SKRIPSI
PRIHATINI
NIM: 3190003
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PAI
STIT PEMALANG
ii
ABSTRAK
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
Jl. D.I. Pandjaitan Km. 3 Paduraksa Pemalang 52319
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Program Strata 1 merupakan hasil karya
saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skrispi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skrispi ini bukan hasil
kerja saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu. Saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi
lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PRIHATINI
iv
MOTO
“Dunia itu bukan suatu beban, tapi bukan juga suatu hal yang ringan, bukan beban
sebab memang ia bukan untuk dituju, bukan ringan karena ia banyak menipu dan
melalaikan”
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.l skripsi dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Ghorib berbasis Cetak Pada Mata Pelajaran Al-
Quran Santri Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang” ditulis sebagai syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Dukungan tersebut baik dari segi moril maupun material sangat berharga dan berarti
dalam proses penulisan proposal skripsi ini, oleh karena ini penulis pengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak, diantaranya:
1. Dr. Hj. Amiroh, M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan program sarjana strata satu Pendidikan Agama Islam.
2. Ibu Nisrokha, S.Pd., M. Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Agama islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang sekaligus dosen pembimbing 1 yang
telah sabar memberikan bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan l skripsi
ini.
3. Ibu Oni Marliana Susianti, M. Pd. sebagai dosen pembingbing 2 yang telah sabar
memberikan bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak/Ibu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang yang telah
memberikan ilmu selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Pemalang.
5. Keluarga Pondok Pesantren Salafiyah pemalang yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
6. Seluruh keluarga, orang tua tercinta ibu Sulasmi, adik tersayang Muhammad
Teguh, atas doa dan dukungan yang luar biasa kepada penulis.
7. Patner berkeluh kesah Afdul Mukhlis Rozaqi atas dukungan dalam segala hal
terutama selama menyelesaikan skripsi ini.
vi
8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang
angkatan 2019.
9. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk membantu
menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah dengan tulus
ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan
dalam penulisan proposal skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diterima. Harapan penulis semoga proposal skripsi ini dapat
bermanfaat untuk berbagai pihak terutama dalam pengembangan keilmuan.
Prihatini
NIM 3190003
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 56
A. Jenis Penelitian................................................................................................................ 56
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................................... 56
C. Karakteristik Sasaran Penelitian ..................................................................................... 58
D. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................................................. 59
E. Langkah-Langkah Pengambangan Model....................................................................... 59
1. Analisis ....................................................................................................................... 59
2. Desain ......................................................................................................................... 60
3. Development (Pengembangan) ................................................................................... 60
4. Implementasi ............................................................................................................... 61
5. Evaluasi ....................................................................................................................... 62
6. Instrumen Penilaian .................................................................................................... 62
7. Teknik Analisis Data................................................................................................... 70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 72
A. Hasil Pengembangan Model ........................................................................................... 72
B. Kelayakan Produk ........................................................................................................... 87
C. Efektifitas Model ............................................................................................................ 90
BAB V
PENUTUP .............................................................................................................................. 96
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 96
B. Implikasi ......................................................................................................................... 96
C. Saran ............................................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 98
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 100
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Al-Quran dan Terjemah, Bandung: Syaamil Quran, 2012, hlm. 574.
2
Kojin Mashudi, Telaah Tafsir Al-Muyassar Jilid VI, Malang: Intelegensia Media, 2019, hlm
344.
1
2
Artinya:
“ Dari Alqamah bin Martsad, aku mendengar Sa'ad bin Ubaidah, dari Abu
Abdurrahman As-Sulami, dari Utsman RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya." Dia
berkata, "Abu Abdurrahman membacakan Al Qur'an di masa pemerintahan
utsman hingga masa Al Hajjaj." Dia berkata, "Itulah yang menempatkanku pada
posisiku ini." (HR. Bukhari)3
3
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari jilid 24, Terjemah
Amirudin, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005, hlm. 896-197 .
3
semangat santri dalam belajar, dan menjadikan pembelajaran lebih efektif dan
efisien.
Kelas 2 Wustho dipilih sebagai objek penelitian berdasarkan arahan dari
Bapak KH. Mohammad Romadhon SZ selaku Pengasuh Pondok Pesantren
Salafiyah Pemalang sekaligus kepala madrasah diniyah salafiyah Pemalang,
dimana pada tingkatan kelas 2 Wustho ini santri dikenalkan dengan materi ghorib
di madrasah, adapun ustadz/ ustadzah yang mengampu mata pelajaran ghorib
adalah ustadz komarudin, S.Pd untuk kelas putra dan ustadzah Masruroh untuk
kelas putri. Melalui studi pendahuluan yang sudah peneliti lakukan dengan
wawancara kepada Ustadz Komarudin, S.Pd dan ustadzah Masruroh sebagai
pengampu mata pelajaran Al-Quran, dan juga kepada santri kelas 2 Wustho
pondok pesantren Salafiyah Pemalang, ditemui beberapa faktor yang terindikasi
menjadi masalah, diantaranya adalah materi ghorib tidak dikaji secara konstan
atau hanya sesuai dengan kebutuhan, metode pembelajaran yang masih bersifat
klasikal atau dengan menggunakan metode ceramah, penggunaan media
pembelajaran yang konvensional dan kurang bervariasi sehingga proses
pembelajaran menjadi kurang menarik, dan tidak tersediannya sarana prasarana
atau teknologi pendukung seperti LCD proyektor, dan lain sebagainya.
Hasil wawancara tersebut didukung dengan observasi langsung yang
dilakukan peneliti pada tanggal 21 Desember 2022. Melalui observasi tersebut
dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran memang sangat
diperlukan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi Ustadz/ pengajar yang
menarik dan efektif untuk membantu santri dalam memahami materi ghorib,
karena tidak tersedianya sarpras yang mendukung.
Berdasarkan uraian diatas, didapati beberapa faktor kendala dalam proses
pembelajaran, salah satu kendala yang dinilai cukup berperan besar yakni
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang memadai,
menyenangkan, dan bisa mempermudah santri sangat dibutuhkan dalam
mempelajari materi ghorib, akan tetapi media pembelajaran yang digunakan saat
4
4
Teni Nurrita, Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syari'ah dan Tarbiyah, Vol. 03 No. 01, 2018,
hlm. 178.
5
5. Guru belum maksimal dalam penggunaan dan update metode serta media
atau bahan ajar yang digunakan, sehingga sampai dengan saat ini masih
menggunakan metode dan media pembelajaran yang konvensional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana media pembelajaran ghorib yang digunakan di madrasah Pondok
Pesantren Salafiyah Pemalang?
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran ghorib berbasis cetak pada
mata pelajaran Al-Quran di Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana media pembelajaran ghorib yang digunakan di
madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang
2. untuk mengembangkan media pembelajaran ghorib berbasis cetak pada mata
pelajaran Al-Quran di Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi yang dapat
menambah dan mengembangkan wawasan peneliti, terutama tentang hal-hal
yang berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar
bagi siswa sehingga lebih termotivasi dan tertarik dalam mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar.
6
b. Bagi guru
Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran ini diharapkan
mampu memberikan inovasi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
Al-Quran Materi ghorib yang efektif, efisien dan menarik.
c. Bagi peneliti
Memberi kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang telah
diperoleh selama berada di bangku kuliah serta memberikan kontribusi
pemikiran peneliti dalam memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam
bidang pengembangan media pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2020,
hlm. 396.
6
Andi Ibrahim, Asrul Haq Alang, DKK, Metodologi Penelitian, Makasar: Gunadarma Ilmu,
2018, hlm. 153.
7
Tatik Sutarti, dan Edi Irawan, Kiat sukses meraih hibah penelitian pengembangan,
Yogyakarta: Deepublish, 2017, hlm. 6.
