Anda di halaman 1dari 3

Kokohkan Kebhinekaan, PMM4 ISI Padangpanjang Datangi

Langsung Rumah Produksi Tenun Songket Pandai Sikek

Tanah Datar, Sumatera Barat—Pada Sabtu (09/03), PMM4 ISI Padangpanjang


melaksanakan Modul Nusantara dengan berkunjung ke Pandai Sikek yang merupakan salah
satu nagari di Kecamatan Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat dan menjadi sentra
tenun songket.

Sejak lama nagari ini dikenal dengan hasil tenun songketnya yang indah nan mewah.
Konon, pada mulanya tenun songket ini dibuat menggunakan benang emas, sehingga tak
heran jika songket dilambangkan sebagai kemewahan dan kedudukan status sosial.

Pernyataan tersebut dipaparkan oleh Ketua Geografis Pandai Sikek, Eridal Alwis, saat
diwawancarai para peserta PMM. “Pandai Sikek ini dulunya hanya dibuat menggunakan
benang emas, sehingga sarat diartikan sebagai simbol kemewahan dan menandakan
perbedaan sosial.”
Produksi tenun ini mulai berkembang sekitar kurang lebih 1850-an atau bahkan lebih
awal. Saat itu penenun mulai beralih dari memproduksi baju untuk pakaian sehari-hari ke
produksi kain mahal dengan bahan sutera dan benang emas. Usaha ini pada mulanya dikelola
oleh para saudagar yang mulai mempekerjakan gadis-gadis setempat menjadi penenun.
Hingga sejak itulah, Pandai Sikek mulai berkembang menjadi pusat tenun songket
Minangkabau.

Ridal, sapaan akrab Ketua Geografis Pandai Sikek, juga menyampaikan bahwa tradisi
menenun ini sudah diwariskan secara turun-temurun. Konon, dalam peraturan khususnya
bahwa pewaris tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh satu garis keturunan dan jika dilanggar
akan mendapat kesengsaraan dalam hidupnya.

“Tradisi turun-temurun inilah yang membuat tenun songket awet terjaga hingga
sekarang ini,” sambung Ridal dalam penjelasannya. Bahkan, tutur Ridal, keahlian menenun
harus dimiliki oleh setiap perempuan di Pandai Sikek ini. Namun seiring berubahnya zaman,
keahlian menenun ini sudah dengan mudah dipelajari di sanggar-sanggar.
Jenis kain songket yang dihasilkan di Pandai Sikek ini ada dua macam, yakni Kain
Songket Batabua (bertabur) dan Kain Songket Balapak. Kain Songket Batabua (bertabur)
biasanya disebut Kain Songket Babintang (berbintang) yang hiasan motifnya hanya tersebar
di bagian motif tertentu saja. Berbeda dengan Kain Songket Balapak atau biasa disebut Kain
Tenun Sorek. Hiasan pada kain songket ini terbuat dari benang emas atau perak yang tersebar
di seluruh bidang permukaan kain.

Kain tenun songket Pandai Sikek memiliki ciri khas banyak motif. Beberapa motif
khasnya seperti saik kalamai, barantai putiah, salapah,simasam, dan buah palo. Namun, ada
tiga motif khas yang wajib ada pada kain tenun songket Pandai Sikek, yaitu: biji bayam ijo,
batang pinang, dan saluak laka. Sementara warna dasar yang dipakai pada umumnya di
Pandai Sikek adalah warna merah dan hitam dengan warna ragam hias keemasan.

Dari sinilah, seluruh Mahasiswa PMM4 ISI Padangpanjang yang notabenenya berasal
dari seluruh belahan Nusantara di luar Pulau Sumatera dapat mempelajari dan mengetahui
secara langsung dan mendalam mengenai kain yang sudah terkenal akan simbol
kemewahannya ini.

“Jadi, harapan kita bersama, semoga tradiri menenun ini bisa dilestarikan walaupun
sudah menggunakan alat yang modern seiring majunya teknologi,” pungkas Ridal dalam
penuturannya. (12/03)

Penulis: Purnama Violita Putri


Editor: Purnama Violita Putri

Anda mungkin juga menyukai