Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

PDGK4202/

PEMBELAJARAN IPA DI SD

NAMA : LIA HARTANTI PANGKENI


NIM : 859654445
PRODI : PGSD BI

UPBJJ PALU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
PEMBAHASAN

1. Uraian tugas:
a. Perhatikan tabel penyebaran jawaban pada evaluasi formatif di bawah ini:
No. Nama Siswa Penguasaan Tujuan Pembelajaran No. Ket.

1 2 3 4 5

1. Agus + - + - +
+: Tujuan
2. Adi + - + - +
sudah
3. Dewi + - + + + tercapai

4. Delita - - - - +

5. Desi + + - + + -: Tujuan
belum
6. Ina + + - + +
tercapai
7. Intan + + - + +

8. Nanik + + - + +

9. Roi + - - - -

10. Rita + + + + +

b. Materi yang ada di KTSP merupakan materi minimal yang harus diberikan oleh
guru. Agar materi tersebut dapat diberikan kepada siswa sesuai kondisi
lingkungan dan daerah maka anda perlu melakukan analisis konteks. Jelaskan
kegunaannya?
Jawab:
a. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa:

− Telah diajarkan 5 tujuan esensial.

− 3 dari 5 tujuan tersebut sudah dikuasai oleh hampir semua peserta didik,

jadi proses sudah baik, tujuan pun tercapai.


− Akan tetapi, ada 2 tujuan yaitu tujuan nomor 2 dan 3 yang hampir seluruh

peserta didik belum kuasai. Untuk mengatasi masalah ini, terlebih dahulu
harus dicari penyebabnya. Apakah metode pembelajaran yang digunakan
kurang tepat, tujuan pembelajaran terlalu tinggi, atau masalah lain seperti
lingkungan. Setelah diketahui penyebabnya, proses pembelajaran
dilakukan kembali dengan memperhatikan penyebab tersebut.
b. Melakukan analisis konteks sangat penting dalam pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena ini memungkinkan penyusunan
kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi spesifik di
sekolah. Dengan analisis yang cermat, kurikulum dapat disesuaikan dengan
keadaan yang ada. Ini memungkinkan guru untuk mengadaptasi pembelajaran
sesuai dengan lingkungan sekolah, yang pada gilirannya dapat memperlancar
proses belajar-mengajar serta mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Jelaskan keterkaitan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan penilaian!


Jawab:
Keterkaitan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan penilaian terletak pada proses yang saling
mendukung: Evaluasi belajar yang efektif membutuhkan informasi dari pengukuran yang
menggunakan tes sebagai alat ukur. Evaluasi merupakan tahap pemberian penilaian terhadap
hasil asesmen atau data yang terkumpul. Dalam proses pembelajaran, kemampuan serta
perkembangan peserta didik dapat diukur melalui pengukuran yang kemudian dievaluasi
berdasarkan data-data hasil penilaian dan pengukuran tersebut. Penilaian bisa dilakukan dengan
cara formal maupun informal, namun keduanya memainkan peran penting dalam memberikan
gambaran menyeluruh tentang kemajuan peserta didik.

3. Jelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD dengan benar!
Jawab:
Penilaian proses pembelajaran merupakan langkah pengukuran yang bertujuan untuk
memastikan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Dari hasil evaluasi tersebut,
guru dapat menentukan langkah berikutnya: apakah materi harus dilanjutkan ke pokok atau
subpokok berikutnya, perlunya pengulangan dengan metode yang berbeda, atau penyesuaian
bagi sebagian siswa sementara yang lain dapat melanjutkan ke topik baru. Dalam konteks ini,
tidaklah tepat jika evaluasi proses digunakan untuk menentukan nilai akhir peserta didik.
Evaluasi proses pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan (aspek kognitif), tetapi
juga sikap (aspek afektif) dan keterampilan (aspek psikomotorik).

Untuk mata pelajaran IPA di SD, terdapat jenis-jenis alat evaluasi yang digunakan:
1. Alat evaluasi untuk mengukur pengetahuan (aspek kognitif)
Menggunakan tes dengan format objektif atau uraian, tergantung pada waktu, proses
berpikir yang diuji, materi yang diujikan, dan jumlah peserta didik.
Waktu evaluasi dapat dilakukan sebelum, selama, atau setelah pembelajaran.

2. Alat evaluasi untuk sikap (aspek afektif)


Alat yang mengamati perubahan sikap peserta didik melalui observasi.

3. Alat evaluasi untuk mengukur keterampilan (aspek psikomotorik)


Melatih peserta didik menggunakan panca indera melalui demonstrasi, eksperimen,
kunjungan lapangan, dan sebagainya.
Mata pelajaran IPA mengembangkan keterampilan menggunakan tangan dan indera
seperti penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman, dan peraba, namun tidak sebanyak
penggunaan atau pelatihan keterampilan dengan kaki.
Tingkat keterampilan yang dicapai bisa diamati melalui pengamatan langsung.
4. Jelaskan langkah-langkah penyusun alat evaluasi proses belajar IPA di SD!
Jawab:
Tahapan penyusunan alat evaluasi untuk proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD
termasuk beberapa langkah esensial:

Ranah kognitif:
Evaluasi kemampuan siswa dalam ranah kognitif dapat dilakukan dengan serangkaian
pertanyaan terkait dengan pengetahuan, seperti mengetahui gas-gas di udara dan
perbandingannya. Pertanyaan ini mengukur kemampuan mengingat (C1) yang diharapkan
dikuasai peserta didik. Jika pertanyaan tersebut telah dijawab dengan baik oleh siswa yang
kurang mampu, diasumsikan bahwa siswa lain juga telah memahami materi tersebut.

Ranah afektif:
Kerja kelompok dalam kegiatan percobaan memungkinkan pengembangan sifat tenggang rasa
pada siswa, yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka. Guru harus memperhatikan
indikator tenggang rasa seperti kemampuan menerima pendapat orang lain, ketidak-otoriteran,
dan kesediaan menjalin persahabatan tanpa pamrih. Pengamatan ini perlu dicatat dengan
menggunakan pedoman observasi untuk memastikan hasil yang akurat dari waktu ke waktu.

Ranah psikomotor:
Keterampilan fisik siswa dapat dievaluasi melalui serangkaian langkah terinci dalam melakukan
suatu percobaan, seperti memilih alat dan bahan, menyalakan lilin, menelungkupkan gelas pada
lilin yang terapung di atas air, hingga membersihkan dan menyimpan kembali alat dan bahan
yang digunakan. Evaluasi dilakukan berdasarkan proses keseluruhan dalam melaksanakan tugas
tersebut.

5. Apa yang dimaksud KTSP dan landasan aturannya?


Jawab:
KTSP merupakan kerangka kurikulum yang dapat diterapkan dan disusun oleh setiap lembaga
pendidikan. Ini mencakup tujuan pendidikan setiap lembaga, struktur kurikulum, isi kurikulum,
jadwal kegiatan belajar, dan rencana pembelajaran. Pendekatan ini memberi kebebasan kepada
sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang
ada di lingkungan sekolah dan daerah sekitarnya. Dasar hukum bagi KTSP meliputi Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan berbagai peraturan lainnya yang terkait
dengan standar isi, kompetensi lulusan, serta pelaksanaan kurikulum yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai