Meskipun tidak ada negara tertentu yang dapat diklaim sebagai "paling
mengaplikasikan" buku "Reinventing Government", beberapa negara telah
mengadopsi prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam buku ini untuk menerapkan
reformasi pemerintahan mereka. Selain Amerika Serikat yang telah dicontohkan
sebelumnya, beberapa negara lain yang telah mengadopsi konsep ini di beberapa
tingkatan pemerintahan adalah Australia, Kanada, dan Inggris.
a. Australia: Pada tahun 1990-an, pemerintah Australia mengadopsi beberapa
prinsip "Reinventing Government" untuk meningkatkan akuntabilitas dan
efisiensi pelayanan publik. Contohnya melalui penerapan Competition Policy
Reform Act pada tahun 1995 dan reformasi dalam pelayanan publik. Australia:
Pemerintah Australia telah menerapkan berbagai reformasi dalam pelayanan
publik, termasuk mendorong desentralisasi kekuasaan, meningkatkan efisiensi,
dan fokus pada penggunaan teknologi dalam penyediaan layanan publik.
Cara menerapkan:
Mereka menerapkan privatisasi, di mana beberapa fungsi pemerintah
diberikan kepada pihak swasta untuk meningkatkan efisiensi dan layanan.
Penggunaan teknologi informasi dan jaringan era digital memungkinkan
pemerintah untuk memudahkan akses barang dan jasa publik kepada
warganya.
Dampak:
Penurunan beban birokrasi dan peningkatan efisiensi dalam beberapa bidang
pelayanan publik.
Kemudahan akses terhadap layanan publik dengan memanfaatkan teknologi.
b. Kanada: Pada tahun 1990-an, Kanada juga mengadopsi beberapa prinsip
"Reinventing Government" dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas pelayanan publik serta mempermudah bisnis. Kanada: Pada tahun
1990-an, Kementerian Keuangan Kanada memulai program "Laporan Prestasi
Program" (Departmental Performance Reports) yang mengharuskan setiap
departemen untuk melaporkan kinerja mereka dalam bidang keuangan,
operasional, dan layanan kepada publik.
Cara menerapkan:
Mereformasi layanan publik dengan mengurangi tingkatan birokrasi dan
menggabungkan beberapa departemen pemerintah menjadi badan-badan
yang lebih efisien dan terpadu.
Menerapkan pendekatan yang berorientasi pada hasil dan pelanggan dalam
penyediaan layanan publik.
Dampak:
Peningkatan efisiensi dalam pelayanan publik, mengurangi redundansi, dan
birokrasi pada pemerintah.
Peningkatan kepuasan publik dengan beberapa layanan pemerintah.
d. Selandia Baru: Pada tahun 1980-an dan 1990-an, Selandia Baru menjalani
reformasi sektor publik yang signifikan melalui pendekatan yang dikenal sebagai
"New Public Management". Reformasi ini dibangun di atas prinsip efisiensi,
akuntabilitas, serta pemisahan antara pengaturan kebijakan dan penyediaan
layanan.
e. Swedia: Pada tahun 1990-an, Swedia melangsungkan reformasi sektor publik
yang dikenal sebagai "Model Sektor Publik Swedia". Reformasi ini mencakup
perubahan dalam struktur organisasi, alokasi sumber daya, dan penggunaan
peraturan.