MAYDAY, 15 MEI 2023
SPL FSPMI MOROWALI
Pemerintah dan DPR memperkuat sehingga diperlukannya
hukum yang dapat mempercepat laju
Otorianisme Kekuasaan
Pada 30 Maret 2023 DPR RI mengesahkan
penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU
Nomor 6 Tahun 2023 yang sebelumnya oleh
Mahkamah Konstitusi dinyatakan
Inkonstitusional Bersyarat melalui Putusan
No.91/PUU-XVII/2020. Didalamnya
ditegaskan bahwa pembentuk Undang-
Undang melakukan perbaikan dalam jangka
waktu paling lama dua tahun sejak putusan
diucapkan.
o Pertama, jumlah angkatan kerja pada
Februari 2022 sebanyak 144,01 juta
orang atau naik 4,20 juta orang
dibanding Februari 2021.
o Kedua, penduduk yang bekerja
sebanyak 135,61 juta orang, dimana
81,33juta orang alias 59,97 persen
bekerja pada kegiatan informal.
o Ketiga, pandemic covid-19
berdampak kepada 11,53 juta orang
atau 5,53 persen penduduk usia
kerja. Rinciannya, pengangguran
0,96 juta orang, bukan angkatan
kerja 0,55 juta orang, tidak bekerja
0,58 juta orang,dan penduduk
bekerja yang mengalami
pengurangan jam kerja 9,44 juta
orang.
o Keempat, dibutuhkan kenaikan upah
yang pertumbuhannya sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan produktivitas pekerja.
Pemerintah Joko Widodo
menganggap masalah pertumbuhan
ekonomi Indonesia adalah investasi
yang rendah. Investasi yang rendah
disebabkan oleh ketatnya regulasi
aturan
investasi.
Alasan-alasan tersebut sejatinya
bukanlah hal yang dapat dijadikan legitimasi
PERPU ini secara ugal-ugalan menjadi
sebuah undang- undang banyak substansi
yang dinilai merugikan masyarakat kecil dan
hanya mementingkan oligarki semata.
Masifnya penolakan tersebut alih-alih
dijadikan sebagai landasan sikap oleh DPR
selaku wakil rakyat untuk mengoreksi,
mengevaluasi dan melakukan penolakan
terhadap kesewenangan pemerintah atas
Perpu ini justru DPR bertindak sebaliknya,
dalam hal ini kami melihat DPR sebaga
iinstitusi telah kehilangan marwah sebagai
institusi yang dapat menjalankan fungsi
legislasi dan pengawasan terhadap
pemerintah.
Kawasan IMIP Dalam 2 Dekade
Dalam Kaca Mata
Serikat Pekerja Logam FSPMI
untuk Pengupahan
Dalam dua tahun ini telah terjadi
kenaikan upah yang sangat tidak relevantif
denhan berkehidupan di tanah tepe asa
maroso lebih tepatnya di Bumi Bahodopi,
yang jadi istilah orang orang negeri dollar,
memang iya tapi itu dilihat dari segi pelaku
Ekonomi keatas,namun ini menjadi kerucut
yang terbalik bagi mereka yang ekonomi
dibawah yakni para buruh pabrik.
Jika ini diulas kembali mulai dari tahun
2020 sampai 2021,atau massa covid apa yag
terjadi kenaikan upah pun tidak apa,
adapaun kenaikan upah di Tahun 2022 yang
angkanya menyentuh 72.000. Parah Buruh
dituntut untuk bekerja dalam covid
walaupun penyakit dan kematian dating
mengacam, namun itu diibaratkan seperti
seseorang menembak cinta yang tak
kesampaian, tahun 2023 diangka 75.000
dimana kenaikan ditahun ini sangat
kontroverisal dan tidak menyentuh dari
kehidupan buruh pabrik di Bahodopi.
Bonus Demografi Penduduk dan
bertambahnya angkatan kerja seharusnya
menjadi bahan dasar pertimbangan dalam
menentukan upah, dimana pada acara
audiensi kenaikan upah di ruangan aula
Bupati, saat itu Bupati dalam pernyataannya
Bahwa sumbangsih Pajak Buruh Pabrik
yang ada di Morowali sangat besar terus apa
yang menjadi masalah Upah masih saja tetap
murah, Upah sudah tidak bertuan, Upah
sudah tidak berkeadilanberdasarkan
pertumbuhan ekonomi atau PDRB daerah
dan penerimaan angkatan kerja.
MSS bersamaTenant HR dalam
menghakimi Buruh Pabrik
Sering terjadi di dalam perusahaan
melakukan PHK secara cepat atau terburu-
buru dan tidak sesuai dengan prosedural.
Dalam hal ini, PHK didasarkan karena
seorang buruh/karyawan yang di duga
melakukan tindak pidana atau melakukan
pelanggaran berat, harus melalui peroses
peradilan pidana terlebih dahulu di wilayah
hukum adanya perkara tersebut, dan harus
melahirkan putusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap atau Incraht dari
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Jadi, artinya karyawan ini masih
mempunyai Hak untuk membela dan dibela
dalam kedudukan hukum, sesuai dengan
bunyi pasal 27 ayat 1 UUD 1945, Sebagai
tindak lanjut atas Putusan MK RI No.
012/PUU-I/2003 tersebut, pada tanggal 7
Januari 2005, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Menakertrans) juga sudah
mengeluarkan Surat Edaran No.
SE.13/MEN/SJ-HKI/I/2005. Maka dari itu
perusahaan harus terlebih dahulu menunggu
proses perkara pidananya diselesaikan
sampai dengan Incrah/atau mempunyai
kekuatan hukum tetap baru melanjutkan di
Pengadilan Hubungan Industrial. Kemudian
misalkan si buruh/karyawan melakukan
Tindakan penggelapan uang, perusahaan
jangan semena-mena langsung melakukan
PHK karena, Belom ada kepastian atau
kekuatan hukum tetap atau inkrach dari
Putusan Pengadilan Negeri.
Karyawan yang di duga melanggar berat
harus melewati proses pemeriksaan terlebih
dahulu, baik dari kepolisian melalui
penyelidikan dan penyidikan apakah orang
tersebut melakukan tindak pidana atau
bukan, sampai Penuntutan hingga selesai
sampai pengadilan. Hal ini akan melahirkan
putusan oleh majelis hakim Pengadilan
Negeri dan akan di Lanjut Pengadilan
hubungan industrial.
Dalam pengambilan keputusan seharusnya
melalui bebarapa tahap procedural dalam
hubungan industrial, tapi ini justru Tenant
HR bertindak sebagai Tuhan dalam
melakukan pemutusan berdasarkan dalih
dari MSS sebagai Lembaga yang
mengeluarkan hasil pemeriksaan dan
kesimpulan secara sendiri sendiri.
K3 Yang Lemah Syawat Dan
Pengawasan Yang Mandul
Risiko kerja masih saja sering ditemui dalam
kawasan IMIPbahkan dalam kurun waktu
dalam 3 bulan memperingati bulan k3 sudah
terjadi kecelakaan kerja yang merenggut
nyawa buruh pabrik ini akibat moto yang
diambil adalah pandangan dari Kapitalisme
untuk meningkatkan produksi. produksi
ditingkatkan tapi bahaya yang didapatkan
buruh pabrik.
Kondisi K3 saat ini dalam kawasan masih
lemah kenapa demikian kadang ketat kadang
masih yang ditolilir oleh penegak K3 inilah
lemah syawat dalam penerapan K3 terlalau
banyak adopsi kebutuhan K3 dari negeri
Tirai Bambu.
Pengawasan saat ini masih lemah dan belum
prioritas bagi pimpinan perusahaan,
pemeriksaan peralatan dan lingkungan kerja
masih terbtatas dan kualitas tenaga
pengawas yang kurang produktif karena
kurang berkorelasi dengan pihak pihak yang
punya tugas dan tanggung jawab.
Pengawasan yang masih kurang, masih
buta,masih tuli dengan sering terjadi
kecelakaan seharusnya dilakukan adalah
melakukan pemanggilan kepada yang terkait
menjelaskan kekurangan penerepan K3
bukan mondar mandir dengan mobil
pengawasan menghabiskan bensin, degan
tujuan tidak menentu.
Investigasi yang ruwet akan
melahirkan korban
Kecelakan kerja sesuatu reel yang sering
terjadi dan kapanpun baik dari peralatan
maupun manusia, bagaimana dengan sampai
terjadi fatality ditingkat kematikan
dilakukan pelaporan dan investigasi diman
dua hal ii sdujah termaktujb dalam undangb
undang jika kecelakan yang terjadi
memakan korban jiwa, amun sejauh ini baik
daripihak pemerintah maupun kepoliasian
jika terjadi hal berikut suasana henig saja
dan biasa saja itu hanya was was dalam hati
buruh pabrik yang menjado keprihatinan dan
kesedihan yang mendalam
Investigasi sesuatu analisa dan perkiraan
terhadap kecelakaan yang berdasar pada
penyeledikan yang teliti dari seluruh
informasi hasil olah tempat kejadian dan
factor penyebab kecelakaan, akan tetapi
walaupun ada program investigasi dan
pelaporan masih tetap ditemukan kecelakaan
yang sama terulang kembali, inilah
akibatnya jika investigasi dari satu pihak
saja seharusnya dilibatkan dari pemeritah
dan pihak kepolisian agar tidak reinkarnasi
kecelakaan.
Pengawas TK Dalam Pengawasan
Dalam Kacamata
Serikat Pekerja Logam FSPMI
Pengawasan saat ini belum begitu optimal
dalam penerapan pengawasan tenaga kerja,
bayak sekali pelanggaran ketenagakerjaan
yang dilakukan oleh pihakpemilik
perusahaan ii karena kurang ketegasan
dalam pengawasan. Padahal sering dilihat
mobil operasiaonal pengawas tenaga kerja
melakaukan patroli di ruanglingkup
pertambangan bahodopi.
Sehingga kami mempertanyakan eksistensi
keberadaan pengawas yang timbul
tenggelam keberadaanya, sebab banyak
laporan yang masuk ke pengawas belum
dapat diselesaikan.pengawasan TK serta
peran tanggung jawabnya dalam penerapan
undang undang yag belum optimal
dilingkungan perusahaan.
Kehadiran pengawas seharusnya menjadi
perubahan nasib bagi buruh pabrik,karena
itu kami kritisi tugas dan fungsi pengawas
yang kurang tegas dalampelaksanaan
undang undang yang merugikan kaum buruh
dan penyimpangan yang dilakuka
perusahaan bagi buruh pabrik.
RP3 bagi pekerja Perempuan
Masih banyak dijumpai adanya diskriminasi
dan kekerasan dalam ketenagakerjaan dan
pekerja perempuan cenderung menjadi
korban. Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise
menegaskan untuk dapat mengupayakan
optimalisasi perlindungan dan menjawab
keresahan para pekerja perempuan, Rumah
Perlindungan Pekerja Perempuan (RP3) di
Kawasan Industri IMIP
RP3 ini akan menjadi tempat untuk
menyampaikan pengaduan atas
permasalahan yang mereka hadapi sehingga
cita-cita kita semua untuk memberikan
perlindungan terhadap pekerja perempuan
dapat segera tercapai, Saat ini perempuan
yang sudah menjadi seorang Ibu ikut
berperan mendukung perekonomian
keluarganya, keberadaan RP3 ini menjadi
strategis untuk meningkatkan produktivitas
sustainability.
Deputi Perlindungan Hak Perempuan,
Vennetia R Dannes menuturkan RP3
merupakan wadah lintas sektor yang
dibentuk sebagai upaya perlindungan
pekerja perempuan di kawasan industri. RP3
menyediakan layanan, penerimaan aduan,
dan proses identifikasi jenis pelanggaran
atau kekerasan yang dialami. Dalam
memproses aduan bentuk layanan yang
diberikan berbasis kebutuhan korban
misalnya untuk rehabilitasi kesehatan,
psikis, mental, bantuan, dan pendampingan
hokum.
Departemen Eksternal Solusi Bagi
TKA Dan TKI
Dalam kawasan Industri sering dijumpai
permasalahn antara pekerja asing dan
lokalmindonesia, namun belum ada lembaga
peyelesaiain secara baik, kemungkinan
paling besar terjadi adalah ketika terjadi
konflik TKA dipulagkan ke China belum
diidentifikasi titik permalahan untuk
dipecahkan sudah dipulangkan sehingga
peristiwa itu kembali mencuat dan terulang
kembali.
Departemen ini sangat bagi wadah
penyelesaian permasalahan anatara TKA
dan TKI dalam hubunga industrial, pegauh
bahasa, kebiasaan dan adat yang jadi titik
berat dalam penyelesaiain brbagai masalah
TKA.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker)
mencatat Tenaga Kerja Asing (TKA) yang
terjaring kasus pelanggaran mencapai 1.521
pekerja sepanjang 2018. Jumlah ini
meningkat 290% dari tahun sebelumnya
yang hanya 390 pekerja, kemudian di tahun
2021 salaah satu anggota kami yaitu dengan
penyelewengan jabatan, terus di tahun 2022
salah satu pekerja perempuanyang masih
juga merupakan anggota kami.
Jam Kerja Padat Menguntungkan
Kapitalisme China
ILO (1983) menyatakan pergantian shift yang
normal 8 jam/shift. Shift kerja yang
dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu
dan hari libur memerlukan 4 regu kerja. Regu
kerja ini dikenal dengan regu kerja terus
menerus (4X8), dan diperlukan sedikitnya 3
regu yang disebut dengan regu kerja semi
terus menerus (3X8).
Shift kerja berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Hal ini berhubungan dengan irama
sirkadian. Shift kerja merupakan
kombinasi dari fase sirkadian ritme dan
kurang tidur (waktu siang atau malam)
yang mengakibatkan seseorang
mengantuk sehingga mempengaruhi
semua aspek kinerja. Ketika kita berada
dalam keadaan mengantuk, kita
mengalami peningkatan jumlah berkedip
dalam durasi pendek yang mengakibatkan
seseorang menjadi terkantuk-kantuk.
Selain itu dalam melakukan tugas yang
bergantung pada masukan visual akan
sangat terpengaruh.
Sejumlah studi secara jelas menunjukkan
pengaruh shift kerja pada waktu liburan
dan sosial seseorang, termasuk keluarga
dan teman serta berpartisipasi dalam
kegiatan rekreasi, pendidikan, dan
masyarakat. misalnya, pekerja shift kedua
dan ketiga kurang puas dengan jumlah
waktu yang mereka dapat habiskan
dengan keluarga dan teman-teman
mereka.
Dampak sosial dari shift kerja adalah
melihat sumber utama ketidakpuasan,
terutama ketika akhir pecan dijadwalkan
untuk bekerja, pada umumnya, akhir
pekan diidentifikasi sebagai waktu untuk
kegiatan keagamaan dan keluarga,
rekreasi serta bekerja disekitar
rumah.Untuk orang tua tunggal, jadwal
shift kerja disertai dengan kesulitan dalam
hal membesarkan keluarga,