ANALISIS JABATAN
Disusun Oleh:
Kelompok 4 kelas E
1. Andini Zashika 230810201043
2. Khoiriyah Zhao Wei Yoan 230810201127
3. Hilda Ramadhina 230810201128
4. Maulidia Rofiatul Zannah 230810201130
5. Steven Bryan Nepsin 230810201152
6. Mahsa Queena Ayusita 230810201187
7. Reza Alicia Putri Santosa 230810201201
Penyusun
DAFTAR ISI
1Shanty Komalasari, Nida Urrahmah, Siti Maisarah, “ANALISIS JABATAN DALAM MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA”, Jurnal Ilmu Manajemen Saburai, UIN Antasari Banjarmasin, Vol 8, No 1, 2022,
hlm 92
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari analisis jabatan
2. Untuk mengetahui tujuan analisis jabatan dalam perusahaan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis analisis jabatan
4. Untuk mengetahui manfaat adanya analisis jabatan
5. Untuk mengetahui ruang lingkup analisis jabatan
1.4 Manfaat
Sebagai sumber referensi bagi pembaca dalam mengetahui dan mendalami tentang materi
Analisis Jabatan serta untuk memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2Shanty Komalasari, Nida Urrahmah, Siti Maisarah, “ANALISIS JABATAN DALAM MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA”, Jurnal Ilmu Manajemen Saburai, UIN Antasari Banjarmasin, Vol 8, No 1, 2022,
hlm 94-95
4. Penilaian prestasi (Performance Appraisal)
Kegiatan rutin perusahaan ini mengukur pencapaian prestasi karyawan dibandingkan dengan
pencapaian prestasi yang diharapkan perusahaan. Kegian ini sangat penting untuk peningkatan
motivasi karyawan. Tindak lanjut dari kegiatan ini sangat berkaitan dengan analisa jabatan
yang sudah ditetapkan.
5. Latihan (training)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk merangsang program latihan dan pengembangan.
Uraian pekerjaan, perlengkapan dan jenis keterampilan pekerja digunakan sebagai bahan
pembantu dalam pengembangan program-program pelatihan.
6. Promosi dan pemindahan
Keterangan yang diperoleh dari pelaksanaan analisa jabatan menjadi salah satu dasar penting
dalam menetapkan karyawan yang pantas mendapatkan promosi atau peningkatan jabatan
maupun pemindahan/transfer.
7. Perubahan
Menjadi hal menarik dan umpan balik yang sangat berguna, Ketika dari evaluasi Analisa
jabatan memberikan informasi bahwa perusahaan harus melakukan perbaikan demi kemajuan
perusahaan tersebut. Perubahan penting ini terutama terkait struktur SDM dan efektivitas SDM
yang dimiliki.
8. Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment)
Umpan balik dari Analisa jabatan dapat menjelaskan pada perusahaan pentingnya melakukan
pemerkayaan dari pekerjaan yang sudah ada..
9. Penyederhanaan pekerjaan (job simplification)
Salah satu output dari Analisa jabatan dapat berakibat pada pekerjaan-pekerjaan yang ada harus
dilakukan penyederhanaan, sehingga dalam pelaksanannya menjadi lebih sederhana serta
spesialisasi pekerjaan. Perkembangan perusahaan dari terspesialisasi khusus sehingga lebih
spesifik.
10. Penempatan (Placement)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk menempatkan para karyawan pada pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilannya agar mereka bekerja secara efektif.
11. Peramalan dan perekrutan
Informasi analisis pekerjaan digunakan untk peramalan dan perekrutan tenaga kerja yang akan
dibutuhkan oleh perusahaan.
12. Orientasi dan induksi
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk orientasi dan induksi bagi karyawan baru
mengenai sejarah perusahaan, hak dan kewajibannya, menginduksi dan lainnya.
2.3 Jenis-jenis Analisis Jabatan
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 adalah “kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam rangka susunan suatu organisasi”. Menurut undang-undang tersebut, jabatan dapat
dilihat dari dua hal yaitu jabatan stuktural dan jabatan fungsional.
1. Jabatan Struktural
Merupakan jabatan yang mengatur secara tegas dan berada dalam susunan organisasi
dan instansi yang bersangkutan, contohnya Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala
Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, dan lain-lain.
2. Jabatan Fungsional
Jabatan yang tidak pasti atau digambarkan dalam susunan organisasi dan instansi yang
bersangkutan akan tetapi jabatan itu harus ada karena fungsinya memungkinkan untuk
kelancaran pada tugas pelaksanaan dari tugas instansi yang bersangkutan.
Apabila dilihat dari pelaksanaan tugasnya, jabatan ini dikelompokkan kedalam dua
keompok yaitu :
1. Jabatan Fungsional Umum
Jabatan yang memungkinkan untuk tersedia setiap instansi pemerintah. Jabatan ini
bersifat fasiliatif, artinya menunjang pelaksanaan tugas pokok instansi pemerintah yang
bersangkutan, misalnya operator, pengonsep surat, supir, dan sebagainya.
2. Jabatan Fungsional Khusus
Jabatan ini hanya pada intansi pemerintah tertentu dan didasarkan atas keahlian
substantif, artinya jabatan teknis sebaga pelaksanaan tugas pokok suatu instansi
pemerintah, misalnya Dokter, Hakim, Juru Penyerang, dan lain-lain.
Jabatan dapat terdiri dari satu atau beberapa pekerjaan yang berada dalam suatu unit
organisasi serta dapat mencakup sejumlah pekerjaan.
2.4 Manfaat Analisis Jabatan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa analisis jabatan merupakan
proses, metode, dan teknik untuk mendapatkan data jabatan, mengolahnya menjadi informasi
jabatan, dan menyajikannya untuk program-program kelembagaan, kepegawaian, dan
ketatalaksanaan, serta memberikan layanan pemanfaatannya bagi pihak-pihak yang
menggunakannya. Adanya informasi tersebut akan dapat membantu pimpinan sebuah
organisasi atau manajer dalam melakukan perbaikan-perbaikan kelembagaan yang lebih
terarah dan sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Tindakan perbaikan tersebut
diharapkan dapat membantu meningkatkan performance organisasi, yang akhirnya dapat
meningkatkan kemanfaatan bagi organisasi. Namun, sampai saat ini masih banyak pimpinan
dalam sebuah organisasi yang kurang memperhatikan manfaat dari informasi jabatan yang
diperoleh dari hasil analisis jabatan. Berikut ini adalah beberapa manfaat informasi jabatan bagi
organisasi, khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia, antara lain:
1. Menetapkan Dasar-dasar Rasional Pengupahan dan Penggajian yang Objektif
Sampai saat ini masih banyak instansi atau organisasi yang sistem penggajiannya hanya
didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja saja. Sistem demikian banyak
mengundang kelemahan antara lain bahwa latar belakang pendidikan tidak selalu
mencerminkan kemampuan, keterampilan, dan keahlian seseorang. Dengan demikian, tingkat
hasil kerja pegawai mempunyai arti yang strategis bagi peningkatan daya saing organisasi.
Oleh karena itu, tingkat prestasi kerja karyawan juga perlu diperhitungkan dalam penentuan
pengupahan dan penggajian ataupun penghargaan lainnya. Dengan demikian, sistem
pengupahan dan penggajian yang hanya didasarkan pada pendidikan dan pengalaman kerja
belum cukup mendukung kemajuan instansi atau perusahaan dan sebaliknya sistem ini hanya
menguntungkan segelintir orang yang kebetulan memiliki tingkat pendidikan formal yang
cukup walaupun tidak memiliki kemampuan, keahlian dan prestasi kerja yang tinggi.
Keterangan :
Analisis jabatan menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan, serta standar-standar
prestasi kerja. Dengan uraian dan spesifikasi jabatan tersebut, dapat dilakukan evaluasi jabatan,
yaitu penetapan hubungan yang konsisten dan sistematik di antara tingkat-tingkat kompensasi
dasar bagi semua jabatan dalam organisasi. Dengan mempelajari keadaan
penggajian/pengupahan dan melakukan analisis atas masalah-masalah organisasi serta
memperhatikan peraturan upah dan gaji yang ada, seperti upah minimum regional (UMR) dapat
disusun gaji/upah untuk semua jabatan. Peraturan administrasi (kepegawaian), seperti kenaikan
gaji berkala (KGB) tetap setiap periode waktu tertentu, akan memberikan pengaruh terhadap
keadaan gaji dan upah pegawai. Kemudian, setelah susunan gaji dan upah untuk semua jabatan
ditetapkan, maka langkah terakhir adalah melakukan penilaian atas prestasi kerja yang dicapai
oleh setiap pegawai atau pemegang jabatan dengan dasar standar prestasi kerja.
2. Menghapuskan Persyaratan-persyaratan Kerja yang Dapat Menyebabkan
Diskriminasi dalam Pengadaan Karyawan
Sering kali kita jumpai adanya persyaratan-persyaratan jabatan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Hal ini terjadi karena beberapa persyaratan tersebut
disusun pada masa yang lampau sehingga sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang.
Ada pula beberapa persyaratan yang hanya meniru dari instansi lain yang serupa, padahal
keadaan perusahaan tersebut berbeda. Bahkan ada pula persyaratan jabatan yang
penyusunannya didasarkan bukan pada kebutuhan yang nyata tetapi lebih didasarkan pada
selera dan keinginan pihak-pihak tertentu saja.
Persyaratan-persyaratan yang dibuat berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat
mengakibatkan adanya diskriminasi, nepotisme, dan sejenisnya. Apabila hal tersebut terjadi
maka tujuan dari organisasi tidak akan tercapai dengan optimal. Dengan analisis jabatan akan
dapat diperoleh informasi tentang persyaratan jabatan yang diperlukan sesuai dengan tuntutan
yang nyata dan rasional pada pekerjaan masing-masing. Hal ini dapat dilakukan karena analisis
jabatan hanya memfokuskan pada jabatan atau pekerjaan yang dianalisis,
3. Merencanakan Kebutuhan-kebutuhan Sumber Daya Manusia di Waktu yang
Akan Datang dan Sebagai Basis Perencanaannya
Metode perencanaan kebutuhan sumber daya manusia yang sampai saat ini masih
banyak dipergunakan ialah analisis trend. Analisis trend adalah suatu metode yang
mempergunakan persentase kecenderungan perkembangan (trend) karyawan pada masa-masa
sebelumnya untuk menentukan jumlah kebutuhan karyawan pada masa-masa yang akan
datang, Misalnya apabila pada masa yang lalu setiap 4 (empat) bulan rata-rata terdapat
pertambahan karyawan sebanyak 2 (dua) orang maka selama 1 tahun yang akan datang
perusahaan merencanakan pertambahan karyawan sebanyak 6 (enam) orang. Salah satu
kelemahan metode ini adalah kurang memperhitungkan pertumbuhan volume pekerjaan pada
masa yang akan datang. Penggunaan metode ini dalam merencanakan kebutuhan pegawai
dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara volume pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja,
karena pertumbuhan volume pekerjaan pada masa yang akan datang tidak sama dengan
pertumbuhan volume kerja pada masa yang lalu. Penggunaan metode trend akan
mengakibatkan terjadinya kelebihan tenaga kerja atau sebaliknya. Bila kelebihan tenaga kerja
maka perusahaan akan mengalami kerugian yaitu memberikan upah atau gaji kepada karyawan
yang bobot pekerjaannya di bawah standar. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan tenaga kerja,
maka jumlah produksi yang seharusnya dapat dihasilkan tidak tercapai. Kondisi demikian
menunjukkan perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan atau peluang yang ada, dan
ini kurang menguntungkan perusahaan.
Dengan melakukan analisis jabatan akan diperoleh gambaran tentang tingkat
produktivitas masing-masing karyawan. Sehingga bila analisis jabatan dipadukan dengan
rencana kegiatan kerja perusahaan (rencana produksi), akan diperoleh gambaran kebutuhan
tenaga kerja yang nyata dan sesuai dengan kebutuhan produksi.
4. Menentukan Lamaran-lamaran dengan Lowongan-lowongan Pekerjaan yang
Tersedia
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengupayakan perekrutan
karyawan yang baik sesuai dengan kebutuhan. Dikaitkan dengan lamaran-lamaran yang setiap
saat masuk dari pasar tenaga kerja, seringkali dijumpai lamaran-lamaran tersebut merupakan
alat atau pedoman perekrutan, yaitu persyaratan atau kriteria jabatan yang dihasilkan dari
analisis jabatan.
5. Menemukan Dasar-dasar dan Kebutuhan Penyelenggaraan Latihan Baik Bagi
Karyawan Baru Maupun Karyawan Lama
Keberadaan dan perkembangan organisasi tergantung pada produk (barang dan jasa)
yang dihasilkan yang diperoleh dari kerja sama semua karyawan. Namun, tidak semua
karyawan dapat bekerja sesuai standar prestasi yang diharapkan. Hal tersebut menyebabkan
perusahaan tidak mampu mencapai hasil yang optimal dan sekaligus menjadi titik lemah
posisinya dalam persaingan organisasi. Kelemahan suatu organisasi dapat terjadi karena
beberapa faktor non karyawan seperti peralatan yang sudah tua, lemahnya disiplin dan
rendahnya motivasi kerja karyawan. Dengan demikian, melakukan pendekatan pendidikan dan
pelatihan akan dapat mengurangi atau bahkan dapat menghilangkan kelemahan yang ada.
Masih banyak pendidikan dan pelatihan yang hasilnya belum optimal. Hal ini terjadi karena
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperoleh dari pelatihan yang tidak diterapkan
pada pekerjaan. Penyebabnya antara lain adalah berikut ini.
A. Pelatihan tidak didasarkan pada kebutuhan nyata.
B. Program pelatihan tidak disusun berdasarkan spesifikasi pekerjaan sehingga tidak dapat
membentuk kemampuan karyawan sesuai dengan syarat pekerjaan.
C. Pimpinan tidak memberi dukungan atas hasil penelitian.
D. Penggunaan metode pelatihan yang tidak tepat.
Pelatihan merupakan usaha sistematis untuk mengubah perilaku seseorang melalui
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar pekerjaan. Oleh karena itu,
pelatihan diadakan apabila terdapat kebutuhan untuk mengubah keadaan kepegawaian pada
suatu organisasi menjadi keadaan yang diharapkan. Oleh karenanya, informasi pekerjaan
merupakan acuan yang realistik untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan penyusunan
program-programnya.
6. Menemukan Pola atau Pokok-pokok Sistem Pengembangan Karier Karyawan
yang Tepat dan Menyeluruh
Hingga saat ini, masih banyak perusahaan yang belum memiliki pola ataupun sistem
pengembangan karier bagi pegawainya. Ketiadaan pola atau sistem ini memperbesar
kemungkinan terjadinya praktik-praktik nepotisme yang didasarkan pada primordialisme
dalam proses pengembangan karier pegawai. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan bagi
pegawai lainnya, terutama yang memiliki potensi dan hasil kerja yang lebih tinggi.
Ketidakpuasan yang terjadi akan mengakibatkan turunnya motivasi kerja pegawai yang akan
berakibat pada pencapaian produktivitas perusahaan yang tidak optimal. Untuk menghilangkan
persoalan tersebut, perlu ditentukannya pola atau sistem pengembangan karier yang didasarkan
atas penilaian-penilaian objektif mengenai kemampuan dan prestasi kerja pegawai. Dalam hal
ini, analisis jabatan merupakan salah satu alat untuk menyusun pola atau sistem pengembangan
karier pegawai.
Analisis jabatan merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen sumber daya
manusia (MSDM) karena menjadi panduan yang esensial dalam proses rekrutmen karyawan.
Melalui analisis jabatan, perusahaan dapat memastikan bahwa sumber daya manusia yang
dimilikinya sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dapat memberikan kontribusi maksimal.
Metode analisis jabatan seperti daftar pertanyaan, wawancara, buku catatan harian, dan
pengamatan berperan penting dalam mendapatkan informasi yang akurat tentang suatu jabatan.
Data yang diperoleh dari analisis jabatan menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait
pengelolaan sumber daya manusia, termasuk dalam proses rekrutmen, pelatihan, penempatan,
dan penilaian kinerja karyawan. Dengan menjelaskan konsep dan ruang lingkup analisis jabatan
secara terperinci, pembaca akan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang
peranan analisis jabatan dalam manajemen sumber daya manusia. Selain itu, dengan memahami
tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan analisis jabatan, pembaca dapat
mengimplementasikan proses ini secara efektif dalam konteks organisasi mereka. Melalui
pengertian yang mendalam terhadap dasar-dasar dan manfaat analisis jabatan, pembaca
diharapkan dapat mengenali pentingnya proses ini dalam mencapai tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA