Anda di halaman 1dari 20

Ilmu Pengetahuan Hayati

Potensi Mikroalga Skeletonema costatum dan Navicula sp. dengan


Ektraksi Yang Berbeda Sebagai Minyak Nabati Pengganti Minyak
Sawit untuk Ketahanan Pangan Nasional

Ayu Setianingrum 200069


Lana Syifaul Aufi Kamila 200198

MAN 1 KUDUS
2022
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Navicula sp. ................................................................................................ 4
2.2 Skeletonema costatum ................................................................................ 4
2.3 Minyak Nabati ............................................................................................ 5
2.4 Minyak Sawit ............................................................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 8
3.3 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 8
3.4 Parameter Penelitian ................................................................................... 9
3.5 Analisis Data .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
BIODATA PESERTA ......................................................................................... 13
DAFTAR RIWAYAT ......................................................................................... 14
SURAT PERNYATAAN ORTU ........................................................................ 15

iii
FORM ABSTRAK

LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-54 TAHUN 2022


JUDUL : Potensi Mikroalga Skeletonema dan Navicula sp. Dengan 1. Objek penelitian berupa
o Tumbuhan
Ekstraksi yang berbeda sebagai Minyak Nabati Pengganti Minyak
Ketahanan Pangan Nasional 2. Apa penelitian ini lanjutan
BIDANG : Ilmu Pengetahuan Hayati dari penelitian sebelumnya
KATEGORI : LKIR o Tidak
NAMA : Ayu Setianingrum
SEKOLAH : MAN 1 Kudus 3. Metodologi penelitian yang
digunakan
o Kualitatif
o Kuantitatif
Energi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia
saat ini. Semakin bertambah banyaknya konsumsi energi, maka saat ini 4. Metode Penelitian
sumber energi minyak bumi akan semakin menipis. Salah satunya adalah o Studi Laboratorium
penggunaan Minyak Nabati.Minyak nabati merupakan bagian penting o Studi literature
dalam diet manusia dan produksinya meningkat dalam satu dekade terakhir
karena konsumsi yang besar. Namun, bahan penghasil minyak nabati
tersebut memiliki beberapa kelemahan yang mengakibatkan kurang
optimalnya produksi minyak, seperti massa panen yang lama, memerlukan
lahan yang luas. Salah satu jenis minyak nabati yg sering digunakan adalah
minyak sawit.Pemakaian Minyak Sawit yang semakin meningkat
berbanding terbalik dengan ketersediaan produksi di alam yang semakin
berkurang.Oleh ebab itu, perlu dicari bahan penghasil minyak nabati yang
dapat mengatasi kelemahan tersebut. Salah satu bahan penghasil minyak
nabati yang tersebar luas di Indonesia yaitu mikroalga. Salah satunya yaitu
Navicula sp. Dan skeletonema Costatum.Mikroalga Skeletonema costatum
mempunyai kandungan protein sebesar 22,30% dan lemak 2,55%. Total
kandungan omega 3 HUFA untuk Skeletonema costatum 15,5%
. Sedangkan pada Navicula sp. Mempunyai kandungan lipid sebesar 27,2
%. dan kandungan asam lemak sebesar 7,5 % . Pada penelitian ini, metode
yg digunakan adalah metode eksperimen dengan parameter penelitian
berupa uji densitas, uji kelarutan dalam alkohol, analisa bilangan asam,
analisa bilangan penyabunan, uji kandungan asam lemak bebas pada
minyak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produksi
energi terbarukan yang ramah lingkungan, serta sebagai upaya diversifikasi
energi terbarukan di Indonesia.
Keyword: Navicula sp., Skeletonema costatum, Minyak Sawit, Minyak
Nabati

