Anda di halaman 1dari 30

NAMA: LIERFIN CRENARTA BR SIMANULLANG

NPM: 230910281

KURIKULUM 2013
SILABUS TEMATIK KELAS II
Sekolah : SD N 101887
Kelas /Semester : 2 / 2 (dua )
Tema 6 : Merawat Hewan dan Tumbuhan
Subtema 1 : Hewan di Sekitarku
Fokus Pembelajaran : P P K N , Bahasa Indonesia , Matematika , SBdP
Dan Pendidikan olahraga
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

-1 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

PPKn 1.2 Menunjukkan 1.2.1 Tata Tertib • Mengisi tabel tentang • Religius Sikap: 6 JP • Buku
sikap patuh Menunjukkan dan aturan aturan yang berlaku di • Nasionalis Guru
aturan agama sikap patuh di sekolah. sekolah. • Mandiri • Jujur • Buku
yang dianut • Disiplin Siswa
dalam
aturan agama • Gotong Royong
• Berdiskusi tentang • Tanggung • Aplikasi
kehidupan yang dianut aturan yang harus • Integritas
dalam Jawab Media SCI
sehari-hari. dipatuhi di sekolah
2.2 Melaksanakan kehidupan • Santun • Internet
aturan yang sehari-hari • Mendengarkan teks • Peduli • Lingkunga
berlaku di yang dibacakan guru • Percaya diri n
dengan benar.
rumah dan • Kerja Sama
tata tertib yang 1.2.2 Membuktikan • Membaca dan menulis
berlaku di sikap patuh teks yang ditulis Jurnal:
sekolah. dengan huruf tegak
aturan agama
bersambung • Catatan
yang dianut pendidik

-2 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

3.2 dalam • Mengukur berat benda tentang sikap


Mengidentifika kehidupan dengan alat timbang peserta didik
si aturan dan sehari-hari saat di
tata tertib yang • Memasangkan gambar sekolah
dengan benar.
berlaku di dengan berat benda maupun
sekolah. 2.2.1 Mematuhi informasi
4.2 Menceritakan • Menyanyikan lagu dari orang
kegiatan sesuai aturan yang lain
anak dengan
aturan dan berlaku di memperhatikan
tata tertib yang rumah dan panjang pendek bunyi Penilaian Diri:
berlaku di tata tertib
sekolah. yang berlaku • Mempraktikkan gerak • Peserta didik
di sekolah. berjalan diiringi music mengisi
daftar cek
2.2.2 Menerapkan • Bercerita tentang tentang sikap
aturan yang pengalaman saat peserta didik
mengikutipelajaran saat di
berlaku di olahraga rumah, dan
rumah dan di sekolah
tata tertib
yang berlaku Tes tertulis
di sekolah. • Menjelaskan
aturan yang
3.2.1 Memahami berlaku di
aturan dan sekolah
tata tertib
yang berlaku • Penggunaan
huruf kapital
di sekolah dalam
dengan benar. kalimat yang

-3 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

3.2.2 Menjelaskan ditulis


aturan dan dengan
tata tertib huruf tegak
bersambung
yang berlaku
di sekolah • Menjelaskan
dengan benar. satuan baku
untuk
4.2.1 Menyebutkan ukuran berat
kegiatan yang
sesuai aturan • Pemahaman
dan tata tertib pola irama
yang berlaku sederhana
(panjang
di sekolah pendek
dengan tepat. bunyi)
4.2.2 • Menjelaskan
Mempresentas variasi gerak
ikan hasil jalan
identifikasi berirama
kegiatan
sesuai aturan
dan tata tertib Praktik/Kinerja
yang berlaku • Menceritak
di sekolah an kegiatan
dengan tepat. sesuai
aturan di
sekolah
Bahasa 3.7. Mencermati 3.7.1 • Teks
Indonesia tulisan tegak Mengidentifika bacaan.
bersambung si tulisan
dalam cerita

-4 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

dengan tegak • Teks • Menulis


memperhatika bersambung dengan dan mebaca
n penggunaan dengan huruf tegak teks cerita
huruf kapital bersambun
memperhatika menggunak
(awal kalimat, g.
nama bulan n penggunaan an huruf
dan hari, nama huruf kapital tegak
orang) serta pada awal bersambun
mengenal kalimat serta g
tanda titik mengenal
pada kalimat tanda titik • Mengukur
berita dan
pada kalimat berat benda
tanda tanya
pada kalimat berita dan dengan alat
tanya. tanda tanya ukur yang
4.7. Menulis pada kalimat sesuai
dengan tulisan tanya dengan dengan
tegak tepat. benda yang
bersambung akan
menggunakan 3.7.2 Memahami diukur
huruf kapital tulisan tegak
(awal kalimat,
bersambung • Memainkan
nama bulan,
hari, dan nama dengan panjang
diri) serta memperhatika pendek
tanda titik n penggunaan bunyi pada
pada kalimat huruf kapital lagu anak
berita dan pada awal
tanda tanya kalimat serta • Mempraktik
pada kalimat
tanya mengenal kan variasi
denganbenar. tanda titik gerak
pada kalimat

-5 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

berita dan berjalan


tanda tanya sesui irama
pada kalimat
tanya dengan Portofolio
tepat.
• Menilai
4.7.1 hasil
belajar
Mencontohka peserta
n tulisan didik pada
tegak aspek
bersambung tertentu
dengan dari tahap
memperhatika awal
n penggunaan sampai
tahap akhir
huruf kapital dalam
pada awal memahami
kalimat serta materi atau
mengenal praktik
tanda titik yang terkait
pada kalimat sub tema
berita dan
tanda tanya
pada kalimat
tanya dengan
tepat.

4.7.1 Mengulang
menulis
tulisan tegak

-6 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

bersambung
dengan
memperhatika
n penggunaan
huruf kapital
pada awal
kalimat serta
mengenal
tanda titik
pada kalimat
berita dan
tanda tanya
pada kalimat
tanya dengan
tepat.

Matemati- 3.6.1 Menentukan Alat ukur


ka 3.6. Menjelaskan panjang benda (
dan timbangaan)
(termasuk
menentukan
panjang jarak), berat,
(termasuk dan waktu
jarak), berat, dalam satuan
dan waktu baku, yang
dalam satuan berkaitan
baku, yang dengan
berkaitan
kehidupan
dengan
kehidupan sehari-hari
sehari-hari. degan benar.

-7 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

4.6. Melakukan 3.6.2 Menjelaskan


pengukuran panjang
panjang (termasuk
(termasuk
jarak), berat,
jarak), berat,
dan waktu dan waktu
dalam satuan dalam satuan
baku, yang baku, yang
berkaitan berkaitan
dengan dengan
kehidupan kehidupan.
sehari-hari.
4.6.1
Mempraktikka
n pengukuran
panjang
(termasuk
jarak), berat,
dan waktu
dalam satuan
baku, yang
berkaitan
dengan
kehidupan
sehari-hari
dengan tepat.

4.6.2
Mempresentas
ikan hasil

-8 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

identifikasi
pengukuran
panjang
(termasuk
jarak), berat,
dan waktu
dalam satuan
baku, yang
berkaitan
dengan
kehidupan
sehari-hari
dengan tepat.

Seni 3.2 Mengenal pola 3.2.1 Mengetahui • Lagu


Budaya irama pola irama anak-
dan sederhana dalam teks anak.
Prakarya melalui lagu
anak-anak
lagu. • Pola irama.
4.2 Menampilkan
3.2.2 Menjelaskan
pola irama
sederhana pola irama
melalui lagu dalam teks
anak-anak lagu dengan
tepat.

4.2.1 Menentukan
pola irama
dalam teks

-9 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

lagu dengan
tepat.

4.2.2 Memainkan
pola irama
sederhana
melalui teks
lagu “Bunda
Piara”

Pendidika 3.6. Memahami 3.6.1 • Variasi


n penggunaan Mengidentifikas gerak
Jasmani, variasi gerak i prosedur jalan
Olahraga, dasar
penggunaan mengguna
dan lokomotor dan
Kesehatan non-lokomotor variasi gerak kan irama.
sesuai dengan berjalan sesuai
irama dengan irama
(ketukan) (ketukan)
tanpa/dengan tanpa/dengan
musik dalam iringan musik
aktivitas gerak
dalam aktivitas
berirama.
4.6. gerak berirama
Mempraktikka dengan tepat.
n penggunaan
variasi gerak 3.6.2 Menjelaskan
dasar prosedur
lokomotor dan penggunaan
non-lokomotor variasi gerak
sesuai dengan berjalan sesuai
irama

-10 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

(ketukan) dengan irama


tanpa/dengan (ketukan)
musik dalam tanpa / dengan
aktivitas gerak
iringan musik
berirama
dalam aktivitas
gerak berirama
dengan tepat.

4.6.1 Melatih
penggunaan
variasi gerak
berjalan sesuai
dengan irama
(ketukan)
tanpa / dengan
iringan musik
dalam aktivitas
gerak berirama
dengan tepat.

4.6.2
Mempraktikka
n penggunaan
variasi gerak
berjalan sesuai
dengan irama
(ketukan)
tanpa / dengan
iringan musik

-11 -
Indikator Pendidikan
Mata Materi Penguatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Pembelajaran Karakter Waktu Belajar

dalam aktivitas
gerak berirama
dengan tepat.

-12 -
-13 -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SD N 101887
Kelas /Semester : 2 / 2 (dua )
Tema 6 : Merawat Hewan dan Tumbuhan
Subtema 1 : Hewan di Sekitarku
Fokus Pembelajaran : P P K N , Bahasa Indonesia , Matematika , SBdP
Dan Pendidikan olahraga
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menyanyikan lagu anak, siswa mampu membedakan panjang dan pendek bunyi
pada lagu.
2. Dengan menyanyikan lagu anak, siswa mampu menyuarakan panjang dan pendek bunyi
pada lagu anak.
3. Dengan membaca teks tentang hewan di sekitarku, siswa mampu mengidentifikasi
penggunaan huruf kapital pada awal kalimat.
4. Dengan menyalin jawaban, siswa mampu menulis teks dengan huruf tegak bersambung
sesuai aturan penulisan yang tepat.
5. Dengan mengamati gambar alat timbangan, siswa dapat menyebutkan satuan baku
untuk ukuran berat (gram, ons, dan kilogram)
6. Dengan menimbang berat berbagai benda, siswa dapat mengukur berat benda dengan
satuan gram, ons, dan kilogram.
MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
• gambar berbagai timbangan
• alat timbangan pasar atau timbangan kue

D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan
Ceramah.

E. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Teks bacaan.

2. Alat musik tradisional daerah masing-masing.


3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.

Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas 2, Tema 6: Panas dan
Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Aloka
si
Kegiatan Deskripsi
Wakt
u
Pendahulu 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan 15
an mengecek kehadiran siswa. (PPK religius) menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali
setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat
memberikan penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat kebangsaan.(PPK-Nasionalisme)
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat,
dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap
disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru mendiskusikan
perkembangan kegiatan literasi yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk
menyegarkan suasana kembali.(PPK-Nasionalisme)
Kegiatan Pengantar Tema 180
inti • Guru mengenalkan judul subtema, yaitu Hewan di Sekitarku menit
• Siswa diminta untuk mengamati dan mencermati gambar yang
disajikan di Buku Siswa
• Siswa diminta membaca teks bersama
dengan bimbingan guru.
• Siswa menyebutkan jenis-jenis hewan
yang ditemukan dalam gambar.
• Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai hewan-hewan yang ada di
sekitar lingkungan siswa.
• Guru mengaitkan kegiatan ini dengan
topik yang akan dibicarakan pada
subtema 1.
Ayo Membaca
• Siswa mendengarkan teks yang
dibacakan oleh guru. Teks tersebut
ditulis dalam huruf tegak bersambung.
Siswa menirukan guru membaca teks yang ditulis dengan huruf
tegak bersambung.
Ayo Berdiskusi
• Siswa melingkari huruf kapital yang terdapat dalam teks.
Siswa mendiskusikan penggunaan huruf kapital bersama teman
sebelahnya.
Siswa menyimpulkan bersama teman sebelahnya mengenai
penggunaan huruf kapital.
Guru memfasilitasi siswa dengan tanya jawab sehingga siswa
dapat menyimpulkan bahwa huruf kapital digunakan pada awal
kalimat.
Ayo Berlatih
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai teks bacaan pada
Buku Siswa. Jawaban ditulis dengan menggunakan huruf tegak
bersambung,memperhatikan penggunaan huruf kapital pada awal
kalimat.
Guru berkeliling kelas memberikan umpan balik atas jawaban
siswa dan cara menuliskan huruf tegak bersambung.
Ayo Bernyanyi
• Guru memperkenalkan lagu Ayamku.
• Guru memberi contoh cara menyanyikan lagu tersebut.
• Guru memberikan penjelasan bahwa dalam menyanyi, ada teknik
menyuarakan bunyi panjang dan pendek. Bunyi yang panjang
ditandai dengan . Bunyi pendek ditandai dengan •.

Siswa mengikuti guru menyanyikan lagu Ayamku dan


mengidentifikasi bunyi panjang dan pendek dalam lagu.
• Siswa menandai bagian lagu dengan jika bunyinya panjang.Siswa
menandai bagian lagu dengan • jika bunyinya pendek. Panjang
dan pendek bunyi dijelaskan sebagai berikut. Setiap nada ¼
dalam sebuah birama, nilainya satu ketukan. Contoh: / 5 3 / Nada
5 bernilai satu ketukan. Nada 3 bernilai satu ketukan. Jika
nadana 1/8, maka nilainya menjadi ½ ketuk sehingga nada 1/8
lebih pendek daripada nada ¼. Contoh: /5 3 4/ Nada 5 dan 3
nilainya ½ ketukan sehingga nada 5 dan nada 3 lebih pendek
daripada 4. Nada 5 dan 3 dinyanyikan ½ ketukan.
Ayo Mengamati
• Siswa mengamati gambar alat-alat timbangan.
Guru dapat juga membawa alat peraga berupa alat timbangan
yang sebenarnya. Misalnya, timbangan pasar dan timbangan kue.
• Siswa mengamati satuan yang tertera pada alat timbangan.
Siswa menyebutkan berat benda yang ditimbang, baik pada
gambar buku siswa maupun benda yang ditimbang.
Ayo Berlatih
• Siswa berlatih menimbang berat benda. Alat yang dibutuhkan
adalah timbangan, kantong plastik, tali pengikat atau karet.
Bahan yang dibutuhkan adalah butir jagung, beras, atau telur.
• Siswa menimbang benda-benda tersebut dalam berbagai ukuran.
Minimal 5 ukuran berat, misalnya 1 kg, 500 gram, 3 ons, 100
gram, dan 2 ons.
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang 15
telah berlangsung: menit
• Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
• Apa yang akan dilakukan untuk menghargai perbedaan di
sekitar?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada
hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk
menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta
orang tua untuk menceritakan pengalamannya menghargai
perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan
hasilnya kepada guru.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap
disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan
kelas.(PPK-Mandiri, Peduli Lingkungan)
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang
siswa.(PPK-Religius)

