Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Segregasi

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelas : X-4
Nama Anggota :
1. Satrio
2. Ruth
3. Sharon
4. Vincent
5. Wilcent
6. Yossy
7. Yemima
8. Yohana
9. Zefanya
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tuags P5 kami yang berjudul
“Pendidikan Segregasi”. Makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi kami, namun bisa juga bermanfaat dan
menambah wawasan bagi semua pihak.

Dalam makalah ini, kami akan membahas Pendidikan Segregasi. Kami akan menjelaskan
pengertian, hakikat, kelebihan dan kekurangan, fasilitas, dan bentuk dari Pendidikan Segregasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, karena itu kami berharap dari pembaca
agar memberikan masukan kepada kami. Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang Pendidikan Segregasi. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung kami dalam Menyusun makalah ini.

Pematangsiantar,18 November 2023

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………..2
Bab I…………………………………………………………………………………………………………………..4
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..………………..4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..………….…....4
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………………………5
1.4 Manfaat Makalah……………………………………………………………………………………..…5
Bab II…………………………………………………………………………………………….…………………….6
Pembahasan……………………………………………………………………..…………….…………..….….6
2.1 Pengertian Segregasi………………………………………………………………………………….…6
2.2 Hakikat Pendidikan Segregasi……………………………………………………..……………..….6
2.3 Kelebihan Pendidikan Segregasi…………………………………………………….…….……....7
2.4 Kekurangan Pendidikan Segregasi……………………………………………….….………….…7
2.5 Fasilitas Pendidikan Segregasi…………………………………………………….…….……………7
2.6 Bentuk Pendidikan Segregasi………………………………………………….………………….….8
Bab III…………………………………………………………………………………………………………………..9
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………..…………..9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..……………..….9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………….9

3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat penting karena di dalam
Pendidikan terdapat transfer knowledge dari generasi ke generasi dalam bentuk pengajaran
maupun pelatihan.
“ Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.”
Pendidikan untuk semua merupakan keinginan bagi setiap manusia, bukan hanya angan-
angan, tetapi telah menjadi realitas sekarang ini. Tentunya lah setiap individu manusia
menginginkan hal yang terbaik bagi kehidupannya kelak, tidak memandang status sosial, ras,
golongan, atau agama untuk memperoleh pendidikan.
Metamorfose dalam perkembangan program pendidikan, seperti kepompong telah
menjadi kupu-kupu yang indah (Sholeh, 2010: 15), bermanfaat, bernilai, dan memunculkan
penggeseran stigma akan Pendidikan bagi semua (education for all). Sistem Pendidikan luar
biasa yang berkembang telah merumuskan berbagai sistem pendidikan berupa pendidikan
segregasi.
Pendidikan Segregasi merupakan pendidikan yang memisahkan anak berkebutuhan
khusus (ABK) dengan anak yang normal pada umumnya. Perpisahan ini dilakukan karena
adanya anggapan bahwa jika disatukan, maka akan terjadi ketimpangan dalam mendidik anak-
anak tersebut. Selain itu, anak-anak berkebutuhan khusus juga merasa bahwa dirinya lebih
aman dan nyaman jika berada dalam ruang lingkup yang sesuai dengan kondisi yang dia hadapi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil yaitu :
1. Bagaimana hakikat pendidikan khusus dengan sistem segregasi?
2. Apa kelebihan dan kekurangan pendidikan khusus dengan sistem segregasi?
3. Bagaimana fasilitas pendidikan khusus dengan sistem segregasi?
4. Bagaimana bentuk pendidikan khusus dengan sistem segregasi?

4
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui hakikat pendidikan khusus dengan sistem segregasi .
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendidikan khusus dengan sistem
segregasi.
3. Untuk mengetahui fasilitas pendidikan khusus dengan sistem segregasi.
4. Untuk mengetahui bentuk Pendidikan khusus dengan sistem segregasi.

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :
1. Bagi penulis, makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai sistem
pendidikan segregasi.
2. Bagi pembaca, dengan membaca makalah ini akan menambah wawasan mengenai apa
yang telah penulis berikan dan diharapkan para pembaca dapat membagi wawasan
pengetahuan ini kepada orang lain.

5
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Pendidikan Segregasi
Segregasi secara etimologis berasal dari kata segregate yang mempunyai arti
(memisahkan, memencilkan) atau segregation (diartikan Pemisahan). Para ilmuwan
mengartikan segregasi sebagai proses pemisahan suatu golongan dari golongan lainnya atau
pengasilan atau juga pengucilan. Sedangkan pendidikan segregasi yang berkaitan dengan
pendidikan luar biasa adalah suatu sistem pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang
terpisah dari sistem layanan pendidikan anak normal (Casmini, 2007).
Secara umum, pendidikan segregasi diselenggarakan untuk pendidikan anak yang
berkebutuhan khusus, seperti pengadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang diperuntukkan untuk
peserta didik dengan kebutuhan khusus.
Mengutip dari laman resmi UNESCO, pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan
yang di mana anak dengan kebutuhan khusus menempuh pendidikan di lingkungan yang
terpisah dengan anak lainnya.
Sistem pendidikan ini sendiri merupakan salah satu sistem pendidikan yang paling tua.
Pada awalnya, sistem ini diselenggarakan karena adanya kekhawatiran atau keragaman
terhadap kemampuan ABK untuk belajar bersama dengan anak lainnya.

2.2 Hakikat Pendidikan Segregasi


Sekolah - sekolah khusus/Sekolah Luar Biasa (SLB), terpisah dari sistem sekolah yang
diselenggarakan secara reguler. Di Indonesia Sekolah Luar Biasa (SLB) memulai jenjang Taman
Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Luar Biasa
(SMPLB), sampai Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Sekolah dengan model segregasi
tersebut menerima siswa dengan hambatan yang berbeda. Maka dari itu ada juga Sekolah Luar
Biasa Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras. Sekolah - sekolah
tersebut memiliki kurikulum, metode mengajar, sarana pembelajaran, dan sistem evaluasi yang
berbeda serta memiliki guru khusus.
Dari sudut pandang peserta didik, model segregasi merugikan. Kerugian tersebut
sebagai mana pandangan Reynolds dan Birch (1988) antara lain bahwa model segregatif tidak
menjamin kesempatan anak berkebutuhan khusus mengembangkan potensi secara optimal.
Karena kurikulum dirancang berbeda dengan kurikulum sekolah biasa. Kecuali itu, secara
filosofis model

6
segregasi tidak logis karena menyiapkan peserta didik untuk kelak dapat berintegrasi dengan
masyarakat pada umumnya. Akan tetapi, mereka dipisahkan dengan masyarakat pada
umumnya. Kelemahan lain yang tidak kalah penting adalah bahwa model segregatif relatif
mahal.
Dari segi pengelolaan, model segregasi memang menguntungkan, karena mudah bagi
guru dan administrator. Akan tetapi, dan sudut pandang peserta didik, model segregasi bisa jadi
pada kondisi tertentu merugikan peserta didik.

2.3 Kelebihan Pendidikan Segregasi


Kelebihan yang didapat dari pendidikan segregasi yaitu :
1. Timbulnya rasa ketenangan pada siswa, karena berada pada lingkungan yang lebih
homogin.
2. Mudah berkomunikasi, karena ada kesatuan dalam berbahasa, yaitu bahasa isyarat.
3. Siswa memperoleh layanan pendidikan dengan strategi yang lebih disesuaikan dengan
kemampuan anak.
4. Siswa dididik oleh tenaga pendidik yang berlatar belakang ilmu pendidikan luar biasa.
5. Memudahkan kerja sama dengan tenaga ahli seperti dr. THT, Audiolog, Psikolog, dsb.
6. Pada umumnya penyelenggaraan pendidikan khusus dilengkapi dengan sarana khusus
yang diperlukan dalam pendidikan anak tunarungu.

2.4 Kekurangan Pendidikan Segregasi


Kekurangan yang di hadapi dalam pendidikan segregasi yaitu :
1. Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal.
2. Bebas bersaing.
3. Egoistik, menumbuhkan kesenjangan kualitas pendidikan.

2.5 Fasilitas Pendidikan Segregasi


Berikut yang merupakan fasilitas yang disediakan bagi Pendidikan segregasi
1. Tersedia alat-alat bantu belajar yang dirancang khusus untuk siswa. Sebagai contoh
tunanetra, seperti buku-buku Braille, alat bantu hitung taktual, peta timbul, dll.
2. Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari delapan orang sehingga guru dapat
memberikan layanan individual kepada semua siswa.
3. Lingkungan sosial ramah karena sebagian besar memiliki pemahaman yang tepat
mengenai disability anak.
7
4. Lingkungan fisik aksesibel karena pada umumnya dirancang dengan mempertimbangkan
masalah mobilitas disability, dan kami mendapat latihan keterampilan orientasi dan
mobilitas, baik dari instruktur O&M maupun tutor sesama disability.
5. Dapat menemukan orang disability yang sudah berhasil yang dapat dijadikan sebagai

2.6 Bentuk Pendidikan Segregasi


Beberapa bentuk Pendidikan segregasi
1. Sekolah Luar Biasa
Sekolah Luar Biasa atau dikenal istilah SLB adalah sebuah lembaga pendidikan yang
khusus diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kekhususannya.
2. Sekolah Dasar Luar Biasa
Sama seperti sebelumnya sekolah dasar luar biasa juga diperuntukkan utk anak anak yg
berkebutuhan khusus tetapi ini adalah versi sekolah dasar atau biasa disebut dengan SD.
3. Kelas Jauh / Kelas Kunjung
Kelas jauh atau kelas kunjung adalah lembaga yang disediakan untuk memberi
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang tinggal jauh dari SLB atau
SDLB. Penyelenggaraan kelas jauh/kelas kunjung merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam rangka menuntaskan wajib belajar serta pemerataan kesempatan belajar.
4. Sekolah Berasrama
Tempat belajar bagi para siswa biasanya mengambil tempat atau jadi satu atau bahkan
memodifikasi sekolah formal. Oleh karena itu, boarding school disebut juga dengan
sekolah berasrama.
5. Hospital School
Sekolah rumah sakit adalah sekolah yang dioperasikan di rumah sakit, umumnya rumah
sakit anak-anak yang menyediakan pengajaran untuk semua tingkat sekolah dasar dan
menengah. Sekolah-sekolah ini membantu anak-anak mendapatkan kembali kemajuan
akademik selama periode rawat inap atau rehabilitasi.

8
Bab III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya sistem pendidikan Segregasi, integrasi, dan Inklusi, para siswa
yang mempunyai disabilitas dapat menentukan alternatif sistem yang tepat untuk
mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan. Sebagai pendidik, seharusnya
berusaha untuk dapat mendidik para siswanya baik itu dengan disabilitas ataupun yang
tidak. Karena, pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna.

Dikarenakan siswa tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan dan


keterampilan untuk dapat bergabung dalam masyarakat maka diperlukan sistem yang
mengajarkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya ataupun yang lain.

3.2 Saran
Semoga pendidikan segregasi dapat diselenggarakan di Indonesia secara
menyeluruh dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan optimal sesuai dengan
landasan-landasan penyelenggaraan pendidikan yang ditentukan. Dengan adanya
pendidikan ini diharapkan tidak ada lagi dekriminasi dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor
20Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa Negara
memberikan jaminan sepenuhnya kepada Anak Berkebutuhan Khusus untuk
memperoleh layanan pendidikan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai