Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

NIM : 042055919
NAMA : Dwi Febri Yanti
Matakuliah : Pengantar Ilmu Politik 44
Kepada Yth Bapak / Ibu Tutor (Nama Tutor)

Soal :
Tugas 1
Aksi demonstrasi merupakan hak warga negara yang telah diakomodir dalam UUD 1945.
Pada bulan Oktober 2020, terjadi serangkaian aksi demonstrasi terkait UU Omnibus Law.
Dampak dari serangkaian demonstrasi tersebut diantaranya kerusakan fasilitas publik, di
antaranya 25 halte Trans-Jakarta. Kerugian demonstrasi di Jakarta tersebut diperkirakan
mencapai Rp 65 miliar
Pertanyaan:
Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar undang-undang
(UU) yang mengatur tentang demonstrasi..
a. Telusuri secara online peraturan per UU an tersebut. Sebutkan UU tersebut dan
pasalnya serta jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?
Jawab :
Demonstrasi adalah salah satu konsekuensi kita memilih bentuk negara yang demokrasi," Ogiandhafiz
Juanda, dalam Diskusi Opini Live MNC Trijaya FM, bertajuk 'Aksi Mahasiswa dan HAM' di
D'consulate and Lounge, Jakarta, Jumat (25/10). "Kita menyampaikan pendapat di muka umum,
diperbolehkan, dalam demonstrasi, sebagai sebuah kebebasan di mana demonstrasi adalah hak
berdaulat yang istimewa dan konstitusional dijamin Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 yang
memberikan jaminan tentang kebebasan menyampaikan pendapat," tegas Ogiandhafiz. Dunia
internasional, menurut Ogiandhafiz, menjamin hak sipil dan politik. Dalam pelaksanaan demonstrasi,
tetapi menjaga perdamaian dan konteks pertengkarkan jelas tidak dapat dibenarkan. "Sehingga dalam
pelaksanaan demonstrasi tetap harus ada dalam koridor batasan-batasan. Bagaimana kewenangan
aparat penegak hukum untuk menanggapi aksi demonstrasi? Kita mempunya Peraturan Kepala
Kepolisian Negara RI Nomor 7 tahun 2012, di mana dalam menangani demonstrasi tidak boleh
melanggar HAM," ujar Dosen Fakultas Hukum Universitas Nasional. Selain itu, Ogiandhafiz
menegaskan bahwa para mahasiswa dan Polri juga tidak dibenarkan melakukan tindakan kekerasan
seperti pemukulan dan pengeroyokan. Menurutnya, aksi demonstrasi harus dilakukan secara benar
dan adil, jika terbukti melakukan pelanggaran dengan aksi kekerasan tentu harus di proses secara
hukum. Dalam aksi demonstrasinya, aparat penegak hukum diizinkan melindungi diri, tetap harus ada
batasan-batasanya. "Dalam konteks hukum internasional, bahwa ada tidaknya pelanggaran HAM,
tentu tidak semudah yang dibayangkan, karena ini sangat sensitif sekali dalam dunia internasional,"
tutur Ogiandhafiz.

Page 1|7
Saat ditanya apakah keamanan yang melakukan kekerasan terhadap demonstran telah melanggar hak
asasi manusia (HAM)? "Apakah kekerasan yang dilakukan oleh pihak aparat sebagai satu pelanggaran
HAM tentu membutuhkan suatu analisa dan penelitian yang panjang," jawabnya. "Tentu saya akan
bertanya kembali, apakah mahkamah internasional atau mahkamah pidana internasional yang kita
kenal itu harus diberi kewenangan untuk menyelesaikan perkara atau sengketa yang terjadi antar
negara. Sangat sulit sekali kalau kita ingin kasus penyerangan aparat bisa dibawa ke Mahkamah
Internasional dan sebaiknya dikesampingkan," kata Ogiandhafiz. Sementara itu, pakar hukum Abdul
Fickar Hadjar, mengatakan, beberapa oknum kepolisian yang diperiksa terkait pelanggaran dalam aksi
demonstrasi mahasiswa itu harus diteruskan ke peradilan umum. "Demonstrasi bukan pelaku
kejahatan, karena demonstrasi dijamin Undang-Undang dan tidak melanggar HAM. Tiga bulan
demonstrasi di Hongkong tidak terjadi apa-apa itu artinya ada kedewasaan dengan menyeimbangkan
dua kepentingan," terangnya. "Polisi jangan menempatkan demonstran sebagai pelaku kejahatan,"
tambahnya. Pada kesempatan yang sama, pakar hukum Razman Nasution memandang, tidak semua
persoalan harus dibawa ke dunia internasional. Ia beralasan hal itu akan mengurangi kepercayaan
terhadap lembaga hukum di Indonesia.
Demonstrasi sebaiknya dilakukan dengan cara-cara dialogis yang baik.Tidak berarti polisi benar,
maka dari itu ada Kapolda Kendari yang di copot. Demonstrasi harus dilakukan dengan baik dan
polisi juga lakukan protap yang benar," kata Razman. (Ssr/OL-09)

b. Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945)
sampai dengan peraturan pelaksananya?
Jawab :
Berikut penjelasan tata urutan perundang-undangan nasional, yakni:

 UUD 1945
UUD 1945 merupakan peraturan tertinggi dan sebagai dasar tertulis yang membuat dasar dan
garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. UUD 1945 merupakan hukum dasar
tertulis yang terdiri dari pembukaan (empat alinea) dan pasal-pasal yang berjumlah 37 pasal.
UUD 1945 yang sekarang dipakai dalam penyelenggaraan negara Indonesia telah mengalami
empat kali amendemen (perubahan).
 Ketetapan MPR
Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR. Itu
terdapat dua macam putusan, yakni ketetapan dan keputusan. Ketetapan adalah putusan MPR
yang mengikat ke dalam dan ke luar majelis. Sementara keputusan adalah putusan MPR yang
mengikat ke dalam majelis saja. Peraturan tersebut dibentuk untuk melaksanakan UUD 1945.
 Undang-Undang (UU)

