Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KELOMPOK 5

PAKAIAN ADAT DAN RUMAH ADAT DI INDONESIA

Dosen Pengampu :
Yus Vernandes Uzer, M.Pd
Disusun Oleh :
1.Yohandy Gamaputra(2021143489)
2.Anna Nur Aswina(2021143506)
3.Septria Hindriani(2021143482)

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas ridhonyalah
penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Strategi mengajar yaitu
membuat makalah yang bertemakan’’Pakaian Adat dan Rumah Adat di Indonesia’’
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan, tetapi
penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu karena penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Atas bantuannya penulis ucapkaan terimakasih.
Penulis hanyalah manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah, demikian
juga dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mohon kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
penulis harapkan untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR SD…………………………………...5
2.1 Pengertian Budaya.....................................................................................8
2.2 Pakaian Adat dan Rumah adat di Indonesia ………………………….…..8
BAB III PENUTUP.............................................................................................27
3.1 Kesimpulan .............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan yang disebut
kebudayaan, yang merupakan hasil karya dan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Ragam
budaya menjadikan.Negara ini menjadi Negara yang kaya akan kebudayaan sehingga menjadi
modal besar bagi tumbuhnya kebudayaan nasional yang berkepribadian dan berkesadaran
bangsa. Budaya sendiri mempunyai arti penting bagi bangsa ini merupakan asset dan ciri khas
bangsa ini yang tidak bisa disamakan dengan bangsa lain terlebih kesenian. Tiap daerah
memiliki ciri khas budaya maupun kesenian sendiri, seperti adat istiadat, rumah adat, pakaian
adat, tarian adat, alat musik, senjata tradisional dan lagu daerah. Kebudayaan daerah atau
tradisional merupakan akar kebudayaan bangsa. Semua ini dijadikan untuk memperkokoh
ketahanan budaya bangsa ini, Salah satunya budaya Jawa.Budaya Jawa merupakan budaya
yang mempunyai ciri khas tersendiri yang paling berkembang dari seluruh pulau Jawa. Budaya
Jawa khususnya kesenian mempunyai minat yang tinggi bagi turis asing maupun lokal untuk
mempelajarinya. Banyak turis asing yang ingin mempelajari kesenian budaya ini, seperti tarian
adat, belajar memainkan alat musik,maupun menyanyikanlagu daerah. Akan tetapi, budaya
jawa ini mulai berkurang peminatnya apalagi bagi para pemuda bangsa ini. Faktor
perkembangan jaman atau globalisasi dan masuknya budaya asing atau proses akulturasi ke
dalam negara ini mengakibatkan budaya lokal atau daerah, mulai berkurang peminatnya,
Tetapi juga tidak bisa menyalahkan faktor itu saja, karena faktor pribadi atau kesadaran juga
berpengaruh dalam hal ini. Maka dalam melestarikan budaya ini dan menambah peminat bagi
pemuda ataupun orang awam untuk lebih banyak mempelajari budaya-budaya lokal, terlebih
budaya di Pulau Jawa.

1.2.Rumusan Masalah
1.Pengenalan rumah adat dan Pakaian Adat di Indonesia?

1.3.Tujuan Penulisan
1.Mengenalkan Pakaian adat dan Rumah Adat yang ada di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR SD

Secara umum pengertian atau definisi strategi pembelajaran adalah suatu usaha menggunakan
strategi yang sistematis yang dilakukan secara efektif untuk mendapatkan suatu prestasi dan
juga keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Khususnya dalam dunia pendidikan, strategi ini dapat diartikan sebagai suatu rancangan
sekaligus metode dalam mencapai tujuannya. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, yang
didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang dirancang secara khusus.

Strategi yang digunakan untuk menerapkan pembelajaran dan apa kelebihan


dan kekurangan dari strategi tersebut

1.Metode Video Learning


Metode pembelajaran yang menggunakan video yang telah direkam untuk membantu dalam
proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan ini kita dapat memberikan stimulus pada
tiga bagian penting dalam pembelajaran yaitu emotional, intellectual dan psychomotoric.
Media video sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Arief S.
Sadiman dkk. 2012: 74 menyatakan bahwa media video sebagai media pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media video antara lain yaitu:
1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode singkat dari rangsangan luar lainnya.
2. Demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu
mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajian dan siswanya.
3. Dapat menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
4. Keras lemahnya suara dapat diatur.
5. Gambar proyeksi dapat di-beku-kan untuk diamati.
6. Objek yang sedang bergerak dapat dapat diamati lebih dekat.
Sementara kekurangan yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan media video
dalam proses belajar mengajar adalah:
1. Komunikasi bersifat satu arah dan perlu diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang
lain.
2. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.
3. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
2. Metode Tanya Jawab
Kelebihan:
1. Peserta didik didorong dan dilatih untuk berpikir secara teratur
2. Peserta didik belajar bagaimana memecahkan masalah, sehingga tumbuh dan
berkembang keberanian dan rasa keingintahuannya
3. Dengan memikirkan jawaban atas pertanyaan membuat peserta didik belajar secara
aktif selama proses pembelajaran
4. Peserta didik lebih cepat berhasil dalam mempelajari materi baru
5. Setiap saat guru dapat mengontrol keikutsertaan peserta didik selama pembelajaran dan
juga dapat menghindari terjadinya keributan

Kekurangan:
siswa yang tidak aktif tidak memperhatikan, guru terkadang tidak memiliki keterampilan
bertanya sehingga tujuan pelajaran tidak tercapai, dapat membuang-buang waktu apabila
siswa tidak responsif terhadap pertanyaan.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pembukaan

 Guru memberikan salam pembuka kepada siswa, demikian pula siswa kepada guru.
 Guru memberikan apersepsi, mengaitkan keadaan sekitar, keadaan siswa, atau
pengetahuan awal siswa dengan ilmu yang akan dipelajari.
 Guru memberikan pengantar materi berupa materi dasar yang akan membantu siswa
untuk menemukan konsep dalam kegiatan inti.
 Guru memberi motivasi belajar kepada siswa.

b. Kegiatan inti

 Siswa mengamati segala sumber belajar yang akan mengantarkan siswa menemukan
konsep (mengamati tumbuhan, gerak hewan, sinar matahari dsb).
 Setelah mengamati akan muncul pertanyaan dalam benak siswa sehingga akan timbul
tanya jawab antar siswa untuk memecahkan permasalahan, guru dapat memberikan
pertanyaan awal agar siswa terpacu untuk berpikir dan berdiskusi dengan siswa lain.
 Siswa akan menalar kejadian yang terjadi berdasarkan pemahaman yang mereka ketahui
dan menemukan konsep awal. Guru dapat membantu siswa yang kesulitan dalam
memahami konsep awal dengan memberikan penjelasan-penjelasan singkat.
 Siswa akan mencoba mempraktikkan pengetahuan untuk menemukan konsep
pengetahuan (melalui praktikum, mengerjakan soal-soal aplikasi dsb).
 Kegiatan-kegiatan di atas (Berdasarkan aktivitas interpersonal dan intrapersonal)
menjadikan siswa dapat mencipta pemahaman berdasarkan pengalaman langsung,
membangun kerjasama dengan siswa lain, berkomunikasi aktif, dan dapat
mengimplementasikan pemahaman yang mereka peroleh.

c. Penutup

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan inti dari proses pembelajaran yang telah
berlangsung, merupakakan tahapan untuk menyamakan konsep yang diperoleh semua
siswa.
 Guru memberikan motivasi dan ucapan penghargaan karena kinerja siswa.
 Guru dapat memberikan pengayaan.
 Guru dan siswa saling mengucapkan salam penutup.
Materi Pakaian Adat dan Rumah Adat di Indonesia

2.1.Pengertian Budaya
Banyak sekali pengertian atau definisi tentang budaya atau kebudayaan,
tergantung dari aspek mana para ahli mendefinisikannya. Dalam kehidupan sehari-hari budaya
atau kebudayaan sering dikaitkan dengan pengertian ras,bangsa, atau etnis. Perilaku orang
Sunda sering dikatakan sebagai pengaruh budaya Sunda, perilaku orang Minang sering
dikatakan sebagai pengaruh budaya Minang, begitu juga perilaku orang Cina dikatakan sebagai
pengaruh budaya Cina. Kadang-kadang istilah budaya dikaitkan juga dengan seni,ritual, musik,
atau berbagai peninggalan masa lampau. Jaipongan identic dengan budaya Sunda, ngaben
identik dengan ritual dan budaya orang Bali,Borobudur adalah peninggalan budaya Jawa-
Budha, dan sebagainya. Secara etimologis kata “budaya” atau “culture” dalam bahasa Inggris
berasal dari bahasa Latin “colere” yang berarti “mengolah” atau “mengerjakan” sesuatu yang
berkaitan dengan alam (cultivation). Dalam bahasa Indonesia, kata budaya (nominalisasi:
kebudayaan) berasal dari bahasa Sanskerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari kata buddhi
(budi atau akal). Penjelasan lain tentang etimologi kata “budaya” yakni sebagaiperkembangan
dari kata majemuk “budi daya” yang berarti pemberdayaan budi yang berwujud cipta, karya
dan karsa.

2.2.Pakaian Adat dan Rumah Adat di Indonesia

Pakaian adat Indonesia adalah salah satu kebudayaan yang perlu dilestarikan. Baju adat
menjadi ciri khas tiap daerah sekaligus menumbuhkan kecintaan pada tanah air.Lantas, apa
saja pakaian adat yang ada di Indonesia? Mari simak deretannya.

Rumah tradisional merupakan suatu bangunan dengan struktur, cara pembuatan, bentuk
dan fungsi serta ragam hias yang memilki ciri khas tersendiri, diwariskan secara turun – temurun
dan dapat digunakan untuk melakukan kegiatan kehidupan oleh penduduk sekitarnya (Said,2004:
47).

