dari Transit Education ini adalah pembelajaran saya lakukan di luar sekolah dimana saya bertemu Peserta Didik dan Peserta Didik siap belajar saya layani, misalnya di pasar tradisional pada tempat wisata saya lakukan pembelajaran, mengapa harus Transit Education karena menurut saya, karena tempat adalah daya dukung untuk membuat anak merasa semagat, power berpikirnya ada, dan merasa memiliki rasa percaya diri untuk berbuat karena berada pada dukungan lingkungan dimana mereka berada. Pada pembelajaran Transit Education, sungguh sangat menarik bagi peserta didik sehingga saya jadikan option untuk penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka, namun pada pembelajaran ini tidak lupa pula Peserta Didik melakukan budaya positif sebagai praktik baik atau yang menjadi nilai kebajikan seperti Beriman dan bertaqwa pada tuhan yang Maha Esa dengan cara membaca doa Sebelum belajar, Literasi Alqur’an bagi Muslim, selain dari itu Peserta Didik juga kita ajarkan Rasa nasionalisme dengan cara menyanyikan Lagu Wajib Nasional, atau menonton video tentang Nasionalisme lalu di Refleksikan sebagai wujud warga Negara Indonesia, Peserta Didik Juga memimpin yel-yel Kelas untuk menumbuhkan rasa semangat dan percaya diri, mengerjakan tugas secara sendiri melalui output pilihan yang diberikan guru seperti mengerjakan tugas pada hari itu mencari di Internet, Melakukan Wawancara dengan Orang (berjalan mencari referensi yang tepat), mencari Teks dan menuliskan pada Buku,bercerita tentang apa yang difahami saat itu atau Peserta Didik menuliskan pada Media Presentase, Peserta Didik juga di bebaskan melakukan menuliskan hasil pemahaman pembelajaran pada hari itu dengan menuliskan dengan cara Mind Mapping dengan kertas note, serta Peserta Didik melakukan Pembelajaran secara berkelompok, dengan hal-hal kecil seperti inilah Peserta Didik akan merasa mempunyai kesempatan bagi dirinya untuk diterima pada lingkungan tersebut, setelah semua itu dilakukan oleh Peserta Didik maka seorang guru juga harus mengapresiasi pekerjaan Peserta Didik tidak menunjukkan mana benar dan mana yang salah, dan memberikan nilai yang akan memotivasi diri Peserta Didik dari dalam, selain itu guru juga memberikan apresiasi pada Peserta Didik yang terlibat pada praktik-praktik baik seperti yang memimpin upacara, ketua kelas yang melaporkan keadaan temannya pada hari itu, dan pada saat Peserta Didik sedang blank atau sedang gerah atau ada perilaku yang tidak segar lagi guru melakukan Ice Breaking, Ice Breaking tentunya yang cukup menarik bagi Peserta Didik, pada akhir pembelajaran guru menyampaikan penilaian dan melakukan Refleksi pembelajaran pada hari itu serta penyampaian pembelajaran berikutnya dan berdoa kembali bersiap untuk menyelesaikan kegiatan pada hari itu. Namun setiap ada inovasi dan kreatifitas tetap mempunyai tantangan tersendiri selama menggunakan praktik Transit education ini, pada era pandemi yang lalu saya menerapkan ini, dimana saya bertemu dengan Peserta Didik saya, saya melakukan pembelajaran, terkadang ketika saya mau melaksanakan pembelajaran itu Peserta Didik merasa terganggu karena berada pada tempat umum dan orang lain menganggapnya ini suatu penurunan citra seorang guru, karena pemahaman di Masyarakat belajar itu tempatnya pada Sekolah, tantangan yang lain adalah Bersama rekan sejawat sendiri pemahamannya sebagai seorang guru memanjakan Peserta Didik, takutnya Peserta Didik sama seperti Peribahasa diberi Hati Minta Jantung, tantangan yang lain adalah tidak semua tempat akan tersedia sarana prasarana yang menjadi pendukung era digital saat ini. Dari tantangan-tangan diatas tentu saja banyak riset yang telah dilakukan, bagi saya mengajar ada RASA, dimana saya bertemu dengan Peserta Didik saya akan melakukan pembelajaran minimal pembelajaran tingkah laku, Etika dan Karakter Anak, pembelajaran lebih saya lakukan dengan bercerita kehidupan social terlebih dahulu, lalu sedikit demi sedikit saya masukkan pembelajaran yang ada pada mata pelajaran yang saya ajarkan di Sekolah, demikian dengan tidak adanya dukungan sarana dan prasaran pada tempat yang menjadi Transit Education dengan memanfaatkan Materi yang bisa diakses secara offline menggunakan Leptop jika masih status Transit sekitar Sekolah dan menggunakan Android pada status transit di luar sekolah, sumber daya yang saya gunakan dalam peran dan dukungan pembelajaran ini tentunya adalah Pihak Manajemen Sekolah, Komite Sekolah dan Keamanan Setempat jika diperlukan. Terkait dengan dampak yang ditimbulkan dengan adanya Transit Education adalah Peserta Didik merasa diri mereka dibutuhkan, merasa percaya diri dalam belajar, karena bagi mereka pembelajaran itu menyenangkan, karena mereka belajar sesuai dengan keinginan mereka, sesuai dengan keadaan Sosial Emosionalnya, mereka merasa guru hadir sepenuhnya pada dirinya karena ada kebebasan dalam menggelar berkarya-karyanya, dengan cara Mind Mapping Peserta didik merasa bebas berekspresi mengemukakan pendapatnya ada daya ketertarikan untuk ikut berkarya melalui Kertas berwarna yang diberikan, merasa bertanggung jawab untuk ikut berpartisipasi, adapun respon oranglain tentang praktik baik ini adalah hal yang saya lakukan adalah menarik dan luar biasa dibandingkan dengan cara belajar yang mereka lakukan, faktor keberhasilan dari pembelajaran ini adalah Peserta Didik diberikan Kebebasan untuk menggelar karya, diferensiasi Konten yang di hasilkan sesuai dengan keinginannya, sesuai dengan kemampuan mereka, sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki, faktor lain adalah daya dukung pembelajaran tidak harus dilakukan dikelas, dapat dilakukan dimana saja, setiap Inovasi pasti akan mempunyai kekurangan, kekurangan dari Praktik ini adalah ketika dilakukan Transit Education pada tempat umum, dan Peserta Didik Jumlah satu sampai dua orang saja akan merasa ragu melakukan semua rentetan pembelajaran Praktik baik.