Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UPAYA PENINGKATAN SEHAT PADA SESEORANG


Dosen Pengampun: Ibu Lianita Primi Octaviana, S.Tr.Keb, M.Keb

Disusun Oleh:
Anitia Ramadhani
Gita Apriliana Ashari
Halimah
Intan Nor Aini
Qarinatul Islamiyah
Rafina Tri Yuliati Rahmah
Sofiyatun

AKADEMI KEBIDANAN AIFA HUSADA MADURA


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualailkum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “ UPAYA PENINGKATAN SEHAT PADA
SESEORANG”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.

Pamekasan, 21-September-2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………...
C. Tujuan Masalah………………………………………………...

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan………………………………………….
B. Upaya Hidup Sehat…………………………………………….
C. Konsep Promosi Kesehatan……………………………………
D. Konsep Perilaku Hidup Sehat………………………………….

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya kesehatan yang mahal membuat seseorang melakukan alternatif lain


dalam menjaga kesehatan. Salah satunya dengan melakukan aktifitas fisik yaitu
olahraga. Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia didalam
kehidupan, agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Secara
fisiologis, olahraga dapat dijadikan wahana pemberdayaan kemampuan fungsi
fisiologis tubuh seprti meningkatkan kesehatan, kebugaran dan meningkatkan koalitas
komponen kondisi fisik antara lain kelincahan, dan kekuatan otot.
Upaya Kesehatan dapat diselenggaraan dengan pendekatan pemeliharaan,
Peningkatan kesehatan (promotif), kebugaran jasmani (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (prasetyo,2013).

B. Rumusan Masalah
a) Pengertian Kesehatan?
b) Apa Saja Upaya Hidup Sehat?
c) Apa Itu Konsep Promosi Kesehatan?
d) Apa Yang Dimaksud Konsep Perilaku Kesehatan?

C. Tujuan Masalah
a) Memahami Pengertian Kesehatan
b) Memahami Upaya Hidup Sehat
c) Memahami Konsep Promosi Kesehatan
d) Memahami Konsep Perilaku Kesehatan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan

Beberapa definisi tentang kesehatan telah diungkapkan oleh para ahli.

Pendapat Santoso (2012) mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup

sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolahan

kehidupan emosional. Rusaknya status kesehatan disebabkan karena keadaan

keseimbangan yang terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periodeperiode


awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya.

Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Diperkuat definisi yang dirumuskan oleh World Health Organization

(WHO) bahwa kesehatan merupakan: “a state of complete physical, mental and

social well being and not merely the absence of disease or infirmity” yang

artinya adalah keadaan sejahtera fisik, mental, sosial tanpa ada keluhan sama

sekali (cacat atau sakit).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan

adalah sebuah kondisi sejahtera dari tubuh yang stabil dalam sistem koordinasi

badan dan jiwa raga manusia atau makhluk hidup lainnya pada rata-rata normal.
Kesehatan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi

kebugaran dan fungsi kerja tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak

ternilai. Oleh karena itu setiap orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia

dan ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda,

tidak lekas keriput karena menua. Hal tersebut dapat dirasakan apabila kita

pernah mengalami sakit. Olahraga dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi

setiap orang, karena semua orang pasti ingin sehat, tidak seorangpun yang ingin

sakit atau terganggu kesehatannya.

B. Upaya Hidup Sehat


Pola hidup sehat sebaiknya dijalankan sejak dini agar terhindar dari berbagai
serangan penyakit. Penyakit yang mengintai akibat pola hidup yang buruk antara
lain diabetes, gagal ginjal, kanker, maupun penyakit kardiovaskular seperti stroke,
darah tinggi, dan jantung. Sebaliknya, apabila menerapkan pola hidup sehat
nantinya akan memberi efek yang luar biasa dan terhindar dari penyakit tersebut.

Dengan memiliki kesehatan tubuh yang lebih baik, Anda dapat merasa lebih
semangat dalam menjalani hidup serta meningkatkan produktivitas. Jangan tunda
untuk mulai merencanakan dan menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat.

Meskipun sulit untuk keluar dari kebiasaan lama, terapkan gaya hidup sehat
secara bertahap namun konsisten. Meski perlahan namun dampak yang dirasakan
cukup signifikan, yakni dapat memberi lebih banyak energi pada tubuh,
meningkatkan kesehatan mental, dan menyingkirkan penyakit.

Dilansir dari beberapa sumber, berikut lima langkah mudah menuju pola hidup
sehat.

1. Perhatikan menu diet.


Untuk mempertahankan gaya hidup sehat, Anda harus makan makanan sehat
seperti sayur dan buah. Makanlah sedikit karbohidrat, garam, lemak tidak
sehat, dan hindari junk food. Anda bisa meminum segelas jus dan buah di
pagi hari dan porsi sayuran yang berbeda setiap kali makan.

Sayuran hijau dan buah-buahan mengandung banyak nutrisi seperti vitamin


dan antioksidan yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
melawan penyakit yang menyebabkan racun. Antioksidan membantu
melawan penyakit mata, meningkatkan kesehatan kulit, dan kesehatan secara
keseluruhan.

Terlebih, World Health Organization (WHO) merekomendasikan makan


buah-buahan dan sayuran sebagai bagian rutin dari diet Anda supaya tubuh
mampu melawan penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Selain itu,
hindari melewatkan makan seperti meninggalkan sarapan karena dapat
membuat Anda makan berlebih di siang hari. Perhatikan pula ukuran porsi
makan untuk menghindari mengonsumsi kalori berlebih.

2. Perbanyak minum air putih.


Anda dapat meningkatkan kesehatan sekaligus menghemat uang dengan
banyak minum air putih. Air putih memberikan banyak manfaat bagi tubuh
seperti menutrisi, membersihkan racun dari tubuh, meningkatkan fungsi
otak, memberi energi pada otot, mengontrol kenaikan berat badan, dan
menyeimbangkan suhu dan cairan tubuh.

Semakin sedikit minum akan menurunkan cadangan cairan dalam tubuh


dan berisiko mengentalkan darah. Apabila darah mengental, jantung akan
bekerja lebih keras untuk memompa. Jantung yang bekerja ekstra dalam
jangka panjang akan mengalami gangguan dan masalah lainnya. Oleh sebab
itu, dianjurkan untuk minum sekitar 8 gelas air per hari.

3. Kelola kesehatan mental.


Menerapkan gaya hidup sehat tak cukup hanya dengan makan makanan
bergizi. Kesehatan mental juga perlu diperhatikan karena mental
merupakan fondasi kesehatan secara keseluruhan. Penting untuk mengelola
pikiran dan perasaan setiap hari. Kelilingi diri dengan orang-orang yang
dapat memberi semangat dan masukan konstruktif. Biasakan untuk selalu
melihat sisi kehidupan yang positif.

Sekalipun berada dalam situasi terburuk, yakin bahwa selalu ada sisi
positifnya. Hindari menaruh perasaan negatif terhadap diri sendiri maupun
orang lain. Hal itu hanya akan memunculkan ketidakbahagiaan dalam
kehidupan sosial Anda. Meningkatkan kesehatan mental dan emosional
dapat dilakukan dengan bersosialisasi. Jangan lupa untuk selalu tidur
cukup, 7-9 jam setiap malam.

4. Jauhi stress.
Agar terhindar dari stres dan tuntutan hidup, coba rileks dan istirahatlah.
Ada saatnya untuk berhenti, menarik napas dalam-dalam, dan bersantai
dengan melakukan sesuatu yang Anda sukai. Cobalah beberapa kegiatan
santai seperti meditasi, mendengarkan musik, membaca, tidur, menonton
komedi, atau berlibur. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu Anda
bersantai dan mereka menimbulkan perasaan tenang dan bahagia.

5. Rutin berolahraga.
Ibarat Anda sudah memiliki kesehatan mental yang baik, maka harus
didukung dengan kondisi fisik yang sehat dan bugar. Penelitian
menunjukkan bahwa rutin melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
membantu memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan. Cobalah berolahraga satu minggu tiga kali. The American
Heart Association menyarankan 150 menit berolahraga per minggunya.
Pilih jadwal yang tepat dan luangkan waktu untuk berolahraga di pagi hari.

Agar tidak membosankan dan merasa malas, pilih olahraga yang


menyenangkan. Anda harus menikmati olahraga dan tidak merasa seperti
dipaksa. Lakukan olahraga yang menyenangkan sekaligus memungkinkan
bagi tubuh seperti senam aerobik, yoga, latihan sirkuit, berenang, berjalan,
lari, atau bersepeda.
C. Konsep Promosi Kesehatan
Green, L.W. and Kreuter (2005) mendefinisikan promosi Kesehatan
sebagai kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan
organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas. Promosi
kesehatan juga dipahami sebagai perilaku yang dimotivasi oleh keinginan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan potensi kesehatan manusia
(Pender, Murdaugh and Parsons, 2015).

WHO mendefinisikan promosi kesehatan sebagai proses untuk membuat


seseorang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki Kesehatan
mereka. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2005) dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit, merumuskan promosi kesehatan adalah proses untuk
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, memengaruhi
dan membantu masyarakat berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku
dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat
kesehatan yang optimal.

Komponen
Promosi Kesehatan terdiri dari tiga komponen yaitu: pendidikan kesehatan
(Health Education), Perlindungan kesehatan (Health Protection) dan
Pencegahan penyakit (Disease Prevention) (Tannahill, 2009).
Para ahli dan WHO menjelaskan ketiga komponen tersebut sebagai berikut:
1. Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Merupakan kombinasi dari pengalaman belajar dirancang untuk
memengaruhi, mengaktifkan, dan memperkuat perilaku sukarela yang
kondusif bagi kesehatan individu, kelompok, atau komunitas untuk
memfasilitasi proses yang memungkinkan individu, keluarga, dan
kelompok membuat keputusan yang terinformasi dengan baik tentang
praktik kesehatan.
1. Pencegahan Penyakit (Disease Prevention)
Merupakan kegiatan atau serangkaian kegiatan yang bersifat
preventif, dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan,
yang ditujukan untuk menghindari dan mengurangi risiko dan dampak
buruk akibat penyakit. Kegiatan pencegahan penyakit digunakan untuk
membuat individu dan komunitas tetap sehat dengan mencegah
kemungkinan penyakit di masa depan. Tindakan preventif diartikan
sebagai intervensi yang diarahkan untuk mencegah munculnya penyakit
yang spesifik dan mengurangi insiden dan prevalensi penyakit dalam
populasi.
2. Perlindungan Kesehatan (Health Protection)
Perilaku di mana seseorang terlibat dengan maksud khusus untuk
mencegah penyakit, mendeteksi penyakit pada tahap awal, atau untuk
memaksimalkan kesehatan dalam batasan penyakit. Perlindungan
kesehatan bertujuan untuk mengurangi kemungkinan individu atau
masyarakat dalam menghadapi bahaya lingkungan atau berperilaku tidak
aman atau tidak sehat. Intervensi ditujukan untuk mencegah orang jatuh
sakit atau sakit dengan membangun mekanisme perlindungan.
Perlindungan kesehatan di era kesehatan masyarakat modern berfokus
terutama pada mencegah dan mengendalikan infeksi penyakit dan
melindungi dari radiasi, bahan kimia dan bahaya lingkungan.

D. Konsep Perilaku Kesehatan

Beberapa dekade terakhir telah terlihat peningkatan perhatian terhadap


kontribusi perubahan perilaku terutama untuk meningkatkan kesehatan.
Merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, penyalahgunaan zat, kebiasaan
makan yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan
ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan yang efektif termasuk diantara
perilaku yang membahayakan kesehatan yang diidentifikasi dan ditargetkan
untuk dapat dimodifikasi (Medicine, 2001). Perilaku peningkatan kesehatan
adalah outcome dari Health Promotion Model. Selain menghasilkan
peningkatan kesehatan, perilaku sehat mampu meningkatkan kemampuan
fungsional, dan kualitas hidup yang lebih baik di semua tahap perkembangan
(Pender, Murdaugh and Parsons, 2019). Fokus utama promosi kesehatan
adalah membantu orang membatasi perilaku tidak sehat dan menggantikannya
dengan perilaku sehat (Glanz, Lewis and Rimer, 2008). Perilaku kesehatan
merupakan atribut pribadi seperti keyakinan, harapan, motif, nilai, persepsi,
dan elemen kognitif lainnya, karakteristik kepribadian, termasuk keadaan dan
sifat afektif dan emosional, dan pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan terbuka
yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan
peningkatan kesehatan (Glanz, Lewis and Rimer, 2008). Dalam bab ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai konsep perilaku, perilaku kesehatan, dan
mekanisme terjadinya perilaku kesehatan berdasarkan teori perilaku
kesehatan.

Perilaku merupakan bagian dari aktivitas suatu organisme. Perilaku


adalah apa yang dilakukan organisme atau apa yang diamati oleh organisme
lain. Perilaku juga merupakan bagian dari fungsi organisme yang terlibat
dalam suatu tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap
stimulus (rangsang dari luar). Perilaku terjadi melalui proses respon, sehingga
teori ini sering disebut dengan teori ”S-O-R” atau Teori Organisme Stimulus
(Skinner, 1938). Perilaku organisme adalah segala sesuatu yang dilakukan
termasuk perilaku tertutup dan terbuka seperti berpikir dan merasakan (Pierce,
W. David; Cheney, 2013).
Berdasarkan definisi tersebut, maka perilaku dibagi menjadi 2 yaitu (Kholid,
2018):
1. Covert behavior, merupakan perilaku tertutup yang terjadi jika respon
terhadap stimulus masih belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas,
atau masih terselubung.
2. Overt behavior, merupakan perilaku terbuka yang terjadi jika respon
terhadap stimulus sudah dapat diamati oleh orang lain, atau sudah berupa
tindakan. Saat ini, ilmu perilaku disebut behavior analysis. Behavior
analysis adalah pendekatan ilmu yang mempelajari perilaku organisme.
Ketika suatu organisme mempelajari cara baru berperilaku sebagai reaksi
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya, ini disebut conditioning.
Dua jenis conditioning disebut dengan responden dan operan. Refleks
melibatkan perilaku responden yang ditimbulkan oleh stimulus. Ketika
stimulus (S) secara otomatis memunculkan (à) respon stereotip (R) atau
responden, hubungan S (à) R dinamakan refleks.
Terdapat 2 jenis conditioning, yaitu (Pierce, W. David; Cheney, 2013):
1. Respondent conditioning, ini terjadi ketika stimulus netral dipasangkan
dengan stimulus yang tidak terkondisi. Contoh, pada refleks anjing,
makanan yang ada di mulut menghasilkan air liur sebagai perilaku
responden. Berikutnya, bel berbunyi (stimulus baru) tepat sebelum
memberi makan anjing. Setelah bel berbunyi dan makanan diletakkan,
anjing mulai mengeluarkan air liur. Hubungan antara rangsangan makanan
dan air liur ini merupakan refleksi yang tidak terkondisi.
2. Operant conditioning, ini melibatkan pengaturan perilaku melalui
konsekuensinya. B. F. Skinner menyebut operant conditioning karena
dalam situasi tertentu (SD), perilaku (R) beroperasi pada lingkungan untuk
menghasilkan efek atau konsekuensi (SR). contoh, seorang bayi tersenyum
saat digendong.

Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan tindakan individu, kelompok, dan organisasi
termasuk perubahan sosial, pengembangan dan implementasi kebijakan,
peningkatan keterampilan koping, dan peningkatan kualitas hidup. Perilaku
kesehatan juga didefinisikan sebagai atribut pribadi seperti keyakinan,
harapan, motif, nilai, persepsi, dan elemen kognitif lainnya, karakteristik
kepribadian, termasuk keadaan dan sifat afektif dan emosional, dan pola
perilaku, tindakan, dan kebiasaan terbuka yang terkait dengan pemeliharaan
kesehatan, pemulihan kesehatan, dan peningkatan kesehatan.

Teori Perilaku Kesehatan


Berikut adalah teori yang dominan tentang perilaku kesehatan menurut
(Skinner, 1938; Snelling, 2014) adalah:

1. Social Cognitive Theory


Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986) yang tidak hanya
berfokus pada psikologi perilaku kesehatan tetapi juga pada aspek sosial.
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku individu terbentuk sebagai respon
terhadap pembelajaran observasional dari lingkungan sekitarnya. Adapun 6
elemen dari Social Cognitive Theory:

a. Pengetahuan tentang risiko dan manfaat Kesehatan


Meskipun bukan satu-satunya faktor yang diperlukan untuk
perubahan perilaku, pengetahuan tentang risiko dan manfaat sangat
penting dan menjadi prasyarat dalam perubahan perilaku.
Misalnya, orang yang merokok selama bertahun-tahun tanpa
motivasi untuk berhenti dan kemudian dia mengetahui bahwa
merokok akan membahayakan kesehatannya. Setelah itu, dengan
berhenti merokok akan membawa manfaat bagi kesehatannya.

b. Efikasi diri
Efikasi diri merupakan persepsi individu mengenai
kemampuannya untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Misalnya, seseorang dengan obesitas
yang sudah mengetahui risiko penyakit memiliki prasyarat untuk
mengubah perilaku, tetapi jika seseorang meyakini bahwa ia
mengalami obesitas sepanjang hidupnya maka perubahan
perilaku menjadi tidak mungkin. Hal terpenting adalah
pemahaman bahwa seseorang harus yakin bahwa mereka
memiliki kekuatan untuk berhenti melakukan perilaku negatif
(misalnya merokok) dan melakukan perilaku positif (olahraga
teratur) agar berhasil mencapai perilaku yang diinginkan.

c. Hasil yang diharapkan


Social Cognitive Theory mengacu pada konsekuensi sebagai hasil yang
diharapkan baik secara fisik dan material maupun sosial sebagai hasil dari
perubahan perilaku. Hasil secara fisik dan material misalnya adalah seorang
wanita yang ingin berhenti merokok sehingga batuk yang dialaminya
berkurang dan kesehatannya lebih baik. Selain itu, dia mengharapkan lebih
banyak uang di dompetnya sebagai akibat dari tidak lagi membeli rokok.
Hasil secara sosial misalnya wanita yang berhenti merokok ingin
mengabaikan anak-anaknya yang tidak setuju jika ibunya merokok atau dia
menginginkan persetujuan anak-anak jika dia ingin berhenti merokok.

d. Tujuan kesehatan pribadi


Tujuan dibagi menjadi dua yaitu tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang dianggap menjadi sebuah tantangan karena banyak
orang kewalahan dengan kebiasaan yang harus dilakukan. Social Cognitive
Therapy mendorong tujuan jangka pendek dibandingkan tujuan jangka
panjang. Misalnya Misalnya, pria yang mengalami obesitas memiliki tujuan
jangka panjang untuk menurunkan berat badan sebanyak 100 kg agar
mencapai indeks massa tubuh yang sehat. Namun, penurunan berat badan
sebanyak 100 kg terkesan menakutkan. Tujuan jangka pendek dengan
menurunkan berat badan sebanyak 10 kg dalam jangka waktu yang lebih
singkat akan dipandang sebagai suatu pencapaian.

e. Fasilitator dan hambatan yang dirasakan


Fasilitator dan hambatan yang dirasakan merupakan konstruksi penting
dalam SCT dan secara langsung memengaruhi selfefficacy. Seorang
perokok mungkin melihat bahwa keberhasilan mereka dalam berhenti
merokok akan difasilitasi dengan adanya pengganti nikotin. Hambatan yang
dialami seseorang yang ingin berhenti merokok mungkin adalah ketakutan
akan kenaikan berat badan.

Berikut adalah metode untuk meningkatkan efikasi diri pada orang yang
ingin mengubah perilaku kesehatan:
a. Pembelajaran observasional dari seorang yang mirip dengan diri
mereka sendiri atau teman sebaya
b. Pengalaman dengan mempraktikkan perilaku yang baru dimulai
dengan langkah-langkah kecil dan secara bertahap meningkatkan
tantangan.
c. Memperbaiki keadaan fisik dan emosional dan mengisi hidup
dengan hal yang positif
d. Dorongan secara verbal untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Strategi Perubahan Perilaku Kesehatan
Meningkatkan perilaku sehat dan mengurangi perilaku yang berisiko
terhadap kesehatan adalah tantangan utama yang dihadapi para profesional
kesehatan. Berikut adalah strategi perubahan perilaku kesehatan yang dapat
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk dapat mengubah perilaku kesehatan
klien mereka (Pender, Murdaugh and Parsons, 2019).

Meningkatkan kesadaran
Model transtheoretical menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran
ketika klien tidak berniat melakukan perubahan perilaku atau baru mulai
mempertimbangkan untuk mengubah perilaku. Penting untuk menilai alasan
kenapa seseorang tidak ingin berkomitmen pada perubahan, seperti kurangnya
pengetahuan, kurangnya keterampilan, kurangnya sumber daya dan dukungan,
dan kurangnya waktu. Peningkatan kesadaran sangat penting untuk membantu
klien menyadari masalah kesehatan atau perilaku yang perlu ditangani.
Perawat dapat menggunakan alat bantu berupa literasi maupun audio visual
yang sesuai dengan budaya dan pilihan pribadi pasien.

Mengevaluasi kembali diri sendiri


Hal ini mengacu pada Social Cognitive Theory yang menjelaskan bahwa
perubahan dihasilkan dari adanya ketidakpuasan dalam diri seseorang yang
mengarah pada penilaian seseorang terkait dengan perilakunya. Misalnya,
apakah saya akan lebih menyukai diri saya jika saya berhenti merokok? Ketika
klien yakin bahwa mereka dapat mengatasi hambatan, mereka akan cenderung
mengubah perilakunya. Ketika klien tidak yakin bahwa mereka dapat berubah,
maka perawat harus menilai alasan kenapa klien menolak untuk berubah dan
hambatan yang dirasakan saat klien ingin berubah.

Menetapkan tujuan untuk berubah


Jika klien sudah siap untuk berubah, maka mereka harus membuat komitmen
dan mengembangkan rencana tindakan untuk memulai perilaku yang baru.
Membuat komitmen adalah strategi efektif untuk memulai perubahan. Tujuan
sebaiknya ditetapkan oleh klien dan perawat dapat memberikan saran terhadap
klien. Misalnya, klien membuat tujuan untuk berjalan kaki 10 menit setiap hari
selama satu minggu. Klien harus yakin bahwa tujuan dapat dicapai karena
dapat membangun kepercayaan dirinya.

Mempromosikan efikasi diri


Klien harus difasilitasi untuk dapat melakukan perilaku sesuai dengan tujuan.
Perawat juga harus memberikan umpan balik positif sehingga mampu
meningkatkan efikasi diri klien. Belajar dari pengalaman orang lain serta
mengamati perilaku orang lain adalah salah satu strategi kognitif sosial yang
paling efektif untuk meningkatkan efikasi diri. Berikut adalah beberapa
pertimbangan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan perubahan perilaku:
1. Klien harus mampu berbagi mengenai jenis kelamin, usia, etnis, ras,
dan bahasa.
2. Klien harus memiliki kesempatan untuk mengamati perilaku yang
diinginkan.
3. Klien harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk terlibat dalam perilaku.
4. Klien perlu merasakan manfaat terlibat dalam perilaku sasaran.
5. Klien perlu memiliki kesempatan untuk mempraktikkan perilaku.

Meningkatkan manfaat dari adanya perubahan


Memberikan penghargaan atau reinforcement merupakan suatu cara untuk
meningkatkan manfaat dari perubahan perilaku. Pentingnya reinforcement
didasarkan pada premis bahwa semua perilaku ditentukan oleh konsekuensi.
Jika konsekuensi positif, kemungkinan besar perilaku tersebut akan terjadi
kembali. Namun jika konsekuensi negatif, kemungkinan kecil perilaku
tersebut akan terulang kembali. Pemberian reinforcement positif lebih efektif
dalam perubahan perilaku dibandingkan dengan pemberian reinforcement
negatif atau hukuman (pengalaman yang tidak menyenangkan).

Menggunakan clue untuk melakukan perubahan


Penggunaan clue tidak dapat sepenuhnya dapat dihilangkan tetapi dapat
dikurangi atau dibatasi. Misalnya ketika makan hanya memilih salad dan
sayuran daripada makanan lainnya.
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini kami berharap supaya pembaca termasuk
kelompok kami sendiri lebih bisa memahami mata kuliah KDM khususnya Tentang
Upaya Peningkatan Sehat Seseorang.
Kami dengan segala daya upaya telah berusaha semaksimal mungkin menyusun
makalah ini, namun suatu hal yang tak dapat penulis pungkiri bahwa terkadang ada
kesalahan yang kami tidak sadari, dari itu dengan segala kerendahan hati kami
meminta saran atau kritikan yang sifatnya membangun dari teman-teman utamanya
dari Ibu Dosen pengampu mata kuliah KDM demi kesempurnaan penulisan
berikutnya, Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Peraturan Menteri Kesehatan No. 74
tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit.

Hulu, V. T. et al. (2020) Promosi kesehatan masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Irwan (2017) Etika dan Perilaku Kesehatan

Maulana, H. D. J., (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Maulana, Heri D.J (2009) Promosi kesehatan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2007) ‘Promosi kesehatan dan ilmu perilaku’, Jakarta: rineka cipta, 20.

Notoatmodjo, S. (2010) ‘Promosi Kesehatan dan IlmuPerilaku, Rineka Cipta’.

Notoatmodjo, S., (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurmala, I., (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

SUMBER :https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190917105225-255-431143/5-
langkah-mudah-menuju-pola-hidup-sehat.

Anda mungkin juga menyukai