7
8
8
Yudi Hari Rayanto, dan sugianti, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2:
Teori dan Praktek, Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020, hlm. 23.
9
Tatik Sutarti, dan Edi Irawan, op.cit., hlm 8.
10
Ibid., hlm. 9-12.
9
11
Ibid., hlm. 12-14.
10
12
Ibid., hlm. 15-16.
11
1. Media Pembelajaran
13
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Reja Grafindo Persada, 2017, hlm. 3.
12
14
Syarufuddin, dan Eka Dewi Utari, Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional Hingga
Masa Digital), Palembang: Bening Media Publishing, 2022, hlm. 9.
15
Ibid., hlm. 10.
13
16
Talizaro Tafonao, Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, Juli 2018, hlm. 105-106.
14
Gambar 2.1
Fungsi Media Pembelajaran
METODE
17
Rasimin, dkk, Media Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Yogyakarata: TrustMedia
Publishing, 2012, hlm. 74-75.
15
18
Ibid., hlm. 77-79.
19
Azhar Arsyad, op.cit., hlm.29-30.
16
20
Daryanto, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2016, hlm. 12-16.
17
d) Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan
sumber belajar. Dalam teknologi pembelajaran pemecahan masalah
dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi,
18
21
Azhar Arsyad, op.cit., hlm.10.
19
22
Daryanto, op.cit., hlm.16-17.
23
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2019, hlm. 3-4.
24
Daryanto, op.cit, hlm.18.
20
25
Ibid.
26
Ibid.
21
Modul
Buku
Lembar
Teks
Kerja
Media
Lembar Artikel
Lepas Cetak
Komik Surat
Poster Kabar
27
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Prenada media grup,
2018, hlm. 105
28
Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 85.
29
Muhammad Yaumi, op.cit., hlm. 108.
22
a) Buku Teks
Buku teks adalah suatu buku petunjuk untuk proses
pembelajaran yang mencakup berbagai topik dari bidang-bidang
tertentu yang biasanya dihubungkan dengan kurikulum. Buku teks
juga bisa disebut sebagai panduan belajar yang dirancang khusus
dengan mata pelajaran atau mata kuliah yang berisi konten yang
harus dipelajari dalam kurun waktu tertentu. Istilah lain yang
sering digunakan dan merujuk kepada buku adalah novel, kamus,
komik, ensiklopedia, kitab suci, biografi, dan naskah atau
manuskrip, yang semuanya itu dapat digunakan sebagai penunjang
bahan ajar dan sumber belajar.30
b) Modul
Modul pembelajaran merupakan paket belajar mandiri yang
disusun secara sistematis untuk memfasilitasi pengalaman belajar
peserta didik guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
menggunakan modul yang baik, pembelajaran dapat menjangkau
peserta didik termasuk berbagai karakteristik yang mereka miliki.31
c) Lembar Kerja
Lembar kerja siswa / mahasiswa (LKS/LKM) merupakan
bahan pembelajaran cetak yang didalamnya memuat beberapa
rangkaian tugas, petunjuk belajar, dan prosedur penyelesaian tugas.
Lembar kerja dapat dirancang secara online dan elektronik dalam
bentuk tugas yang mendukung perkembangan pengetahuan, sikap
dan keterampilan peserta didik.32
30
Ibid., hlm. 110.
31
Ibid., hlm. 114.
32
Ibid., hlm. 117.
23
d) Artikel
Artikel dapat dipahami sebagai karya tulis ilmiah yang
dikonstruksi dari hasil penelitian dan kajian untuk dipublikasikan
melalui jurnal dan majalah ilmiah. artikel termasuk dalam media
cetak walaupun dapat diakses secara online. Artikel yang dicetak
dalam bentuk jurnal cetak dikatakan sebagai bahan ajar cetak
karena dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan
33
pembelajaran.
e) Surat Kabar
Surat kabar adalah publikasi bersambung yang berisi berita
tentang kejadian khusus dan umum. Topiknya bisa berupa even
politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca maupun berita-
berita tertentu. Surat kabar juga biasanya berisi karikatur yang
biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar yang berkaitan
dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dll.34
f) Poster
Poster adalah suatu desain grafis yang didalamnya memuat
komposisi gambar dan huruf diatas kertas ukuran besar. Poster
dapat digunakan untuk belajar sebagai contoh atau model dalam
menyampaikan pesan secara efektif jika dibentuk dengan
perpaduan teks, gambar, dan warna untuk menarik minat peserta
didik.35
g) Komik
Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang menggunakan
gambar tidak bergerak dan disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu jalinan cerita. Komik sangat efektif apabila
33
Ibid., hlm. 120.
34
Ibid., hlm. 222.
35
Ibid., hlm. 223.
24
36
Ibid., hlm. 118.
37
B.P. Sitepu, Penyusunan Buku Pembelajaran, Jakarta: Verbum Publishing, 2006, hlm. 102.
25
4) Tata Letak
Teks isi : satu kolom, dua kolom
Banjang baris : Maksimal 10 kata, toleransi 10%
Ilustrasi : menyatu dengan teks
Komposisi ilustrasi dan teks : Bergantung pada isi dan sasaran
Tabel 2.2
Panduan Tata Letak38
Sekolah Ilustrasi:Teks
Prasekolah 90:10
SD Kelas 1-3 60:40
SD Kelas 4-6 30:70
SMP 20:80
SMA/K 10:90
5) Margin39
Ukuran : Bervariasi
Margin yang tidak dijilid : 2-2,5 cm
Margin yang dijilid : 3-4 cm
6) Jumlah Halaman
Bagian-bagian isi buku adalah bagian awal, bagian inti,dan bagian
akhir. Adapun panduannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Panduan Bagian dan Isi Buku40
Bagian-Bagian Buku Isi Buku
Bagian awal buku Halaman judul, halaman prelim, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
ilustrasi.
Bagian inti buku Bergantung jenis isi buku terdiri atas bab
atau bagian.
Bagian akhir buku Daftar pustaka, glosarium, indeks, dan
lampiran.
38
Ibid., hlm. 103.
39
Ibid.
40
Ibid.
26
7) Warna41
Kulit : 1-4 Warna (Full color)
Teks : 1-2 Warna
Ilustrasi : 1-4 Warna (Full color
8) Huruf
Berikut adalah panduan huruf yang digunakan dalam penulisan buku
teks yang disesuaikan dengan sasaran baca.
Tabel 2.4
Panduan Ukuran Huruf dan Bentuk Huruf42
Sekolah Kelas Ukuran Huruf Bentuk Huruf
SD/MI 1 16 Pt - 24 Pt Sans - Serif
2 14 Pt – 16 Pt Sans –Serif dan Serif
3-4 12 Pt – 14 Pt Sans –Serif dan Serif
5-6 10 Pt – 11 Pt Sans –Serif dan Serif
SMP/MTS 7-9 10 Pt – 11 Pt Serif
SMA/SMK/MA 10-12 10 Pt – 11 Pt Serif
a. Pengertian Al-Quran
Secara etimologis Al-Qur'an adalah masdar dari qara’a-yaqra'u-
qur’anan yang berarti bacaan. Quran juga dipahami dalam pengertian
maf’ul dengan pengertian dibaca. Menurut imam syafi’i Qur'an adalah
isim ‘alam ghairu musytaq (nama sesuatu yang tidak ada asal katanya),
merupakan nama khusus untuk firman Allah yang diturunkan kepada
41
Ibid.
42
Ibid.
27
Nabi Muhammad SAW. seperti halnya Taurat dan Injil yang juga tidak
ada asal katanya. 43
Al-Qur’an didefinisikan oleh Zakiah Darajat ialah wahyu
Allah yang dibukukan, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw, sebagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadat, sumber
utama ajaran Islam.44
Al-quran berbeda dengan kalam-kalam Allah yang lain, berbeda
dengan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang
lainnya seperti hadits ahad, karena hanya Al-Quran lah firman Allah
SWT. yang dibaca saat melakukan ibadah seperti sholat.
