Anda di halaman 1dari 1

2 Etiologi

3
1 Definisi
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Keturunan
4. Ras dan etnik
Patofisiologi
5. Hipertensi Stroke iskemik terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah, yang dipengaruhi banyak factor seperti
Stroke iskemik (non hemoragik) 6. Penyakit jantung
merokok, hipertensi, alcohol, obesitas. Adanya
7. Diabetes
yaitu tersumbatnya pembuluh hiperkolesterol aterosklerosis yang menyebabkan
8. Merokok pembuluh darah mengalami penyempitan, yakni
darah yang menyebabkan aliran pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitas berkurang.
Proses aterosklerosis terjadi akibat tertimbunnya lemak
darah ke otak sebagian atau dalam dinding pembuluh darah arteri. Timbunan lemak
keseluruhan terhenti. tersebut dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan
luka yang akan merangsang trombosit untuk
mengeluarkan enzim pembeku darah.
Terjadilahpenggumpalan darah setempat yang akan
mengurangi diameter arteri sehingga arteri makin
menyempit atau bahkan tersumbat sempurna.

8 Daftar pustaka S NH 4 Manifestasi klinis


1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau

STROKE NON
kelumpuhan separo badan
1. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
3. Bicara cedal atau pelo
2. PPNI (2016). Standar Interveni Keperawatan
Indoesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
4. Gangguan bicara dan bahasa
3. Dewi Binaya (2015). Askep Pasien SNH. 5. Gangguan penglihatan
Semarang : Poltekkes kemenkes semarang. 6. Mulut moncong atau tidak simetris
7. Gangguan daya ingat

HEMORAGIK
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak

7 Intervensi 5 penataaksanaan

6
1. Dukungan mobilisasi 1. Scan CAT : untuk memperoleh gambaran
- identifiasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya sejauh mana kerusakan otak yang terjadi.
- monitor kondisi umum selama melakukan 2. MRI (Magnetic Resonance Imaging): bila
mobilisasi pemeriksaan scan CAT tidak menunjukkan
penyumbatan maka perlu diperjelas dengan
- fasilitasi aktivitas mobilisasi engan alat bantu
- njurkan melakukan mobilisasi dini
Diagnosa MRI.
3. ECG (Electroardiograph) : untuk
2. Promosi komunikasi defisit bicara
memperoleh grafik detak jantung, untuk
- monitor kecepatan, tekanan, kualitas, volume, dan 1. Gangguan mobilitas fisik mentksi kemungkinan adanya penyakit
diksi bicara jantung.
- identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai
2. Gangguan komunikasi verbal
4. Tes darah : untuk memonitor pasokan
bentuk komunikasi 3. Risiko perfusi serebral tidak efektif oksigen pada darah.
- gunakan metode komunikasi alternatif
- anjurkan berbicara perlahan
3. Manajemen peningkatan tekanan intrakranial
- Monitor MAP, CPP, gelombang ICP, status
pernafasan, intake dan output cairan, cairan
serebro-spinalis.
- berikan posisi semi fowler
- atur ventilator gar PaCO2 optimal
- ertahankan suhu tubuh normal

Anda mungkin juga menyukai