Anda di halaman 1dari 4

Nama : Suhendri - 322315101

Matkul :Kewarganegaraan
Kelas : B Pagi
A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Pt 1
Pendidikan kerwarganegaraan merupakaan bidang yang dapat di temukan di hampir
seluruh negara di dunia, namun yang menjadi pembeda hanyalah namanya saja. Mengapa
pendidikan kewarganegaraan menjadi program pendidikan di negara negara dunia? Karena
secara filosofis negara yang tetap menginginkan negaranya tegap eksis, maka warga
negaranya harus di didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik.
Sebutan Kewarganegaraan di berbagai negara, Yaitu:

 Indonesia = Pendidikan Kewarganegaraan


 United Kingdom = Citizenship Education
 Amerika = Civic Education
 Timur Tengah = Ta’limatul Muwwatonah / Terbiyatul Al Watoniyah
 Mexico = Education Civicas
 Germany = Sachununterricht
 Australia = Civics
 New Zealand = Social Studies
 Afrika Selatan = Life Orientation
 Hongaria = People and Society
 Singapura = Moral Education
 Malaysia = Pendidikan Sivik Dan Kewarganegaraan
 Portugal = Formacio Educasio
 Bulgaria = Civic History And Civic Education
 Norwegia = L’Education Civique

Ada pandangan dari Nadin dan Clark yang mengatakan bahwa warga negara dari suatu
negara itu dapat di bedakan menjadi 3 tipe, Yaitu :
1. Spons Citizens ( Tipe Busa )
Tipikal warga negaranya ialah mudah terbawa arus dan tidak mempunyai pendirian yang
tangguh, mereka umumnya mudah di hasut.
2. Stone Citizen ( Tipe Batu )
Tipikal nya mereka sangat sulit menerima pandangan orang lain, terutama jika pandangan
tersebut tidak sesuai dengan kepentingannya, mereka umumnya keras kepala.
3. Generator Citizen ( Tipe Aktif )
Tipikal warga negara yang mampu menggerakkan dan berpartisipasi aktif dalam
bermasyarakat dan bernegara bangsa.
Oleh karena itu, generator citizen seringkali di pandang sebagai warga negara yang cerdas
dan baik atau smart zitizen atau sebagai warga negara ideal. Jadi, ibarat memaknai
pendidikan yang merupakan upaya untuk menumbuh kembangkan potensi individu, agar
menjadi individu yang dewasa.
Untuk membangun negara bangsa sebesar dan semagemuk indonesia perlu di iringi atau di
didahului oleh modal sosial. Mengapa demikian? Karna apabila tenunan sosial robek, konflik
sosial sulit di rekonsiliasi maka modal sumber daya alam, finansial dan keterampilan itu tidak
banyak menolong. Memperkuat modal sosial bisa si lakukan dengan cara memperluas ruang
ruang percobaan merentangkan jaring jaring konektivitas serta memperkuat semangat
inklusivitas yang dapat menumbuhkan rasa saling percaya. Inilah orgensi pendidikan
kewarganegaraan yang berupaya mendidik warga negara muda agar semenjak dini dapat
membayangkan bahwa negeri ini betapa luas wilayahnya, banyak dan majemuk penduduknya
agar kelak, setelah dewasa memiliki keluasan mental seperti luas indonesia dan kekayaan
rohani seakan sebanyak majemuk bangsa indonesia.
Indonesia memiliki posisi strategis baik secara geografis, geopolitik dan geoekonomi.
Indonesia mengandung potensi bawaan untuk menjadi pusat persilangan berbagai arus dari
luar. Dalam gambaran Denis Lombard, “Sungguh tak ada satupun tempat di dunia ini, kecuali
asia tengah menjadi tempat kehadiran hampir semua kebudayaan besar di dunia yang
berdampingan atau lebur menjadi satu”. Kemudian ia mengatakan “Sedemikian ramainya
penetrasi global silih berganti sehingga nusantara sebagai tempat persilangan jalan tidak
sempat berkembang tanpa gangguan dan pengaruh dari luar, akan tetapi situasi demikian
tidak perlu di pandang sebagai kerugian. Posisi sebuah negeri posisi persimpangan jalan,
pada titik pertemuan berbagai dunia dan kebudayaan apabila di kelola secara baik mungkin
dalam evolusi sejarahnya bisa membawa keuntungan kalau bukan menjadi syarat terjadinya
peradaban agung.
Proses pendidikan generasi muda sangatlah penting termasuk pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan hendaknya menanamkan kekayaan jiwa pada
anak anak muda kita. Mengapa demikian? Kerena kemiskinan terparah suatu bangsa
bukanlah kemiskinan sumber daya melainkan kemiskinan jiwa. Ketika warga negara hanya
bisa bertanya apa yang bisa di dapatkan dari negara? Dan ketike penyelenggara negara cuma
memburu kehormatan tidak bisa memikul tamggung jawab dari kehormatan itu, maka
seberapapun strategisnya posisi geografis, geopolitik dan geoekonomi tidak akan membawa
kebaikan dan kesejahteraan bagi kehidupan bersama.
Jadi, keberadaan pendidikan kewarganegaraan itu adalah diperlukan untuk mendidik
warga negara muda agar mampu merawat dan menumbuhkan modal sosial dan memiliki
kekayaan jiwa, sehingga strategisnya posisi geografis, geopolitik dan geoekonomi indonesia
serta multikulturalnya bangsa indonesia dapat membawa kesejahteraan bagi kehidupan
bersama.
B. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Pt 2
Mengapa pendidikan kewarganegaraan di perlukan, 4 alasan yaitu:

 Alasan Historis, Yaitu mengambil pelajaran dari catatan sejarah


 Alasan Yuridis, Yaitu berdasarkan alasan Undang Undang
 Alasan Sosiologis, Yaitu alaaan berdasarkan keadaan di masyarakat
 Alasan Politis, Yaitu alasan yang berkaitan dengan kebijakkan pemerintah

Pendidikan kewarganegaraan merupakaan pendidikan mata pelajaran wajib, sekali pun


penamaannya berubah ubah. Di perguruan tinggi pada mulannya dikenal mata kuliah
pendidikan kewiraan ( 1973-1974 ), bertujuan menumbuhkan kecintaannya pada tanah air.
Nama mata kuliah berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan dari ( 1995 – sekarang ).
Demikianlah 4 alasan mengapa oendidikan kewarganegaraan itu penting, terlebih lagi
setelah indonesia memasuki era reformasi.
Pada era reformasi wacana pembangunan bangsa dan pembangunan karakter yakni Nation
and Character Building meletakkan pengakuan atas hak-hak warga negara sebagai isu sentral
dalam masyarakat pluralis dan demokratis dengan kata lain perjuangan dan pemerolehan hak
sipil, hak asasi manusia, hak keadilan sosial dan politik diyakini akan lebih mudah di capai
itu testisnya.
Berbagai upaya di wujudkan untuk mewujudkan pernyataan di atas, upaya itu di
wujudkan misalnya melalui amandemen UUD Negara RI 1945 dan keinginan untuk
merestorasi pancasila. Akan tetapi, setelah hampir dua windu keliatannya harapan ini tidak
begitu tampak terkecuali pada aspek kebebasan berekspresi dimana kesempatan yang tersedia
memang jauh lebih luas tidak terkekang dibandingkan dengan kesempatan pada masa rezim
otoriter.
Di lain pihak, di era transisi demokrasi bangsa indonesia justru dihadapkan pada berbagai
fenomena yang mempengaruhi kewarganegaraannya seperti nasionalisme ekonomi etika
sosial pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi degradasi lingkungan lokaalisme
demokratis dan multikulturalisme. Semua masalah yang di sebutkan belakangan ini
merupakan tantangan berat dalam repitalisasi cita sipil khususnya melalui penelitian
kewarganegaraan.
Sejumlah ahli mengatakan tantangan besar kedepan bagi bangsa indonesia adalah
menumbuhkan budaya dan kehidupan demokrasi atau kultural demokrasi pada berbagai
komponen masyarakat mulai dari elit politik para birokrat dalam sistem pemerintahan dunia
usaha lembaga swadaya masyarakat kaum intelektual hingga masyarakat luas. Apakah
maksud semua itu?
Maksudnya adalah bahwa budaya dan kehidupan demokrasi harus terjadi pada berbagai
kompenen masyarakat. Karena pembentukkan struktur pemerintahan negara yang demokratis
tanpa di imbangi dengan tumbuhnya kehidupan demokrasi pada berbagai komponen
masyarakat akan menjurus pada lahirnya demokrasi yang semu atau sudut demokrasi. Oleh
karena itu, pembinaan pemahaman akan prinsip-prinsip serta cara hidup yang demokratis
adalah salah satu tantangan mendasar bagi sistem pendidikan nasional dalam membentuk dan
mengembangkan kehidupan negara dan masyarakat yang semakin demokratis.
Pada tantangan kurikuler pendidikan kewarganegaraan baik substansi proses pembelajaran
maupun efek sosial kulturalnya sengaja dirancang dan di programkan untuk mewujudkan
program-pragram pendidikan demokrasi yang bermuara pada pembentukan karakter bangsa
indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara baik karakter
privat maupun karakter publik. Dengan demikian tampak pendidikan kewarganegaraan
sengat strategis dalam menumbuhkan karakter privat maupun karakter publik.
Intinya bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian penting dari pembangunan
bangsa dan pembangunan karakter atau nation and character building.

Anda mungkin juga menyukai