Page 2|7
UU adalah bentuk peraturan perundangan yang diadakan untuk melaksanakan UUD dan
ketetapan MPR. Lembaga yang berwenang membentuk UU adalah Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Pemerintah (Presiden).
 Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu)
Perppu merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam keadaan bahasa. Itu tanpa
melalui persetujuan DPR, tapi DPR tetap mengawasi pelaksanaan peraturan tersebut.
Dikutip situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, dalam UUD 1945 pasal 22 ayat (1)
dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti undang-undang.

 Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah merupakan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan
untuk melaksanakan perintah UU.
Pemerintah yang dimaksud itu pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Maka peraturan
tersebut terdiri dari peraturan pemerintah pusat dan peraturan pemerintah daerah.
 Keputusan Presiden (Keppres)
Keppres adalah keputusan yang dibuat oleh presiden. Keppres berfungsi untuk mengatur
pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintah.
 Peraturan Daerah (Perda)
Perda adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi
daerahnnya. Itu sebagai pelaksana dari peraturan di atasnya. Peraturan daerah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan pemerintah pusat.
Proses Penyusunan
Secara garis besar proses penyusunan rancangan Undang-undang pada dasarnya melalui empat
tahapan, yakni:
 Tahap persiapan Rancangan Undang-undang
 Tahap pembahasan di DPR
 Tahap pengesahan oleh Presiden
 Tahap diundangkan oleh sekretariat negara
Fungsi Peraturan Perundang-undangan:
 Memberikan kepastian hukum
 Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara
 Memberikan rasa keadilan
 Menciptakan ketertiban dan ketenteraman

Page 3|7
c. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!
Jawab :
Demo yang dilakukan masyarakat, diharapkan tak berlangsung anarkis. Jangan pula merusak fasilitas
publik milik negara yang dibangun dengan uang rakyat melalui pajak.
Hal itu ditegaskan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, dalam kegiatan Silaturahmi Kamtibmas
Segenap Elemen Dan Komponen Masyarakat Kota Surakarta, di Pendapi Gedhe Sala, Balai Kota
Surakarta, Senin (19/10/2020). Diakui, belakangan marak unjuk rasa mengenai UU Cipta Kerja.
Namun, dia meminta semua dilakukan dengan santun, menjunjung tinggi adat ketimuran, tidak
merusak fasilitas umum yang justru merugikan masyarakat dan negara, serta mengganggu
ketentraman dan ketertiban umum.
“Kami mengajak seluruh warga masyarakat serta elemen masyarakat di Kota Surakarta, jangan
anarkis. Pembangunan di Kota Surakarta ini adalah hasil dari kontribusi rakyat,” ajak Rudy.
Wali kota menyampaikan, pembangunan fasilitas umum berasal dari kontribusi masyarakat, berupa
retribusi pajak parkir, pasar tradisional, hiburan, restoran, hotel, dan bagi hasil pajak kendaraan.
Karenanya, masyarakat mesti mengamankan aset-aset pemerintah maupun milik masyarakat.
“Tentunya kalau aset dirusak, yang rugi masyarakat, dan membangunnya kembali butuh waktu yang
lama, karena mengumpulkan pajak mulai Rp1.000 sampai jutaaan rupiah hasil dari kontribusi
masyarakat. Kalau kamtibmas diserahkan pada TNI dan Polri tidak akan mampu, karena lebih banyak
masyarakatnya,” bebernya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan Deklarasi Damai Menolak Segala Bentuk Anarkisme dan
Kekerasan serta Kerusuhan, dalam Penyampaian Pendapat di Muka Umum. Hadir dalam deklarasi,
segenap Forkopimda Kota Surakarta, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, Lembaga Swadaya
Masyarakat, organisasi pemuda, dan serikat pekerja Surakarta. Pada deklarasi tersebut, ada enam poin
komitmen mereka.
Pertama, menyampaikan pendapat di muka umum dengan berlandaskan pada asas keseimbangan, hak
dan kewajiban serta mengedepankan musyawarah untuk mufakat. Dua, menyampaikan segala bentuk
aspirasi dalam bentuk penyampaian pendapat di muka umum dengan aman, tertib, dan damai, serta
santun dan bertanggungjawab. Tiga, menolak segala bentuk anarkisme dan kerusuhan dalam
menyampaikan pendapat di muka umum.
Empat, tidak memberi ruang dan menolak segala bentuk intoleransi, kekerasan, radikalisme,
anarkisme, rasisme dan separatisme. Lima, mendukung sepenuhnya langkah dan tindakan Polri serta
TNI untuk menindak secara tegas para pelaku kekerasan, kerusuhan dan anarkisme. Enam, bersama–

Page 4|7
sama dan bekerja sama untuk menjaga dan memelihara situasi kamtibmas di Kota Surakarta tetap
aman dan kondusif.

Demikian jawaban dari saya dan mohon koreksian dan revisi dari bapak / ibu tutor
Terima kasih
Salam
042055919 – Dwi Febri Yanti

Daftar Pustaka / Sumber Referensi


Halaman Web
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/080000469/tata-urutan-
peraturan-perundangan-di-indonesia
- https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/267608/demonstrasi-adalah-
kemerdekaan-sampaikan-pendapat
-

Page 5|7

Anda mungkin juga menyukai