BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pembelajaran
relatif permanen dan dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari
memecahkan masalah. 11
11
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Malang: Madani, 2015), 76-77.
13
ketika itu pula terjadi perubahan pola berpikir mereka. Dan yang terakhir
komponen yaitu: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
12
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan
dasar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), 2.
13
A. Rifqi Amin, Pengembangan Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: LKis Pelangi Aksara,
2015), 94.
14
dalam faktor internal atau intern, yakni faktor dari dalam diri siswa dan
faktor ekstern adalah yang ada di luar individu. Faktor intern terdiri atas
dua aspek, yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan faktor psikologis
(bersifat rohaniah).
yaitu:
a. Aspek Fisiologis
terganggu.
b. Aspek Psikologis
15
siswa.
1) Intelegensi
2) Perhatian
3) Minat
4) Motivasi
karena proses belajar tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
5) Konsentrasi
a) Faktor guru dan cara mengajarnya. Saat anak belajar di sekolah, faktor
guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Sikap dan
14
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi)
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 126-131.
15
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Remaja Rrafindo Persada, 2012), 150.
17
anak-anak.
didik menjadi manusia yang beriman, serta dengan sadar dan tulus
16
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), 34.
17
A. Rifqi Amin, Pengembangan Pendidikan., 4-5.
18
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
agama Islam.
18
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 201), 75-76.
19
pendidikan agama islam adalah tujuan yang hendak dicapai PAI, peserta
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dapat ditinjau dari berbagai
segi.19
19
Muhammad Thobroni dan Arif Musthofa Belajar dan Pembelajaran., 13.
20
Ibid., 13.
20
1) Q.S. Al- Nahl ayat 125. “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan penalaran yang baik….”
اُدْعُ ِإلَى سَ ِب ْي ِل َر ِب َك ِب ْال َح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظَ ِة
. . .سنَ ِةَ ْال َح
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik . . .”21
jiwanya ada sesuatu perasaan yang mengakui adanya dzat yang maha
pada masyarakat yang modern, dan sesuai dengan firman Allah dalam
21
QS. An- Nahl: (16) 125.
22
Muhammad Thobroni dan Arif Musthofa Belajar dan Pembelajaran., 14.
23
QS. Ar-Ra’ad: (13) 28.
21
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam
24
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Filosofi Pengembangan Kurikulum
Transformatif Antara KTSP dan Kurikulum 2013 (Malang: Madani, 2013).
25
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam., 78.
22
prespektif, yaitu:
Yang Maha Esa serta berakhal mulia dan mampu menjaga kedamaian dan
kerukunan hubungan inter dan antar umat.” Adapun dalam ayat 2 lebih
26
A. Rifqi Amin, Pengembangan Pendidikan Islam., 144.
27
Ibid., 145-146.
23
masyarakat.
aspek pengajaran agama islam. Menurut Abudin Nata dalam bukunya Ilmu
dan As-sunnah, serta dari berbagai disiplin ilmu yang relevan: sejarah,
dari segi wawasan, ketrampilan, mental spiritual, sikap, pola pikir, dan
tahun sampai dengan 18/ 20 tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai
28
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif Petenialis,
Sejarah, Filasafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik,
Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 22-23.
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: CV Balai Pustaka, 1989), 562.
30
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: ALFABETA, 2010), 61.
31
Ismail, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Umum (SMU)”, Forum
Tarbiyah, 1 (Juni, 2009), 34.
25
dengan adanya aneka perubahan. Perubahan itu nampak pada dimensi fisik
Islam
agama Islam. Menurut Abdul Aziz Asy Syaks problem peserta didik
32
Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2011), 89.
33
Imarotul Faudah, “Analisis Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Pinggiran (Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Kilipare)” (Skripsi, Universitas Negeri Mau lana Malik
Ibrahim, Malang, 2015), 25.
26
Jika kita mengamati tingkat kecerdasan dari sisi lain, maka kita
34
Ibid., 25-27.
27
memadai.36
Arifin, diantaranya:
selaku guru yang berkualitas baik, atau tanpa ada rasa dedikasi
35
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 164.
36
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional (Bandung: PT Refika Aditama, 2012),
32-33.
28
pelajaran agama.
37
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta: BUMI AKSARA, 1995), 99.
29
professional”.38
Agama Islam
38
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 107.
30
pembelajaran.41
39
Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 200-201.
40
Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media, 2012), 187-188.
41
Ibid., 188.
31
Islam
42
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam Dari Normatif- Filosofis Ke Praktis
(Bandung: Alfabeta, 2013), 58.
32
dengan lingkungan meliputi “kondisi dan alam dunia ini yang dengan
mempengaruhi anak.44
antara lain:
diperhatikan.
43
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), 91.
44
Ibid., 91.
33
dasar.
siswa.
belajar.
45
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran., 178-181.
35
aktivitas dan cara kerja dari berbagai kemungkinan yang ada. Faktor
memperoleh suatu pekerjaan yang baik, tidak lagi menarik bagi mereka.
46
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2012), 189.
36
akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru
terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
karena metode ini memang sangat mudah dilakukan. Tetapi metode ini
jika dilakukan terus menerus akan tidak disukai siswa, apalagi jika
dilakukan pada jam pelajaran terakhir. Siswa tentunya akan merasa lelah
47
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), 46.
48
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)., 65.
37
kalau setiap hari mendengarkan ceramah guru dari jam pertama masuk
pembelajaran siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata
49
Khanifatul, Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif dan Menyenangkan
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),39.
50
Syaiful Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar., 46.
38
yang kondusif.51
rendah.53
51
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran., 196.
52
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 147.
53
Barnawi dan Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Jojakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 51-52.
39
(masyarakat dan sekolah). Hampir 75% waktu anak habis dalam keluarga.
pembelajaran anak antara lain: cara mendidik anak, relasi antar anggota
tua.54 Pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi proses pembelajaran
seorang anak. Pola asuh secara umum didefinisikan sebagai tingkah laku
orang tua dalam membesarkan anak atau pola perilaku yang diterapkan
54
Nini Subini, Psikologi Pembelajaran., 92-94.
55
Nita Fitria, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Mendidik Anak Usia Prasekolah Ditinjau Dari Aspek
Budaya Lampung”, Jurnal Fokus Konseling, 2 (Agustus, 2016), 102.
56
Ibid., 95-97.
40
masyarakat.57
Islam
57
Ibid., 100-105.
41
kemampuan rata-rata.
peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan
secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat
59
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Alfabeta,
2013), 146.
60
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional., 33.
43
dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal, karena itu, pendidik harus
61
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis., 185-186.
44
harus didasarkan pada visi dan spirit ajaran islam, sehingga memiliki
makna ibadah kepada allah swt., dan terhindar dari pengaruh matrealisme
62
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional., 34-39.
45
menggunakan variasi.
63
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 231.
64
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
228.
46
perkembangan inkuiri.65
sarana non fisik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh guru terhadap
anak didik agar proses pembelajaran agama islam tidak hanya bertumpu
65
Ibid., 228.
47
66
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 95.
48
pendidikan.
lingkungannya itu dapat kita rangkum menjadi satu saja, yakni individu itu
dengan berpegang teguh pada nilai agama yang telah diperoleh dari
dilakukan cara:
67
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), 73-74.
49
dini dengan penerapan metode dan sarana yang terpilih efektif. Juga
senang dalam hidupnya hingga lari dari sekolah dan berpaling dari
pelajaran.
b) Menjaga suasana keluarga yang sejuk yang dapat dirasakan oleh anak
kurikulum dengan memberikan contoh yang baik. Orang tua pun harus
kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang
maksimal.
68
Imarotul Faudah, “Analisis Problematika Pembelajaran., 42-44.
69
Ibid., 42.
51
dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), hanya saja lebih ditekankan terhadap
pelajaran kejuruan yang diambil oleh siswa dan lebih mengedepankan praktek
dari pada teori pada saat proses belajar mengajar. Didalam Sekolah Menengah
Listrik, Pendingin dan Tata Udara, Teknik Kimia, Kesehatan, Audio Video,
Visi dan misi SMK sesuai dengan rencana startegis (RENSTRA) Dinas
70
“Pendidikan”, Blogspot on line, http://Ayohraihsemua.blogspot.com, 30 Agustus 2015, diakses
tanggal 8 April 2018.
71
Sadha Kasyara, “Ideal Informasi”, Blogspot on line, http://idealinformasi.blogspot.com, 28
November 2016, diakses tanggal 8 April 2018.
52
a. Visi SMK adalah mencetak tamatan SMK yang terampil, siap, sensitif
b. Misi SMK adalah menghasilkan peserta didik yang terampil dan disiplin
maupun informal.
dipilih dan ditekuni, menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
72
Arif Firdausi dan Barnawi, Profil Guru SMK Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
22-23.