BAHAN AJAR SMP Pesantren Ramadhan
BAHAN AJAR SMP Pesantren Ramadhan
Pengarah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang
Penanggung Jawab
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Padang
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Padang
Tim Perumus
H. Fuji Astomi, SSTP, M.Si
Dr. Muhammad Kosim, M.A
Dr. Hj. Aziza Meria, M.Ag
Zurriati B, S.Ag, M.A
Dewi Yuliani, S.Ag, M.A
Muhammad Taufik, S.Ag, M.Si
Rita Gamasari, M.Ag
Editor
KESRA Padang Media
ii
Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Alhamdulillah, atas izin dan karunia Allah SWT Pesantren Ramadhan 1445
H/2024 M untuk pelajar SD/MI dan SMP/MTs kembali dilaksanakan di Kota Padang.
Shalawat dan salam buat Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah yang
menginspirasi dan memandu kita membangun peradaban umat dan bangsa yang
diridhai-Nya.
Pesantren Ramadhan menjadi salah satu model pendidikan remaja di kota Padang
yang terus dikembangkan dari tahun ke tahun, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan yang paling esensial adalah
mendidik karakter remaja yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak
mulia dengan tetap memelihara tradisi kearifan lokal dan mampu beradaptasi dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Para remaja dididik di masjid/mushalla, berinteraksi dengan al-Quran,
mendalami ajaran Islam, membiasakan ibadah fardhu dan sunnah, serta didukung oleh
keteladanan dari para guru, orang tua dan masyarakat sekitar di bulan yang penuh
berkah, yaitu Ramadhan. Ramadhan pun menjadi momentum ideal yang mesti
dioptimalkan dalam membentuk karakter remaja kota Padang dengan jati dirinya yang
berfalsafah “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Syara’
Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru”.
Pesantren Ramadhan tahun 2024 ini dikembangkan dengan pola Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai dengan Implementasi Kurikulum
Merdeka (IKM) di sekolah/madrasah dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.
Diharapkan pelajar remaja kota Padang tidak saja terbina kesehatan fisiknya, tetapi juga
terdidik jiwa atau ruhaniahnya. Inilah modal penting dalam melahirkan generasi
mendatang yang mampu menjadi pemimpin ideal untuk membangun umat dan bangsa
yang diberkahi dan diridhai Allah SWT.
Akhirnya, Pemerintah Kota Padang sangat menyambut baik dan memberikan
apresiasi atas terbitnya Buku Panduan Pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1445 H/2024
M dan Bahan Ajar Bagi Peserta Didik SD/MI dan SMP/MTs. Terimakasih kepada semua
pihak yang telah terlibat. Harapan kami, melalui Pesantren Ramadhan 1445 H/2024
M, menjadi wasilah melahirkan kepemimpinan Islami pada generasi muda Kota
Padang.
Semoga Allah SWT memberi petunjuk dan membuka hati kita untuk saling bekerja
sama mewujudkan pembangunan Masyarakat Madani di Kota Padang sehingga negeri
kita senantiasa aman dan damai, dengan penduduknya yang ramah dan berakhlak
mulia, serta pemimpinnya yang taat pada Allah SWT, mencintai dan dicintai rakyatnya.
Amiin ya Allah.
Padang, 19 Sya’ban 1445 H
01 Maret 2024 M
iii
DAFTAR ISI
iv
AL-ASMA’ AL-HUSNA:
AL-HAKIM (MAHA BIJAKSANA)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan makna al-Hakim dengan benar
2. Menerapkan perilaku yang meneladani Asma al Husna al-Hakim dalam
kehidupan sehari-hari
B. Pengantar
Al-Hakim sebagai salah satu nama terbaik Allah (al-asma’ al-husna). Tidak
berarti hakim yang bertugas memutuskan perkara diperadilan. Meskipun sama-
sama berasal dari Bahasa Arab, al-Hakim adalah orang yang mempunyai hikmah.
Banyak pengertian hikmah dalam bahasa Indonesia. Semuanya mengacu pada
ilmu yang dalam dan komprehensif, pemikiran tajam yang tertuang dalam kata-
kata bagus dan indah, sebagaimana banyak terungkap dalam sabda para nabi dan
filsafat para filsuf. Orang yang mempunyai hikmah, niscaya akan jadi bijaksana.
Karenanya, tidak keliru dalam bahasa Arab kata hikmah diterjemahkan falsafah
dan kata Hakim terjemah dari seorang filsuf.
C. Uraian Materi
Makna al-Hakim sebagaimana disebutkan dalam QS. al Hadid ayat 1:
اْلَ َك ُيم
ض َوُه َو الأ َع َز ُيز أ َ السمو
َ ات َو أاْل أَر َ ََ
َ َ َّ َسبَّ َح َّّلِل َما ِف
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada
Allah (menyatakan kebesaran Allah) dan Dialah yang MahaPerkasa lagi
Maha Bijaksana”.
Nama al-Hakim menunjukkan sebuah makna yang agung yaitu adil dan
bijaksana dalam segala ketetapan dan hukum-hukumnya. Allah Maha bijaksana
dan adil, Hanya Allah-lah yang berkuasa untuk menghukumi segala sesuatu.
Hukum dan ketentuan-Nya berlaku bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Semuanya tunduk pada ketentuan dan ketetapan-Nya tanpa ada yang
menolaknya sedikitpun. Maha Bijaksana Allah, yang menentukan rezeki dan yang
E. Penutup
Al-Hakim menunjukkan sebuah makna yang agung yaitu adil dan bijaksana
dalam segala ketetapan dan hukum-hukumnya. Allah Maha bijaksana dan adil,
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan makna al Qawiyy dengan benar
2. Menerapkan perilaku yang meneladani Asma al Husna al Qawiyy dalam
kehidupan sehari-hari
B. Pengantar
Al-Qawiyyu merupakan salah satu nama terbaik Allah Swt yang disebutkan
dalam Al-Qur’an, yang menunjukkan sifat-Nya yang Maha Kuat. Ada sembilan ayat
Al-Qur’an yang mencantumkan sifat itu,yang sekaligus jadi nama-Nya. Misalnya
dalam QS. 58: 20-21.
۠ ى ى ى َّ ُ ى ى ۡ ى َّ ى ۡىى َّ َّ ى ُ ى ٓ ُّ ى َّ ى ى ى ُ ى ُ ٓ ُ ْ ى َٰٓ ى
ٓٓۚ َِب أنىا ىو ُر ُس ِل ى
كتب ٱَّلل ۡلغل٢٠ إِن ٱَّلِين ُيادون ٱَّلل ورسولۥ أولئِك ِِف ٱۡلذلِني
C. Uraian Materi
1. Pengertian Al-Qawiyyu
Secara bahasa, kata "Al-Qawwi" berasal dari akar kata "qawwa" dalam
bahasa Arab, yang memiliki arti "kuat" atau "perkasa." Oleh karena itu, makna
Asmaul Husna "Al-Qawiyyu" adalah "Yang Maha Kuat" atau "Yang Maha Perkasa."
Dalam konteks keagamaan Islam, Al-Qawiyyu menggambarkan kekuatan mutlak
dan sempurna Allah, yang mencakup kekuatan-Nya dalam segala hal, baik secara
fisik maupun spiritual.
Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang
yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan)
dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.
b. Qs. Al-Hajj ayat 74
2. Meneladani Al-Qawiyyu
Sesungguhnya Allah memberikan manusia kemampuan atau kekauatan,
kekutan itu akan terpuji jika disertai dengan sifat amanah/dipercaya. Demikian
juga ketika Allah menyipati Jibril dalam firman-Nya:
Ketika meneladani sifat ini, seorang hamba harus terlebih dahulu menyadari
bahwa sumber kekuatan adalah Allah Swt. Apa yang menyertai makhluk dari
kekuatan hanya sekelumit dari yang dianugrahkan Allah kepadanya, karena itu
sebagaimana dijelaskan oleh Quraisy Shihab dalam bukunya Menyingkap Tabir
Ilahi bahwa “Jika kekuatan anda mengundang anda menganiaya orang lain, maka
ingatlah Allah yang menganugrahkannya kepada anda dan ingat pula kekuatan
Allah terhadap diri Anda.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi keutamaan shalat berjamaah, diharapkan
peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan dasar hukum shalat berjamaah
2. Mengidentifikasi ketentuan shalat berjamaah
3. Menganalisis keutamaan shalat berjamaah
B. Pengantar
Apakah perbedaan antara shalat sendirian (munfarid) dengan shalat
berjamaah? Ya, di antaranya adalah shalat berjamaah terdiri dari imam dan
makmum. Sedangkan shalat munfarid hanya sendirian, tanpa ada istilah imam
atau makmum. Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian. Bahkan
Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam hadisnya, shalat berjamaah lebih baik
27 derajat dibandingkan dengan sendirian. Maka beruntunglah orang-orang
yang melaksanakan shalat berjamaah karena mendapat kemuliaan dan pahala
yang besar. Apalagi shalat berjamaah dilaksanakan di bulan Ramadhan, tentu
pahal yang Allah berikan niscaya dilipatgandakan. Bagaimana ketentuan shalat
berjamaah dan apa saja keutamaannya? Berikut penjelasannya.
C. Uraian Materi
1. Pengertuan dan Hukum Shalat Berjamaah
Secara bahasa, jama`ah berarti kumpulan atau bersama-sama. Sedangkan
secara istilah, shalat jamaah berarti shalat yang dilaksanakan secara bersama-
sama oleh dua orang atau lebih, salah satunya menjadi imam dan yang lain
menjadi makmum.
Ulama berbeda pendapat tentang hukum shalat berjamaah. Ada yang
mengatakan fardhu 'ain, sehingga orang yang tidak ikut shalat berjamaah
berdosa. Ada yang mengatakan fardhu kifayah sehingga bila sudah ada shalat
Ingat! Shalat berjamaah ke masjid, lakukan pula adab masuk masjid, seperti
memasuki masjid mendahulukan kaki kanan, membaca doa memasuki
masjid, lalu shalat tahyatul masjid.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi Rasulullah saw sebagai Pemimpin
diharapakan para santri dan santriwati dapat :
1. Menjelaskan makna pemimpin secara umum
2. Menjelaskan ciri -ciri pemimpin dalam Islam
3. Mengaplikasikan prilaku baik dari Rasulullah saw sebagai pemimpin dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Pengantar
Kepemimpinan telah berkembang sejalan dengan kemajuan peradaban
manusia sejak zaman para Nabi. Kerjasama antara manusia berdasarkan unsur
kepemimpinan sudah mulai diciptakan pada masa Rasulullah saw. Menurut
Overton kepemimpinana adalah kemampuan untuk memperoleh kepercayaan
penuh penuh dan kerjasama dengan orang laindi tempat kerja. Setiap pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinan memiliki keunikan masing-masing. Menurut
Harsey dan Blanchard, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tindakan
seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan dalam kondisi tertentu.
C. Uraian Materi
1. Arti Pemimpin
Sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa kita adalah seorang pemimpin. Hal
ini tidak mempedulikan apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahannya,
strata pendidikannya, darimana sukunya berasal, dan berapa penghasilannya per
bulannya. Kita murni terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di lingkup
organisasi maupun lingkup kecil keluarga tersayang atau dalam lingkup yang
lebih kecil lagi, diri kita pribadi. Kita selalu dituntut tampil dengan baik sebagai
seorang pemimpin. Pemimpin yang bisa mengayomi, pemimpin yang bisa
melindungi dan menjadi teladan bagi pengikut atau orang yang dipimpinnya.
Dalam hadis Nabi SAW bersabda:
D. Penutup
1. Kepemimpinan dalam Islam harus mampu mencontoh kepemimpinan yang
pernah ditampilkan oleh Rasulullah saw. Beliau berhasil menampilkan dan
menerapkan management yang paripurna. Beliau menerapkan dan
menegdepankan teori kepemimpinan dengan berdasarkan pada nilai-nilai
Shidiq, tabligh, amanah dan fathanah.
2. Dalam usaha melahirkan pemimpin yang berkarakter harus memenuhi
unsur-unsur: tidak egois, jujur dan disiplin, ikhlas, sabar, mamapu
merealisasikan nilai-nilai kesyukuran, rasa tanggung jawab, rela berkorban,
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu:
1. Mengenal kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
2. Meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
B. Uraian Materi
1. Biografi Seorang Umar bin Abdul Aziz
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memiliki nama lengkap Umar bin Abdul Aziz
bin Marwan bin Hakam bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdisysyams bin Abdil
Manaf. Dia dikenal dengan sejumlah gelar termasuk Al-Imam, Al-Hafizh, Al-
Allamah, Al-Mujtahid, Az-Zahid, Al-Abid, As-Sayyid, Amirul Mukminin Haqqan,
Abu Hafsh, Al-Qurasyi, Al-Umawi, Al-Madani, kemudian Al-Mishri, Al-Khalifah,
Az-Zahid, Ar-Rasyid, dan Asyajj Bani Umayyah. Dia dilahirkan pada tahun 61 H
dan meninggal dunia pada tahun 101 H. Ayahnya, Abdul Aziz bin Marwan, pernah
memimpin kota Mesir selama sekitar dua puluhan tahun, dan itulah tempat
kelahiran Umar. Ayahnya memiliki keturunan yang mulia, menjalani kehidupan
yang baik selama masa mudanya, dan Abdul Aziz sangat mencintai hadis-hadis
Rasulullah. Ia sering hadir di majelis Abu Hurairah dan sahabat-sahabat lainnya.
Sementara ibunya adalah Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khaththab. Dia
merupakan cucu amirul mukminin
Umar bin Khatab dari jalur ibunya,
Umar bin Abdul Aziz juga dikenal
dengan sebutan Umar II.
Ciri fisiknya meliputi warna
kulit, di mana beberapa orang
menyatakan bahwa kulitnya
berwarna kecoklatan, tetapi ada
juga yang menyebutkan bahwa
Gambar 1: https://kalam.sindonews.com/read/600125/70/duka- warna kulitnya adalah putih. Selain
umar-bin-abdul-aziz-ketika-diangkat-menjadi-khalifah-
1636971089 itu, wajahnya tergolong tampan,
Umar bin Abdul Aziz melakukan beberapa usaha penting selama menjadi
Khalifah Bani Umayyah. Pertama-tama, dalam bidang Agama, beliau aktif dalam
membangkitkan kembali ajaran Al-Qur’an dan sunnah. Umar menjalin kerjasama
erat dengan beberapa ulama terkemuka, termasuk Al-Hasan Al-Bashri dan
Sulaiman bin Umar. Selain itu, beliau serius dalam menerapkan syariah Islam.
Dalam bidang politik, Umar menerapkan kebijakan yang mengutamakan nilai
kebenaran dan keadilan. Beliau mengirim utusan ke berbagai wilayah untuk
memastikan bahwa gubernur menjalankan tugasnya dengan baik dan adil.
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu:
1. Memahami konsep kepemimpinan Minangkabau
2. Meneladani kepemimpinan Minangkabau dalam konteks kekinian
B. Pengantar
Minangkabau adalah salah satu suku bangsa di antara suku bangsa
lainnya di Indonesia. Daerah ini terletak di pesisir barat pulau Sumatera,
tepatnya di Provinsi Sumatera Barat. Daerah ProvinsiSumatera Barat identik
dengan alam Minangkabau. Minangkabau denganadat, pranata masyarakatnya,
termasuk daerah yang unik di Indonesia. Garis keturunan bersifat matrilinial
(keturunan ibu). Yaitu suku seseorang dan harta pusaka yang dimiliki
berdasarkan garis keturunan ibu. Selain dikenal dengan keunikan keturunan
matrilinial, masyarakat Minangkabau juga terkenal dengan sifat gotong royong
dan tenggang rasa. Kondisi sosial budaya yang kompleksini menjadikan alam
Minangkabau dikenal mempunyai struktur masyarakat yang teratur pula.
Susunan masyarakatnya tertata mulai dari kelompok yang kecil sampai yang
besar, yaitu keluarga, korong, dusun, kampung, nagari, laras, luhak, dan alam.
Sebuah nagari biasanya berisikan berbagai suku. Di sini, suku bukanlah
merupakan unit teritorial. Kesatuan teritorial yang merupakan daerah otonom
adalah nagari. Setiap nagari mempunyai sebuah balai adat, mesjid, pandam
perkuburuan, medan laga,tapian mandi, jalan raya atau setapak, dan lapangan
untuk berolah raga dan berkesenian.
Selain susunan masyarakat yang tertata di atas, hal yang menarik
lainnya adalah adat Minangkabau itu sendiri, dimana ‘adat’lah yang menjadi
‘falsafah’ hidup orang-orang Minangkabau (Yakub, 1991:9). Falsafah hidup
kemasyarakatan adat yang dimaksud adalah ‘kebersamaan’.Artinya masyarakat
senasib sepenanggungan, berat sama dipikulringan sama dijinjing.
C. Uraian Materi
Tambo Minangkabau adalah sebuah karya sastra sejarah, menceritakan
sejarah asal-usul suku bangsa, asal-usul negeri serta adat istiadat negeri
Minangkabau. Teksnya menggunakan bahasa Melayu yang banyak pengaruh
bahasa Minangkabau, dan berbentuk bahasa prosa biasa, bukan bahasa
berirama. Cerita berawal dari asal usul raja Minangkabau yangdimulai dari Nabi
Adam. Dariperkawinannya dengan Siti Hawa, Adam mempunyai 39 orang anak.
Anaknya yang bungsu, Iskandar Zulkarnain, menikah dengan bidadari dari surga.
Dari hasil pernikahannya dengan bidadari, Zulkarnain mempunyai tiga orang
putra, yaitu Sultan Sri Maharaja Alif, Sultan Sri Maharaja Dipang, dan Sultan Sri
Maharaja Diraja. Setelah baliq ketiga putra Zulkarnain sepakat untuk berlayar,
tepatnya di pulau Langkapuri antara Bukit Siguntang. Singkat cerita akhirnya
Sultan Sri Maharaja Dipang menjadi raja di negeri Cina, Sultan Sri Maharaja Alif
menjadi raja di negeri Rum, dan Sultan Sri Maharaja Diraja menjadi raja di
Minangkabau.
Dalam silsilah Datuak Katumanggungan, Datuak PerpatihSabatang, dan
Datuak Sri Maharajo Nego-Nego disebutkan bahwa Daulat yang Dipertuan
menikah dengan Indojati di Pariangan Padang Panjang, dan mempunyai seorang
anak laki-laki. Setelah Daulat yang Dipertuanmangkat, Indo Jati menikah lagi
dengan Cati Bilang Pandai. Dari pernikahannya dengan Cati BilangPandai, Indo
Indo Jati
Indo Jati adalah putri keindraan. Sesuai namanya, Indo Jati berarti indra sejati.
Dalam cerita disebutkan bahwaAllah yang mengeluarkan Indo Jatidari surga.
Indo Jati menikah dengan Daulat Yang Dipertuan. Anaknya bernama Datuak
Katumanggungan.Kemudian Indo Jati menikah lagi dengan Cati Bilang Pandai,
anaknyabernama Datuk Perpatih Sabatang.
Artinya:
“… Beberapa lama kemudian datang seorang Nakhoda Besar ke Pulau
Perca dengan membawa dua ekor unggas, seekor jantan dan seekor
betina. Kedua ekor unggas ini sama bentuk dan rupanya, sama besarnya,
dan sama juga paruh serta bunyinya.Nakhoda Besar itu menuju Tanjung
Sungayang (di pangkal buni namanya). Dengan datangnya Nakhoda Besar
maka mufakatlah segala isi alam yang ada di daerah Tanjung Sungayang.
