Anda di halaman 1dari 21

Perancangan

Mungkin kebanyakan orang akan bingung dalam menggunakan istilah perencanaan dan
perancangan atau bahkan kalian termasuk orang yang kerap kali menggunakan kedua istilah ini
tanpa mengetahui maknanya....eitsss jangan beranggapan kedua kata ini memiliki makna yang sama
ya, beda guys.

- Perencanaan dalam bahasa asing disebut juga sebagai “planning”, dapat diartikan sebagai suatu
sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam
rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A.Shrode, 1974). Perencanaan
adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan
yang sistematik (Paul Davidov, 1982).

- Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang
lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk
pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah pemograman,
penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997). dan masih banyak pendapat
dari para ahli yang lain seperti J.C Jones, E. Marchet, JB. Reswick dan msih banyak pendapat dari
para ilmuwan yang lain.

Perencanaan akan menghasilkan rencana, sedangkan perancangan akan menghasikan rancangan.


Kalo secara hierarki nya perencanaan dulu baru dibuat perancangannya. Biasanya perencanaan itu
lebih ditujukan untuk skala yang besar (makro), sedangkan perencangan itu terkait bagian kecil
(mikro) dari perencanaanya.

Pengertian Perencanaan

William A. Shrode, 1974

Perencanaan sebagai padanan kata asing “planning”, dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk
mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang
berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur

Paul Davidov, 1982

Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui
pilihan-pilihan yang sistematik

Wade

Perencanaan adalah upaya menyatakan masalah umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah
masalah standar yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan .

Soewondo B. Soetedjo

Merencana dalam dalam arsitktur berkaitan dengan penggunaan diagram untuk mengembangkan
hubungan antara kebutuhan- kebutuhan.
William L. Lassey, 1977

Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi
kegiatan-kegiatan:

Mengidentifikasi. Menentukan komponen-komponen yang menunjang terhadap objek, yang


merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.

Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari factor faktor terkait, yang memiliki
pengaruh spesifik.

Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin faktor-faktor yang dominan dengan


memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang memberikan perubahan
terhadap faktor lain.

Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu factor akan berubah sehingga mencapai
keadaan lebih baik di masa depan.

Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan terstruktur untuk


mencapai tujuan pembangunan.

Klasifikasi Perencanaan

Theories in Planning. Mencakup perencanaan berkaitan dengan substansi (objek).

Theories of Planning. Berkaitan dengan prosedur perencanaan (metode).

Theories for Planning. Mencakup teori-teori sosial yang menjelaskanbagaimana seharusnya


masyarakat dan perencanaan di masa depan (tujuan). Shean Mc. Connell (1991).

Paradigma yang melihat perencanaan dengan fokus pada:

bjek (object centered)

Pemegang kekuasaan (control centered)

Cara pengambilan keputusan (decision centered) Andreas Faludi (1982)

Perencanaan yang berorientasi pada:

Perencana (traditional planning)

Pemakai (rasional planning)

Perencanaan berdasarkan dimensi waktu:

Jangka panjang

Jangka menengah

Jangka pendek
Perencanaan berdasarkan metode:

Top Down Planning. Disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat yang lebih
rendah.

Bottom Up Planning. Disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam tingkat tertentu.

Perancangan Arsitektur

Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah
struktur fisik (Christopher Alexander, 1983).

Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan dari aktivitas pemecahan masalah (L. Bruce
Archer, 1985).

Perancangan merupakan proses penarikan keputusan dari ketidakpastian yang tampak, dengan
tindakan-tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi (M.Asimow, 1982).

Perancangan merupakan proses simulasi dari apa yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya,
berkali-kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan hasil akhirnya (P.J. Booker, 1984).

Perancangan merupakan kesimpulan yang optimal dari sejumlah kebutuhan dari seperangkat
keadaan tertentu (E. Marchet, 1987).

Perancangan merupakan lompatan kreatif dari fakta-fakta masa kini menuju kemunghkinan di
masa datang (JK. Page, 1986).

Perancangan merupakan aktivitas kreatif, melibatkan proses untuk membawa kepada sesuatu
yang baru dan bermanfaat yang sebelumnya tidak ada (JB. Reswick, 1985).

Perancangan mempunyai makna memulai perubahan dalam benda-benda buatan manusia (J.C.
Jones, 1990).

Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang
lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk
pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah pemograman,
penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997).

Perancangan meliputi proses :

Pemrograman

Untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian klien.

Perencanaan
Untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah standar yang mudah dipecahkan

Perancangan

Mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan

Pengertian Perancangan Menurut Bahasa

Bahasa Latin : DESIGNOSE

Memotong dengan gergaji atau tindakan menakik untuk memberi tanda. Maksudnya untuk memberi
citra pada objek tertentu

Bahasa Perancis : DESIGNARE

Menandai, memisahkan. Maksudnya menghilangkan kesimpangsiuran

Bahasa Inggris : DESIGN

Memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru

Pengertian perancangan menurut Soewondo b. Soetedjo

Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk mengembangkan ruang
dan bentuk

Perancangan adalah aktifitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada
sebelumnya

Pengertian perancangan menurut tim McGINTY

Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik Perancangan meliputi fungsi-
fungsi : Mengidentifikasi Masalah, Menggunakan Metode-metode dan Melakukan Sintesa

Perancangan merupakan proses tiga bagian : Keadaan Semula, Proses Transformasi, Keadaan
Kemudian

Keterkaitan Perencanaan dan Perancangan

Perancangan merupakan tindak lanjut dari perencanaan

Perencanaan merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur

Perencanaan dan perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan

Proses Perancangan Arsitektur

Permulaan

Persiapan
pengajuan usul

evaluasi

tindakan

Proses perancangan dalam praktek profesi

Rancangan Skematik

Citra umum bangunan, ukuran, sirkulasi

Pengembangan Rancangan

Uraian lebih rinci, denah, tampak, potongan

Dokumen Konstruksi

Gambar kerja, spesifikasi, prosedur kerja

Penawaran / Perundingan

Fasilitator perundingan

Tata Laksana Proyek

Supervisi, team leader

Penjelasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Dasar

Bangunan yang baik tidak begitu saja terjadi. Bangunan-bangunan tersebut direncanakan agar
terlihat baik dan berfungsi baik, dan terjadi apabila arsiteknya baik dan klien-kliennya baik dan
bijaksana dalam bekerjasama.
Penyusunan program merupakan persyaratan untuk rancangan bangunan adalah tugas dari arsitek,
dan ini merupakan hal yang paling penting sebelum merancang.

Pemrogram dan perancang

Pemrogram dan perancang merupakan spesialis-spesialis yang berbeda, karena keduanya


memerlukan kemampuan yang berlainan. Pemrogram untuk analisis, sedang perancang untuk
sintesis.

Para pemrogram harus:

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat, memisahkan keinginan
sendiri dari kebutuhan klien

Bersikap obyektif dan analitik

Mengevaluasi informasi

Pada perancang umumnya bersifat subyektif, intuitif dan fasih dalam konsep-konsep fisik. Namun
perancang dapat juga memrogram, ia harus memiliki dua pikiran dan menggunakannya secara
berganti-ganti, dan selalu dilatih dalam memrogram.

Analisis dan sintesis

Proses perancangan meliputi dua tahap: analisis dan sintesis. Pada analisis bagian-bagian dari
masalah perancangan dipisah-pisahkan dan dikenali. Pada sintesis bagian-bagian tersebut
digabungkan bersama guna membentuk suatu pemecahan perancangan yang bertalian. Penyusunan
program adalah analisis dan perancangan adalah sintesis.

Perancang yang tidak dapat menunggu suatu program lengkap, seperti penjahit yang tidak
mengukur seorang langganan sebelum ia mulai memotong kain.

Perancang yang kreatif akan menunda penilaian, menahan pemecahan-pemecahan yang diyakini
sebelumnya untuk mensintesakan sebelum informasi didapat, mengetahui masalah klien. Ia
meyakini bahwa perlu analisis menyeluruh sebelum sintesis

Perancangan dan proses perancangan arsitektur

 Perancangan adalah hasil proses perancangan.

 Perancangan arsitektur meliputi tahap penyusunan pemrograman dan perancangan.


Penyusunan program adalah penyelusuran masalah (problem seeking), perancangan adalah
pemecahan masalah (problem solving).

 Proses perancangan meliputi dua tahap analisis dan sintesis. Penyusunan program adalah
analisis, perancangan adalah sintesis.

 Perancangan arsitektur adalah penggabungan berbagai unsur ruang untuk menampung


suatu proses kegiatan sehingga menghasilkan suatu keseluruhan yang lebih kaya dan
bermakna.
 Proses perancangan arsitektur dimulai dari mengetahui jenis bangunan yang akan dirancang,
pemakainya dan bagaimana keinginan pemakainya, kegiatannya, ruang-ruang yang
dibutuhkan, bagaimana tapak dimana bangunan tersebut akan dibangun, bagaimana jenis
konstruksi dan bahan yang akan digunakan, dilanjutkan dengan melakukan analisa mengenai
sifat dan syarat setiap kebutuhan lalu dikelompokkan, dihubungkan, digabungan sehingga
menghasilkan suatu rancangan arsitektur.

Perencanaan

Suatu proses dalam menyiapkan seperangkat keputusan mengenai tindakan dikemudian hari yang
ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan menggunakan cara-cara yang optimal.

Analisa

Memecahkan problem ke dalam bagian-bagian

Sintesa

Mengumpulkan bagian-bagian tersebut ke dalam sebuah cara baru

Penzoningan

Zoning adalah peta atau pemaparan ringkasan dari seluruh hasil sintesa, yang memberikan masukan
pada Konsep Disain
Konsep

Suatu rumusan cara-cara memecahkan masalah

Referensi
William A. Shrode, 1974

Paul Davidov, 1982

William K. Lassey, 1977

Christopher Alexander, 1983

Bruce Archer, 1985

Asimow, 1982

J. Booker, 1984

John Wade, 1997

lestachi

Selasa, 30 April 2013

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang
baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan
keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak
terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang
lain pun akan terkena imbasnya.

Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek
produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek
produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat
dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta waktu yang
tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-
fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat
dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier
Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).

B. TUJUAN PENULISAN
Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk.

2. Untuk mengetahui proses perancangan produk.

3. Untuk mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan prodBAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk
diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk
gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi,
perubahan harga dan promosi.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk


mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab
bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung
jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk
berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah
metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk
tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk
dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba
seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai
kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga
yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,

menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian
yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi
tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan
produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan
pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi
- fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga
suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

Ø Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.

Ø Pengelompokan fungsi produk.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi


sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu
produk.

B PERANCANGAN PRODUK

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk


mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya
kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research

dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan
produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.

2. Brainstorming

Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah proses
mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses
berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan
dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang
untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan
sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk tersebut yang
akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah
yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable
price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan
tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang
akan dipakai.

4. Menggambar Produk

Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang


sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa
digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh
sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan
software SolidWorks, Inventor, Catia dll.

5. Review Produk

Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang
sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk biasanya
lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan
brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul
ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu
dibenahi disana-sini.

6. Membuat Prototype/Sample

Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-produk
dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa
dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk
produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk
dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar
yang bisa berakibat fatal: barang reject.

7. Uji Coba

Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain.
Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan
mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja
produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus
dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini
mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.

8. Poduksi Masal

Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai menerima
barang yang rusak.
9. Garansi

Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak
konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan
ketenangan dalam pemakaian produk.

C. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1. Pendekatan Mikro

Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan otomaits
biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga
akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik.

Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal), ini merupakan satu
faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan
satu unit produk lagi.

Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)

Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang
lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena
kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam
jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu
berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.

2. Linear programming (LP)

atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan suatu
permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan
Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya
terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan
minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah
produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya,
bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi
manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang diinginkan
( Tarigan, 2005).

3. Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang
ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat
perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal
tidak mengalami kerugian.

Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

1. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.

2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.

3. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.

4. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat
produksi.

5. Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal
(soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang
dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi
produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi


pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan

serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan
pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti

yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap
memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan
bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting
dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif.

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan memiliki
kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda dalam
sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan masalah
yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan
empat hal :

1. Produk memiliki umur terbatas

2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi
penjual.

3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk

4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Gambar siklus hidup produk:

PLC-1.jpg

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya
belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada
pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi
yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu
distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap
berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan
harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model
yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah
dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah
berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru,
maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-
alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:

a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).

b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih
efisien.

c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.

d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.

e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.


Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar,
beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang
diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan
lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.

6. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya
produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang dari
pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang didefinisikannya.
Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan,
perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada produknya yang
sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi
perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan
dari produk yang sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk
memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam pengembangan
produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep - konsep yang dijelaskan disini
bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat berlaku bagi
perusahaan secara umum.

Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention.
Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan
Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada di
pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh,
temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless dengan
daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan

dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah
saling bertukar data.
Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah salah
satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal luas.
Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk
menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih
berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia
meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun
2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta
Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-
Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di
Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa
inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat. Jelas bahwa inovasi
sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk memunculkan ide dan kreatifitas
munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh para konsumennya.

Peran Unit R&D

Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses pengembangan
produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini yaitu Unit
R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari hasil inovasi untuk
kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran.
Perusahaan yang sudah mapan biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales pada
aktivitas R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,

sedangkan Product Development danengineering menuju kepada terciptanya Innovation.

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan formulasi
strategi, yaitu :

a) Kompetensi Teknis

b) Kebutuhan Pasar

c) Corporate Interest

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan untuk
melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga harus
memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan perusahaan,
keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar
dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk menunjang
keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D
Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan satu bidang
baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4 laboratorium dengan
masing-masing fungsinya sebagai berikut :

1. Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis

2. Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis

3. Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan kompetitor yang kompetitif

4. Industrial Partnership, melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang strategis dengan


institusi yang relevan.

Inovasi Technology Push VS Need Pull

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :

1. Menarik Pasar (Need

Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk baru ditentukan oleh
pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar &
umpan balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan menuju pada
terbentuknya incremental innovation.

2. Mendorong Teknologi (Technology Push)

Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat. Produk baru diperoleh
dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit
perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual ke
pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru
tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.

3. Antar fungsional (Interfunctional)

Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan fungsi
lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan
teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru
diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking.
Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang bisnis baru yaitu :
relevant problem, technology sources dan market demand.

Lead User Research


Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci sukses bagi
terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu spesifik
konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari
konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para expert pada
kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.

Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru antara lain :

- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai
ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.

Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer yang dapat
diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead User melengkapi kebutuhan
untuktraditional market research bukan menggantikan.

1. Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang
lebih baik.

3. Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.

Tahapan Metodologi Lead User Research

Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)

* Membuat master plan

* Mempelajari current market place

* Merumuskan fokus projek

Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)

* Melakukan studi literatur

* Melakukan Interview kepada top expert.

* Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut

Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)


* Interview lead user dan expert

* Pengumpulan data untuk bisnis case

* Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)

Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)

* Perencanaan Workshop Lead user

* Mengundang partisipan

* Pelaksanaan workshop �> perbaikan konsep dengan melibatkan lead user/expert

* Finalisasi konsep

8. Contoh Kasus dengan menggunakan Break Event Point:

Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual Rp.
20.000,-/unit.

Maka BEP per unitnya adalah

BEP = Fixed Cost

Harga Jual – Variabel Cost

BEP = Rp.500.000

20.000 – 10.000

= 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.

Diposting oleh Unknown di 21.10 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest

Label: Manajemen Operasional

Anda mungkin juga menyukai