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak nabati merupakan bagian penting dalam diet manusia dan
produksinya meningkat dalam satu dekade terakhir karena konsumsi yang besar
(Mohdaly et al., 2017). Menurut Zulkurnain et al. (2012), minyak (edible oil)
banyak digunakan di industri karena nutrisi dan pengaruhnya terhadap rasa dan
aroma produk makanan. Salah satu jenis minyak nabati yang banyak digunakan
dalam proses pengolahan makanan adalah minyak sawit. Minyak sawit berasal
dari ekstraksi mesokarp buah kelapa sawit (Yustina & Rahayu, 2014), yang
dilanjutkan tahap pemurnian dan tahap fraksinasi. Menurut (GAPKI, 2022)
mencatat, produksi crude palm oil (CPO) atau minyak sawit pada 2021 mencapai
46.888 juta ton. Angka tersebut turun 0,31 persen dibanding produksi pada 2020
yang mencapai 47.034 juta ton. Meski sektor produksi minyak sawit mengalami
penurunan, namun konsumsi minyak sawit dalam negeri pada tahun yang sama
justru mengalami peningkatan. Pemakaian Minyak Sawit yang semakin
meningkat berbanding terbalik dengan ketersediaan produksi di alam yang
semakin berkurang.
Oleh sebab itu, perlu dicari bahan penghasil minyak nabati sebagai
pengganti minyak sawit yang dapat mengatasi kelemahan tersebut. Salah satu
bahan penghasil minyak nabati yang tersebar luas di Indonesia yaitu mikroalga.
Kandungan minyak yang cukup tinggi mencapai 70% dari berat kering dan tidak
membutuhkan tanah subur justru menjadikan mikroalga sebagai salah satu bahan
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel maupun untuk produk
kesehatan, kecantikan, dan lain sebagainya (Matakupan. 2010). Pemanfaatan
mikroalga sebagai sumber minyak nabati memiliki kelebihan bila dibandingkan
dengan sumber minyak nabati dari tanaman yang hidup di darat. Keunggulan
minyak nabati dari mikroalga adalah ekstraksi minyak mikroalga tanpa proses
penggilingan, minyak mikroalga dapat langsung diektraksi dengan metode
maserasi, bantuan enzim, pemerasan, ekstraksi CO2, ultrasonikasi, osmotic shock
dan metode perusakan dinding sel yang lain, serta fase pertumbuhannya cepat,

1
produktivitas tinggi dan mampu menghasilkan biomassa 50 kali lebih besar
daripada tanaman terrestrial (Amini dkk, 2011).
Salah satu jenis makroalga yang saat ini memiliki potensi besar yakni
Skeletonema costatum . Selain alasan tersebut, apabila ditinjau dari aspek
kesehatan, makroalga Skeletonema costatum mempunyai kandungan protein
sebesar 22,30% dan lemak 2,55%. Total kandungan omega 3 HUFA untuk
Skeletonema costatum 15,5% (Suminto, 2005). Sedangkan pada Navicula sp.
Mempunyai kandungan lipid sebesar 27,2 %. dan kandungan asam lemak sebesar 7,5
% (Saputro skk, 2019). Pada penelitian ini, proses produksi minyak nabati dari
mikroalga yang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode
Gelombang Ultrasonik dan MAE untuk mengetahui hasil yang efektif dan efisien
bila digunakan di kemudian hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan produksi energi terbarukan yang ramah lingkungan, serta sebagai
upaya diversifikasi energi terbarukan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:

1.1.1 Bagaimana karakteristik Mikroalga Skeletonema costatum dan


Navicula sp. dengan Ektraksi Yang Berbeda Sebagai Minyak Nabati
Pengganti Minyak Sawit untuk Ketahanan Pangan Nasional?

1.1.2 Bagaimana proses pembuatan Potensi Mikroalga Skeletonema


costatum dan Navicula sp. dengan Ektraksi Yang Berbeda Sebagai
Minyak Nabati Pengganti Minyak Sawit untuk Ketahanan Pangan
Nasional?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui karakteristik Mikroalga Skeletonema costatum dan


Navicula sp. dengan Ektraksi Yang Berbeda Sebagai Minyak Nabati
Pengganti Minyak Sawit untuk Ketahanan Pangan Nasional.

1.3.2 Untuk mengetahui proses pembuatan Potensi Mikroalga Skeletonema

2
costatum dan Navicula sp. dengan Ektraksi Yang Berbeda Sebagai Minyak
Nabati Pengganti Minyak Sawit untuk Ketahanan Pangan Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan solusi terhadap krisis energi
dengan minyak nabati dari ekstraksi miroalga Skeletonema costatum dan Navicula sp.
dengan metode Gelombang Ultrasonik dan MAE sehingga dapat memanfaatkan
mikroalga sebagai energi alternatif terbarukan pengganti bahan Minyak Sawit.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Navicula sp.

Navicula sp. memiliki bentuk lonjong, menguncup kedua bagian


ujungnya,berwarna kecoklatan, memiliki dinding sel sebelah dalam tanpa sekat,
mempunyai sentral nodul dan polar nodul. Navicula sp. Merupakan tumbuhan
uniseluler. Bentuk talus dari depan berbentuk seperti perahu, sedangkan dari
samping tampak seperti kotak (hipoteka) dengan bagian tutup (epiteka). Dinding
sel navicula tersusun dari bahan kersik. Pigmen yang dimiliki Navicula sp. selain
klorofil juga karotin dan xantofil. Perkembangbiakan vegetatif Navicula sp. dengan
membelah diri. Perkembangbiakan generatif Navicula sp. berlangsung dengan
konjugasi. bagian literatur. Berikut adalah klasifikasi dari Navicula sp. :

Kingdoom : Protista

Divisi : Chrysophyta

Kelas : Bacillariophyceae

Ordo : Pennales

Famili : Naviculaceae

Genus : Navicula

Spesies : Navicula sp.

2.2 Mikroalga Skeletonema Costatum

Skeletonema costatum merupakan alga jenis diatom unisel filamentik yang


selnya berbentuk kotak yang terdiri atas epitheca (bagian yang lebih besar) dan
5 hypotheca (bagian yang lebih kecil) yang bertangkup menjadi satu. Spesies ini
tergolong pennate diatom yang berkembang biak secara isogami. Bagian
hypothecanya berlubang-lubang yang polanya khas dan indah yang tersusun atas
silicon oksida (SiO2) dengan diameter sel 4 – 15 mikron. Setiap sel diatom dipenuhi
sitoplasma. Warna sel hijau kecoklatan dan pada setiap sel memiliki frustula yang
menghasilkan skeletal eksternal. Karotenoid dan diatomin merupakan pigmen yang

4
dominan pada jenis ini (Isnasetyo dan Kurniastuty 1995 dalam Armanda, 2013).
Menurut Hoek, et al., (1998) dalam Armanda, (2013) Skeletonema costatum
termasuk jenis diatom yang memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Filum : Heterokontophyta

Kelas : Bacillariophyceae

Ordo : Centrales

Genus : Skeletonema

Spesies : Skeletonema costatum

Skeletonema costatum adalah salah satu fitoplankton yang berkadar protein


tinggi kurang lebih 50%, memiliki kandungan yang dapat memacu pertumbuhan
(growth factor) dan sangat bagus bagi ikan maupun udang, selain hal tersebut
fitoplankton ini dapat diproduksi secara masal pada bak terkendali maupun di
tambak (Sutikno dkk., 2010). Kandungan nutritif Skeletonema costatum mencapai
protein 37%, lemak 7 % dan karbohidrat 21 %. Menurut Das and Sarwar (1998)
Skeletonema sp. mengandung protein 77%, lemak 20,02%, abu 5,20% dan
karbohidrat 16,585% (Erlina et al., 2004)

2.3 Minyak Nabati


Minyak nabati termasuk dalam golon gan lipid, yaitu senyawa organik yang
terdapat dalam alam dan tak larut dal am air, tetapi larut dalam pelarut organik non
polar seperti s enyawa hidrokarbon atau dietil eter. Minyak dan lemak hewani
maupun nabati memiliki komposisi utama berupa senyawa gliserida dan asam
lemak dengan rant ai C–nya yang panjang. Asam lemak merupakan asam
karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak dan umumnya
mempunyai rantai karbon panjang dan tak bercabang. Gliserida merupakan ester
dari gliserol. Gliserida ini terdiri dari monogliserida,digliserida, dan trigliserida
tergant ung dari jumlah asam lemak yang terikat pada gliserol. Umumnya minyak
nabat i mengandung 90–98% triglis erida, yaitu tiga molekul asam lemak yang
terikat pada gliserol. Kebanyakan trigliserida minyak dan lemak yang terdapat di
alam merupakan triglis erida campuran yang artinya, ketiga bagian asam lema k

5
dari trigliserida itu pada umumnya tidaklah sama. Bila terdapat ikatan tak jenuh,
maka asam lemak dengan panjang rantai yang sama akan memiliki titi k cair yang
lebih kecil. Semakin panjang rantai atom C asam lemak, maka titik cair akan
semakin tinggi dan semakin tinggi pula kestabilan triglis erida dari asam lemak itu
terhadap polimerisasi dan oksidasi spontan . Asam lemak yang umum ditemukan
dalam minyak nabati adalah asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, dan linolena t.
Fosfolipida, fosfatida, karoten, tokoferol, dan senyawa belerang j uga t erkandung
dalam minyak nabati walaupun jumlahnya sedikit sekitar 1–5% .

2.4 Minyak Sawit

Minyak sawit diperoleh dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit
( Elais Guineensis Jaqs) berbentuk kasar berwarna kuning kemerah-merahan
sampai warna merah tua. Kelapa sawit merupakan tanaman berkeping satu,
termasuk ke dalam famili Palmae. Nama Elais berasal dari bahasa Yunani elaion
yang berarti minyak, sedangkan nama Guineensis berasal dari kata Guinea, yaitu
tempat dimana seor ang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit di
sana. Minyak hasil pengempaan daging buah kelapa sawit dinamakan Crude Palm
Oil (CPO). Berdasarkan titik lelehnya minyak sawit terdiri dari dua fraksi besar,
yaitu olein sebagai fraksi yang berw ujud cair pada suhu kamar dan stearin sebagai
fraksi yang berwujud padat pada suhu kamar. Umumnya olein mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh,contohnya asam oleat dan asam lin oleat. Sedangkan
stearin mengandung lebih banyak asam lemak jenuh, contohnya asam palmitat dan
asam stearate. Kandungan minyak sawit antara la in fosfolipida berupa asam-asam
lemak terutama asam palmitat (44%), asam oleat (39%), dan asam linoleat(10%);
glikolipida; karotenoid ( α–β karoten); sterol (β–sitosterol); dan tokoferol (γ–
tokotrienol) (13,14). Komponen fosfolipida yang utama adalah lebih banyak
terdapat dalam fraksi olein daripada dalam fraksi stearin . Ada pemprosesan kelapa
sawit di industri sebenarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yait u pemprosesan
untuk mendapatkan minyak yang ada pada sabut kelapa sawit – yang le bih dikenal
sebagai minyak sawit (Palm Oil) – dan pemprosesan untuk mendapatkan minyak
pada inti kelapa sawit, yang lebih dikenal sebagai minyak inti sawit ( Palm Kernel
Oil ). Perbedaan keduanya terletak pada komposisi bahan-bahan yang terkandung

6
dalam masing-masing minyak. Minyak sawit banyak mengandung asam palmitat
dan asam oleat, sedangkan minyak inti sawit banyak mengandung asam laurat dan
asam miristat.

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Potensi Mikroalga Skeletonema costatum dan


Navicula sp. dengan Ektraksi Yang Berbeda Sebagai Minyak Nabati Pengganti
Minyak Sawit untuk Ketahanan Pangan Nasional ” dilakukan di Laboratorium
MAN 1 Kudus. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juni 2022.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat Ultrasonic
cleaning batch, beaker glass, erlenmeyer, kertas saring, pipet tetes, seperangkat alat
distilasi, piknometer, seperangkat alat titrasi, labu alas bulat dan pipet ukur. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroalga Skeletonema costatum,
heksana teknis 98%, aquades, etanol teknis 97%, HCl 0,1 N, indikator pp, KOH 0,1
N, dan asam oksalat.
3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur pembuatan potensi mikroalga skeletonema costatum dan navicula


sp. Dengan ekstraksi yang berbeda sebagai minyak nabati pengganti minyak sawit
untuk ketahanan pangan nasional ini menggunakan metode Ultrasonic Assisted
Extraction (UAE), Microwave Assisted Extraction (MAE).
3.3.1 Ekstraksi Minyak Mikroalga Navicula sp. dengan metode MAE
Massa simplisia Navicula sp. yang digunakan sebanyak 100 g.
Penambahan pelarut n-heksana dengan perbandingan 1:3 (b/w) di dalam
Erlenmeyer. Selajutnya campuran tersebut dihomogenisasi dengan shaker
selama 1 jam. Hasil preparasi dimasukkan kedalam beaker glass setelah
itu dimasukkan kedalam micrrowave untuk diekstraksi dengan panjang
gelombang 2450 MHz dan suhu 80°C selama 1 jam. Perlakuan dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan. Penyaringan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan hasil ekstraksi dan ampas yang dihasilkan. Hasil yang telah
disaring kemudian di destilasi hingga kadar minyak dan pelarut n-
Heksana terpisah. Kemudian dihitung persentase rendemen.
3.3.2 Ekstraksi Minyak Mikroalga Navicula sp. dengan metode UAE

8
Sampel Navicula sp. dalam bentuk simplisia sebanyak 100 g
dimasukkan dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan pelarut n-
heksana dengan perbandingan 1:3 (b/w). Sampel dimasukkan ke dalam
alat sonikator untuk dilakukan proses ekstraksi selama 45 menit dengan
panjang gelombang 33 KHz pada suhu ruang. Spesifikasi sonikator yang
digunakan adalah Branson 1510. Sampel setelah disonikasi dilanjutkan
dengan maserasi selama 12 jam pada suhu 50°C. Setelah proses ekstraksi
selesai, sampel disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 4000
rpm. Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan. Setelah
proses sonikasi selesai, dilakukan penyaringan dengan menggunakan
kertas saring untuk memisahkan hasil ekstraksi dan ampas yang
dihasilkan. Hasil yang telah disaring kemudian didestilasi hingga kadar
minyak dan pelarut n-Heksana terpisah. Selanjutnya dihitung persentase
rendemen.
3.3.3 Ekstraksi Minyak Mikroalga Skeletonema costatum dengan metode UAE
Penimbangan mikroalga skeletonema costatum yang sudah
dikeringkan dan dihaluskan 250 mesh sebanyak 20 g. Pengeringan
ditempatkan pada labu alas bulat yang sudah dirangkai dengan beberapa
alat. Ekstraksi dilakukan dengan tambahan heksana dan dibantu oleh
ultrasonik dan sonikator. Frekuensi 50/60 Hz, yang dipanaskan pada suhu
60,70,80°C selama 60, 120, dan 180 jam. Penyaringan menggunakan
kertas saring untuk memisahkan antara ampas dan filtrat kemudian filtrat
diuapkan dengan evaporator untuk memisahkan antara pelarut (air) dan
minyak.
3.4 Parameter Penelitian
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Uji Densitas,
kelarutan dalam alkohol, Analisa bilangan asam, analisa bilangan
penyabunan serta untuk mengetahui kandungan asam lemak yang
terkandung dalam minyak
3.4.1 Uji Densitas
Densitas ( atau massa jenis, merupakan massa (m) persatuan
volume (V). Hal yang mempengaruhi pengukuran densitas dari

9
suatu sampel adalah suhu dan tekanan. Syarat Densitas yang baik
untuk minyak mengacu pada SNI 6989.10 2004.
3.4.2 Uji kelarutan dalam alkohol
Uji kelarutan dalam alkohol memberikan gambaran apakah
suatu minyak larut atau tidak. Semakin mudah larut minyak dalam
alkohol maka semakin banyak kandungan senyawa polar dalam
minyak (Susetyo dan Reny, 2004). Syarat Kelarutan dalam alkohol
mengacu pada SNI 06-2387-2006
3.4.3 Analisa bilangan asam
Bilangan asam menunjukan kadar asam bebas dalam
minyak. Bilangan asam yang semakin besar dapat mempengaruhi
terhadap kualitas minyak, yaitu senyawa-senyawa tersebut dapat
merubah bau. Syarat bilangan asam pada minyak mengacu pada
SNI 01-3555-1998.
3.4.4 Analisa Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak.
Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak disabunkan dengan
larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH akan bereaksi
dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak atau lemak. Untuk menetralkan satu molekul
gliserol diperlukan tiga molekul alkali (Purba, 2015). Angka
penyabunan pada minyak goreng sesuai SNI 7431 : 2015 adalah
180 – 265 mg kOH/g sesuai dengan SNI 01-2902-1992
3.4.5 Uji Kandungan asam lemak bebas pada Minyak
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas,
serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau
campuran asam lemak. Penetapan kadar asam lemak bebas minyak
goreng curah menggunakan metode alkalimetri dengan prinsip
reaksi netralisasi. kadar asam lemak bebas yaitu < 0,3 % mengacu
pada standar mutu SNI 01-3741-2013.

10
3.5 Analisis Data
Data yang dihasilkan dianalisis dengan Analysist of Variance
(ANNOVA) pada taraf kepercayaan 95% untuk pembuktian hasil,
berpengaruh nyata atau tidak. Metode ANOVA dipercaya sebagai metode
penelitian yang paling akurat dalam melakukan eksperimen. Penelitian ini
dilakukan 3 percobaan dengan 3 kali pengulangan. Jika terdapat beda nyata
dilanjutkan dengan uji wilayah DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada
taraf kepercayaan 95%.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anshary, M.I., Damayanti, O., dan Roesyadi, A. (2012) Pembuatan Biodiesel dari Minyak
Kelapa Sawit dengan Katalis Padat Berpromotor Ganda Dalam Reaktor Fixed Bed.
Jurnal Teknik Pomits. 1(1), 1-4.
Badan Standarisasi Nasional. SNI - 3741- 1995 (Standar Mutu Minyak Goreng). Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. SNI - 3741- 2002 (Standar Mutu Minyak Goreng). Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3555- 1998 (Cara Uji Minyak dan Lemak). Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. SNI 06-6989.10-2004. Cara Uji Minyak dan Lemak secara
Gravimetri. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Ejim, I.F. and Kamen, F.L. (2013). Physiochemical Characterization of Algae Oil from
Microalgae of Nike Lake Enugu, Journal of Engineering and Applied Science, 5(1),
181-187.
Mohdaly, A.A.E.R., Seliem, K.A.E.H., Abd, E.L., Abu, E.H. dan Mahmoud, A.A.T. 2017.
Effect of Refining Process on the Quality Characteristics of Soybean and Cotton seed
Oils. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 6(1): 207-
222.
Purba, L.S. (2015). Pengaruh Penggorengan terhadap Komposisi Asam Lemak pada Minyak
Kelapa dan Minyak Jagung.Tugas Akhir. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Medan.
Suminto, 2005. Budidaya Pakan Alami Mikroalgae dan Rotifer. Buku Ajar Mata Kuliah
Budidaya Pakan Alami. Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. 85 hal.
Susetyo R., dan Reny H, 2004, Kiat Menghasilkan Minyak Sereh Wangi, Jakarta, Penebar
Swadaya.\
Zulkurnain, M., Lai, O.M., Latip, R.A., Nehdi, I.A., Ling, T.C. dan Tan, C.P. 2012. The effects
of physical refining on the formation of 3monochloropropane-1,2-diol esters in relation
to palm oil minor components. Food Chemistry, 135(2): 799–805.

12
BIODATA PESERTA

Ketua Tim
Nama : Ayu Setianingrum
Sekolah : MAN 1 Kudus
Alamat Sekolah : JL. Conge, Ngembal Rejo, Bae, Kudus
Alamat Rumah : Hadiwarno Kauman RT02/RW04, Mejobo, Kudus
Tempat Lahir : Kudus
Tanggal Lahir : 29 Januari 2006
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : XI
Nomor HP : 085876775799
Email : aysnrr31@gmail.com

Angota Tim
Nama : Lana Syifaul Aufi Kamila
Sekolah : MAN 1 Kudus
Alamat Sekolah : JL. Conge, Ngembal Rejo, Bae, Kudus
Alamat Rumah : Jambu RT 37/RW 08, Mlonggo, Jepara
Tempat Lahir : Kudus
Tanggal Lahir : 29 Januari 2006
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : XI
Nomor HP : 085373017505
Email : lanasyifaulaufikamila@gmail.com

Data Guru Pembimbing


Nama : Ahmad Edi Darmawan, S. Pd.
Sekolah : MAN 1 Kudus
Mata Pelajaran : Riset Biologi
Alamat Rumah : Ds. Getassrabi RT 3/RW 5 Gebog Kudus
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Nomor HP : 089529166509
Email : ahmadedidarmawan17@gmail.com

13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Ayu Setianingrum

Tempat dan Tanggal Lahir : Kudus, 29 Januari 2006

Jenis Kelamin : Perempuan

Nomor Telepon/HP : 085876775799

Email Pribadi : aysnrr31@gmail.com

Nama Sekolah : MAN 1 Kudus

Kelas : 11

Alamat Sekolah : JL. Conge, Ngembal Rejo, Kudus, Ngembal Rejo,


Ngembalrejo, Bae, Kudus Regency, Central Java 59322

Alamat Rumah : Hadiwarno kauman, RT 02 RW 04, Mejobo, kudus

Kegemaran : Baca novel, nonton drakor, memasak

Cita – cita Pribadi : Pertambangan

Bidang Ilmu yang digemari : Kimia

Nama Orang Tua

Ayah : Moh Kurniawan

Ibu : Siti Listiyani

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Buruh Pabrik

Penghargaan yang pernah diraih : JUARA 1 MYRES 2021

SILVER MEDAL IYSA 2022

14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Lana Syifaul Aufi Kamila

Tempat dan Tanggal Lahir : Jepara, 29 Januari 2006

Jenis Kelamin : Perempuan

Nomor Telepon/HP : 0895383017505

Email Pribadi : lanasyifaulaufikamila@gmail.com

Nama Sekolah : MAN 1 Kudus

Kelas : 11

Alamat Sekolah : JL. Conge, Ngembal Rejo, Kudus, Ngembal Rejo,


Ngembalrejo, Bae, Kudus Regency, Central Java 59322

Alamat Rumah : Jambu Mlonggo, RT 37 RW 08, Jepara

Kegemaran : Baca novel, memasak, menulis

Cita – cita Pribadi : Dokter

Bidang Ilmu yang digemari : Kimia

Nama Orang Tua

Ayah : M. Abdul Ghofur

Ibu : Khalim Faiqoh

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : WIraswasta

Penghargaan yang pernah diraih : -

15
16

Anda mungkin juga menyukai