Berkata Nakhoda besar kepada Puti Reno Sudah: “Mari kita bermain
tebak-tebakan tapi tak ada taruhannya. “Baiklah”, Cati Reno Sudah pun
menerima ajakan Nakhoda Besar.
Kemudian mereka berkumpul di tengah lapangan untuk bertebak-
tebakan. Orang banyak dan segala isi alam ikut merapatkan diri untuk
menyaksikannya. Orang-orang minta Datuk Suri Dirajo untuk bicara.
Pituah Datuk Suri Dirajo, “Apa kata Nakhoda Besar, mana yang jantan,
mana yangbetina?” Berpikirlah orang yang menyaksikan dengan segala isi
alam. Saat itu pun Datuk Suri Dirajo berkata kepada segala isi alam ini
“Beri makan olehmu kedua unggas ini, mana yang kuat makannya dan
yang besar tanduknya, maka itulah yang jantan.”
Dalam kutipan “...makamufakatlah segala isi alam...” menunjukkan bahwa
mufakat yang dilaksanakan bukan hanyamusyawarah orang-orang besar tetapi
adakalanya dihadiri juga oleh semua lapisan masyarakat. Jika suatu pertemuan
yang dihadiri oleh semua lapisan masyarakat, laki-laki danperempuan, tua dan
muda, semua berhak mengemukakan pendapatnya. Mereka yang muda bukan
hanyasebagai anggota rapat atau musyawarah. Dengan arti kata,musyawarah
memang dipimpin oleh orang yang dituakan tetapi hasil selalu diputuskan
bersama (dimufakatkan). Di sini terlihat karakteristik yang khas yaitu yang
gemar bermufakat dengan bawahan untuk kepentingan bersama merupakan
kharismatik si tokoh dalam tambo Minangkabau ini.
Dalam bagian cerita asal usul negeri bernama Pariangan Padang
Panjang juga terlihat azaz mufakat yang dipakai oleh pemimpin bersama
masyarakatya saat itu. “...maka lamalah antaranya, makakembanglah segala anak
raja tadi:
maka dikeluarkan Allah rusa seekor dari dalam laut itu kepada negeri itu;
maka diparangkan Allah Taala kakinya kepada tepi negeri itu. Maka
mufakatlah segala isi negeri itu kepada Datuak Suri Dirajo karano lah habis
pendapat isi negeri itu. Maka berkatalah Datuak Suri Dirajo. Terlebih
mudah mengambil rusa itu, maka ambil olehmu rotan sehelai maka perbuat
Bijaksana
Di samping memiiliki karakteristik senantiasa bermufakat, pemimpin
yang menjadi tokoh dalam cerita Tambo Minangkabau jugapemimpin-pemimpin
yang bijaksana. Pepatah Minang “tapuang jan taserak, rambuik jan putuih”
(tepung jangan berserak, rambut jangan putus), pemimpin sangatlah pandai
mempergunakan sesuatu menurut sifat dan keadaannya. Ibarat anak buah,
kemenakan, dan orang kampung yangbanyak mempunyai sifat dan kelakuan
yang bermacam-macam pula, maka penghulu sebagai pemimpin hendaklah
benar-benar memperhatikan sifat dan kelakuan itu.
Sifat kebijaksanaan ini terlihat dari bagian cerita tentang asal usul
harta pusaka diwariskan kepada kemenakan. Ketika datuak nan bertiga pulang
ke Pariangan Padang Panjang,saat itu pusaka diturunkan kepada anak semuanya.
Ketiganya sudah merasa tua, dan mereka berpikir bahwa umurnya mungkin
tidak berapa lama lagi. Setelah datuak bertiga itu rapat di Balairung Panjang dan
putusannya Datuak Parpatih Sabatang dan Datuak Katumanggungan untuk
berlayar ke Tiku, Pariaman, dalam perjalanannya menuju Pariaman, perahu yang
mereka tumpangi tertahan di pasir karena saat itu pasang surut. Dengan penuh
harapan saat itu Datuak Parpatih Sabatang dan Datuak.
Katumanggungan minta tolong kepada anaknya agar anak-anak mereka
“...mako berkata Cati Bilang Pandai, “Hai datuak nan baduo janganlah
dipulangkan pusako kepada anak cucu semuanya, melainkan pulangkan
pusako itu kepada kemenakan semuanya.” Maka berkata DatuakParpatih
Sabatang, “Hai Cati BilangPandai, apa sebabnya demikian?”Maka berkata
Cati bilang Pandai, “Ampun beribu kali ampun, sekali wa beribu kali
ampun, karena lah sudahdicobai segala anak kamahelo perahu tiada mau
anak. Itulah sebabnya maka pindah adat yang teradat, eloklah kembalikan
di datuak pusaka sawah ladang kepada kemenakan, karenabaik saja nan
suka pada anak dan jahat tiada suka pada anak.”
Artinya;
“… berkata Cati Bilang Pandai, “Hai Datuk yang berdua, janganlah
diberikan pusaka untuk anak cucu, tetapi wariskanlah pada kemenakan
semuanya.” Dan bertanyalah Datuk Perpatih Sabatang saat itu, “Apa
sebabnya demikian?” Cati Bilang pandai pun menjawab “Ampun beribu
kali ampun, karena setelah diketahui bahwa tidak seorang pun anak yang
mau menarik perahu. Itulah sebabnya maka pindah adat yang teradat.
Sebaiknya kembalikanlah oleh datuk pusaka sawah ladang pada
kemenakan. Anak maunya hanya pada yang senang-senang saja, tetapi
tidakmau menerima kesulitan.”
D. Penutup
Dari pembahasan konsep kepemimpinan yang ada dalam cerita Tambo
Minangkabau terlihat bahwa kepemimpinan beberapa penghulu itu adalah
bentuk kepemimpinan yang ideal di alam Minangkabau, berkarismatik, dan
berorientasi padaadat tradisi. Mereka senantiasamelakukan mufakat dalam hal
apa pun. Sesuatu hal diputuskan selalu dimusyawarahkan atau dimufakatkan
dengan masyarakat. Sesuai tendens (amanat) dalam Tambo Minangkabau ini
terlihat bahwa mufakat yang dikehendaki dalam suatu kelompok adalah mufakat
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu:
1. Menjelaskan cara menghadapi orang yang sakaratul maut
2. Mengidentifikasi penyelenggaraan jenazah
3. Mempraktikkan penyelenggaraan jenazah, khususnya mengkafani dan
menyalatkan
B. Pengantar
Hukum penyelenggaraan jenazah adalah fardhu kifayah, di mana
beberapa orang saja yang mampu menyelenggarakan jenazah tersebut maka
gugurlah kewajiban masyarakat setempat. Sebaliknya jika tak seorang pun yang
bisa melaksanakan kewajiban ini, mereka semua penduduk kampung tersebut
menanggung dosanya. Karena itu, setiap muslim seharusnya memiliki ilmu
tentang penyelenggaraan jenazah tersebut.
Beruntunglah orang tua di mana ketika Allah menjemput ajalnya, anak-
anak kandungnya mampu menyelenggarakan jenazah orang tua tersebut.
Sebaliknya alangkah merugi dan sedihnya orangtua yang memiliki anak sukses
secara duniawi tetapi tidak mampu dan tak berilmu tentang penyelenggaraan
jenazah orangtuanya.
Untuk itu, pelajarilah materi ini dengan sebaik-baiknya. Baca dan pahami,
lalu praktikkan bersama teman kelompok mu, terutama prakti mengkafani,
memandikan dan menyalatkan jenazah.
C. Uraian Materi
1. Cara Menghadapi Orang Sedang Sakaratul-Maut
Apabila seseorang mengalami sakit dan saat-saat meninggalkan dunia
yaitu ihtidhar (detik-detik kematian), maka disunahkan bagi keluarganya
melakukan beberapa hal:
2) Mayit diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan atau balai agar tidak
terkena percikan air atau basuhan yang telah mengalir dari tubuhnya
dengan posisi tidur terlentang seraya menghadap kiblat, tengkuk diangkat
sedikit agar air dapat mengalir
3) Dimandikan di tempat yang tertutup dan tidak boleh ada yang masuk
kecuali yang memandikan dan pembantunya. Caranya agar tubuh mayat
ditutup atau dilapisi dengan kain tipis agar auratnya atau sesuatu yang
buruk dalam tubuhnya tidak terlihat. Sesuai dengan hadits dari Aisyah
RA., ia berkata: Ketika para sahabat ingin memandikan jenazah Rasulullah
SAW, mereka berbeda pendapat. Mereka berkata: “Kami tidak tahu apakah
kami membuka pakaiannya sebagaimana kami membuka pakaian saudara
kami yang meninggal?”. Ketika mereka sedang berselisih pendapat, Allah
telah menidurkan mereka sampai sampai dagu mereka tertunduk ke dada.
Kemudian berkata seseorang dari sebelah rumah dan mereka tidak
mengetahui siapa dia, dia berkata: Mandikanlah Nabi dengan berpakaian.
(HR Bukhari Muslim).
4) Apabila ketika memandikan melihat sesuatu yang bagus pada diri mayat,
maka boleh untuk dibicarakan. Namun sebaliknya apabila melihat sesuatu
yang buruk pada diri mayit, maka tidak boleh dibicarakan, sebab hal itu
termasuk ghibah.
5) Pada waktu memandikan diusahakan bagi yang memandikan sedapat
mungkin tidak melihat pada aurat mayat, sebagaimana tidak boleh
melihat aurat orang hidup maka bagi yang sudah mati lebih mulia untuk
tidak dilihatnya.
6) Dimandikan dengan air bersih dicampur dengan bidara.
7) Perut mayit ditekan dengan tangan kiri agar kotoran yang ada di dalam
perutnya keluar, atau dengan cara didudukkan. Kemudian menuangkan
air dan membersihkan kotoran. Hal ini dilakukan agar kotoran tidak
keluar lagi setelah dimandikan.
8) Mayat direbahkan telentang kembali untuk dibersihkan aurat depan dan
belakangnya, dan daerah sekitarnya dengan tangan kiri yang telah
terbungkus kain
9) Kemudian mengambil kain berikutnya untuk membersihkan gigi dengan
jari telunjuk dan membersihkan lubang hidungnya dari kotoran.
c. Shalat Janazah
Shalat atas mayat hukumya fardhu kifayah secara ijma’ menurut hadist
yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA ia berkata: “Dari Imron bin
Hushain RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya saudara kalian
An-Najasyi telah meninggal dunia, mari kita bersama menshalatkanya”” (HR
Muslim).
Syarat shalat atas mayat:
1) Syarat-syarat shalat yang juga menjadi syarat shalat mayat, seperti
menutup aurat, suci badan dan pakaian, dan menghadap kiblat.
2) Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani
3) Letak mayat itu di sebelah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali kalau
shalat itu dilaksanakan di atas kubur atau shalat ghaib.
Rukun shalat jenazah. Dalam kitab fahtul mu’in dijelaskan ada tujuh
rukun shalat jenazah, yaitu:
(1) Niat,
(2) Berdiri bagi yang mampu,
(3) Empat kali takbir,
(4) Membaca surat al-Fatihah,
d. Menguburkan/Memakamkan Mayat
Memakamkan mayat hukumnya fadhu kifayah baik mayat itu muslim
atau kafir secara ijma’, Karena merupakan suatu penganiayan dan penghinaan
jika dibiarkan mayat manusia seperti seperti bangkai binatang, dan
penghormatan terhadap manusia baik muslim atau kafir adalah satu dasar
ajaran Islam. Adapun mayat seorang Muslim lebih utama jika dimakamkan di
pemakaman muslimin, sebagaimana Rasulullah SAW memakamkan mayat di
pemakaman al-Baqi’ di Madinah. Hal ini dilakukannya agar mendapat do’a dari
orang yang melewati dan para peziarah.
Cara memakamkan mayat
1) Cara pertama paling minimal, mayat diletakkan dengan menghadap ke
kiblat dan dimiringkan kesamping kanan di sebuah lubang yang dapat
terhindar dari bau dan terjaga dari binatang buas.
2) Cara kedua paling sempurna penguburan mayat yaitu, dengan meluaskan
dan menggali kuburan sedalam empat hasta (kurang lebih 2 meter). Dari
Hisyam bin Amir RA: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada
mereka (para sahabat) pada waktu peperangan Uhud: “Galilah (lubang)
agak dalam dan luaskanlah, ” (HR Abu Dawud – hadits hasan)
3) Dibuatkan lubang lahad (lubang penyimpanan mayat) di dasar kuburan
sebelah kanan.Dari Saad bin Abi Waqqash RA, ia berkata saat-saat
sebelum wafatnya: “Buatkanlah bagiku lubang lahad, lalu uruklah tanah
kepadaku sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW” (HR
Muslim)
4) Setibanya di pekuburan, mayat dikeluarkan mulai dari kepalanya secara
perlahan-lahan. Bagi orang yang memasukkannya kedalam pemakaman
disunahkan membaca:
D. Penutup
Demikianlah penyelenggaraan jenazah yang mesti dipahami oleh setiap
muslim untuk dapat diterapkan jika ada sesama muslim yang wafat. Ibadah ini
bisa dilaksanakan sering atau malah jarang, sesuai dengan ajal yang menimpa
saudara-saudara kita. Karena itu, materi ini patut diulang-ulang sehingga kapan
pun ada saudara sesama muslim yang wafat, maka muslim lainnya yang masih
hidup siap menyelenggarakan jenazah tersebut mulai dari memandikan,
mengkafani, menyalatkan hingga menguburkan.
Rasulullah SAW bersabda:
:اّلِلُ َعلَأي َه َو َسلَّ َم
َّ صلَّى ََّ ول َّ َع أن أََِب ُهَريأ َرةَ َر َض َي
َ اّلِل ُ ال َر ُس
َ َ ق:ال
َ َاّلِلُ َعأنهُ ق
َ َ وما الأ َقْياط: قَيل.ان
َ َ ومن َش َه َد ح ََّّت تُ أدفَن َكا َن لَه قَْياط،اجلنَ َازةَ ح ََّّت يصلَي فَلَه قَْيا ٌط
ان؟ َ ََ َ َ ُ َ َ َم أن َش َه َد أَ َ ُ َ َ ُ َ َ َ أ
َ ّي الأ َع َظيم أ
.ّي َ َمثأ ُل أ:ال
َ اجلَبَ لَ أ َ َق
Barang siapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut menyalatkannya
maka baginya pahala satu qirath, dan barang siapa yang menyaksikan
jenazah hingga ikut menguburkannya maka baginya pahala dua qirath.
Ditanyakan kepada beliau: Apa yang dimaksud dengan dua qirath? Beliau
menjawab: Seperti dua gunung yang besar. (HR. Bukhari).
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diaharapkan peserta didik mampu:
1. Mengenal problematika remaja di media sosial
2. Memahami perilaku cerdas bermedia sosial
3. Memanfaatkan sosial media secara positif
B. Pengantar
Remaja dan Media Sosial
Media sosial saat ini sangat populer dan digunakan oleh banyak orang.
Media sosial merupakan bentuk teknologi komputer yang memungkinkan kita
untuk berkomunikasi dengan banyak orang, berbagi informasi, ide, dan juga
ekspresi diri. Semua ini dapat dilakukan melalui komunitas dan jaringan online.
Dengan kata lain, media sosial adalah cara kita untuk terhubung dengan banyak
orang dan berbagi berbagai hal menarik, seperti foto atau video, melalui situs web
jejaring sosial dan aplikasi microblogging. Dapat dikatakan juga bahwa media
online ini dapat memudahkan para penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi,
dan menciptakan konten seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki termasuk dalam kategori media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat global. Definisi lain menyebutkan
bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial,
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Pengertian media sosial mencakup sejumlah alat komunikasi
dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang
sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam.
Kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial sangat menarik, sehingga
tidak mengherankan jika banyak orang memiliki beberapa akun di media sosial.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna media sosial yang tinggi di Indonesia,
seperti yang dilaporkan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) pada tahun 2016. Beberapa media sosial yang populer di Indonesia
Perkembangan saat ini tidak hanya terjadi di situs internet, tetapi juga
termanifestasi dalam penggunaan berbagai aplikasi di handphone dan
smartphone yang mirip dalam fungsi dengan media sosial di internet.
Dampaknya, pembatasan dalam kehidupan sosial mungkin menjadi tidak
terdefinisi atau kabur. Walaupun sebenarnya, dalam kehidupan sosial,
terdapat berbagai batasan seperti norma dan tata krama. Berikut beberapa
etika yang perlu diperhatikan dalam menggunakan sosial media:
a. Hindari dan jangan bagikan informasi yang langsung terkait dengan hal-
hal tidak pantas dan nudisme dalam bentuk apa pun.
َ ٰ ُْ ََ ٰ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ ََ َ َ
ق ِبن َب ٍا فت َبَّين ْوْٓا ان ت ِصي ُب ْوا ق ْو ًماٌۢ ِبج َهال ٍة فتص ِبح ْوا على َما فعلت ْم ن ِد ِم ْين
ٌۢ اس
ِ ف
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Memahami bahaya tawuran
2. Menghindari perilaku tawuran
B. Pengantar
Sebagai suatu bangsa yang memiliki keragaman melalui Bhineka Tunggal
Ika, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan warisan budaya yang
melibatkan berbagai etnis yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Keberagaman budaya ini tidak hanya terbatas pada kelompok etnis, melainkan
saat ini, generasi muda sebagai pewaris bangsa, juga terlibat dalam membentuk
identitas “budaya” baru, yang disebut sebagai “tawuran”. Istilah “budaya”
digunakan di sini karena tawuran telah menjadi kebiasaan dan tren, bahkan telah
menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di kalangan pelajar.
Kegiatan ini biasanya terjadi setelah sekolah, bahkan saat mereka masih
mengenakan seragam sekolah. Fenomena ini juga disertai dengan pandangan-
pandangan dogmatis yang keliru, seperti anggapan bahwa “jika tidak terlibat
dalam tawuran, maka seseorang dianggap tidak berkepribadian dan tidak trendi”.
Pertarungan dengan kekerasan, yang sering disebut sebagai tawuran, jelas
merupakan cara yang merugikan dan berbahaya untuk menyelesaikan masalah.
Tidak jarang, pertarungan semacam itu menyebabkan cedera serius dan bahkan
kehilangan nyawa karena kekejamannya. Sayangnya, banyak pelajar muda,
termasuk remaja selevel SMP, terlibat dalam tawuran. Mereka tidak segan
membawa senjata tajam dan menggunakan kekerasan untuk melukai atau
bahkan membunuh lawan, mendorong oleh dorongan emosional mereka yang
tidak terkendali. Biasanya, pertarungan semacam itu hanya berakhir ketika
orang-orang di sekitar ikut campur atau pihak berwajib datang untuk menangkap
C. Uraian Materi
1. Mengenal Tawuran
Islam, sebagai agama yang menghormati nilai perdamaian, secara tegas
menolak segala bentuk tindakan tawuran karena dianggap sebagai tindakan
kekerasan yang dapat menyakiti orang lain. Tawuran, yang termasuk perbuatan
keji, melibatkan tindakan saling melukai bahkan bisa berujung pada
pembunuhan, karena dampak buruk yang besar, maka dalam Islam, tawuran
dianggap sebagai perilaku yang dilarang. Penting untuk dicatat bahwa Al-Qur'an
dan hadits menyebutkan larangan terhadap tawuran. Semua bukti yang ada
menegaskan bahwa umat Islam dilarang untuk terlibat dalam tawuran atau
pertikaian satu sama lain.
Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menegaskan larangan terhadap
tawuran dapat ditemukan dalam Surah Al-Hujurat ayat 11, yang menyatakan:
ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ٰ َ ْ َّ َ َ
يٰٓايُّها ال ِذين ا َمن ْوا لا ي ْسخ ْر ق ْوم ِم ْن ق ْو ٍم ع ٰٓسى ان َّيك ْون ْوا خ ْي ًرا ِمن ُه ْم َولا ِن َساۤء ِم ْن ِن َسا ٍۤء ع ٰٓسى ان
َ ْ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُْ ُ ْ ْ ُ َ ُ
َ َّيكَّن َخ ْي ًرا م ْن ُهَّنِۚ َو َلا َت ْلم ُز ْوا ا ْن ُف َسك ْم َو َلا تَ َن َاب ُز ْوا ب ْال َال َقاب ب ْئ
انِۚ َو َم ْن
ِ م ياِ ال دع ب قو س ف ال م اس الِ س ِ ِۗ ِ ِ ْٓ ِ ِ
َ ّٰ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ َّ
ل ْم َيت ْب فاول ِٕىك ه ُم الظ ِل ُم ْون
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-
olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok)
perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok
itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan
julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah
orang-orang zalim.
Tawuran antar pelajar atau remaja semakin sering terjadi sejak
munculnya kelompok-kelompok anak muda yang disebut geng. Mereka tidak
menganggap bahwa perkelahian itu buruk dan bisa mengganggu ketentraman
masyarakat. Sebaliknya, mereka justru merasa bangga jika masyarakat takut pada
geng mereka. Sebagai pelajar yang berpendidikan, seharusnya kita tidak
melakukan tindakan yang buruk seperti itu.
E. Penutup
Sebagai penutup pembahasan mengenai tawuran, kita perlu
merenungkan dampak buruk yang bisa dihasilkan oleh perilaku tersebut.
Tawuran tidak hanya merugikan individu yang terlibat, tetapi juga menciptakan
ketidakamanan di dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk
meningkatkan upaya dalam pencegahan dan penanganannya. Mari bersama-
sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan
memberikan manfaat bagi semua orang. Langkah-langkah seperti edukasi,
partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat, dan perhatian terhadap
kebutuhan emosional dan psikologis siswa dapat membantu membentuk
generasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Dengan bekerja sama dan
kesadaran bersama, kita dapat membentuk masyarakat yang bebas dari
kekerasan dan konflik, serta memberikan ruang bagi pertumbuhan positif dan
pengembangan potensi setiap individu.
A. Tujuan
Selah Memperlajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu;
1. Memahami latar belakang dan konsep Islam Wasathiyah dan Moderasi
Beragama;
2. Mempraktikkan konsep Islam Wasathiyah dan Konsep Moderasi Beragama
dalam pergaulan dan praktik beragama dalam kehidupan sehari-hari
B. Pengantar
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2) menjelaskan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Undang-undang dasar ini kemudian dipertegas lagi melalui Undang 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 22 ayat (2) bahwa Setiap orang bebas
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. UUD 1945 dan UU 39 sebagaimana dijelaskan di atas
menjadi landasan warga negara dalam beragama. Tugas dan tanggung jawab
negara tersebut kemudian menjadi acuan bagi kementrian Agama terlibat dalam
mengelola kehidupan beragama sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan
Presiden No.83 tahun 2015 tentang Kementrian Agama pasal (2) yang berbunyi
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Perpres ini kemudian dilanjutkan dengan menuangkannya
dalam program-program kementrian agama.
Salah satu program prioritas kementrian Agama adalah memperkuat
moderasi beragama. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden 18 tahun
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024. Dalam RPJM tersebut ditetapkan bahwa tugas Kementrian Agama adalah
memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi,
C. Uraian Materi
1. Moderasi Beragama dan Kerancuan Pemahaman?
Pertanyaanya adalah apa itu Islam Wasathiyah dan Moderasi Beragama.
Banyak kalangan tidak tepat menggunakan istilah tersebut yang berujung
kesalahan dalam memahami. Ada yang menyebut modernisasi agama atau
moderasi agama. Penggunaan istilah yang salah ini berdampat munculnya sikap
sinis dan negatif. Padahal istilah yang sesungguhnya adalah moderasi beragama.
Jadi moderasi beragama bukalah dimaksud modernisasi agama, atau moderasi
agama. Penggunaan dua istilah sebelum ini akan mengacaukan maksud dan
pemahaman nantinya. Oleh sebab itu pengacauan istilah ini oleh sekolompok
orang dilatari oleh niat yang tidak baik yang tujuannya adalah mempengaruhi
masyarakat karena modernisasi agama atau moderasi agama diartikan dengan
memodernisasi agama karena agama dianggap tidak sesuai dengan zaman atau
kolot. Ini adalah pemahaman yang keliru padahal Agama khususnya Islam
diyakini adalah agama yang sesuai dengan perkembangan zaman “shalih li kulli
zaman wa makan”, sesuai dengan perkembang dan perubahan zaman. Kesalahan
selanjutnya adalah bahwa ada kesan bahwa moderasi beragama ditargetkan
hanya kepada umat Islam saja. Pendapat ini juga tidak tepat karena kekerasan
dalam agama atau ekstrimisme dalam agama diidap oleh semua agama. Aksi-aksi
terorisme dan tidakan kekerasan atas nama agama tidak hanya dilakukan oleh
penganut agama Islam namun agama-agama lain.
Jadi apa yang sejatinya dimaksud dengan moderasi beragama ini?
Moderasi dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan pengurangan kekerasan dan
penghindaran keekstriman. Dalam bahasa Inggris diartikan dengan core (inti,
esensi) dan standar (etika). Sementara dalam bahasa arab dimaknai dengan
wasath yang sesuai dengan padanan kata tawassut (tengah-tengah), I’tidal (adil)
dan tawazun (berimbang). Jadi kalau digabungkan kata moderasi dan beragama
makan pemahamannya adalah adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama
dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama
yaitu melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum,
3. Islam Wasathiyah
Kata wasathiyah (moderasi) dalam Islam bukanlah sesuatu yang asing.
Kalau diteliti lebih dalam dalam Al-Quran, maka ditemukan perintah terhadap
umat Islam untuk menjadikan moderasi (wasathiyah) sebagai identitas dalam
praktik beragama. Jadi moderasi dalam beragama adalah pilihan hidup dalam
beragama di tengah masyarakat Indonesia yang plural dan multietnis ini.
Sebagai sebuah negara Indonesia dilahirkan dengan perjuangan dan
revolusi fisik yang penuh pengorbanan dan tumpah darah. Perjuangan panjang
tersebut menyisakan kesadaran akan hakikan kemerdekaan, persatuan,
kebersamaan dan anti kekerasan. Berkat rahmat Allah Yang maha Kuasa
kemerdekaan bangsa ini diraih. Kemudian perlu diketahui sebelum Indonesia
ْ ُّ ى ۡ ُ ى ى ى ُّ ْ ى ٗ ى ى ْ ُّ ُ ۡ ى ۡ ى ۡ ى ى ى َّ ْ ى ۡ ٓ ى ى ى ْ ُ ۡ ُ ۡ ى َٰٓ ى ۡ ى ۡ ى ى ى
ٱۡل ِق ىوَل تتب ِ ُع ٓوا أه ىوا ىء ق ۡو ٖم ق ۡد ضلوا ِمن قبل وأضلوا كث ِۡيا وضلوا ب َل تغلوا ِِف دِين ِكم غۡي ِ ٰقل يأهل ٱلكِت
َّ ٓ ى ى ى
ِ ِ عن سواءِ ٱلسب
يل
Artinya: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia),
dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
Kata wasth/wasath ( ) وسطdan kata turunannya yang telah dipaparkan di
atas dalam Al-Qur’an terdapat di dalam lima tempat. Kelimanya ialah ummatan
washatan dan al-wustha dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 143 dan 238, ausath dalam
Q.S. Al-Maidah [5]: 89; ausathuhum di Q.S. Al-Qalam [68]: 28, serta wasathna
dalam Q.S. Al-’Adiyat 100]: 5.
Namun yang menjadi ayat kunci mengenai dan populer dikalang ulama
adalah sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam QS Al-Baqarah (2): 143
ۡ ۡ ىى ٗ ى ى ُ ى َّ ُ ُ ى ى ۡ ُ ى ُ ُ ْ ُ ٓ ىى ٗ ٗ ُ ُ ٰ ى ى ىٰ ى ى ى ۡ ى
ك ۡم ش ِهيداۗ ىو ىما ىج ىعل ىنا ٱلق ِۡبلة اس ويكون ٱلرسول علي ِ َّك ۡم أ َّمة ىو ىسطا ِّلىكونوا ش ىه ىدا ىء لَع ٱّل وكذل ِك جعلن
ى ى ۡ ى ى ى ً َّ ى ى َّ ى ى ٰ نقل ُِب ى ى
َّ ُ ى ى ى ۡ ى ٓ َّ ى ۡ ى ى ى ى َّ ُ َّ ُ ى َّ ى ى
ِين ه ىدى لَع ىعق ىِب ۡي ۚٓهِ ِإَون َكنت لكبِۡية إَِل لَع ٱَّل ٱل ِِت كنت عليها إَِل ّلِ علم من يتبِع ٱلرسول مِمن ي
ٞ ُ ىى ك ۡم إ َّن َّ ى
ُ ٱَّلل ِِلُ ى ى ى َّ َّ ُ ى ى ى
ٞ وف َّرح
ِيم اس لرء ِ َّٱَّلل بِٱّل ِ ۡۚ ضيع إِيمٰن ِ ُ ٱَّللۗ ىوما َكن
Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami
tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-
nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.
ى ى ُ ۡ ى ى ۡ ُ ى ى ًّ ى ى ۡ ى ۡ ى ى ُّ ْ ۡ ى ۡ ى ى ۡ ُ ى ۡ ُ ۡ ى ۡ ۡ ى َّ ى ى ى ۡ ى ى
ٱس ىتغف ِۡر ل ُه ۡمب َلنفضوا مِن حول ِكۖ فٱعف عنهم و ِ فبِما رۡحةٖ مِن ٱَّللِ ّلِ ت لهمۖ ولو كنت فظا غل ِيظ ٱلقل
ِب ٱل ۡ ُم ىت ىو ِّك ى
ُّ ٱَّلل ُُي َّ ۡ ى ۡ ى ى ى ى ۡ ى ى ى َّ ۡ ى ى
ٱَّللِ إ َّن َّ ى ۡ ُۡ ىى
ِني ِ ۡۚ وشاوِرهم ِِف ٱۡلم ِرِۖ فإِذا عزمت فت ىوَّك لَع
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
Kesembilan, I’tiraf al urf (ramah budaya) artinya umat Islam diwajibkan
tetap menjaga tradisi dan melestarikan budaya yang sesuai dengan ajaran Islam.
Sedangkan budaya yang kosong tanpa warna agama, maka hendaknya diwarnai
dengan nilai-nilai Islam. Sementara budaya yang bertentangan dengan Islam,
wajib diubah secara bijak (ramah), dengan memperhatikan kearifan lokal dan
selanjutnya menjadi bersih dan positif dari unsur-unsur yang bertentangan
dengan Islam. Nilai moderasi beragama, di antaranya adalah ramah budaya.
Islam mengakui dan menghargai budaya yang ada dalam masyarakat, karena
budaya itu sendiri adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
sosial budaya pada masyarakat.
Tentang ramah budaya ini bisa dilacak dalam QS al Hujarat (49):13 yang
berbunyi
َّ ى
ِِند ٱَّلل
ۡ ى ى ى ُ ى ٰ ى ى ى ۡ ى ٰ ُ ۡ ُ ُ ٗ ى ى ى ٓ ى ى ى ى ُ ٓ ْ َّ ى
ُ ك ىر ىم
ك ۡم ع كم مِن ذك ٖر وأنَث وجعلنكم شعوبا وقبائِل ّلِ عارف ۚۡوا إِن أ ُ ٰاس إنَّا ىخلى ۡق ىن ُ َّيى َٰٓ ىأ ُّي ىها ٱّل
ِ
ِٞيم ىخبۡي ك ۡم إ َّن َّ ى
ٌ ٱَّلل ىعل ُ ىۡى
ِ ِ ۡۚ ٰ أتقى
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
F. Penutup
Demikianlah konsep Islam wasathiyah yang mesti dipraktikkan oleh umat
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama menjadi akhlak setiap
umat Islam yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
persaudaraan saat berinteraksi dengan sesama manusia sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW.
Website:
http://perjalananhidupqu.blogspot.com. Diakses 25 Februari 2014)
https://bdkpalembang.kemenag.go.id/artikel/kepemimpinan-dalam-perpektif-
islam
https://islam.nu.or.id/khutbah/perintah-dan-manfaat-solat-berjamaah-2tYBH
https://islam.nu.or.id/shalat/kapan-sebaiknya-makmum-membaca-al-fatihah-
dalam-shalat-gNZQl
https://islam.nu.or.id/syariah/jihad-dan-tawuran
https://muhammadiyah.or.id/keutamaan-tatacara-shalat-berjamaah/
https://www.daaruttauhiid.org/adakah-hukum-tawuran-dalam-islam/
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6997704/7-dalil-tentang-
pemimpin-menurut-al-quran-dan-hadits.
https://apps.detik.com/detik/
http://perjalananhidupqu.blogspot.com, 25 Februari 2014