Mahasiswa membuat sebuah projek perubahan (change project) tentang pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
dengan sekolah mitra mahasiswa. Projek perubahan ini dapat dilakukan berdasarkan case-
based atau project-based.
Jawaban:
Menurut Ki Hadjar Dewantara, sebagai pendidik tugas guru adalah menuntun tumbuhnya
kembangnya peserta didik sesuai dengan kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Hal
itu dapat diwujudkan dengan menerapkan pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan yang
memerdekakan adalah proses pendidikan yang menuntun peserta didik mengembangkan minat,
bakat, dan potensi yang ada. Memberikan ruang kebebasan peserta didik untuk mengeksplorasi
mengembangkan minat, bakat, dan potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan baik dari
dalam diri mereka maupun dari luar diri. Salah satu contoh aplikasi penerapan pendidikan yang
memerdekakan dalam pembelajaran adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang bervariasi dimana pembelajaran
tersebut mengakomodasi semua kebutuhan karateristik dan gaya belajar peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberikan perlakuan yang
sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang
masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti
pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap peserta
didik maupun pembelajaran yang membedakan antar peserta didik yang pintar dengan yang
kurang pintar. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, digunakan beragam cara agar peserta
didik dapat mengeksploitasi materi yaitu dengan tanya jawab, diskusi, dan presentasi.
Berdasarkan hasil profiling sebagai guru di SMA Negeri 1 Banjarmasin, menunjukkan
hasil data kelas X5 bahwa karakteristik peserta didik sangat beragam baik dari segi etnik,
kultural, status sosial, perkembangan kognitif, moral, dan sosial-emosi. Semua aspek tersebut
menunjukkan beragamnya situasi dan kondisi peserta didik di kelas baik dalam proses
pembelajaran maupun hubungan sosial dengan teman dan guru. Dari segi gaya belajar peserta
didik kelas X5 terdapat empat gaya belajar, yaitu kinestetik, auditori, visual dan reading-
writing. Data tersebut menunjukkan keberagaman gaya belajar peserta didik yang harus
diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajarnya
sehingga guru perlu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
Tomlinson dan Fitra (2022) menjelaskan pembelajaran berdiferensiasi dapat
dilaksanakan dengan 3 cara diantaranya:
(1) Konten/isi, yang berkaitan dengan kurikulum dan materi apa yang dipelajari oleh murid.
Contoh diferensiasi konten dapat dilaksanakan dengan beberapa kegiatan berikut ini:
(a) Menyediakan beragam bahan ajar yang disajikan melalui modul, kaset, video, atau
praktik.
(b) Mempresentasikan ide secara audio, visual ataupun dua-duanya
(c) Menggunakan kelompok kecil atau tutor sebaya
(2) Proses, merupakan cara peserta didik dalam mengolah informasi dan ide. Contoh
kegiatannya antara lain sebagai berikut:
(a) Menyusun agenda pribadi atau daftar tugas yang harus diselesaikan selama waktu
yang ditentukan oleh guru.
(b) Memberikan dukungan secara langsung bagi peserta didik yang membutuhkan.
(c) Menfasilitasi ketersedian waktu dalam menyelesaikan tugas.
(3) Produk merupakan interprestasi terhadap apa yang telah diperoleh/dipelajari oleh peserta
didik. Contohnya kegiatannya dapat berupa seperti berikut ini:
(a) Memberikan peserta didik pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran
atau mempresentasikan hasil belajarnya contoh dalam tulisan, gambar, video
ataupun narasi.
(b) Menggunakan rubrik/standar penilaian yang cocok dan memperluas keberagaman
tingkat keterampilan peserta didik
Selain pembelajaran berdiferensiasi, cara lain dalam melaksanakan pendidikan yang
memerdekakan adalah melaksanakan pembelajaran berbasis budaya. Artinya guru mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal peserta didik (sesuai dengan kodrat alam) yang dapat
diwujudkan dengan pembelajaran pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). CRT
adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pembelajaran dengan budaya.
Melalui pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), peserta didik
mempelajari lebih jauh mengenai potensi budaya lokal yang terdapat di lingkungan, sehingga
pemahaman peserta didik terhadap kebudayaan meningkat dan tidak melunturkan kebudayaan
yang telah ada. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nuralita (2020) bahwa implementasi
budaya lokal ke dalam pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching
(CRT) mampu meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap daerah dan bangsa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang saya akan praktekkan di sekolah SMA
Negeri 1 Banjarmasin kelas X5 adalah pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran dengan
penndekatan CRT. Pembelajaran berdiferensiasi yang dilaksanakan adalah pembelajaran
konten dan proses. Diferensiasi konten disajikan melalui video yang ditampilkan di kelas untuk
memfasilitasi peserta didik dengan gaya belajar audio-visual, materi ajar dalam bentuk pdf
untuk peserta didik gaya belajar reading-writing, dan praktik misalnya presentasi untuk peserta
didik gaya belajar kinestetik. Diferensiasi proses tercemin dalam kegiatan pembelajaran di
LKPD yang terdiri beberapa aktivitas untuk memfasilitasi seluruh gaya belajar peserta didik di
SMA Negeri 1 Banjarmasin terutama pada kelas X5.
Model pembelajaran dalam pembelajaran abad 21, peserta didik dintuntut untuk berfikir
kritis, kretivitas, kolaborasi, dan keterampilan komunikasi. Dengan itu saya mengangkat
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran
pembelajaran yang dipusatkan kepada peserta didik melalui pemberian masalah dari dunia
nyata dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah. Penerapan
model pemebelajaran Problem Based Learning (PBL) ini muncul dari konsep bahwa peserta
didik akan lebih mampu manggali kemampuan berpikir kritisnya apabila dilibatkan secara aktif
untuk memecahkan suatu permasalahan kaitannya dengan mata pelajaran Matematika. Guru
dapat membantu proses ini, dengan memberikan umpan balik kepada peserta didik untuk
bekerjasama menemukan atau menerapkan sendiri idea-ideanya dalam menganalisis dan
memecahkan suatu permasalahan.
Saya merancang modul ajar dengan materi ukuran pemusatan data kelompok (Statistika)
dengan menggunakan metode pembelajaran yaitu tanya jawab, diskusi kelompok, dan
presentasi. Kemuadian, saya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Saya melaksanakan
pembelajaran dengan mengaitkan budaya terutama khas Banjar, contohnya pasar terapung,
wadai bingka, dan tari baksa kambang. Modul ajar yang saya rancang dapat dilihat pada
halaman di bawah ini:
Bagian I. Identitas Umum
Nama Penyusun Litasari Ananda Saputri, S.Pd.
Identitas Sekolah SMA Negeri 1 Banjarmasin
Mata Pelajaran Matematika
Kelas/ Semester X (Sepuluh) / Genap
Alokasi Waktu 2 JP (2 x 40 Menit)
Tahun Pelajaran 2024/2025
Fase CP E
Kompetensi Awal Peserta didik diharapkan sudah mampu
memahami materi ukuran pemusatan data
kelompok (statistika).
Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajaran Pancasila yang diharapkan dapat
tercapai yaitu: Kreatif, Bergotong royong
(kerjasama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.
Sarana Prasarana Laptop
Liquid Crystal Display (LCD)
Papan Tulis
Spidol
Media Pembelajaran Buku paket matematika
Power Point (PPT)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Target Peserta Didik Reguler
Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi kelompok, dan presentasi
Model Pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan yang digunakan Culturally Responsive Teaching (CRT)
Bagian V. Lampiran
Lampiran
Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen LKPD
Lampiran 2. LKPD Ukuran Pemusatan Data Kelompok (Statistika)
Lampiran 3. Pedomana Penskoran LKPD
Lampiran 4. Bahan Ajar
Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Evaluasi
Lampiran 6. Lembar Evaluasi
Lampiran 7. Pedoman Penskoran Evaluasi
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Sikap
Lampiran 10. Instrumen Penilaian Sikap
Lampiran 11. Rubrik Pencapaian Profil Pelajar Pancasila
Lampiran 12. Instrumen Penilaian Profil Pelajar Pancasila
Lampiran 13. Rubrik Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)
Lampiran 14. Instrumen Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)
Lampiran 15. Lembar Soal Remedial
Lampiran 16. Pendoman Penskoran Remedial
Lampiran 17. Lembar Soal Pengayaan
Lampiran 18. Pedoman Penskoran Pengayaan
Lampiran 19. Kumpulan Barcode QR atau Link
Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen LKPD
15
Langkah 2
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖
x̄ = 𝑘 15
∑𝑖=1 𝑓𝑖
14.810
x̄ = = 37,78
500
Jadi, rata-rata pengunjung pada hari libur berdasarkan usia yaitu 38 tahun. 3
2 Langkah 1
15
Langkah 2
Panjang interval kelas (p) = 10
Tepi bawah (tb) = 20,5
Banyak pengunjung = 500 orang
Letak kelas media =
𝑛
=
500
= 250 (kelas: 21-30) 15
2 2
𝑛
(2 − 𝑓𝑘 )
𝑀𝑒 = Tb + ( )p
𝑓𝑖
(250 − 170)
𝑀𝑒 = 20,5 + ( ) 10
130
(250 − 170)
𝑀𝑒 = 20,5 + ( ) 10
130
𝑀𝑒 = 20,5 + 6,15
𝑀𝑒 = 26,65
3
Jadi, median pengunjung pada hari libur berdasarkan usia yaitu 27 tahun.
3 Langkah 1
Panjang interval kelas (p) = 10
𝑑1 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑1 = 130 − 128
𝑑1 = 2 15
𝑑2 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑2 = 130 − 76
𝑑2 = 56
Langkah 2
𝑑1
𝑀𝑜 = Tb + ( )p
𝑑1 + 𝑑2
2 15
𝑀𝑜 = 20,5 + ( ) 10
2 + 56
2
𝑀𝑜 = 20,5 + ( ) 10
2 + 56
𝑀𝑜 = 20,5 + 0,34
𝑀𝑜 = 20,84
Jadi, median pengunjung pada hari libur berdasarkan usia yaitu 21 tahun. 3
Total 100
Lampiran 4. Bahan Ajar
80 − 89 18 84,5 1.521
90 − 99 4 94,5 378
Total 40 3.180
Langkah 2
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖
x̄ = 𝑘 15
∑𝑖=1 𝑓𝑖
3.180
x̄ = = 79,5
40
Jadi, rata-rata penilaian dari juri untuk lomba tari adalah 80. 3
2 Langkah 1
Frekuensi
Nilai 𝒇𝒌
(Setiap kelompok)
60 − 69 6 6
70 − 79 12 18
80 − 89 18 36 15
90 − 99 4 40
Total 40
Langkah 2
Panjang interval kelas (p) = 10
Tepi bawah (tb) = 79,5
Banyak kelompok tari = 40
𝑛 40
Letak kelas median = = = 20
2 2
(kelas: 𝟖𝟎 − 𝟖𝟗)
𝑛 15
(2 − 𝑓𝑘 )
𝑀𝑒 = Tb + ( )p
𝑓𝑖
(20 − 18)
𝑀𝑒 = 79,5 + ( ) 10
18
2
𝑀𝑒 = 79,5 + ( ) 10
18
𝑀𝑒 = 79,5 + 1,11
𝑀𝑒 = 80,61
Jadi, median penilaian dari juri untuk lomba tari adalah 80. 3
3 Langkah 1
Panjang interval kelas (p) = 10
𝑑1 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑1 = 18 − 12
𝑑1 = 6 15
𝑑2 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑2 = 18 − 4
𝑑2 = 14
Langkah 2
𝑑1
𝑀𝑜 = Tb + ( )p
𝑑1 + 𝑑2
6 15
𝑀𝑜 = 79,5 + ( ) 10
6 + 14
6
𝑀𝑜 = 79,5 + ( ) 10
20
𝑀𝑜 = 79,5 + 3
𝑀𝑜 = 82,5
Jadi, modus penilaian dari juri untuk lomba tari adalah 83. 3
Total 100
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Observer,
(….………………………)
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Sikap
Rubrik
Petunjuk:Isilah dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada rubrik penilaian
berikut!
Berdoa Disiplin Keaktifan
No Nama Peserta didik
BB MB BSH SB BB MB BSH SB BB MB BSH SB
Keterangan:
BB (Belum Berkembang)
MB (Mulai Berkembang)
BSH (Berkembang Sesuai Harapan)
SB (Sangat Berkembang)
Banjarmasin, 5 Maret 2024
Observer,
(….…………………..…)
Lampiran 11. Rubrik Pencapaian Profil Pelajar Pancasila
Berpikir Kritis Peserta didik Peserta didik Peserta didik telah Peserta didik
belum mulai mampu mampu tidak
sepenuhnya mengemukakan mengemukakan atau sepenuhnya
mampu atau menyetujui menyetujui atau mampu
mengemukakan atau menyangkal banyak mengemukakan
atau menyetujui menyangkal ide atas dasar atau menyetujui
atau beberapa ide penalaran logis atau menyangkal
menyangkal atas dasar banyak ide atas
satu ide atas penalaran logis dasar penalaran
dasar penalaran logis
logis
Bergotong Peserta didik Peserta didik Peserta didik sudah Peserta didik
Royong belum sudah mampu mampu sudah mampu
sepenuhnya berkolaborasi, mengkomunikasikan mengembangkan
berkolaborasi, peduli, dan tujuan bersama kerja sama
peduli, dan berbagi dengan dalam berkolaborasi, berkolaborasi,
berbagi dengan anggota peduli, dan berbagi peduli, dan
anggota kelompoknya dengan anggota berbagi dengan
kelompoknya kelompoknya anggota
kelompoknya
Lampiran 12. Instrumen Penilaian Profil Pelajar Pancasila
Petunjuk:Isilah dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada rubrik penilaian
berikut!
Dimensi Bernalar Kritis Dimensi Bergotong Royong
No Nama Peserta didik
BB MB BSH SB BB MB BSH SB
Keterangan:
BB (Belum Berkembang)
MB (Mulai Berkembang)
BSH (Berkembang Sesuai Harapan)
SB (Sangat Berkembang)
Banjarmasin, 5 Maret 2024
Observer,
(…...…………………..…)
Lampiran 13. Rubrik Penilaian Keterampilan
Rubrik
1 2 3 4
1. Penyajian LKPD:
2. Penggunaan Bahasa:
Jika tidak
a. Bahasa yang digunakan mudah ada sikap Jika salah satu Jika semua
Jika dua sikap
dipahami. sikap yang sikap
yang ditunjukkan
b. Bahasa yang digunakan efisien. ditunjukkan ditunjukkan ditunjukkan
c. Bahasa yang digunakan
berartikulasi jelas.
3. Kemampuan Presentasi:
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
10
Pedoman penskoran:
Skor maksimal: 12
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai= × 100
12
Skala penilaian:
80-89 B Baik
70-79 C Cukup
Frekuensi
Nilai Tengah
Nilai Frekuensi Kumulatif 𝑓𝑖 𝑥𝑖
(𝑥𝑖 )
(𝑓𝑘 )
51 − 60 7 7 55,5 388,5
61 − 70 19 26 65,5 1.244,5 3
71 − 80 28 54 75,5 2.114
81 − 90 20 74 85,5 1.710
(kelas: 71 − 𝟖𝟎)
𝑛
(2 − 𝑓𝑘 )
𝑀𝑒 = Tb + ( )p
𝑓𝑖
(50−26)
𝑀𝑒 = 70,5 + ( ) 10
28
24 2
𝑀𝑒 = 70,5 + ( ) 10
28
𝑀𝑒 = 70,5 + 8,57
𝑀𝑒 = 79
Jadi, median nilai hasil konsumen dari rasa wadai bingka Acil Aluh adalah
79.
1
(c) Panjang interval kelas (p) = 10
𝑑1 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑1 = 28 − 19
𝑑1 = 9 2
𝑑2 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 − 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠
𝑑2 = 28 − 20
𝑑2 = 8
𝑑1
𝑀𝑜 = Tb + ( )p
𝑑1 + 𝑑2
9
𝑀𝑜 = 79,5 + ( ) 10
9+8
2
9
𝑀𝑜 = 79,5 + ( ) 10
17
𝑀𝑜 = 79,5 + 5,29
𝑀𝑜 = 84,7
Jadi, modus nilai hasil konsumen dari rasa wadai bingka Acil Aluh adalah
85. 1
Total 16