G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM

1. Kurikulum 1947, “Rentjana Pelajaran 1947”

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai


istilah dalam
2 Dalam tulisan ini, penulis tidak akan membahas makna kurikulum
secara detail. Namun, hanya akan menyajikan beberapa pengertian
kurikulum secara umum dari beberapa pakar, Schu- bert (1986).
Curriculum Prespective, Paradigm, and Posibility. New York. McMillan
Publishing Com- pany. memberikan beberapa defenisi, diantaranya;
“curriculum as content or subject matter, curriculum as a program of
planned activities, curriculum as intended learning outcomes, curriculum
as cultural repro- duction, curriculum as experience, curriculum as
discrete task and concepts, curriculum as an agenda for social
reconstruction”. Pandangan tersebut tampaknya dipengaruhi oleh
pandangan sebelumnya, seperti Stratemeyer, Forkner, dan McKim (194)
yang menyatakan: Curriculum currently defined in three ways; the courses
and class activities in which children and youth engage; the total range of
in class and out class experiences sponsored by school; and the total life
experiences of the leaner”. Dapat disimpulkan bahwa Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan ke- hasan,
kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

bahasa Belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih
popular dibanding istilah “curriculum”3 (bahasa Inggris). Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rentjana
Pelajaran 1947”, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: (1) daftar mata
pelajaran dan jam pengajaranya; (2) garis-garis besar pengajaran.
Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi
sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran
1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam
semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai
development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak
menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah:
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.

2. Kurikulum 1952, “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”


Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap
mata pelajaran yang kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai
1952”. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini
bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajarannya
menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru mengajar satu mata
pelajaran, (Djauzak Ahmad, Dirpendas periode1991-1995).

3. Kurikulum 1964, “Rentjana Pendidikan 1964”

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali


menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan.

pada program Pancawardhana4, yaitu pengembangan moral, kecerdasan,


emosional/ artistik, keprigelan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca
wardhana berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang
studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan),
dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan
dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana


Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi
tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini
tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. "Hanya
memuat mata pelajaran pokok saja," . Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan
kuat
5. Kurikulum 1975

Kurikulum 19755 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih


efektif dan efisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh
konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang
terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan
istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum
(TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik.
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984, “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski


mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan".
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-
sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat
diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu
menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas
lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang
menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Akhiran penolakan
CBSA bermunculan.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-


kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang,
perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak
kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu
berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa
daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok- kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,
diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih
pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.

8. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”


Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang
disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)6. Suatu program
pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok,
yaitu: pemilihan kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi; dan
pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci
dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan
pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut
aspek dari mata pelajaran tersebut. Pernyataan hasil belajar ditetapkan
untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap level. Perumusan hasil
belajar adalah untuk menjawab pertanyaan, “Apa yang harus siswa
ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar mereka pada level ini?”.
Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas
kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan
berbagai teknik penilaian. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat
indikator. Perumusan indikator adalah untuk menjawab pertanyaan,
“Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil belajar
yang diharapkan?”

9. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”

Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun
2006, uji terbatas tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya
permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor
22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23
tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang
pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang menonjol
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada
jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.
Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut
untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya
sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari
semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang
dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan
KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan
dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.

10. Kurikulum 2013

Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang


pernah diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency).
Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan
untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan,
khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya
dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik
sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu
diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-
kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas
dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemamapuan dan kecepatan
belajar masing-masing.

Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang


produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional
merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta
menetapkan kriteria keberhasilan.

11. Kurikulum Merdeka

adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana


konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian
profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan
oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang diseserhanakan dari Kurikulum
2013 dan kurikulum yang digunakan guna memulihkan sistem pembelajaran
selama masa pandemi Covid-19, dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam
di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar mengajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka Belajar
merupakan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini dan masih dalam tahap
penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai