Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2 KIMIA DASAR

 NAMA : ADITYA PRAMANA


 NIM : 050613987
 PRODI : TEKNOLOGI PANGAN
TUGAS TUTORIAL KE-2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Nama Mata Kuliah : Kimia Dasar I


Kode Mata Kuliah : KIMD4110
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Occa Roanisca, S.P.,M.Si
Nama Penelaah : Dina Mustafa, M.Sc
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Tentukan struktur lewis dari NH3, 35 BMP Modul 5
PCl5, BCl3, SO2.
2 Jelaskan mengenai ikatan sekunder 35 BMP Modul 5
dan jenis-jenis ikatan sekunder,
disertai dengan contoh dan gambar.
3. Jelaskan pengertian hidrolisa dan 30 BMP Modul 6
bagaimana hidrolisa dapat
mempengaruhi pH larutan.

JAWABAN:

1. NH3 (Ammonia)
NH3 memiliki satu atom nitrogen (N) dan tiga atom hidrogen (H). Atom nitrogen memiliki 5
elektron valensi, sedangkan atom hidrogen masing-masing memiliki 1 elektron valensi. Oleh
karena itu, total elektron valensi dalam NH3 adalah 5 (dari nitrogen) + 3 (dari hidrogen) = 8
elektron.
Struktur Lewis NH3:
H

H--N--H

H
PCl5 (Phosphorus Pentachloride)
PCl5 memiliki satu atom fosfor (P) dan lima atom klorin (Cl). Atom fosfor memiliki 5 elektron valensi,
sedangkan atom klorin masing-masing memiliki 7 elektron valensi. Oleh karena itu, total elektron valensi
dalam PCl5 adalah 5 (dari fosfor) + 5x7 (dari klorin) = 40 elektron.
Struktur Lewis PCl5:
Cl

Cl--P—Cl

Cl

Cl

BCl3 (Boron Trichloride)


BCl3 memiliki satu atom boron (B) dan tiga atom klorin (Cl). Atom boron memiliki 3 elektron valensi,
sedangkan atom klorin masing-masing memiliki 7 elektron valensi. Oleh karena itu, total elektron valensi
dalam BCl3 adalah 3 (dari boron) + 3x7 (dari klorin) = 24 elektron.
Struktur Lewis BCl3:
Cl

Cl--B--Cl

Cl

SO2 (Sulfur Dioxide)


SO2 memiliki satu atom sulfur (S) dan dua atom oksigen (O). Atom sulfur memiliki 6 elektron valensi,
sedangkan atom oksigen masing-masing memiliki 6 elektron valensi. Oleh karena itu, total elektron
valensi dalam SO2 adalah 6 (dari sulfur) + 2x6 (dari oksigen) = 18 elektron.
Struktur Lewis SO2:
O
||
O--S--O
||
O

2 Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul, Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul.
Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom
dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat fisis zat , seperti titik
leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antar molekul semakin sulit memutuskannya, sehingga
mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun didih suatu senyawa.
Salah satu contoh jenis ikatan sekunder

-Gaya Dispersi London


Teori mengenai gaya dispersi/ gaya London dikembangkan untuk menjelaskan interaksi intermolekul
pada senyawa non-polar. Awalnya sesuai teori yang ada, jika sesama molekul non-polar saling mendekati
maka akan terjadi gaya tolak-menolak diantara awan elektron pada permukaannya.
Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa suatu molekul non-polar dapat dicairkan, dimana ini hanya
dimungkinkan bila terdapat suatu gaya antarmolekul yang menyatukan molekul-molekul dalam wujud
cair.
Pada 1928, seorang ilmuwan Jerman, Fritz London, dapat mengemukakan suatu penjelasan teoritis yang
masuk akal tentang gaya antarmolekul dalam zat yang non-polar, oleh sebab itu gaya ini disebut juga
gaya London. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Elektron yang selalu bergerak dalam orbital menyebabkan pada suatu waktu yang singkat terjadi
distribusi elektron yang tidak merata, sehingga terbentuk kutub muatan atau dipol sesaat.
Dipol sesaat ini kemudian akan menginduksi terbentuknya dipol sesaat pada molekul lainnya, sehingga
hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah, seperti digambarkan pada diagram
berikut:

Kekuatan gaya dispersi suatu molekul tergantung kepada:


1. Luas permukaannya.
Semakin besar luas permukaan maka semakin kuat gaya dispersinya yang terlihat dari titik didih yang
semakin tinggi. Contohnya titik didih Neon (Ne) lebih kecil daripada metana CH4CH4, karena Luas
permukaan metana lebih besar daripada neon, atau dapat kita jumpai pada senyawa organik.
Misalnya untuk alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa alkana rantai
bercabang dengan rumus molekul yang sama.
2. Jumlah elektron / Mr senyawa.
Sebenarnya Mr ini berkaitan dengan jumlah elektron. Di mana jumlah elektron sebanding Mr nya.
Contohnya, Cl2Cl2 mempunyai titik didih lebih kecil daripada Br2Br2 . Karena jumlah elektron Br lebih
banyak (Mr lebih besar pula) sehingga gaya van der Waals nya lebih kuat.

- Ikatan Hidrogen (Hydrogen Bond)


Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat diketahui terdapat dalam senyawa yang terbentuk dari hidrogen
dengan unsur-unsur lain yang mempunyai keelektronegatifan besar, yakni F (fluorin), oksigen (O), dan
nitrogen (N).
Seperti terlihat pada data titik didih senyawa-senyawa hidrida dari unsur golongan 15, 16 dan 17.
Seperti terlihat, selain H2OH2O, HF, NH3NH3 tren titik didih yang ditunjukkan mengikuti ketentuan
yang seharusnya, dimana semakin besar massa molekul maka semakin tinggi titik didih suatu senyawa,
karena semakin kuat gaya dispersinya.
Penyimpangan pada ketiga senyawa itu disebabkan oleh suatu interaksi intermolekuler lain yang disebut
ikatan hidrogen. Untuk memahaminya, mari kita lihat proses pembentukan ikatan ini pada molekul air
berikut.
Pada air, ikatan hidrogen-oksigen bersifat polar, dimana oksigen adalah unsur yang lebih bersifat
elektronegatif sehingga akan terbentuk dipol/kutub muatan.
Ikatan ini terbentuk dengan adanya gaya elektrostatik antara atom H dari molekul air satu dengan
pasangan elektron bebas pada atom O dari molekul air yang lain. Gaya intermolekul ini seakan-akan
seperti lem yang menahan molekul air agar berjarak dekat satu sama lain.

Ikatan yang kuat terbentuk hanya dalam molekul yang mempunyai ikatan F-H, O-H atau N-H.
Tampaknya, sepasang elektron bebas dalam sebuah atom kecil lebih efektif daripada dalam atom besar
dalam hal menarik atom hidrogen.
Contoh kasus contoh ikatan hidrogen, walaupun nitrogen dan klorin mempunyai keelektronegatifan yang
hampir sama, nitrogen (atom yang lebih kecil) membentuk ikatan yang jauh lebih kuat dibandingkan
klorin (atom yang lebih besar). Ikatan yang teramati pada molekul NH3NH3, tetapi tidak dalam HCl.
Hydrogen Bond jauh lebih kuat daripada gaya van der Waals maupun gaya dipol-dipol. Energi untuk
memutuskan ikatan ini adalah sekitar 15 sampai 40 kJ/mol, sedangkan untuk gaya van der Waals adalah
sekitar 2 sampai 20 kJ/mol.
Itulah sebabnya mengapa zat yang mempunyai ikatan ini mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif
tinggi.

3 Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa. Gugus -OH dapat
diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam,
hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan fase
reaksi hidrolisis dikelompokkan menjadi hidrolisis fase cair dan fase uap
Hidrolisa dapat mempengaruhi ph larutan karena Pada reaksi hidrolisis, jumlah garam yang mengalami
hidrolisis hanya sedikit, tetapi tetap menyebabkan perubahan nilai pH larutan. Karena itu reaksi hidrolisis
juga disebut reaksi kesetimbangan. Tetapan keseteimbangan reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis
(Kw).
pH larutan garam dari asam kuat dan basa kuat yang tepat habis bereaksi adalah pH = 7 (netral). Nilai
suatu pH larutan garam dari asam dan basa bukan kuat dihitung berdasarkan nilai tetapan hidrolisis
(Kh), dan tetapan ionisasi asam dan basa (Ka dan Kb). Nilai garam dari asam kuat dan basa lemah pH
< 7. Garam ini bersifat asam.

Anda mungkin juga menyukai