0
DAFTAR ISI
INSIGHTS
1
VISI ALC INDONESIA DI OSN 2016 :
2
FAQ (Frequently Asked Question)
Q: Apa Pelatihan Online ALC Indonesia (PO ALC)?
A: Merupakan pelatihan Pra Olimpiade Sains yang diselenggarakan ALC Indonesia secara jarak jauh melalui
media online dengan jangkauan seluruh Indonesia
Q: Bagaimana bila ada kendala teknis (keterlambatan pengiriman, kesalahan pengiriman, perubahan alamat
email, atau migrasi sistem pelatihan online ke website pembelajaran online ALC) saat Pelatihan Online ALC
Indonesia?
A: Silahkan Hubungi Mr. Ramon 0852-7154-7177
Q: Jika teman saya ingin ikut serta, bagaimana cara mendaftar program ini ataupun program ALC lainnya?
A: Daftarkan data : Nama, Asal Sekolah, Bidang, dan Alamat Email teman kalian via sms ke nomor : 0852-2327-
3373 (Mr. Aan).
Informasi lainnya silahkan kunjungi website ALC Indonesia di www.alcindonesia.com atau Facebook Fanspage
“Pelatihan OSN ALC Indonesia”
3
TIMELINE PELATIHAN ONLINE GELOMBANG 1
4
OBSERVASI METEOROLOGI
OBSERVASI
Observasi dalam meteorologi sangat penting karena berguna untuk menentukan keadaan cuaca
maupun fenomena yang terjadi di atmosfer. Dari observasi, kita dapat memperoleh data yang
dapat digunakan baik untuk penelitian maupun pengolahan informasi seperti prakiraan cuaca,
peringatan dini cuaca buruk, izin penerbangan, dll. Data meteorologi berasal dari 3 sumber:
- Pengukuran yang berdasar pada permukaan, baik pengamatan permukaan maupun
radiosonde
- Penginderaan jarak jauh (remote sensing) yang dapat berasal dari satelit, radar, lidar, dan
sodar
- Analisis model numerik, yang erat dikaitkan dengan prakiraan cuaca ke depan
1. Observasi permukaan
Observasi dilakukan di stasiun meteorologi standar/taman alat meteorologi standar. Di dalam
taman alat ini terdapat berbagai macam alat/instrumen meteorologi, antara lain:
Gambar 1 AWS
5
c. Termometer bola basah – bola kering (psikrometer)
Temometer bola basah – bola kering ini berfungsi untuk menentukan
kelembaban relatif, suhu udara, dan suhu titik embun. Alat ini terdiri atas 2 buah
termometer air raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari
salah satu termometer dibungkus dengan kain kasa yang tergantung pada bejana
kecil berisi air murni, sehingga bola termometer ini selalu basah dan disebut
sebagai bola basah. Bola termometer lain yang tidak dibungkus kain kasa basah
disebut bola kering. Suhu udara dapat dibaca pada termometer bola kering.
Penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah
daripada suhu bola kering. Dari hasil pembacaan suhu bola basah dan suhu bola
kering, dapat diketahui kelembaban relatif dan titik embun.
Gambar 3 Psikrometer
d. Termometer maksimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu udara
maksimum dalam jangka waktu tertentu (biasanya 24 jam).
Cairan yang digunakan pada termometer maksimum adalah air
raksa. Adanya penyempitan pada pipa kapiler yang berdekatan
dengan reservoir merupakan ciri termometer maksimum.
Termometer ini dipasang dengan kemiringan 2º secara
horizontal di dalam sangkar meteorologi.
e. Termometer minimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu udara minimum pada suatu periode
pengamatan (biasanya 24 jam). Cairan yang digunakan pada termometer ini adalah
alkohol. Pada pipa kapiler terdapat indeks (batang kaca kecil). Termometer ini dipasang
secara horizontal di dalam sangkar meteorologi.
Gambar 5 Atmometer
6
g. Termohigrograf
Termohigrograf berfungsi untuk mencatat suhu dan kelembaban
udara
Gambar 6 Termohigrograf
h. Champbellstokes
Bola kaca ini digunakan untuk mengukur lama penyinaran
matahari. Prinsip kerjanya adalah bola kaca (yang bertindak
sebagai lensa cembung) mengumpulkan sinar matahari ke suatu
titik fokus/titik api yang kemudian akan membakar kertas pias
yang diletakkan di bawahnya. Jejak/bekas bakaran pada kertas
pias akan menunjukkan lama penyinaran.
Gambar 7 Champbellstokes
Gambar 8 Rain gauge manual (kiri), tipping bucket (tengah), dan Hellman (kanan)
j. Termometer tanah
Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang
berbeda, yaitu: 0 cm (permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm.
Termometer ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan
tanahnya berumput pendek dan tanah
gundul.
7
k. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Secara umum,
ada 2 jenis barometer, yaitu barometer air raksa dan barometer aneroid. Jenis-jenis
barometer air raksa antara lain barometer Toricelli, Kew, dan Fortin.
l. Panci evaporimeter
Panci evaporimeter berfungsi untuk mengukur
evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa
sebuah panci bundar besar, terbuat dari besi yang dilapisi bahan
anti karat dengan diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.
m. Lysimeter
Lysimeter berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi
pada sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Alat ini berupa
sebuah bejana penampang berukuran 1 m x 1 m yang di bagian
atasnya ditanami vegetasi (rumput atau tanaman lain).
Gambar 12 Lysimeter
8
Radiosonde merupakan sebuah balon raksasa yang digantungkan seperangkat sensor untuk
mengukur parameter cuaca seperti suhu, kelembaban, dan tekanan udara. Di radiosonde juga
terpasang sebuah GPS yang digunakan untuk memantau posisi radiosonde secara realtime.
Sebelum GPS ditemukan, pelacakan ketinggian radiosonde dilakukan menggunakan teodolit.
Selain itu, masih banyak pengukuran lain yang dapat digunakan. Pengukuran
yang sedang berkembang misalnya instrumen yang dipasang pada penerbangan
komersil, radar cuaca, profiler radar angin, SODAR, LIDAR, dropsonde, dan
masih banyak lagi. Penginderaan jarak jauh menggunakan satelit juga sangat
berguna untuk mengukur temperatur permukaan, tinggi awan, konsentrasi uap
air, kandungan aerosol, profil temperatur, konsentrasi zat-zat kimia di atmosfer,
dan kecepatan angin di atas permukaan laut.
PETA SINOPTIK
Setelah sebelumnya dibahas mengenai macam-macam observasi, data sinoptik yang telah
dihimpun untuk satu waktu akan diolah menjadi suatu peta sinoptik. Dalam peta tersebut
digunakan simbol-simbol khusus yang disebut simbol/kode sinop.
Penjelasan lebih detil mengenai makna komponen-komponen simbol sinop adalah sebagai
berikut:
1. Kode untuk tutupan awan (cloud cover). Kode lingkaran berisi ini menunjukkan kondisi bagian
langit yang tertutup oleh awan, dinyatakan dalam satuan perdelapanan.
9
Gambar 17 Penjelasan kode untuk tutupan awan
Catatan: apabila kita menggunakan kode angin untuk kecepatan selalu digunakan satuan
knot. Untuk kecepatan 50 knots, garis langsung diganti dengan lambang bendera. Bila
kecepatan lebih dari 50 knots, cukup ditambahkan garis sesuai keperluan. Garis panjang untuk
10 knots dan pendek untuk 5 knots. Untuk arah angin, penempatan “ekor garis kecepatan
angin” tersebut mengikuti dari mana arah angin itu datang. Misalnya pada gambar 2.11.8,
arah angin berasal dari timur.
10
3. Kode tekanan
Aturan membaca kode tekanan pada simbol sinop adalah sebagai berikut:
- Untuk nilai angka di atas 500, tambahkan angka 9 di depannya, lalu dibagi 10. Contoh: 675
berarti ditambah angka 9 menjadi 9675, lalu dibagi 10. Dengan demikian, tekanan yang
terukur adalah 967,5 mb
- Untuk nilai angka di bawah 500, tambahkan angka 10 di depan, lalu dibagi 10. Contoh:
198 berarti ditambah angka 10 menjadi 10198, lalu dibagi 10. Dengan demikian, tekanan
yang terukur adalah 1019,8 mb
Dari simbol-simbol sinop yang ada di peta sinoptik, dapat dibuat garis kontur yang
menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai yang sama untuk suatu parameter cuaca
tertentu. Beberapa macam garis kontur parameter cuaca:
- Isobar: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang tekanan udaranya sama
- Isoterm: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang temperatur udaranya sama
- Isohyet: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang curah hujannya sama
- Isotach: garis kontur yang menghubungkan tempat-tempat yang kecepatan anginnya sama
11
SOAL
1. Alat pengukur kecepatan angin adalah . . . .
a. Barometer
b. Higrometer
c. Termometer
d. Piezometer
e. Anemometer
5. Selain pengamatan cuaca permukaan, banyak stasiun pengamat yang melakukan pula pengukuran
udara atas. Alat yang digunakan untuk pengukuran udara atas adalah . . . .
a. Radiosonde
b. Roketsonde
c. Radar dan satelit
d. Rawinsonde
e. a – d benar
12
d. Jumlah penguapan
e. Jumlah presipitasi
11. Gambar manakah di bawah ini yang mengindikasikan angin barat laut dengan kecepatan 25 knot
dan tekanan atmosfer 1023,7 mb?
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. a – d salah
12. Manakah yang sesuai antara instrumen meteorologi dan parameter meteorologi yang diukur?
a. Psikrometer – penguapan
b. Penakar hujan – curah hujan
c. Wind vane – kecepatan angin
d. Dropsonde – konsentrasi CO2
e. Atmometer – tekanan udara
13
13. Parameter meteorologi apakah yang dapat ditentukan dengan menggunakan alat ini?
a. Suhu titik embun dan kelembaban relatif
b. Suhu maksimum dan minimum
c. Penguapan dan temperatur permukaan air
d. Paras kondensasi dan tekanan
e. Evapotranspirasi
14. Gambar di samping adalah model stasiun cuaca. Berapakah tekanan udara yang
ditunjukkan oleh model tersebut?
a. 902,9 mb
b. 0,29 mb
c. 29,0 mb
d. 1029,0 mb
e. 1002,9 mb
Untuk soal no. 15 – 17, perhatikan simbol pengamatan meteorologi di bawah ini.
18. Yang dimaksud dengan pengamatan insitu adalah pengamatan yang pengukurannya . . . .
a. Dilakukan dengan menggunakan instrumen meteorologi non-otomatis
14
b. Dilakukan dengan menggunakan instrumen meteorologi otomatis
c. Dilakukan di laboratorium
d. Dilakukan langsung di tempat
e. Dilakukan di tepi danau
19. Persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan pengamatan angin antara lain . . . .
a. Tinggi menara 10 m
b. Tinggi penghalang terdekat 10 m
c. Jarak penghalang terdekat 100 m
d. Jarak anemometer dan wind vane harus 1 m
e. a, c, dan d benar
20. Dalam rangka melakukan standarisasi pengamatan meteorologi, Badan Meteorologi Dunia
(WMO) menetapkan diameter corong penakar hujan standar adalah . . . .
a. 20,3 cm
b. 15,0 cm
c. 10,15 cm
d. 5,0 cm
e. a – d salah
15
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN PAKET 9
1. B
Pembahasan: baca lagi paket 9
2. D
Pembahasan: badai merupakan cuaca yang ekstrem; salah satu contohnya adalah hurricane
(siklon tropis)
3. C
Pembahasan: baca lagi paket 9
4. C
Pembahasan: baca lagi paket 9
5. C
Pembahasan: baca lagi paket 9
6. A
Pembahasan: baca lagi paket 9
7. E
Pembahasan: baca lagi paket 9
8. E
Pembahasan: penurunan secara cepat nilai tekanan udara pada suatu wilayah di daerah lintang
menengah menandakan siklon yang sedang bergerak mendekati wilayah tersebut; siklon
merupakan pusat tekanan udara rendah yang dicirikan oleh konvergensi udara; konvergensi udara
ini menyebabkan terbentuknya formasi badai yang menimbulkan cuaca buruk
9. C
Pembahasan: konvergensi adalah gerakan udara dari berbagai arah menuju pusat tekanan
rendah; divergensi adalah gerakan udara dari pusat tekanan tinggi menyebar ke segala arah;
gambar sebelah kiri mencerminkan konvergensi yang pusatnya merupakan “Low” (pusat tekanan
rendah), sedangkan gambar sebelah kanan mencerminkan divergensi yang pusatnya merupakan
“High” (pusat tekanan tinggi); konvergensi udara yang arahnya berlawanan putaran jarum jam
(gambar kiri) terjadi di BBU; divergensi udara yang arahnya searah putaran jarum jam (gambar
kanan) juga terjadi di BBU
10. D
Pembahasan: tornado F5 (menurut skala Fujita) menghasilkan angin dengan kecepatan antara
261 – 318 mph; 1 mph (mil per jam) = 1,609 kph (km per jam) = 0,894 knot; jika dikonversi ke
satuan knot, kisaran kecepatan angin yang dihasilkan oleh tornado F5 adalah 233,334 – 284,292
knot; dengan demikian, pilihan jawaban yang benar adalah 280 knot
11. A
Pembahasan: perhatikan lagi gambar 3 di paket 9; formasi A merupakan siklon tropis, ditandai
oleh adanya “mata badai” dan ukurannya yang sangat besar; formasi B merupakan badai tropis,
ditandai oleh ukurannya yang cukup besar dan belum munculnya “mata badai”
16
12. B
Pembahasan: baca lagi paket 9
13. A
Pembahasan: baca lagi paket 9
14. C
Pembahasan: baca lagi paket 9
15. A
Pembahasan: baca lagi paket 9
17
Kisahku seputar OSN 2013
Oleh : Rio Saumun Qodri
Kehidupan semasa SMP ku mungkin bisa dibilang datar – datar saja, sekolah pulang sekolah pulang
adalah rutinitasku setiap hari. Tak ada yang istimewa pada saat itu, hingga akhirnya saat aku masuk
SMA, aku tak ingin mengulangi masa – masa datar selama SMP tersebut. Aku membuat coretan target
yang nantinya ingin aku wujudkan selama masa putih abu-abu. Sebagian besar targetku saat itu
hanyalah di bidang keorganisasian, aku sama sekali tak mampu untuk melirik target di bidang akademik.
Minder, itulah alasan terbesarku mengapa aku tak mau menuliskan target di bidang akademik.
Memang, di sekolahku yang notabene adalah sekolah terfavorit di Surabaya, dan bahkan ada yang
bilang terbaik di Jawa Timur, punya siswa – siswi yang prestasinya segudang, bahkan tak sedikit yang
masuk ke sekolahku karena jalur prestasi akademik semasa SMP nya. Sedangkan aku hanyalah siswa
biasa yang tak memiliki bekal pengalaman apa – apa, baik itu akademik maupun organisasi.
Mungkin mengejar di bidang keorganisasian lebih mudah daripada di bidang akademik pikirku, dan
jadilah di waktu SMA aku ingin fokus untuk mengejar pengalaman organisasi. Target demi target telah
kucapai, hingga pada puncaknya aku dipercaya mengemban amanah sebagai Wakil Ketua OSIS serta
sebagai Ketua Pelaksana Kepanitiaan Masa Orientasi Siswa di sekolahku. Kesibukanku sangatlah tinggi
pada saat itu, fokusku hanya satu, organisasi. Hingga pada akhirnya ada pengumuman mengenai seleksi
OSN dan Pembinaan di tingkat sekolah. Sebagai anak OSIS, tentunya aku mengetahui betul mengenai
program – program sekolah apalagi yang berhubungan dengan kesiswaan. Waktu itu dibuka delapan
bidang olimpiade, semua bidang kecuali bidang geografi, dan di hampir semua bidang kecuali bidang
kebumian peminatnya sangat banyak. Bidang kebumian waktu itu kekurangan peminat, bahkan untuk
jumlah standar kelas minimum pun tak sampai. Alhasil karena waktu itu aku cukup dekat dengan teman
yang ada di bidang kebumian akhirnya aku pun diajak untuk mengikuti pembinaan OSN bidang
kebumian.
Dari awal memang fokusku hanya untuk organisasi, dan dampaknya pembinaan kebumian pun aku ikuti
dengan setengah hati, aku sering membolos pembinaan hanya untuk keperluan organisasiku, dan
setelah aku rasakan ternyata berat juga belajar kebumian, yang waktu itu lebih konsen di bidang fisik
seperti geologi, batuan, meterologi, sedikit astronomi dan lain sebagainya. Sebagai anak jurusan IPS,
bidang itu seakan tak cocok untukku, lebih baik aku memilih bidang ekonomi akan tetapi tidak bisa
dikarenakan kuota di bidang ekonomi sudah penuh. Hingga pada suatu akhirnya, sekolah mendapatkan
info bahwa OSN 2013 akan dibuka bidang baru, yaitu geografi, namun karena yang baru dipersiapkan
hanya delapan bidang, maka untuk memenuhi kuota geografi ini pun didapat dari bidang kebumian
ditambah dengan anak kelas IPS. Akhirnya, aku pun dimasukkan untuk bidang geografi. Saat itu ada
enam orang siswa yang akan mewakili sekolah di OSK untuk bidang geografi dan kebumian, sedangkan
semua bidang mengirimkan sepuluh orang perwakilan. Saat belajar geografi aku merasa nyaman,
karena yang dipelajari ada perpaduan fisik dan sosialnya, apalagi dengan pengetahuan umumnya yang
membuat aku menjadi semakin betah. Di tengah kesibukan organisasi aku sempatkan untuk belajar
berbagai materi yang akan diujikan di OSK geografi. Aku memulainya dari nol, tak ada pengalaman
apapun di bidang geografi apalagi yang sekelas olimpiade, hanya berbekal semangat dan ketertarikan
yang dalam aku belajar materi – materi geografi.
Saat OSK, rasa minder itu kembali muncul melihat betapa niatnya pesaing yang akan kuhadapi. Mereka
jelas menunjukkan tingkat persiapan yang mumpuni, sedangkan aku hanya ala kadarnya. Mudah bagiku
untuk menenangkan diri, karena aku mengikuti OSK hanya bermotivasikan untuk mewakili sekolah
18
dalam pemenuhan kuota, tak lebih dari itu, sehingga beban yang aku pikul pun juga semakin ringan.
OSK pun berhasil aku lalui, namun aku tak peduli dengan hasil yang ada, lolos Alhamdulillah tidak lolos
ya juga Alhamdulillah, karena aku bisa kembali fokus ke amanah organisasi. Namun takdir berkata lain,
aku mendapatkan peringkat kedua kota dan berhak lolos ke OSP. Campur aduk perasaanku saat itu,
antara senang karena lolos ke OSP dan bingung karena saat OSP adalah masa ketika puncak dari
kegiatan pelatihan MOS, dan waktu itu aku ketuanya. Karena aku pikir udah kepalang tanggung
mencapai OSP, akhirnya aku mencoba mengalihkan sedikit fokusku untuk OSP, dan untuk kegiatan
organisasi sementara waktu aku serahkan ke wakilku. Materi demi materi aku pelajari, aku hanya bisa
belajar mandiri, hanya mungkin sesekali waktu dibantu sama guru pelajaran geografi di sekolah. Tak
ada senior yang mengajariku karena ini adalah tahun pertama bidang geografi dilombakan di OSN, tak
seperti bidang lain yang hampir setiap pulang sekolah ada pembinaan dari senior.
OSP di Kota Batu rasanya hampir sama seperti waktu OSK, aku mencoba mengerjakan soal dengan
tanpa beban, namun harus kuakui soalnya jauh lebih susah dibandingkan OSK, dan banyak dari kota /
kabupaten lain di Jawa Timur yang jauh lebih siap persiapannya. Selepas OSP, aku tak memikirkan
apakah aku lolos OSN atau tidak, aku hanya kembali ke rutinitas. Hari demi hari berlalu, bahkan akupun
lupa kalau hari ini adalah hari pengumuman pemenang OSN,maklum jeda OSP dan pengumuman
peserta OSN waktu itu cukup lama. Kulihat pengumumannya, dan hasilnya aku lolos ke OSN! Seakan
tak percaya akan hasil tersebut, bahkan aku refresh berkali – kali halamannya, memastikan apakah ini
cuma ilusi atau tidak, ya, mungkin terdengar cukup berlebihan. Persiapan OSN juga masih aku lakukan
secara mandiri, membuka berbagai referensi, membaca atlas , buku pengetahuan umum dan lain
sebagainya seakan menjadi rutinitasku saat itu, untuk urusan organisasi kembali aku serahkan ke
wakilku hingga masa OSN selesai. Alhasil fokusku telah beralih dari organization oriented ke olympic
oriented. OSN 2013 diadakan di Kota Bandung, Jawa Barat, aku pada awalnya tak menargetkan
mendapat medali, karena masuk sebagai peserta OSN saja bagiku sudah big achievement, sehingga aku
tidak terlalu terbebani dalam mengikuti OSN, aku bawa enjoy ujian demi ujian, tak ada rasa grogi atau
apapun saat itu, aku hanya berpikir setidaknya aku pulang membawa ilmu.
Hingga saatnya pengumuman pemenang OSN tiba, satu demi satu peraih medali diumumkan,ada rasa
takjub ketika melihat mereka maju dan dikalungkan medali, di tengah lamunanku itu aku dikagetkan
oleh suara teman – teman sekontingen Jawa Timur,” Wee...Selamat bos!!traktiran rek!” aku masih
belum paham apa maksut teman-temanku itu, dan tenyata di layar itu tertulis
Shock, kaget,seneng, dan berbagai rasa campur aduk saat itu, tanpa berkata panjang aku segera maju
untuk mendapatkan pengalungan medali. Masih belum bisa berkata-kata saat itu, maju OSN saja sudah
senang, apalagi mendapatkan medali waktu itu, hanya berucap syukur waktu itu yang dapat aku lakukan
atas nikmat luar biasa yang sudah Allah berikan.
Itu hanyalah sekelumit kisah yang dapat aku ceritakan ke kalian semua, mungkin ada beberapa tips versi
dariku buat adik – adik yang akan mengikuti olimpiade geografi:
1. Belajar konsisten, belajar sedikit namun rutin jauh lebih baik daripada belajar banyak namun dalam
satu waktu
19
2. Temukan passion dan metode belajarmu yang paling tepat. Apakah kamu lebih nyaman belajar
sendiri atau berkelompok, membaca buku atau internet dan lain sebagainya.
3. kerjakan ujian kalau bisa tanpa ada beban apapun, terkadang justru target yang kita bawa, seperti
ambisi kemenangan dan lain sebagainya akan membuat kita sedikit terbebani, lebih baik ikhtiar dan
ikhlas, kerjakan soal – soal dengan niatan untuk mencari ilmu, untuk urusan lolos tidaknya biarkan Allah
yang mengaturnya/ tawakal.
4. Gak perlu minder, percaya diri saja, setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangannya, jadi
santai lah
5. Ini yang paling penting! berdoa kepada Tuhan dan memohon doa restu orangtua sebelum hari
pelaksanaan ujian, percuma kalau hanya mengandalkan belajar saja, tanpa meminta bantuan dariNya.
20