Al-quran juga berbeda dari hadits qudsi, dimana letak perbedaannya
Al-Quran adalah firman Allah yang redaksi dan maknanya dari Allah,
Nabi Muhammad hanya berperan menerima dan menyampaikan apa
adanya sebagaimana yang diwahyukan. Sedangkan hadits qudsi adalah
firman Allah yang maknanya berasal dari Allah namun redaksinya dari
Rasulullah SAW.
b. Pentingnya Mempelajari Al-Quran
Al- Quran adalah sumber ilmu bagi manusia yang sanggup
membimbing dan mengarahkan individu ke jalan yang lurus, jalan
kesejahteraan dan kebahagiaan baik di dunia ini maupun di akhirat. Islam
menerangkan jika Al-Quran tidak sulit untuk dipelajari, di bedah dan
dipahami oleh orang- orang yang beriman. Oleh karena itu, pendidikan Al-
Quran memegang peranan penting dalam kehidupan sehari- hari dalam
menjamin tumbuh kembang dan keberhasilan anak, khususnya dalam
pembelajaran agama Islam yang diharapkan akhlak mulia sesuai dengan
syariat Islam. Karena bagaimanapun, pembelajaran agama Islam
43
Yanuar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Itqan Publishing, 2015, hlm. 15.
44
Muhammad Aman Ma’mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, Jurnal pendidikan
islam, 2018, 4.1: 2-10, hlm. 56.
28
45
Muhammad Ahmad Mu’abbad, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid, Solo: Taqiya Publishing,
2014, hlm. 3.
29
bahasa kata Gharib bermakna َالكَالَمَ َمَنَ َالغَامَض ungkapan yang tidak
jelas.46
Mu’jam al Wasith kata Gharib adalah kata yang mengandung arti
mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas dan sulit dipahami. Menurut
ahli bahasa, gharib adalah lafadz yang tidak jelas maknanya yang
digunakan oleh mereka yang fasih berbahasa dan ulama ahli bahasa
yang piawai dalam bertutur.
Ketidak jelasan makna yang dimaksud bisa karena belum pernah
ditemukan atau digunakan sebelumnya, dan bisa juga karena memang
sudah umum digunakan pada masa sebelumnya tetapi menjadi asing
pada masa berikutnya. Karena ketidak jelasan makna ungkapan tersebut
maka perlu penjelsasan lebih lanjut mengenai maksud yang diinginkan.
Sedangkan menurut ahli sastra, gharib adalah lafadz yang tidak
jelas maknanya dan tidak bisa dipahami oleh orang tertentu (khusus).
yang dimaksud orang tertentu di sini adalah orang yang memiliki ilmu
pengetahuan khusus dan berbeda dengan orang lain pada umumnya, di
antaranya adalah ahli bahasa, penyair, penulis, ahli pidato, ahli fiqih dan
orang-orang yang gemar membaca. Ketidakmampuan mereka
memahami lafadz yang gharib karena lafaz-lafaz tersebut berada di luar
bahasa standar yang mereka kuasai, yaitu bahasa amiyah atau bahasa
pasaran yang tidak memiliki makna jelas.47
3) Tafsir
Secara etimologis tafsir berarti menjelaskan, mengungkapkan, dan
menerangkan suatu masalah yang masih kabur, samar, dan belum
46
Hammam, Analisis Kata-Kata Gharib Dalam Al-Quran Perspektif Ahli Tafsir, Prosiding
Konferensi Nasional Bahasa Arab VII, Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang, Malang, 9 Oktober 2021.
47
Ibid.
30
48
Anhar Ansyory, Pengantar Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Studi
Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, hlm. 85.
49
Ibid., hlm. 89.
50
Heri Khoiruddin, “Manajemen Pembelajaran Tahsin Al-Quran Berbasis Metode Tilawati”,
Jurnal Islamic Edication Manajeme, Vol. 5, No. 1, Juni 2020 M/1441 H, hlm. 57.
51
Dokumen pondok pesantren salafiyah pemalang tahun 2022.
31
sarjana. Sampai saat ini ada 33 orang tenaga pengajar berbagai disiplin
ilmu sesuai bidangnya masing-masing. Sedangkan santri kebanyakan
berasal dari Eks Karesidenan Pekalongan dan dari berbagai Kecamatan
Pemalang bahkan sebagian ada yang dari Jawa Barat dan Jakarta. latar
belakang santri yang mondok di Salafiyah secara umum tentu mencari ilmu
agama/tafaqquh fiddin, mencari pengetahuan umum melalui bangku
sekolah umum. Hampir sebagian besar santri, orang tua/wali santri adalah
alumni salafiyah yang sudah berkiprah di masyarakat dengan berbagai
profesi yang ditekuninya. Sebagian lagi didasarkan dari informasi dari
mulut ke mulut mengenai Keberadaan Pondok Pesantren Salafiyah.
d. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang
Prinsip sistem pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Kauman
Pemalang berupaya menyelenggarakan pendidikan yang mencakup 4
H(Heart, Head, Hand and Health), yang bila diartikan secara bebas
bermakna : Bertaqwa, Cerdas, Terampil, dan Sehat) atau bila diistilahkan
dengan istilah pendidikan yakni santri yang punya IQ (Intelligence
Quotient) EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) yang
memadai dan seimbang, sehingga diharapkan menjadi manusia yang
cerdas, berketrampilan memiliki akhlak yang mulia. Pada akhirnya
menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat, Agama, Bangsa dan
Negara.
Prinsip dasar yang dianut oleh Pondok Pesantren Salafiyah,
sebagaimana Pondok Pesantren pada umumnya menganut kaidah “Al
Muhafadhotu ‘alal qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah”, yakni
menjaga dan mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil
nilai-nilai yang baru yang lebih baik. Ini dimaksudkan agar eksistensi
Pondok Pesantren tetap terjaga disaat banyaknya perubahan nilai-nilai di
masyarakat dengan semakin majunya kebudayaan dan peradaban umat
manusia, sementara Pondok Pesantren bisa menjawab tantangan zaman
35
yang berubah pada semua aspek dan sendi-sendi kehidupan manusia, tidak
tertinggal oleh keadaan zaman.
Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah terbagi menjadi dua :
1) Sistem pendidikan Pokok/Dasar, yang terbagi kedalam 3 jenis :
a) Sistem Pendidikan Klasikal/Pondok Pesantren :
Sistem ini merupakan metode paling awal yang diterapkan
sejak semula berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah, yaitu
pengkajian ajaran-ajaran Islam dengan mengkaji kitab-kitab
susunan ulama salaf (dahulu), waktunya terjadwal dari pagi hingga
malam hari, tidak mengenal kurikulum, kitab-kitab yang
dipergunakannya pun tidak terikat, artinya tergantung kemauan dan
kemampuan Kyai/Ustadz yang akan memberikan pengajian, tidak
ada target dalam satuan waktu tertentu dalam menyelesaikan suatu
kajian kitab tertentu.
Metode pesantren inilah yang dimaksudkan oleh Bapak
Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, sebagai metode / proses
pendidikan yang sebenarnya, karena pendidikan ini bersifat
simultan dan terintegrasi, antara pengajar dan murid yang hidup
dalam satu lingkungan yang sama selama 24 jam penuh, sehingga
pengajar/pendidik bisa langsung memantau anak didiknya sebagai
hasil pendidikan yang diperolehnya dibangku sekolah / ruang
belajar. Sistem ini diikuti oleh santri mukim dan santri kalong yang
berasal dari lingkungan sekitar pondok yang berminat mengikuti
pengajian. Aktivitas ini dilakukan sepanjang waktu, bahkan pada
bulan Ramadhan sekalipun, yang mesti secara formal libur menurut
Kalender Pendidikan Pondok Pesantren.
Sistem ini lazim disebut Pengajian Pasaran, atau menurut
pengertian umum dinamakan Pesantren Kilat, karena sistem ini
dilakukan secara cepat dan instant, biasanya antara 15-20 hari saja,
36
berlangsung pagi sampai malam hari dan dapat diikuti oleh umum
dan tidak terbatas oleh santri saja, bahkan terkadang santri dari
pondok lain pun mengikuti kegiatan ini dengan berbagai motivasi,
ada yang ingin mencari sesuatu yang berbeda agar lebih bervariatif
tidak monoton pada satu pondok tertentu dan ada juga yang berniat
untuk Tabarruk (ngalap/mencari berkah) semata dan lain-lainnya.
Kitab yang dipergunakan tidak terbatas pada ilmu tertentu, namun
bersifat umum, kajian kitab dari segala disiplin ilmu agama yang
disesuaikan dengan Kyai/Ustadz dalam penguasaan suatu kitab.
Adapun metode penyampaiannya dengan dua sistem :
(I) Sistem Bandongan/ceramah : yakni Kyai /Ustadz membaca
kitab, kemudian ngapsahi (diberi makna) oleh santri, dan Ustadz
menerangkan masalah yang musykil/sulit. Kadang juga disertai
tanya jawab.
(II) Sistem sorogan/privat : yakni Kyai/Ustadz membaca kitab dan
maknanya, kemudian diikuti oleh santri yang berada di
depannya. Ini dilakukan satu persatu secara bergiliran.
b) Sistem Berjenjang (Madrasah) :
Sistem ini dijalankan sebagaimana cara Pendidikan
Konvensional, yang berjenjang dari kelas yang terbawah sampai
kelas yang teratas, ada kurikulum, test secara berkala, baik harian
maupun tengah tahun/semester dan akhir tahun. Para ustadz yang
mengampu pelajaran di kelas berdasarkan pada mata pelajaran
tertentu, perbedaannya terletak pada istilah nama kelas dan materi
pelajaran yang 100% agama dan menggunakan kitab-kitab acuan
berbahasa arab.
Jenjang pendidikannya pada umumnya ditempuh antara 6-7
tahun, yang meliputi :
Madrasah Diniyah Sifir (Tingkat Awal )
37
III 12 4 11 12 1 11 20 11 1
IV 12 4 11 12 1 11 20 11 1
Diniyah Wustho
Sabtu Ahad
jam
III.1
III.2
III.1
III.2
II.1
II.2
II.1
II.2
I.1
I.2
I.3
I.1
I.2
I.3
22 9 3 5 24 16 1 4 22 10 8 19 12 7
I
22 9 3 5 24 16 1 4 22 10 8 17 12 7
II
I S T I R A H A T
17 5 22 24 6 1 16 10 4 9 6 8 3 17
III
17 7 22 24 6 1 16 10 4 9 6 8 13 3
IV
Senin Selasa
jam
III.1
III.2
III.1
III.2
II.1
II.2
II.1
II.2
I.1
I.2
I.3
I.1
I.2
I.3
5 1 10 22 2 16 12 1 2 4 7 8 15 10
I
5 1 10 22 2 16 12 1 2 4 7 8 15 10
II
40
I S T I R A H A T
19 10 22 2 5 12 15 2 3 17 8 22 10 12
III
22 10 19 2 5 12 15 2 3 17 8 22 10 12
IV
Rabu Kamis
jam
III.1
III.2
III.1
III.2
II.1
II.2
II.1
II.2
I.1
I.2
I.3
I.1
I.2
I.3
3 10 2 6 22 15 12 4 17 5 1 7 12 16
I
3 10 2 22 6 12 15 17 4 5 1 7 12 16
II
I S T I R A H A T
10 17 1 2 3 7 22 9 22 17 19 1 16 12
III
10 17 1 3 2 7 22 9 19 4 13 1 16 12
IV
Diniyah Ula
Sabtu Ahad Senin
Jam
Ula 1 Ula 2 Ula 1 Ula 2 Ula 1 Ula 2
I 17 21 23 25 13 25
II 17 21 23 25 13 25
I S T I R A H A T
III 14 23 25 14 25 17
IV 14 23 25 14 15 17
I S T I R A H A T
III 18 25 25 19 13 23
IV 18 25 25 19 23 17
dll. Sarana ini terus diupayakan untuk ditingkatkan dan dilengkapi agar
mencapai sasaran yang ditargetkan, yakni memberi pelayanan yang
maksimal pada semua santri.
Anak Sekolah Minggu Usia 68 Tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
media pembelajaran berbasis cetakan dalam proses belajar mengajar di sekolah
minggu berpengaruh terhadap sikap anak sekolah minggu usia 6-8 tahun. Hal
ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi yang menunjukkan nilai r hitung
yang lebih besar dari nilai r tabel (0.789 > 0.349) sehingga disimpulkan bahwa
antara media pembelajaran berbasis cetakan dengan sikap anak sekolah
minggu usia 6 – 8 tahun berhubungan secara signifikan. Selanjutnya aspek
yang paling berpengaruh terhadap sikap anak sekolah minggu usia 6-8 tahun
dalam mengikuti proses belajar mengajar firman Tuhan di kelas adalah media
pembelajaran berbasis cetakan jenis buku pegagan atau buku manual, karena
100% anak menjawab Ya. Sedangkan aspek yang kurang berpengaruh
terhadap sikap anak usia 6-8 tahun adalah media pembelajaran berbasis
cetakan jenis lembaran lepas, karena 25,0% mereka menjawab Tidak. 52
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti teliti adalah
terletak pada jenis media yang dibahas yakni media pembelajaran berbasis
cetak. Sedangkan perbedaannya yakni penelitian terdahulu menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif sedangkan peneliti menggunakan
metode penelitian pengembangan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Sri Wahyuni pada tahun 2016 yang
berjudul Pemanfaatan Media Cetak Untuk Peningkatan Penguasaan Materi
PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh. Penelitian ini menunjukkan
bahwa media cetak sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran PAI siswa
kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
pada tabel daftar nilai post test siklus I dengan nilai 90 maka dapat diketahui
siswa sudah mampu menguasai materi PAI dengan baik, pada siklus II dapat
dilihat pada tabel hasil belajar siswa terhadap materi PAI dengan
52
Yowenus Wenda, dkk, “Pengaruh Media Pembelajaran berbasis cetakan terhadap Sikap
Anak Sekolah Minggu Usia 6-8 Tahun”, NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol 9 No 5
Tahun 2022, hlm. 1814.
54
menggunakan media cetak sudah sangat baik hal ini ditandai dengan hanya
satu orang siswa yang tidak mencapai ketuntasan minimal.53
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti teliti adalah
terletak pada jenis media yang digunakan yakni sama-sama menggunakan
media pembelajaran Berbasis cetak. Sedangkan perbedaannya yakni
penelitian sebelumnya menggunakan metode penelitian tindakan kelas
sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan, kemudian
pada penelitian sebelumnya mengangkat tema pembelajaran PAI sedangkan
peneliti mengangkat tema materi ghorib.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Alfan Ni’ami pada tahun 2015 yang berjudul
Metode Pembelajaran Ghorib Qiroati Untuk Membaca Al-Quran Berbasis
Mobile. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pengujian penggunaan
aplikasi dari 16 orang yang memberikan penilaian dengan persentase 13%
memilih sangat setuju, 75% memilih setuju dan 13% memilih cukup setuju.
Pada pengujian desain atau tampilan aplikasi dari 16 orang yang memberikan
penilaian dengan persentase 25% memilih sangat setuju, 56% memilih setuju,
dan 19% memilih cukup setuju. Pada pengujian manfaat aplikasi dalam
pengembangan kemampuan dari 16 orang yang memberikan penilaian dengan
presentase 65% memilih sangat setuju, 31% memilih setuju, 6% memilih
cukup setuju. 54
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti teliti adalah
terletak pada metode penelitian yang digunakan yakni menggunakan metode
penelitian pengembangan dan juga pada materi yang diangkat akni sama-sama
mengangkat materi ghorib dalam penelitiannya. Sedangkan perbedaannya
terletak pada jenis produk yang dikembangkan, dalam penelitian sebelumnya
53
Eka Sri Wahyuni, Pemanfaatan Media cetak Untuk Peningkatan Penguasaan Materi PAI
Siswa Kelas VIII SMP Negri 9 Banda Aceh, Banda Aceh: Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam negri Ar-Raniry, 2016.
54
Alfan Ni’ami, Metode Pembelajaran Ghorib Qiroati Untuk Membaca Al-Quran Berbasis
Mobile, Malang: Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknoogi Industri Institut Teknologi
Nasional Malang, 2015, hlm. 107.
55
55
Sugiyono, op.cit., hlm. 396.
56
Tatik Sutarti, dan Edi Irawan, op.cit., hlm. 6.
56
No. Kegiatan
Bulan
Desembe
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi
Pendahul
uan
Tabel 3.1
2 Penyusu
nan
Jadwal Kegiatan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Penelitia
n
5 Ujian
Skripsi
57
58
57
Abu Ahmadi, dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2005, hlm. 114-115.
58
Ibid., hlm. 116.
59
Masa ini anak lebih menyukai cerita yang benar-benar cerjadi, cerita
yang masuk akal seperti cerita perjalanan, cerita roman, dan sebagainya.
c. Masa pahlawan yakni usia 12 sampai dengan 15 tahun. Anak suka
membaca buku-buku perjuangan, karya orang kenamaan yang pernah
terjadi. Fantasi ilusionistis pada masa ini perlahan menghilang, yakni
fantasi yang terkait pada tanggapan kenangan, sedankan fantasi
mengombinasi maju dengan pesat.
Karakteristik sasaran penelitian ini adalah santri kelas 2 Wustho
Madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang yang setara dengan tingkat
SMP, dimana pada tingkatan ini santri menempuh mata pelajaran Al-Quran
khususnya bab materi ghorib. Usia sanrti kelas 2 wustho adalah berkisar antara
13-14 tahun, yang berarti pada usia ini anak telah dapat berfikir logis, pengertian
dan kesadarannya semakin sempurna, pada masa ini pula anak memasuki masa
pahawan dimana tingkat fantasi ilusionistisnya perlahan menghilang.
D. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada peneitian ini peneliti mengambangkan media buku Mengenal Ilmu
Ghorib. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D)
yaitu sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan
dan evaluasi program, proses, dan produk pembelajaran yang harus memenuhi
kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Yang mengacu pada model
pengembangan (R&D) dari Robert Maribe Branch dan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif.
E. Langkah-Langkah Pengambangan Model
Berikut adalah langkah-langkah pengembangan model yang dilakukan peneliti
berdasarkan 5 prosedur penelitian dari model ADDIE sebagai berikut :
1. Analisis
Pertama yang dilakukan peneliti adalah analisis yakni dengan
menganalisis kebutuhan di madrasah pondok pesantren salafiyah Pemalang,
disitu ditemukan beberapa hal yakni diantaranya Jam pembelajaran yang
60
tergolong singkat sehingga tidak cukup waktu untuk menelaah materi ghorib
lebih mendalam, materi ghorib belum diajarkan secara konstan atau hanya
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, padahal ilmu gharib tergolong
penting dalam mempelajari Al-Quran, metode pembelajaran yang masih
bersifat klasikal atau dengan menggunakan metode ceramah, penggunaan
media pembelajaran yang konvensional dan kurang bervariasi, tidak
tersedianya sarana prasarana atau teknologi pendukung seperti LCD
proyektor, dan lain sebagainya.
2. Desain
Berdasarkan analisis kebutuhan peneliti membuat suatu konsep media
pembelajaran ghorib berbasis cetak pada mata pelajaran Al-Quran adalah
sebagai berikut:
a. Judul : Mengenal Ilmu Gharib
b. Warna cover : Biru
c. Konsep produk : buku pembelajaran ilmu gharib yang berisi
materi materi ghorib yang dikemas menjadi lebih menarik dengan
memadu padankan warna-warna yang mengadopsi konsep dari Al-
Quran hafalan.
d. Jumlah halaman : 30 halaman
e. Jenis kertas : A5
f. Ukuran huruf : 10 pt – 11 pt
g. Ukuran kertas : 148 - 219 mm
h. Font : Times New Roman dan tradiyional arabik
i. Bentuk Kertas : Vertikal (Potret)
3. Development (Pengembangan)
Setelah membuat konsep dan kerangka-kerangka produk peneliti
merealisasikan produk tersebut untuk dapat diuji cobakan kelayakan produk.
Guna mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan, maka
setelah tahap pengembangan produk selesai kemudian dilakukan validasi oleh
61
ahli dan dilakukan uji coba skala kecil dan terakhir dilakukan uji coba skala
besar.
4. Implementasi
Pada tahap ini produk penelitian yang telah dihasilkan harus diuji
melalui beberapa tahapan ilmiyah. Sehingga kevalidan, keterandalan, dan
kehasilgunaan bisa terukur dan teruji, pada tahap ini dilakukan 3 langkah uji
yakni:59
a. Uji Ahli (Validasi)
Setelah tahap perancangan dan pengembangan dilakukan, maka tahap
berikutnya adalah melalui uji ahli. Uji ini dilakukan oleh ahli (validator)
media, materi dan bahasa. Tahap ini penting dilakukan agar produk yang
dihasilkan memenuhi standar dan kebutuhan para pebelajar.
1) Ahli materi, digunakan untuk menilai materi ghorib pada mata
pelajaran Al-Quran. Validator pada bidang ini adalah bapak Aziz
Muzayin, S.Pd., M. Pd.
2) Ahli media, digunakan untuk melihat keterkaitan media pembelajaran.
Validator pada bidang ini adalah bapak Lukman, S.Pd., M.Pd.
3) Ahli bahasa, bertujuan untuk menilai tampilan bahasa pada produk
buku Mengenal Ilmu Gharib. Validator pada bidang ini adalah bapak
Ibni Trisal Adam, S. S., M. Hum.
Validasi ini menggunakan lembar penilaian angket. Lembar
penilaian angket ini juga terlebih dahulu divalidasi agar mampu
mengukur semua aspek yang perlu dinilai dalam media pembelajaran.
Kemudian dilakukan revisi desain berdasarkan masukan dan saran dari
hasil validasi.
59
Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, op.cit., hlm. 36-37.
62
b. Uji kelompok
Setelah hasil validasi didapatkan dari para validator maka harus
diujikan terlebih dahulu dalam kelompok kecil (10-15). Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan apakah produk yang dikembangkan telah memenuhi
aspek kevalidan, keterandalan, dan kehasilgunaan.
c. Uji lapangan
Setelah uji kelompok dilakukan selanjutnya dilakukan uji lapangan.
Uji lapangan ini dapat dilakukan di kelas yaitu dengan jumlah pembelajar
25-35 siswa.
d. Subjek Coba
Subjek pada penelitian ini adalah santri kelas 2 Wustho Madrasah
Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang. Pemilihan kelas 2 Wustho sebagai
subjek penelitian agar pengembangan produk tepat sasaran sesuai materi
yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 15 santri uji kelompok dan 25 santri untuk uji
lapangan.
5. Evaluasi
Setelah melalui berbagai tahapan dan proses, langkah terakhir yakni
evaluasi mengenai kekurangan produk yang dihasilkan manakah yang perlu
direvisi dan dipertahankan, kritik dan saran pun diberikan pada tahap ini.
6. Instrumen Penilaian
Tabel 3. 2
Pedoman Instrumen
desain buku
Mengenal Ilmu
Gharib
3. Angket Digunakan untuk Ahli Selama
validasi bahasa mendapatkan saran bahasa penelitian
tampilan bahasa
buku Mengenal Ilmu
Gharib
4. Angket uji Digunakan untuk Santri Selama
kelompok mendapatkan apakah penelitian
produk yang
dikembangkan telah
memenuhi aspek
kevalidan,
keterandalan, dan
kehasilgunaan.
5. Angket uji Digunakan untuk Santri Selama
lapangan mendapatkan apakah penelitian
produk yang
dikembangkan telah
memenuhi aspek
kevalidan,
keterandalan, dan
kehasilgunaan.
60
Masnur Muslich, Teks Book Writing Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian
Buku Teks, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm. 305-310.
64
ditampilkan secara
harmonis
Huruf yang digunakan
4.
mudah dibaca
Ukuran huruf judul
5. buku lebih dominan
dan proporsional
Judul buku ditampilkan
lebih menonjol daripada
6.
warna latar
belakangnya
Penempatan unsur tata
7. letak konsisten
berdasarkan pola
Tidak menggunakan
8. terlalu banyak jenis
huruf
Bahan isi buku tidak
9. mudah sobek dan
terjilid kuat
Kemudahan
10.
penggunaan media
Kejelasan tujuan yang
11.
ingin dicapai
Keruntutan penyajian
12.
materi
Prakata memuat secara
Kelayakan
13. umum isi buku yang
Aspek
dibahas
Penyajian61
Petunjuk penggunaan
memuat penjelasan
14. tujuan, isi buku, serta
petunjuk pemakaian
buku bagi siswa
Kesesuaian bahasa
15. Kelayakan dengan tingkat
Aspek perkembangan siswa
Bahasa62 Teks terbaca dengan
16.
mudah, jelas, epat
61
Ibid., hlm. 301-303.
62
Ibid., hlm. 303-305.
65
63
Ibid., hlm.292-297.
66
dan proporsional
64
Sugiyono, op.cit., hlm. 146 .
65
Ibid., hlm. 147.
71
𝐹
𝑃 = 𝑁 x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase
N = Skor Maksimal
Tabel 3.8
Karakteristik Kelayakan66
Skor Rata-Rata % Kategori
> 21% Tidak Layak
21% - 40% Kurang Layak
41% - 60% Cukup Layak
61% - 80% Layak
81% -100% Sangat Layak
66
Suharsimi Arikunto dan Cepi SaefuddinAbdul Jabbar, Evaluasi Program Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara, 2018, hlm. 35.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Model
Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah buku mengenal ilmu ghorib
sebagai media pembelajaran untuk mata pelajaran Al-Quran kelas 2 wustho di
Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang. Penelitian dan
pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu Analysis,
desingh, development, implementation, evaluation. Sebelum mengkaji hasil
pengembangan model, peneliti akan menjabarkan gambaran umum tentang lokasi
penelitian.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Nama pondok pesantren : Salafiyah
b. Alamat : Jl.Kauman, No.17. Kebondalem Pemalang, kode pos 52312
c. Susunan Kepengurusan Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang
1) Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah : KH Abdullah shiddiq
2) Pengurus Pondok Pesantren Salafiyah :
Ketua : H. Moh. Romadlon SZ
Wakil Ketua : Ir.H. Asy’ari Shodiq
Sekretaris : A. Syaichu, S.Ag
Wakil Sekretaris :H. Akhmad Khamdan, S.IP
Bendahara : Moh. Miftachudin, S. Ag
Wakil Bendahara : Inayatun Ilahiyyah, S.Ag
3) Kepala Madrasah Diniyah Wustho : H. Moh Romadlon SZ
4) Kepala Madrasah Diniyah Ulya : KH Abdullah Shiddiq
5) Wakil Kepala Madrasah : Moh. Miftachudin, S. Ag
: A. Syaichu, S.Ag
72
73
d) Daftar isi
e) Materi ghorib
f) Soal evaluasi
g) Daftar pustaka
2) Pengumpulan dan pemilihan referensi
Berikut refernsi yang peneliti pilih dan digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan buku pembelajaran materi ghorib:
Arnawi, Ulin Nuha, Ulil Albab Arnawi, Manshur Maskan, dkk.
Thoriqoh Baca Tulis dan Menghaal Al Quran YANBU’A Jilid 6,
Kudus: Yayasan Arwanniyyah Kudus (BAPENU Arwaniyyah)
(Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an).
3) Penyusunan dasain dan fitur buku pembelajaran
Penyusunan desain dan fitur modul pembelajaran meliputi
bagian awal, isi, dan akhir. Tampilan desain modulpembelajaran
dengan ukuran buku A5 (148x219 mm) bebentuk vertikal, margin
atas 2 cm, bawah 2 cm, kanan 2 cm, kiri 2.5 cm, huruf berbentuk
serif (terkait) font Times New Roman dan tradiyional arabik ukuran
10 pt – 11 pt. Berikut adalah tampilan desain bagain awal yaitu:
a) Sampul (cover)
Sampul pada buku pembelajaran mengenal ilmu ghorib
terdiri dari 2 sampul, yakni sapul depan dan sampul belakang.
Sampul depan memuat judul yakni “Mengenal Ilmu Ghorib”,
logo STIT Pemalang, desain warna pada sampul dibuat full color
yang disesuaikan antar warna sau dengan yang lain.
Sedangkan desain sampul belakang dominan warna biru
dengan logo STIT Pemalang. Desain sampul yang menarik
diharapkan dapat menimbulkan semangat belajar santri.
76
Gambar 4. 1
Sampul Buku Ghorib
b) Kata pengantar
Kata pengantar berisi tentang ucapan rasa syukur kita
kepada Allah SWT. yang telah menganugerahkan dan
memberikan rahmat sehat sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan buku pembelajaran ini dengan tepat waktu. Ucapan
berikutnya kepada semua pihak yang telah ikut mendukung dalam
pembuatan buku.
Gambar 4. 2
Kata Pengantar Buku Ghorib
77
c) Daftar Isi
Daftar isi berisikan daftar bagian-bagian buku
pembelajaran beserta halamannya. Pemberian daftar isi
diharapkan dapat membantu penggunaan untuk mencari bagian-
bagian buku berdasarkan sub materi dan halaman.
Gambar 4. 3
Daftar Isi Buku Ghorib
e) Soal latihan
Soal latihan berisikan soal uraian, soal latihan ini
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami
materi ghorib serta menjadi tolak ukur guru dalam mengetahui
sejauh mana memahami materi ghorib.
Gambar 4. 5
Soal Latihan
f) Daftar pustaka
Berisikan referensi sumber buku yang digunakan untuk
membantu melengkali media buku ghorib yang dikembangkan.
Gambar 4. 6
Daftar Pustaka
79
c. Development (Pengembangan)
Tahap ketiga dari model pengembangan ADDIE adalah tahap
development atau pengembangan. Tahap ini meliputi instrumen penilaian,
hasil validasi media yang berupa buku pembelajaran dan revisi yang
bertujuan melihat kevalidan buku pembelajaran yang sudah dirancang
setelah mendapatkan penilaianyang telah divalidasi dan direvisi sesuai
kritik dan saran validator. Validasi dilakukan oleh tiga dosen ahli di
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang yang berkompeten, yakni dosen
ahli media pembelajaran bapak Lukman, M.Pd., dosen ahli mata pelajaran
Al Quran bapak Aziz Muzayin, S.Pd, M.Pd., dan dosen ahli bahasa bapak
Ibni Trisal Adam, S.S., M.Hum,.
Berikut ini adalah hasil dari tahap pengembangan:
1) Validasi Media
Data dari hasil validasi dosen ahli media yaitu bapak Lukman,
M.Pd adalah sebagai beriku:
Tabel 4. 1
Hasil Validasi Ahli Media
Skor
No. Indikator Penilaian
1 2 3 4 5
Ukuran buku sesuai √
1. dengan standar ISO (A5
148x210 mm)
Desain kulit muka, √
punggung, dan belakang
2.
merupakan satu
Kelayakan kesatuan yang utuh
Aspek Elemen warna, ilustrasi, √
Kegrafikan dan tipografi
3.
ditampilkan secara
harmonis
Huruf yang digunakan √
4.
mudah dibaca
Ukuran huruf judul buku √
5.
lebih dominan dan
80
proporsional
Presentase 92%
83
= ⨯ 100%
90
= 92%
Berdasarkan hasil dari validasi ahli media yaitu, jumlah skor yang
diperoleh 83, dari skor maksimal 90, sehingga presentase dari validasi
diatas adalah 93%, berdasarkan hasil presentasi tersebut maka buku
ghorib yang dikembangkan masuk ke dalam kategori “sangat layak”.
No Skor
Indikator Penilaian
. 1 2 3 4 5
Materi yang di sajikan √
1. Kelayakan Isi dalam buku memuat
semua materi pokok
82
bahasan
Materi sesuai dengan √
2. tujuan pembelajaran
dan KD
Materi dalam buku teks √
menjabarkan substansi
3.
yang terkandung dalam
KD.
Kelengkapan √
4. komponen materi
ghorib
Soal-soal latihan √
5.
disajikan secara akurat
Materi (termasuk √
contoh dan latihan)
yang terdapat dalam
6.
buku sesuai dengan
perkembangan ilmu dan
teknologi
Kesesuaian bahasa √
7. dengan tingkat
perkembangan siswa
Teks terbaca dengan √
mudah, jelas, epat
8. Kelayakan sasaran, dan tidak
Aspek menimpulkan makna
Bahasa ganda
Kesesuaian bahasa √
9.
dengan pokok bahasan
Bahasa sesuai dengan √
10. kaidah bahasa yang
benar (EYD)
Kejelasan tujuan yang √
11.
ingin dicapai
Keruntutan penyajian √
12.
materi
Kelayakan
Prakata memuat secara √
Aspek
13. umum isi buku yang
Penyajian
dibahas
Petunjuk penggunaan √
14. memuat penjelasan
tujuan, isi buku, serta
83
petunjuk pemakaian
buku bagi siswa
Ukuran buku sesuai √
15. dengan standar ISO (A5
148x210 mm)
Desain kulit muka, √
punggung, dan
16.
belakang merupakan
satu kesatuan yang utuh
Elemen warna, ilustrasi, √
dan tipografi
17.
ditampilkan secara
harmonis
Huruf yang digunakan √
18.
mudah dibaca
Ukuran huruf judul √
19. Kelayakan buku lebih dominan
Aspek dan proporsional
Kegrafikan Judul buku ditampilkan √
lebih menonjol daripada
20.
warna latar
belakangnya
Penempatan unsur tata √
21. letak konsisten
berdasarkan pola
Tidak menggunakan √
22. terlalu banyak jenis
huruf
Bahan isi buku tidak √
23. mudah sobek dan
terjilid kuat
Kemudahan √
24.
penggunaan media
Jumlah Skor Yang Diperoleh 96
Presentase 80%
96
= ⨯ 100%
120
= 80%
Berdasarkan hasil dari validasi ahli materi yaitu, jumlah skor yang
diperoleh 96, dari skor maksimal 120, sehingga presentase dari validasi
diatas adalah 80%, berdasarkan hasil presentasi tersebut maka buku
ghorib yang dikembangkan masuk ke dalam kategori “layak”.
3) Validasi ahli bahasa
Dari hasil validasi dosen ahli materi yaitu bapak Ibni Trisal
Adam, S.S., M. Hum adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Hasil Validasi Ahli Bahasa
Skor
No. Indikator Penilaian
1 2 3 4 5
Kesesuaian bahasa √
1. dengan tingkat
perkembangan siswa
Teks terbaca dengan √
mudah, jelas, epat
2. Kelayakan sasaran, dan tidak
Aspek menimpulkan makna
Bahasa ganda
Kesesuaian bahasa √
3.
dengan pokok bahasan
Bahasa sesuai dengan √
4. kaidah bahasa yang
benar (EYD)
Kelayakan Materi yang di sajikan √
5.
Isi dalam buku memuat
85
𝐹
𝑃 = 𝑁 x 100%
63
= ⨯ 100%
70
= 90%
Berdasarkan hasil dari validasi ahli bahasa yaitu, jumlah skor yang
diperoleh 63, dari skor maksimal 70, sehingga presentase dari validasi
diatas adalah 90%, berdasarkan hasil presentasi tersebut maka buku
ghorib yang dikembangkan masuk ke dalam kategori “sangat layak”.
d. Implementasi
Tahap ke empat dari model pengembangan ADDIE adalah tahap
implementasi atau penerapan, tahap penerapan dilakukan setelah produk
yang dikembangkan telah divalidasioleh para dosen ahli. Hasil buku
ghorib yang telah dikembangkan akan diterapkan dalam proses
pembelajaran di Madrasah. Peneliti melakukan uji coba kepada peserta
didik atau santri kelas II Wusthoyang berjumlah 25 santri, dengan
melakukan 2 langkah uji coba yakni uji coba kelompok dengan melibatkan
10 santri dan uji lapangan yang melibatka 25 santri.
e. Evaluasi
Tahap terakhir dalam pengembangan model ADDIE adalah
evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengevaluasi hal-hal yang terkait dengan pengembangan buku ghorib.
Produk yang telah dikembangkan divalidasi oleh ketiga dosen kemudian
revisi produk sesuai saran para validator dan diuji cobakan kepada kepada
peserta didik sesuai dengan evaluasi kebutuhan.
Penelitian ini hanya menggunakan evaluasi formatif karena jenis
evaluasi ini berhubungan dengan tahap penelitian pengembangan untuk
87
Dalam penelitian ini intrumen yang digunakan untuk validasi buku pembelajaran
berupa lembar angket yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, guna
mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan dan dinilai dari aspek
kelayakn materi, penyajian materi, media, kebahasaan, dan kegrafikan. Validator
media merupakan dosen STIT Pemalang yang ahli dibidang media yakni bapak
Lukman, M.Pd., validator materi merupakan dosen STIT Pemalang yang ahli
dibidang materi ghorib yakni bapak Aziz Muzayin, S.Pd,. M.Pd., validator bahasa
merupakan dosen STIT Pemalang yang ahli dibidang bahasa yakni bapak Ibni
Trisal Adam, S.S., M. Hum., berikt adalah hasil validasi keseluruhan dari ketiga
validator :
Tabel 4. 4
Tabel Rata-Rata Presentase Validator
Presentase Validator
Ahli Media Ahli Materi Ahli Bahasa
92% 80% 90%
Rata-Rata Presentase
87%
Berdasarkan tabel diatas rata-rata perolehan dari setiap vaidator atau dosen ahli
yang telah dikonversi dengan hasil presentase 87%, maka buku pembelajaran
materi ghorib yang telah dikembangkan masuk kedalam kategori sangat layak
untuk digunakan.
88
3. Revisi produk
Dari validasi buku pembelajaran para dosen ahli memberi kritik dan
saran, adapun kritik dan saran para validator adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Kritik dan Saran Validator
Gambar 4. 8
Sesudah Revisi
Gambar 4. 9
Sebelum Revisi
90
Gambar 4. 10
Sesudah Revisi
C. Efektifitas Model
Dalam efektifitas model peneliti akan menjelaskan hasil uji coba dari
awal proses pengembangan hingga akhir produk yang dihasilkan. Berikut hasil uji
coba yang peneliti lakukan:
1. Uji coba kelompok
uji coba ini merupakan uji coba kelayakan media yang melibatkan responden
sepuluh peserta didik dengan kemampuan belajar yang berbeda. Uji coba
kelompok dimaksud untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dari media
yang dikembangkan. Hasil dari uji coba kelompok adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Hasil Uji Coba Kelompok
2. Anisa Nur 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 41 50
Maulida Putri
3. Askiya Nisa 5 5 3 3 3 5 4 4 4 4 40 50
Ifantika
4. Attiya 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 50
Aqilatul 40
Muna
5. Aulia 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 50
Zahrotun 42
Nisa
6. Azka Lu’Luil 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45 50
Muroshoati
7. Azka 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 50
Widilistika 45
Utami
8. Bunga Dea 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 40 50
Anggita
9. Cahya Puji 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 45 50
Lestari
10. Citra Nuriza 5 3 3 4 4 5 5 5 3 5 42 50
Prameswari
Jumlah 422 500
= 84%
Berdasarkan hasil uji coba kelompok, jumlah skor yang diperoleh
adalah 422, dengan jumlah skor maksimal 500, serta presentase 84%.
Berdasarkan presentase tersebut maka produk media ghorib yang
dikembangkan masuk dalam kategori “sangat layak”.
2. Uji coba lapangan
Uji coba ini adalah proses uji kelayakan media yang melibatkan
reponden seluruh kelas II Wustho yang terdiri dari 25 peserta didik. Uji coba
92
14. Intisari 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 50
Royani
15. Ludya Nur 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 45 50
Fauziyah
16. Maulaya 5 4 3 3 4 5 5 4 4 3 40 50
Anjani
17. Nafiesatul 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42 50
Aulia
18. Naila 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45 50
Ziyadah
19. Nathaliya 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45 50
Hefriani
20. Naura Tsalsa 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 40 50
Ikula
21. Nila 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 50
Asuchatuisa’i 45
l Ula
22. Niswa 5 4 3 3 4 5 5 4 4 5 42 50
Izzatun Nihla
23. Nurul Fadilah 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 41 50
24. Alifka Putri 5 5 3 3 3 5 4 4 4 4 40 50
Syakirah
25. Anisa Nur 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 40 50
Maulida Putri
Jumlah 1.137 1.250
= 90%
Berdasarkan hasil uji coba lapangan, jumlah skor yang diperoleh
adalah 1.137, dengan jumlah skor maksimal 1.250, serta presentase 90%.
Berdasarkan presentase tersebut maka produk media ghorib yang
dikembangkan masuk dalam kategori “sangat layak”.
94
A. Pembahasan
Pelaksanaan proses penelitian yang peneliti lakukan pada kelas II Wustho
Madrasah Diniyah Pondok Pesantren salafiyah Pemalang, tidak lepas dari faktor
pendukung dan peghambat yang ada dilapangan serta produk yang dikembangkan
memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut merupakan faktor-faktor pendukung,
penghambat, kelebihan, dan kekurangan dalam pengembangan buku tajwid.
1. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor pendukung
Pelaksanaan proses penelitian pada peserta didik atau santri kelas II
Wustho Madrasah Diniyah Pondok Pesantren salafiyah Pemalang tidak
lepas dari faktor pendukung yang ada di lapangan. Berikut merupakan
faktor-faktor pendukung dalam pengembangan buku ghorib.
1) Terbukanya pihak Madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang
kepada peneliti sehingga memudahkan dalam pengumpulan data untuk
penelitian.
2) Lokasi Madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang yang strategis
sehingga dapat mudah dijangkau selama dalam proses penelitian.
3) Respon peserta didik atau santri yang cukup aktif selama proses
penelitian berlangsung.
b. Faktor penghambat
Pelaksanaan proses penelitian pada kelas II Wustho Madrasah Diniyah
Pondok Pesantren salafiyah Pemalang tidak lepas dari faktor penhambat
yang ada di lapangan. Yang termasuk faktor penghambat dalam penelitian
ini diantaranya biaya produksi yang mahal sehingga penulis tidak bisa
mendesiminasikan atau menyebarluaskan produk buku ghorib secara
menyeluruh kepada santri kelas II Wustho Madrasah Diniyah Pondok
Pesantren salafiyah Pemalang, penulis hanya mencetak 5 eksemplar yang
diberikan kepada pihak pengajar Madrasah Pondok Pesantren Salafiyah
Pemalang.
95
96
97
media ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan
materi ghorib.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan saran antara lain:
1. Saran bagi guru
a. Media buku tajwid diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu contoh
variasi dalam pembelajaran
b. Diharapkan dapat melahirkan inovasi dalam pelajaran, salah satunya
dengan menggunakana media pembelajaran yang menarik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2. Saran bagi TPQ
Media buku tajwid ternyata sangat disukai santri, dengan adanya syair
disetiap bab dapat menambah semangat dan minat satri dalam belajar. Maka
dari itu pengajar dapat menggunakan media yang serupa dalam proses
pembelajarnnya.
3. Saran bagi peneliti lanjutan
a. Media pembelajaran yang dikembangkan masih bisa dimaksimalkan lagi.
b. Media pembelajaran yang sejenis dengan hasil pengembangan dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan materi pembelajaran yang berbeda.
c. Untuk menguatkan hasil penelitian, diperlukan lanjutan dengan
membandingkan antara pembelajaran yang menggunakan media yang
dikembangkan dengan media yang digunakan sebelumnya.
d. Para peneliti yang ingin melakukan penelitian pengembangan perlu
memperhatikan sumber daya manusia, waktu pengembangan, tenaga, dan
fasilitas yang mendukung selama proses penelitian.
98
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Amirudin (Pen), 2005, Fathul Bari Penjelasan Kitab Shahih
Al-Bukhari jilid 24, Jakarta: Pustaka Azzam.
Arikunto, Suharsimi, dan Cepi Saefuddin Abdul Jabbar, 2018, Evaluasi Program
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar, 2017, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Reja Grafindo Persada.
Hamid,Mustofa Abi, dkk, 2020, Media Pembelajaran, Medan: yayasan Kita Menulis.
Ibrahim, Andi, Asrul Haq Alang, DKK, 2018, Metodologi Penelitian, Makasar:
Gunadarma Ilmu.
Mashudi, Kojin, Telaah Tafsir Al-Muyassar Jilid VI, 2019, Malang: Intelegensia
Media.
Mu’abbad, Muhammad Ahmad, 2014, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid, Solo: Taqiya
Publishing.
Ni’ami, Alfan, 2015, Metode Pembelajaran Ghorib Qiroati Untuk Membaca Al-
Quran Berbasis Mobile, Malang: Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Teknoogi Industri Institut Teknologi Nasional Malang.
99
Rayanto,Yudi Hari, dan sugianti, 2020, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan
R2D2: Teori dan Praktek, Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2019, Media Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sutarti,Tatik, dan Edi Irawan, 2017, Kiat sukses meraih hibah penelitian
pengembangan, Yogyakarta: Deepublish.
Wahyuni, Eka Sri, 2016, Pemanfaatan Media cetak Untuk Peningkatan Penguasaan
Materi PAI Siswa Kelas VIII SMP Negri 9 Banda Aceh, Banda Aceh: Fakultas
Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam negri Ar-Raniry.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto dan dokumentasi
Foto izin melakukan penelitian kepada KH. Mohammad Romadhon selaku kepala
Madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang
Foto tes pemahaman materi ghorib santri kelas II.1 Diniyah Wustho Madrasah
Pondok Pesantren salafiyah Pemalang.
101
Foto Penelitian Uji Coba Kelompok Dan Lapangan santri kelas II.1 Diniyah Wustho
Madrasah Pondok Pesantren salafiyah Pemalang.