Anda di halaman 1dari 2

C.

Firqoh-Firqoh dalam ahlussunah wal jamaah

Firqoh secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya
pemahaman berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk
menyederhanakan kelompok, aliran, bahkan sekte. Sehingga dapat kita pahami bahwa
firqoh-firqoh dalam ahlussunnah wal jamaah adalah aliran-aliran yang ada dalam
ahlussunnah wal jamah. Berikut ini adalah firqoh-firqoh dalam ahlussunnah wal
jamaah :

1. Aliran Salafiah (Tradisional)

Aliran salafiah (tradisional) adalah bagian dari ahlus sunnah yang mana lebih
menonjol keahlussunnahannya daripada khalaf-moderat (Asya'irah). Aliran salafiah
sesuai dengan maknanya "tradisonal" senantiasa mempertahankan konsepsi akidah
Islamiah yang orisinal- tradisional dengan penuh konsekuen sesuai dengan doktrin
akidah pada masa Nabi dan masa sahabat serta tabiin.

Akidah Islamiah pada masa-masa tersebut sangat sederhana. Mereka


menerima berdasarkan iman, ikhlas dan yakin, tanpa memerlukan argumentasi logika
dan filosofis. Karena pada masa itu memang belum dikenal ilmu logika. Akidah
salafiah sangat bertentangan dengan konsepsi akidah ahli kalam (mutakallimin),
karena pemahaman akidahnya semata-mata berdasarkan pada tekstual (harfiah) dan
sama sekali tidak mau menerima segala sesuatu yang kontekstual. Hal itu
menimbulkan kesan bahwa seakan-akan kaum salafiah kaku dan picik dalam
memahami konsepsi Islam, terutama dalam konteks akidahnya.Mereka kurang
memberikan kontribusi kepada akal (rasio).1

2. Aliran Khalaf (Konvensional)

Telah dijelaskan pada bagian yang lalu bahwa aliran khalaf (konvensional) ada
dua macam, yaitu :

a. Aliran yang amat berlebihan dalam mengkultuskan akal. Menurut pengikut aliran
itu, tanpa wahyu pun manusia mampu mengenal Al-Khaliq dan mampu pula
membuat syariat dengan bantuan akal sendiri. Aliran ini dikenal dengan
Muktazillah (supperrasionalisme) sebagaimana yang diterangkan di depan.

1
H.Z.A. Syihab, Akidah Ahlus Sunnah : Versi Salaf – Khalaf dan Posisi Asya’irah di Antara
Keduanya, (Jakarta : Bumi Aksara, 1998 )hlm.26.
b. aliran yang menempatkan akal sebagai mitra wahyu. Akal dan wahyu saling
mendukung kecuali dalam beberapa kasus tertentu. Dalam hal tertentu akal tidak
cukup mampu memahami wahyu karena keterbatasannya. Aliran itu lebih dikenal
dengan Asya'riyah (skolastisme) atau juga disebut rasionalisme moderat.

Dalam ilmu ketauhidan, kaum Asya'riyah dianggap sebagai golongan moderat


antara salafiah dan muktazilah. Oleh karena moderatnya, maka mazhab itu banyak
pengikutnya. Ada faktor-faktor penyebab mayoritas umat islam menganut mazhab
Asya'riyah. Faktornya adalah sebagai berikut:

a. Mazhab Asya'riyah cukup ampuh untuk menjawab argumentasi kaum Muktazilah


dan kaum Falasifah yang senantiasa menggunakan dalil-dalil logika (mantik).
b. Tidak terlepas adanya dukungan dari sejumlah Ulama besar dari berbagai disiplin
ilmu, terutama dari kalangan Mazhab Syafi’i.2

Meskipun golongan Asyari’yah diakui oleh jumhur umat Islam sebagai


golongan Ahlulsunnah , namun Sebagian kaum Salafiyah keberatan menerima kaum
Asya’riyah sebagai golongan ahlul sunnah murni. Asya’riyah menurut mereka tidak
lain dari muktazilah gaya baru yang berjubahkan murni.

Sebenarnya mengenai aliran Ahlulsunnah wal Jama’ah versi Salaf dan Khalaf.
Asya’riyah dan Maturidiah termasuk ke dalam versi kedua, yakni khalaf moderat,
namun aliran salafiyah pun ada beberapa macam sama halnya dengan aliran khalaf.
Hanya saja aliran khalaf lebih banyak macamnya, ada yang ekstrem, seperti
muktazillah, Khawarij, syi’ah dan lain-lain yang mencapai 72 aliran. Semuanya itu
termasuk golongan mubtadi’ah yang sesat dan menyesatkan. Ada pula yang moderat,
yakni aliran Asya’riyah dan Maturidiah, yang kedua-duanya termasuk golongan
Ahulsunnah wal Jama’ah.

2
Ibid., hlm. 36-37.

Anda mungkin juga menyukai