Anda di halaman 1dari 1

Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh


para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan.
Sedangkan dari segi karakteristiknya, historiografi tradisional bersifat kultural
dan politis, serta belum menggunakan metode ilmiah dalam penyusunannya, sehingga
unsur subjektivitasnya tinggi.

Historiografi Kolonial
Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang berkembang pada masa Kolonial
Belanda sejak abad ke-17 M hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M.
Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia
Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya
untuk memperkuat kedudukan mereka di Indonesia. Ciri-ciri historiografi masa
kolonial adalah:

Historiografi Nasional
Selanjutnya, yakni historiografi nasional. Ialah penulisan sejarah dengan bangsa
Indonesia sebagai subjek utama. Model historiografi ini mulai marak setelah bangsa
ini merdeka pada agustus 1945
Penulisannya bersifat Indonesiasentris, dengan tujuan untuk kepentingan menanamkan
rasa nasionalisme kepada seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan ciri dari
historiografi nasional antara lain menggunakan perspektif nasionalisme Indonesia.
Dari karakteristiknya, penulisan sejarah memiliki tujuan untuk kepentingan bangsa
Indonesia. Tulisan sejarah sengaja dibuat berdasarkan perspektif bangsa Indonesia.

Historiografi Modern
Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan
fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian,
memakai ilmu-ilmu bantu, adanya teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui
sejarah lisan.
Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan prinsip-
prinsip metode penelitian sejarah.

Anda mungkin juga menyukai