Anda di halaman 1dari 31

HAK-HAK DIDAHULUKAN UNTUK

PEMBAYARAN PIUTANG
1. Hak Istimewa Hak jaminan kebendaan
lebih tinggi daripada hak
2. Gadai dan Hipotek istimewa kecuali oleh UU
ditentukan sebaliknya
 (Pasal 1133 BW) (Pasal 1134 BW)

Diantara piutang istimewa


tingkatnya berdasar sifat
hak istimewanya (1135
BW)
Kedudukan
Hak Istimewa Hak istimewa mengenai
benda tertentu
didahulukan dengan hak
istimewa atas seluruh
benda (1138 BW)

Pemilik hak istimewa pada


tingkat yang sama
dibayar menurut
keseimbangan (1136 BW)
PENGERTIAN HAK ISTIMEWA
Suatu hak yang oleh undang-undang diberikan
kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya
lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya,
semata-mata berdasarkan sifat piutangnya.
Kedudukan hak istimewa
 Pada umumnya gadai dan hipotek lebih tinggi
daripada hak istimewa, kecuali dalam hal dimana oleh
undang-undang ditentukan sebaliknya (1134 BW)
 Diantara orang-orang yang diistimewakan,
tingkatannya diatur menurut berbagai-bagai sifat-
sifat hak istimewanya (1135 BW)
 Semua orang berpiutang yang tingkatannya sama
dibayar menurut keseimbangan (1136 BW)
Jenis hak istimewa
 Hak istimewa mengenai benda-benda tertentu
(privilege khusus).
 Hak istimewa mengenai seluruh benda, baik
bergerak maupun tidak bergerak (privilege umum).
Hak istimewa jenis yang pertama didahulukan
daripada jenis yang terakhir ( 1138 BW)
Hak-hak istimewa mengenai benda tertentu
1. Biaya Perkara
Biaya perkara yang semata-mata disebabkan
suatu penghukuman untuk melelang suatu benda
bergerak maupun tidak bergerak.
Biaya ini dibayar dari pendapatan
penjualan benda tersebut terlebih dahulu dari
semua piutang-piutang istimewa lainnya, bahkan
lebih dahulu pula daripada gadai dan hipotek.
(Pasal 1139 angka 1 BW).
2. Uang Sewa
- Uang sewa dari benda-benda tidak bergerak
- Biaya perbaikan yang menjadi tanggungjawab si
penyewa
- Segala apa yang mengenai kewajiban memenuhi
persetujuan sewa (1139 angka 2 BW)
3. Harga Pembelian Barang
Harga pembelian benda-benda bergerak yang belum
dibayar (1139 angka 3 BW)
4. Biaya Penyelamatan Barang
Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu
barang (1139 angka 4 BW)
5. Biaya Pembuatan Barang
Biaya untuk melakukan suatu pekerjaan pada suatu
barang yang masih harus dibayar kepada seorang
tukang (1139 angka 5 BW)
6. Biaya Berkaitan dengan Penginapan
Apa yang telah diserahkan oleh seorang pengusaha
rumah penginapan kepada seorang tamu (1139 angka
6 BW)
7. Upah Pengangkutan
Upah pengangkutan dan biaya tambahan (1139 angka
7 BW)
8. Upah Tukang Bangunan
Apa yang harus dibayar kepada tukang batu, tukang
kayu, dan lain-lain tukang untuk pembangunan,
penambahan, dan perbaikan benda tidak bergerak.
asal piutangnya tidak lebih tua dari 3 tahun dan
hak milik atas persil yang bersangkutan masih tetap pada
si berutang (1139 angka 8 BW).
9. Penggantian/Pembayaran oleh Pegawai dalam suatu
Jabatan Umum
Penggantian dan pembayaran yang harus dipikul oleh
pegawai yang memangku suatu jabatan umum karena
segala kelalaian, kesalahan, pelanggaran, dan kejahatan
yang dilakukan dalam jabatannya (1139 angka 9 BW).
Hak-hak istimewa atas semua benda
bergerak dan tak bergerak pada umumnya
Urutan pelunasannya sebagai berikut:
1. Biaya Perkara

Biaya perkara yang semata-mata disebabkan karena


pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
Biaya ini didahulukan daripada gadai dan hipotek.
2. Biaya Penguburan

Biaya-biaya penguburan dengan tak mengurangi


kekuasaan hakim untuk menguranginya jika biaya-biaya itu
terlampaui tinggi.
3. Biaya Perawatan dan Pengobatan

Semua biaya perawatan dan pengobatan dari sakit yang


penghabisan.
4. Upah Buruh
Jumlah uang yang harus dibayar si majikan kepada buruh berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
5. Piutang Bahan Makanan
Piutang karena penyerahan bahan makanan yang diserahkan kepada si
berutang beserta keluarganya selama enam bulan terakhir.
6. Piutang Pengusaha Sekolah
Piutang para pengusaha sekolah berasrama untuk tahun yang terakhir.
7. Piutang Biaya Perwalian dan Pengampuan
- Piutang anak-anak yang belum dewasa dan piutang orang-orang yang
terampu terhadap wali dan pengampu mereka.
- Tunjangan-tunjangan yang harus dibayar oleh orang tua untuk
pemeliharaan dan pendidikan anak yang belum dewasa (Pasal 1149
BW).
Tingkat hak didahulukan (rangorde)
1. Biaya perkara karena lelang benda tertentu
(privilege khusus Pasal 1139 ayat 1 BW)
2. Biaya perkara yang disebabkan lelang dan
penyelesaian suatu warisan (privilege umum
Pasal 1149 ayat 1 BW)
3. Gadai dan Hipotek
4. Privilege lain
Hak-Hak Istimewa yang Diatur
Dalam Undang-Undang
1. Utang Pajak
“Negara mempunyai hak mendahului untuk utang pajak atas
barang-barang penanggung pajak” (Pasal 21 ayat (1) UU
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP), sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Pengertian Utang Pajak
Meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga,
denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak (Pasal 21 ayat
2 UU KUP).
Kedudukan Utang Pajak
 Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak
dilunasi (Penjelasan Pasal 21 (1) UU KUP)
 Dalam hal wajib pajak dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi
maka kurator, likuidator, atau orang/badan yang ditugasi untuk
melakukan pemberesan dilarang membagikan harta wajib pajak
yang pailit, pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham
atau kreditur lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk
membayar utang pajak wajib pajak tersebut. (Pasal 21 ayat (3a) UU
KUP).
 Hak mendahului hilang setelah melampaui 5 (lima) tahun sejak
diterbitkannya STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan PK yang
menyebabkan jumlah pajak bertambah (Pasal 21(4) UU KUP).
Pengecualian Hak Mendahului
Utang Pajak
 Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu
penghukuman untuk melelang suatu barang
bergerak dan/atau barang tidak bergerak.
 Biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang yang dimaksud; dan/atau
 Biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh
pelelangan dan penyelesaian suatu warisan (Pasal
21 ayat(3) UU KUP).
Upah Pekerja
 Pembayaran upah pekerja didahulukan apabila
perusahaan pailit (Pasal 95 ayat(4) UU Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan  disebut
UU Ketenagakerjaan).
 Pengertian didahulukan ialah dibayar mendahului

utang-utang yang lainnya (Penjelasan Pasal 95 UU


Ketenagakerjaan).
Kelemahan: Tidak secara spesifik menyatakan
tingkatannya lebih tinggi dari gadai dan hipotek
atau hak jaminan kebendaan lainnya.
Kedudukan Upah Pekerja
 Pasal 1149 BW
Upah pekerja termasuk hak istimewa atas semua benda
bergerak dan tidak bergerak pada umumnya (Urutan No.4)
 Putusan Mahkamah Konstitusi No.67/PUU-XI/2013 tanggal 30
Januari 2014
Pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang didahulukan
atas semua jenis kreditur termasuk atas tagihan kreditur
separatis, tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan
umum yang dibentuk pemerintah.
 Pembayaran hak-hak pekerja/buruh lainnya didahulukan atas
semua tagihan, kecuali tagihan kreditur separatis.
Pertimbangan Majelis Hakim:
 Upah bekerja/buruh secara konstitusional berdasarkan Pasal
28D ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 yang oleh karenanya
adalah hak konstitusional pula untuk mendapat perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
 Sedangkan mengenai kewajiban tagihan kepada negara
adalah wajar jika berada diperingkat setelah upah dan hak-
hak pekerja/buruh (seperti uang pesangon, uang
penghargaan atas masa kerja, dan uang penggantian hak
dan seterusnya). Hal ini karena negara mempunyai sumber
pembiayaan lain sedangkan bagi pekerja, upah adalah satu-
satunya sumber mempertahankan hidup bagi diri dan
keluarganya.
Pembatasan Hak Istimewa
Pasal 1139 BW  Terhadap benda tertentu
(2) Uang sewa benda tidak bergerak
 Tidak berlaku bagi sewa benda bergerak.
(3) Harga pembelian benda bergerak yang belum
dibayar
 Tidak berlaku bagi pembelian benda tidak
bergerak
Pasal 1149 BW  Terhadap semua benda
(3) Semua biaya perawatan dan pengobatan dari
sakit yang penghabisan.
 Tidak berlaku untuk sakit-sakit sebelumnya
(5) Piutang karena penyerahan bahan-bahan
makanan selama enam bulan yang terakhir.
 Tidak berlaku untuk tagihan penyerahan bahan
makanan yang telah lewat 6 bulan
Pasal 21 UU KUP  Hak Mendahulu Tagihan Pajak
(4) Hak mendahulu hilang setelah waktu 5 (lima) tahun
sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah.
Jaminan kebendaan
Merupakan hak mutlak (absolut) atas suatu benda
tertentu yang menjadi obyek jaminan utang. Suatu
saat dapat diuangkan bagi pelunasan utang
debitur apabila debitur wanprestasi.Benda jaminan
tersebut dapat merupakan milik debitur sendiri
atau pihak ketiga sebagai pemberi jaminan.
Sifat hak jaminan kebendaan
1. Kreditur pemegang jaminan kebendaan lebih didahulukan
daripada kreditur dengan jaminan umum dalam pemenuhan
piutangnya.
2. Hak mendahului tersebut hanya menyangkut hasil penjualan dari
obyek jaminan kebendaan tersebut.
3. Bilamana nilai piutang kreditur lebih tinggi daripada nilai
penjaminan maka kreditur hanya memiliki hak mendahului sampai
maksimum sebesar nilai penjaminan tersebut.
4. Bilamana hasil eksekusi lelang obyek jaminan lebih kecil
daripada nilai penjaminan dan nilai piutang kreditur maka
jaminan kebendaan tidak hapus.
5. Eksekusi benda jaminan lebih mudah, sederhana, dan cepat
dalam hal debitur wanprestasi.
Asas-asas hak kebendaan
1. Asas sistem tertutup
Bahwa hak kebendaan bersifat limitatif hanya
terbatas pada yang sudah diatur dalam undang-
undang.
2. Asas hak mengikuti benda (droit de suite, zaakgevold)
Hak kebendaan mengikuti bendanya di tangan
siapapun benda tersebut berada.
3. Asas publisitas (openbaarheid)
yakni pengumuman kepada masyarakat mengenai
status kepemilikan. Cara pengumuman:
- Pendaftaran
- Penguasaan nyata (benda bergerak)
Lanjutan ...
4. Asas Spesialitas
Benda jaminan bersifat individual harus ditunjukkan
secara jelas wujud, batas, letak, dll.
5. Asas Totalitas
Bahwa hak kebendaan hanya dapat diletakkan
terhadap obyeknya secara totalitas. Hak tersebut
tidak dapat diletakkan pada bagian-bagian benda.
6. Asas Accessie (Perlekatan)
Berkaitan dengan asas totalitas. Hak kebendaan
meliputi benda pokok dan bagian-bagian yang
melekat pada benda pokok tersebut.
Lanjutan ...
7. Asas pemisahan horizontal
Kebalikan dari asas accessie. Benda pokok dan benda
yang melekat pada benda pokok tersebut bukan
merupakan satu kesatuan sehingga pemilik benda
pokok dapat berbeda dengan pemilik benda yang
melekat pada benda pokok. (Contoh tanah dan
bangunan).
8. Asas absolut/mutlak
Bahwa hak kebendaan dapat ditegakkan terhadap
siapapun
9. Asas hak mendahului (droit de preference)
Pihak yang memiliki hak kebendaan didahulukan
dalam hak pembayaran daripada kreditur lainnya.
Lanjutan...

10. Asas prioritas


Artinya hak kebendaan yang lahir lebih dahulu
akan diutamakan dibandingkan dengan yang lahir
kemudian.
Likuidasi Umum

Penerimaan warisan
dengan hak istimewa
Peristiwa-Peristiwa (Pasal 1032 BW)
Hukum yang
Membutuhkan Penetapan Pemisahan boedel oleh
Urutan Kreditur kreditur warisan
(Pasal 1107 BW)

Penyerahan/pelepasan
boedel
(Pasal 699 RV, boedel
afstand)
Likuidasi
 Berkaitan dengan penyelesaian harta suatu
perusahaan atau badan hukum yang dibubarkan.
 Likuidasi karena kepailitan tidak menyebabkan
pembubaran perusahaan/badan hukum (likuidasi
umum).
Penerimaan Warisan dengan Hak Istimewa

 Para ahli waris yang menerima warisan secara


beneficiair mengadakan pencatatan boedel.
 Lalu mengadakan pemanggilan kepada semua kreditur
warisan.
 Dalam hal terjadi ketidaksepakatan pembagian
piutang-piutang kreditur maka harus dilakukan
penetapan urutan tingkat kedudukan para kreditur
(Pasal 1038 BW).
Pemisahan Boedel Warisan
 Terjadi kalau kreditur si pewaris menuntut agar
harta peninggalan si pewaris dipisahkan dari harta
kekayaan ahli waris.
 Ada masalah mengenai siapa yang didahulukan
terhadap harta warisan dan siapa yang
didahulukan terhadap kekayaan pribadi ahli waris.
Penyerahan Boedel
 Terjadi kalau debitur yang berada dalam keadaan
tidak mampu melunasi hutang-hutangnya,
menyerahkan seluruh kekayaan kepada semua
krediturnya.
 Dalam hal ada lebih dari satu kreditur timbul
masalah siapa yang didahulukan mengambil
pelunasan dari hasil penjualan barang-barang
debitur.

Anda mungkin juga menyukai