1. Pakaian adat Aceh Ulee Balang dan rumah adat aceh Krong Bade
Pakaian adat Ulee Balang untuk pria disebut Linto Baro. Busana ini terdiri dari 3 bagian, yaitu
atas, tengah dan bawah. Bagian atas adalah penutup kepala atau mahkota yang disebut
meukeutop.Meukeutop berbentuk lonjong ke atas dan dilengkapi dengan lilitan berbahan dasar
kain sutera yang disebut tengkulok.Untuk bagian tengah berupa meukasah atau baju yang
tertutup pada bagian kerah dan disulam atau dijahit menggunakan benang emas. Sementara
bagian bawahnya adalah celana cekak musang yang dikenal dengan istilah sileuweu.Sileuweu
berupa celana panjang berwarna hitam dan dibuat dari kain katun yang ditenun.Pakaian adat
Ulee Balang untuk kaum wanita disebut Daro Baro.Bentuk busana berupa baju kurung, yang
desainnya dipengaruhi oleh budaya Melayu, Cina, dan Arab.

Masyarakat suku Aceh menyebut rumah adat mereka dengan nama Rumoh Aceh.
Layaknya rumah adat suku-suku di Pulau Sumatera, Rumoh Aceh juga merupakan rumah
panggung yang memiliki tiga bagian. Panggung pada Rumoh Aceh tergolong tinggi, yaitu sekitar
2,5 hingga 3 meter.

2. Pakaian Adat Bundo Kanduang dan Rumah Adat Gadang Sumatra Barat

Bundo Kanduang merupakan pakaian adat di Indonesia asal Sumatera Barat yang identik
dengan warna merah dengan akseoris lengkap serta penutup kepala.Aksesorinya cukup banyak,
khususnya calon pengantin wanita, seperti selendang, mahkota atau penutup kepala, gelang,
kalung dan banyak lagi.Tentunya hanya digunakan saat upacara pernikahan saja, ya.

Rumah adat Gadang terbuat dari ijuk dan bentuknya mirip seperti tanduk kerbau, yang
melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau di Jawa
3. Pakaian Adat Ulos dan Rumah Adat Walewangko Sumatera Utara

Pakaian adat di Indonesia asal Sumatera Utara yang bernama ulos memiliki perpaduan warna
yang indah dan penuh dengan makna filosofis.Warna yang paling dominan yaitu merah, hitam,
dan juga putih.Dimana ketiganya memiliki pemaknaan akan sebuah simbol nilai yang ingin
disampaikan dalam pesan yang tidak langsung.

Rumah Walewangko ini merupakan rumah adat yang mendominasi di Sulawesi Utara.
Sama seperti rumah adat provinsi lainnya, Rumah Walewangko ini juga memiliki arsitektur yang
unik dan filosofi yang sangat kental dengan adat penduduknya.

4. Pakaian Adat Aesan Gede dan Rumah Adat Limas Sumatera Selatan

Aesan gede adalah pakaian adat Sumatera Selatan yang biasa dipergunakan dalam upacara
pernikahan.Penamaan aesan gede berkaitan dengan julukan Sumatera sebagai swarnadwipa
atau pulau emas.Indikasinya terlihat dari beberapa kelengkapan yang dikenakan, yaitu berupa
perhiasan bercitrakan keemasan.Pakaian ini termasuk salah satu jenis kain songket yang dahulu
sering dipergunakan para kaum bangsawan.Selain itu, unsur Hindu Budha sendiri terkandung
pada pakaian adat aesan gede.

Rumah adat satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya, yaitu menyerupai
limas. Tamu yang berkunjung ke rumah ini harus singgah ke ruang atas atau teras rumah. Hal ini
merupakan tradisi masyarakat Sumatera Selatan agar dapat merasakan budaya mereka, yang
tampak pada ukiran di dalamnya.

5. Pakaian Adat Teluk Belanga dan Rumah Adat Rumah Atap Limas Potong Kepulauan
Riau

Pakaian adat Kepulauan Riau untuk laki-laki disebut baju teluk belanga.Modelnya berkerah
dan berkancing dengan memakai kancing tep, kancing emas atau kancing permata.Lengan
bajunya lebar, agak longgar dengan panjang agak menutup pergelangan tangan.

Rumah ini memiliki arti rumah dengan dua selasar. Masyarakat Riau tidak menjadikan
Rumah Selaso Jatuh Kembar sebagai tempat tinggal mereka, tetapi hanya menggunakannya
untuk acara adat.

6. Pakaian Adat Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang dan Rumah Adat Selaso
Jatuh Kembar Riau Provinsi Riau
Pakaian adat Riau yang resmi digunakan untuk acara-acara formal, seperti acara
pemerintahan.Untuk para wanita memakai Kebaya Laboh. Sementara untuk pria pakaian
resminya adalah baju Kurung Cekak Musang.

Rumah ini memiliki arti rumah dengan dua selasar. Masyarakat Riau tidak menjadikan
Rumah Selaso Jatuh Kembar sebagai tempat tinggal mereka, tetapi hanya menggunakannya
untuk acara adat.

7. Pakaian Adat Baju Betabur dan Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu

Pakaian adat di Indonesia dari Bengkulu untuk pengantin perempuan adalah baju betabur dan
rok songket.Sedangkan pengantin laki-lakinya memakai baju betabur, celana dan kain songket
yang berbahan beludru dan songket.

Rumah adat dari Bengkulu ini memiliki tiang penopang dan menggunakan kayu khusus
untuk membuatnya, yaitu kayu Medang Kemuning. Untuk memasuki rumah ini, Anda juga harus
menggunakan tangga, yang berada pada bagian depan rumah. Sama seperti rumah adat dari Riau,
masyarakat Bengkulu menggunakan rumah ini untuk acara adat saja, bukan untuk menjadi
tempat tinggal.
8. Pakaian Adat Baju Kurung dan Rumah Adat Panggung Provinsi Jambi

Baju kurung terbuat dari bahan beludru, saten atau santung dengan warna merah, emas,
biru dan warna lainnya, yang memakai sulaman benang emas.Motifnya bermacam-macam
yaitu bunga tanjung, bunga teratai, bunga kangkung, bunga pucuk paku atau pakis, dan bunga
pucuk rebung.Untuk paduannya berupa kain songket Jambi dengan motif serupa dengan baju
kurung, di mana kain songket menggambarkan keagungan seorang wanita.

Rumah adat provinisi dari Jambi ini adalah desain yang tertua di daerah tersebut, dengan
bentuk persegi panjang. Rumah Adat Panggung dilengkapi dengan tangga di depan rumah.
Orang-orang sering menyebutkan bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk”
karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Biasanya, rumah adat
dari Jambi digunakan untuk tempat tinggal dan juga tempat bermusyawarah

9. Pakaian adat Paksian dan Rumah Adat Rumah Rakit Bangka Belitung

Pakaian Paksian adalah busana pengantin yang khas dari kota Pangkal Pinang.Pakaian
untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau
beludru yang pada masa awal disebut baju Seting.Kain yang dipakai adalah kain besusur, kain
lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual.Bagian kepala memakai mahkota yang
dinamakan Paksian.Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon. Pakaian ini
disebut memiliki pengaruh dari Cina dan Arab.
Rumah adat yang terdapat di Bangka Belitung sendiri memiliki tiga arsitektur yang
berbeda yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas.
Rumah adat Bangka Belitung dibuat berupa rumah panggung dengan memanfaatkan material
yang berasal dari alam seperti kayu, bambu, rotan, hingga alang-alang yang bisa diperoleh di
alam dengan sangat mudah.

10. Pakaian Adat Saibatin dan Rumah Adat Nuwo Sesat Lampung

Pakaian Tulang Bawang kental dengan tradisi ketimuran dengan model baju tertutup
dan menjunjung tinggi nilai kesopanan.Para pria mengenakan atasan putih berlengan panjang
dengan bawahan celana berwarna sama.Selain itu, di bagian pinggang dililitkan sarung hingga
sepanjang lutut. Biasanya sarung ini didominasi warna merah dan emas.

Rumah adat Provinsi Lampung memiliki nama Nuwo Sesat. Ciri khas dari rumah ini
adalah bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas. Biasanya, ukuran
dari rumah ini sangat besar, tetapi saat ini banyak yang membuat Rumah Nuwo Sesat berukuran
lebih kecil. Namun, rumah ini tidak dibangun sebagai tempat tinggal. Sama seperti rumah adat
lainnya,Rumah Nuwo Sesat ini hanya dibangun untuk acara adat dan melakukan musyawarah.

11. Pakaian Adat Pangsi dan Rumah Adat Baduy Banten


Pangsi merupakan setelan pakaian berupa baju kemeja polos yang agak longgar serta
celana yang juga longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki.Pakaian adat di Indonesia
ini umumnya dipakai oleh laki-laki dan merupakan pakaian khas dari beberapa suku di
Indonesia, terutama Betawi dan Sunda.

Rumah adat dari Banten ini merupakan tempat tinggal suku Baduy, yang merupakan suku asli di
wilayah tersebut. Biasanya, suku Baduy membuat rumah ini menggunakan bambu dan ijuk untuk
atapnya. Suku Baduy juga memiliki asas kekeluargaan yang amat kental. Inilah yang membuat
mereka membangun rumah secara gotong royong sebagai tempat tinggal.

12. Pakaian Adat Kebaya Encim dan Rumah Adat Kebaya DKI Jakarta

Kebaya Encim merupakan pakaian tradisional daerah yang berasal dari suku Betawi
yang ada di provinsi Dki Jakarta.Kebaya ini merupakan busana tradisional yang berasal dari
perpaduan dua kebudayaan, yaitu Tionghoa dan BetawiSelain itu, terdapat beberapa busana-
busana adat lainnya yang juga memiliki sentuhan Tionghoa, India dan Arab.

Rumah Kebaya dari DKI Jakarta mengusung corak khas suku Betawi. Atap dari rumah
ini menyerupai pelana terlipat dan memiliki corak-corak yang khas seperti kebaya. Rumah
Kebaya memiliki teras yang luas bertujuan untuk menjadi tempat santai keluarga dan
menyambut tamu.

13. Pakaian Adat Kebaya Sunda dan Rumah Adat Kesepuhan Jawa Barat
Sama seperti kebaya dari Jawa Tengah atau Jawa Timur, kebaya Sunda memiliki
bentuk seperti kebaya pada umumnya.Yang menjadi pembeda adalah motif yang ada di leher.
Warna kebaya Sunda biasanya lebih cerah sedangkan bawahnya biasanya dipadukan dengan
kain jarik.

Rumat adat dari Jawa Barat ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Islam di wilayah
tersebut. Rumah yang sering disebut Keraton Kasepuhan ini sebenarnya merupakan perluasan
dari Keraton Pakungwati. Tidak heran bila pintu utama keraton terlihat unik dan menawan.

14. Pakaian Adat Kesatrian Ageng dan Rumah Adat Joglo Daerah Istimewa Yogyakarta

Pakaian adat Yogyakarta tersebut diberi nama dengan istilah Kesatriaan Ageng.Pakaian adat di
Indonesia ini terdiri dari beberapa bagian baju, yaitu:

 Surjan sebagai atasan


 Celana panjang hitam
 Kain batik yang di pinggang yang dililitkan sampai atas lutut
 Hiasan kepala.

Sama seperti Rumah Joglo di Jawa Tengah, rumah dari DI Yogyakarta ini juga memiliki 4
tiang penopang dan terdiri dari dua bagian, yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Bagian
induk adalah tempat utama seperti rumah pada umumnya yang memiliki pendopo, teras, dan
lain-lain. Sedangkan rumah tambahan, berisi pelengkap untuk rumah induk.

15. Pakaian Adat Jawi Jangkep dan Rumah Adat Joglo Jawa Tengah
Pakaian adat Jawa Tengah yang resmi adalah pakaian Jawi Jangkep.Pakaian ini
didominasi oleh warna hitam pada atasannya dan digunakan oleh pria.Pasangan dari pakaian
ini adalah Kebaya Jawa Tengah sehingga para wanita yang menyertai pasangannya saat acara
resmi mengenakan pakaian Jawi Jangkep.

Mungkin Anda sudah sering mendengar rumah adat dari Jawa Tengah yang sering
disebut sebagai Rumah Joglo ini. Biasanya, bagian depan rumah akan ada pendopo untuk
menjamu tamu.Rumah adat Jawa Tengah ini memiliki empat tiang penopang. Selain itu, Anda
juga bisa melihat sentuhan kejawen dari suku Jawa di sisi-sisi rumah.

16. Pakaian Adat Pesa’an dan Rumah adat Joglo Jawa Timur
Sesuai dengan namanya, pakaian adat Jawa Timur ini berasal dari Madura.Pesa'an
Madura merupakan pakaian khas yang digunakan untuk pria.Pakaian ini terdiri dari kaus
bergaris merah dan putih, baju luar berlengan panjang berwarna hitam, serta celana longgar
hitam.

Memang merupakan ciri khas dari Rumah Joglo memiliki 4 tiang penopang. Ini pula
yang terlihat dari rumah adat Jawa Timur. Ciri khas dari Rumah Joglo ini terletak pada bentuk
dan ukurannya yang unik dan juga makna seni yang tinggi.Umumnya, rumah joglo di daerah ini
tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi juga untuk menyimpan peninggalan sejarah.

17. Pakaian Adat Payas Agung dan Rumah Adat Gapura Candi Bentar Bali

Payas agung adalah pakaian adat Bali. Payas agung ini biasanya dipakai ketika upacara
pernikahan atau potong gigi.Pakaian ini memiliki kesan mewah dan spesial, maka dari itu
payas agung tidak ditujukan untuk berbagai aktivitas.Selain payas agung, masih ada beberapa
baju adat lainnya baju safari, payad madya, payas alit, dan kebaya Bali.

Rumah adat Provinsi Bali ini terdiri dari dua bagian, yaitu rumah huniannya dan juga
Gapura Candi Bentar.Arah bangunan, letak, dimensi pekarangan, dan beberapa aspek lainnya,
harus mengikuti aturan khusus yang berlaku sesuai aturan agama. Hal inilah yang menjadi
keunikan dari Rumah Gapura Candi Bentar

18. Pakaian Adat Pegon dan Rumah Adat Rumah Dalam Loka Nusa Tenggara Barat
Pakaian adat suku sasak disebut Pegon yang mendapat pengaruh dari busana
eropa.Berbeda dengan pakaian Sasak lainnya yang terbuat dari kain songket, pegon
menggunakan kain biasa berwarna gelap, kemungkinan pegon merupakan hasil akulturasi
dengan tradisi Jawa.
Rumah Dalam Loka terlihat cukup besar dan megah karena merupakan kediaman raja di
daerah tersebut. Di rumah ini, hanya terdapat satu pintu besar sebagai akses keluar masuk.

19. Pakaian Adat Amarasi dan Rumah Adat Rumah Musalaki Nusa Tenggara Timur

Pakaian adat di Indonesia, di provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa suku
yang masing-masing memiliki pakaian adat tersendiri.Salah satu suku di NTT, yaitu Suku
Dawan yang memiliki baju adat bernama amarasi.Baju adat amarasi khusus pria terdiri dari
selimut kain tenun ikat dan baju bodo.

Rumah Musalaki ini biasanya menjadi tempat tinggal bagi kepala suku atau pemimpin
daerah dan juga untuk menyelenggarakan acara adat. Rumah adat ini juga menjadi tempat untuk
bermusyawarah dan melakukan ritual.Uniknya, Rumah Musalaki berdiri di atas batu besar, yang
berfungsi sebagai pondasinya untuk mengurangi risiko keretakan, jika terjadi bencana alam.

20. Pakaian Adat King Bibinge dan Rumah Adat Rumah Panjang Kalimantan Barat
King Baba merupakan pakaian adat untuk laki-laki Suku Dayak yang menempati
Kalimantan Barat.Sementara itu pakaian adat Kalimantan Barat untuk perempuan adalah King
Bibinge.Pakaian adat King Baba berbentuk seperti rompi yang menggunakan kain khas terbuat
dari kulit kayu kapuo serta dihiasi manik-manik berwarna jingga dan merah.Sedangkan untuk
pakaian adat perempuan King Bibinge terbuat dari bahan yang sama tapi menutupi hingga
bagian dada dan pundak.

Rumah adat Provinsi Kalimantan Barat ini mempunyai ukuran yang besar dan terdiri dari
dua bagian, yaitu bangunan atas dan bawah. Rumah ini sangat unik karena memadukan kesan
modern dan tradisional sekaligus. Arsitektur Rumah Panjang bertema budaya Suku Dayak pada
beberapa sisi bangunannya.

21. Pakaian Adat Upak Nyamu dan Rumah Adat Betang Kalimantan Tengah

Pakaian upak nyamu ialah pakaian adat tradisional yang bahannya terbuat dari kulit
kayu nyamu yang dipipihkan.Dengan begitu, bisa digunakan sebagai bahan pembuat pakaian
dan ewah (cawat).Baju yang terbuat dari kulit nyamu ini kadang dibentuk seperti rompi kadang
juga dibentuk seperti baju tanpa lengan.
Rumah Betang dari Kalimantan Tengah ini seperti panggung dengan kayu tinggi yang
menopangnya dengan tujuan untuk menghindari banjir. Karena rumah ini sangat besar dan
panjang, penghuninya dapat mencapai 150 orang loh, Ruppers.

22. Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq dan Rumah Adat Rumah Baloy Kalimantan
Utara

Pakaian Ta'a merupakan pakaian yang dipakai untuk perempuan, sedangkan Sapei
Sapaq adalah pakaian untuk laki-laki.Pakaian Ta'a adalah kain sarung yang diberi anyaman
manik kecil berwarna-warni dengan motif khusus.Sedangkan Sapei Sapaq adalah baju
berbentuk khusus yang dihiasi dengan manik bermotif tertentu serta gigi dan taring macan.

Rumah adat Provinsi Kalimantan Utara ini sangat unik loh, Ruppers. Bagaimana tidak
rumah ini harus menghadap ke arah utara dan pintu utamanya di arah sebaliknya, yaitu selatan.
Selain itu, Rumah Baloy memiliki empat bagian, yaitu lamin dalom, ambir tengah, ambir kanan,
dan juga ambir kiri.

23. Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut dan Rumah Adat Rumah Bubungan
Tinggi Kalimantan Selatan

Bagajah Gamuling Baular Lulut, yaitu suatu jenis busana pengantin klasik yang
berkembang sejak zaman kerajaan Hindu yang ada di Kalimantan Selatan.
Pengantin wanita hanya memakai kemben yang disebut udat.
Menggunakan konsep panggung dan terbuat dari kayu ulin tentunya membuat rumah
ini memiliki ketahanan yang kuat, dan akan lebih kuat lagi jika terkena air. Uniknya lagi, atap
dari rumah ini memiliki sudut kemiringan 45 derajat.

24. Pakaian Adat Kustin dan Rumah Adat Rumah Lamin Kalimantan Timur

Kustin merupakan pakaian adat Kalimantan Timur dari Suku Kutai yang berasal dari
bahasa kutai dengan arti busana.Kustin dimaknai sebagai pakaian kebesaran. Pakaian ini
terbuat yang bahan dasar beludru hitam dipakai saat upacara pernikahan masyarakat golongan
menengah ke atas.

Rumah Lamin dari Kalimantan Timur juga tidak kalah uniknya. Gaya arsitektur yang khas
dan juga luas bangunannya menjadi ciri khas dari Rumah Lamin. Pada bagian atap rumah
terdapat ornamen kepala naga dari kayu. Di sisi-sisi bangunannya juga terdapat ukiran atau
lukisan budaya yang unik.

25. Pakaian Adat Pattuqduq Towaine dan Rumah Adat Rumah Boyang Sulawesi Barat

Nama pakaian adat Sulawesi Barat khususnya dari suku Mandar untuk wanita disebut
dengan pattuqduq towaine.
Pattuqduq towaine terdiri dari beberapa komponen yaitu:

 Atasan berupa rawang boko


 Sarung khas Mandar bernama lipaq saqbe untuk bawahan
 Dilengkapi dengan sarung lainnya yaitu lipaq aqdi diratter duattdong.

Kemudian, dalam hal aksesorisnya, terdapat beberapa aksesoris yang dikenakan yaitu hiasan
kepala, kalung, ikat pinggang disebut dengan kliki dan gelang.

Rumah Boyang dari Sulawesi Barat berkonsep seperti panggung dengan tiang-tiang
penopangnya. Tiang penopang tersebut tidak menancap ke dalam tanah melainkan berdiri di
atas batu datar agar rumah tidak tumbang.

26. Pakaian Adat Nggembe Rumah Adat Rumah Souraja Sulawesi Tengah

Pakaian adat suku Kaili untuk wanita disebut dengan nama Nggembe.Pakaian adat
wanita ini memiliki bentuk yang unik dan menarik.Baju adat untuk wanita umumnya memiliki
pilihan warna.Pilihan warnanya yaitu warna merah atau warna kuning yang di kombinasikan
dengan corak berwarna hitam atau berwarna cokelat.Baju ini berupa baju terusan yang longgar
dan lengannya pendek.Ada hiasan berupa manik-manik yang mempercantik baju ini.Baju
nggembe ini berbentuk segi empat dan berbentuk bulat di kerah baju.Bawahan untuk pakaian
adat ini yaitu Buya Sabe Kumbaja. Berupa rok panjang dan mekar.Bawahan tersebut terbuat
dari sarung yang ditenun dan berasal dari Donggala.Sarung tenun ini diikatkan pada pinggang
wanita. Lalu sisa ikatan tersebut dibiarkan terjuntai sebagai hiasan.

Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki tiga ruangan di dalamnya. Ruang
pertama merupakan ruang depan untuk menerima tamu. Sedangkan pada ruang kedua terdapat
ruang tengah, yang juga merupakan ruang tamu. Ruangan ini punya tujuan agar penghuninya
bisa saling lebih dekat. Untuk ruang terakhir, merupakan ruang rahasia.
27. Pakaian Adat Karai dan Rumah Adat Rumah Walewangko Sulawesi Utara

Laku tepu adalah pakaian adat Sulawesi Utara khas suku Sangihe.Pakaian ini dikenakan
oleh laki-laki dan perempuan. Ciri khas busana ini adalah bentuknya terusan panjang.Baju pria
mencapai lutut dan telapak kaki, dan dilengkapi dengan ikat kepala disebut paporong.

Rumah Walewangko ini merupakan rumah adat yang mendominasi di Sulawesi Utara.
Sama seperti rumah adat provinsi lainnya, Rumah Walewangko ini juga memiliki arsitektur yang
unik dan filosofi yang sangat kental dengan adat penduduknya.

28. Pakaian Adat Babu Nggawi dan Rumah Adat Rumah Buton Sulawesi Tenggara

Babu Nggawi merupakan pakaian adat di Indonesia khas Sulawesi Tenggara,


khususnya dari Suku Tolaki.Pakaian tradisional ini sering dikenakan dalam upacara adat,
upacara resmi, seperti pernikahan ataupun lainnya.Pakaian Babu Nggawi terdiri atas pakaian
atasan yang sering disebut lipa hinoru.Untuk bawahannya mengenakan roo mendaa berbentuk
rok panjang hingga mata kaki.

Rumah Buton ini terbagi ke dalam tiga strata sesuai pemilik rumahnya. Pertama adalah
Kamali (Malige), yang biasanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga sultan. Kedua, Tare
Pata Pale, yaitu untuk pejabat pengadilan. Terakhir, adalah Tare Talu Pale untuk masyarakat
biasa.
29. Pakaian Adat Baju Bodo dan Rumah Adat Runah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan

Baju Bodo adalah pakaian tradisional perempuan Suku Makassar, Sulawesi


Indonesia.Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia.Pakaian adat
Sulawesi Selatan ini berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, sesuai dengan namanya
'bodo' yang berarti pendek, setengah atas bagian siku lengan.Pakaian ini kerap dipakai untuk
acara adat seperti upacara pernikahan.Tetapi kini, baju bodo mulai direvitalisasi melalui acara
lainnya seperti lomba menari atau menyambut tamu agung.

Rumah ini merupakan rumah adat suku Toraja yang berada di Sulawesi Selatan.
Tongkonan berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat dan juga tempat acara adat.
Arsitekturnya yang unik dan khas ini membuat rumah ini terlihat indah.

30. Pakaian Adat Biliu,Makuta dan Rumah Adat Rumah Dulohupa Gorontalo

Mukuta dan Biliu merupakan sepasang pakaian adat Gorontalo yang pada dasarnya
hanya dikenakan ketika ada upacara pernikahan.Mukuta dan biliu sendiri memiliki nuansa
sentuhan keagamaan atau lebih tepatnya sentuhan keislaman.Pakaian biliu atau pakaian adat
untuk perempuan Gorontalo memiliki banyak aksesoris hiasan pernak-pernik.Hal itu membuat
seorang perempuan Gorontalo yang mengenakan pakaian adat tersebut terlihat glamor dan
memesona.Berbeda dengan pakaian adat perempuan yang memiliki banyak aksesoris, pakaian
adat pria atau mukuta lebih simpel.Hanya memiliki 3 aksesoris yang dikenakan oleh laki-laki
atau pengantin pria.

Rumah Dulohupa ini memiliki tiang kayu sebagai penopang dan juga penghias. Di kedua
sisi rumah terdapat tangga,yang merupakan lambang dari tangga adat Gorontalo, yaitu
Tolitihu.

31. Pakaian Adat Cele dan Rumah Adat Rumah Baileo Maluku

Baju cele adalah kain kebaya yang dikombinasikan dengan kain salele di
pinggang.Motif baju cele bisa berupa garis-garis geometris atau berkotak-kotak
kecil.Umumnya busana ini memiliki corak warna merah yang memiliki nilai kecerian, berani,
dan cekatan.

Rumah adat lain yang tidak kalah unik adalah Rumah Baileo dari Maluku. Tidak ada
dinding di rumah ini dan berbentuk panggung.Untuk menyangganya, ada 9 tiang di rumah ini
dengan batu pamali yang melengkapinya. Biasanya, warga setempat juga menggunakan batu
pamali ini sebagai tempat sesaji bagi roh leluhurnya.

32. Pakaian Adat Manteren Lamo dan Rumah Adat Rumah Adat Sasudu Maluku Utara
Menurut sejarah, pakaian adat ini konon dipakai oleh para sultan kerjaan di Maluku
Utara.Secara visual bentuk dan bagian dari Manteren Lamo terdiri dari jas berwarna merah
dengan bordir emas di tepian.Selain itu, perpaduan celana warna hitam sebagai bawahan serta
aksesori kepala.

Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu. Desain rumah ini menggambarkan tentang
kisah hidup bermasyarakat Suku Sahu. Selain memiliki keunikan dari sisi arsitektur, rumah ini
juga menyimpan banyak filosofi.

33. Pakaian Adat Ewer dan Rumah Adat Rumah Adat Mod Aki Aksa Papua Barat

Nama pakaian adat di Indonesia bagian Papua Barat adalah pakaian adat Ewer.Pakaian
ini murni terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan.Dengan kemajuan dan
pengaruh modernisasi, pakaian adat ini kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya.

Mod Aki Aksa ini termasuk rumah adat terunik loh, Ruppers. Bagian atapnya terbuat
dari ilalang dengan lantai dari anyaman rotan. Dinding-dindingnya tersusun dari kayu dan
terlihat saling mengikat satu sama lain.

34. Pakaian Adat Koteka dan Rumah Adat Rumah Honai Papua
Koteka merupakan bagian dari pakaian adat Papua yang berfungsi untuk menutupi
kemaluan penduduk pria asli Papua.Sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terbuka
sehingga nyaris telanjang.Koteka, secara harfiah memiliki makna sebagai pakaian. Koteka juga
disebut dengan horim atau bobbe.

Berikutnya ada rumah adat dari Provinsi Papua bernama Rumah Honai. Rumah ini
berbentuk mengerucut dengan bagian atas ditutupi jerami kering. Atapnya mirip dengan batok
kelapa dan tidak terlalu tinggi agar dapat menghangatkan bagian dalam rumahnya.Rumah ini
khusus untuk tempat tidur dan beristirahat, sedangkan aktivitas lainnya seperti mandi dan makan
berada di tempat yang berbeda

35. Pakaian Adat Pummi dan Rumah AdatRumah Jew Provinsi Papua Selatan

Pakaian adat Pummi adalah semacam rok mini yang dibuat dari anyaman daun
sagu.Rumbai-rumbai pummi dilepas begitu saja hingga terurai disekeliling pinggul dan
paha.Pummi ini dipakai oleh kaum laki-laki.Kaum perempuan memakai tok.Tok merupakan
sejenis cawat atau celana dalam.Tok adalah pummi yang rumbai-rumbai bagian depannya
dikumpulkan lalu ditarik ke bagian belakang pinggul melalui celah paha sehingga menyerupai
cawat.

Rumah Jewberukuran besar dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter. Wajar saja,
karena rumah ini ditempati oleh anggota Suku Asmat yang sangat banyak jumlahnya.Uniknya
lagi, hanya laki-laki belum menikah yang boleh tinggal di rumah ini, lho. Para wanita serta anak
laki-laki dibawah 10 tahun tidak boleh masuk ke dalamnya.Nah, nantinya di dalam rumah ini,
para laki-laki tersebut akan belajar dari seniornya tentang berbagai keterampilan hingga
pendidikan
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Pakaian adat Indonesia adalah pakaian resmi khas daerah yang menjadikannya sebagai salah satu
warisan dan simbol dari setiap daerah di Indonesia. Maka dari
itu, pakaian adat tidak boleh dilupakan begitu saja. Seiring berjalannya waktu anak-
anak lebih tertarik dengan budaya asing dibandingkan budaya dalam negeri.
Namun, hal itu juga dikarenakan anak-anak masih kurang informasi mengenai
pakaian adat dan biasanya mereka hanya mengetahui beberapa pakaian adat dari
buku paket sekolah atau pelajaran mengenai sejarah dan budaya dari sekolah.Semua Agama
memiliki pengertian dan tujuan yang baik, bahkan semua ajaran)ajaran agama mengajarkan kita
untuk berlaku baik dalam segala tindakan.Namun setiap orang memiliki !ikiran>pendapat yang
berbeda)beda tentang ajaran agama yang di anutnya.&ahkan karena agamanya ia mamiliki
pendapat bahwa agamanyalah yang paling benar, sehingga ia menganggap agama yang lainnya
adalah musuhnya>merupakan ajaran sesat baginya.
DAFTAR PUSTAKA

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=321

https://pariwisataindonesia.id/jelajah/baju-adat-nusa-tenggara-timur/

https://budaya-indonesia.org/Pakaian-Adat-Upak-Nyamu-Baju-Upak-Nyamu

http://imfran-imfranpurba.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-agama-secara-umum.html

Anda mungkin juga menyukai