Anda di halaman 1dari 14

TUJUAN PENDIDKAN Q.S AŻ-ŻĀRIYĀT/51:56 & Q.

S ĀLI ‘IMRĀN/3:137-139
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi

OLEH KELOMPOK 3 :
WANDI GUNAWAN
MUHAMMAD FATHUL RIJAL
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TERBIYAH
MUHAMMADIYAH TANJUNG REDEP

PRIODE

2024/2025
KATA PENGANTAR
Pendidikan tidak terlepas dari hakikat pendidikan itu sendiri. Sebagaimana telah
disinggung dalam kajian-kajian sebelumnya, secara filosofis pendidikan Islam diartikan
sebagai pendidikan yang berparadigma universal, yaitu dalam konteks humanisasi dan
liberalisasi manusia, penciptaan nilai-nilai sakral, kemanusiaan dan alam secara terintegrasi
dalam rangka memenuhi pengabdian tugasnya kepada umat manusia dan umat manusia
adalah semacam dedikasi Khalifah di bumi. Islam sebagai agama rahmatan li al-‘ālamīn
diterima di masyarakat karena ajaran yang dibawa mudah dimengerti yakni tentang aqidah,
syariah, dan akhlak.
sebagai upaya sadar pendidikan Islam yang dapat membimbing dan mendidik
peserta didik untuk memahami dan mempelajari ajaran Islam, oleh karena itu ada tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Secara garis besar pendidikan Islam mempunyai dua tujuan
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pendidikan Islam adalah mencapai kebahagiaan di akhirat
(Ukhrawi) yang merupakan tujuan akhir kehidupan manusia. Meskipun terdapat banyak
definisi untuk tujuan khusus pendidikan Islam, definisi tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan tempat dan waktu tertentu. Biasanya, tujuan khusus ini adalah untuk memberi
manfaat bagi kehidupan dunia (sekuler).

Tanjung Redep, 30 Januari 2024


Penulis

Wandi Gunawan

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1. Latar belakang......................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
3. Tujuan Masalah....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
1. Tafsir Ibnu Katsir Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir.................................................3
2. Tafsir Quraish Shihab Muhammad Quraish Shihab.............................................................4
3. Tafsir al-Jalalain Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi......................................4
1. Tafsir Ibnu Katsir Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir.................................................6
2. Tafsir Quraish Shihab Muhammad Quraish Shihab.............................................................6
3. Tafsir al-Jalalain Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi......................................6
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................9
B. DAFTATAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. pendidikan Islam
adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh dari
pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil yang berkepribadian
Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,
berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu
dengan sistem yang ada lainnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan(Syafe’i,
2015).
Dalam pendidikan agama Islam, jika orang tua menginginkan anak-anaknya
memiliki perilaku yang baik, maka orang tua perlu mendidik anak-anaknya dengan
pendidikan akhlak atau budi pekerti dalam lingkungan keluarganya. Hal ini
bertujuan agar anak-anaknya memiliki akhlak yang baik, dan dapat bergaul dengan
akhlak yang baik pula. Jika anak sudah diberikan pendidikan budi pekerti dalam
keluarga, maka si anak juga akan memiliki akhlak yang baik.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafsiran (QS. Az-Zariyat ayat 56)?
2. Bagaimana penafsiran tafsir Al-Jalalain, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-
Suyuthi ?
3. Bagaimana penafsiran kaitan surat Az-Zhariyat dengna tujuan pendidikan ?
4. Bagaimana makna dari surah Ali-Imran 3:137 dan tafsirnya ?
5. Bagaimana makna dari Surah Āli ‘Imrān/3:138 dan tafsirnya ?
6. Bagmana makna dari Surah Āli ‘Imrān/3:139 dan tafsirnya ?
7. Bagaimana Kaitan surah Ali Imran/3:139 dengantujuan Pendidikan ?
3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penafsiran (QS. Az-Zariyat ayat 56)
2. Untuk mengetahui tafsir Al-Jalalain, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-
Suyuthi ?
3. Untuk mengetahui kaitan surat Az-Zhariyat dengna tujuan pendidikan
4. Untuk mengetahui surah Ali-Imran 3:137 dan tafsirnya
5. Untuk mengetahui Surah Āli ‘Imrān/3:138 dan tafsirnya
6. Untuk mengetahui Surah Āli ‘Imrān/3:139 dan tafsirnya
7. Untuk mengetahui surah Ali Imran/3:139 dengantujuan Pendidikan ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

)٥٦ : ‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن ( الّٰذ رٰي ت‬

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.

(QS. Az-Zariyat ayat 56)

Dalam ayat tersebut kalimatnya begitu lengkap dan sederhana


sehingga keseluruhannya sudah merupakan suatu kalimat yang sempurna atau
jumlah mufidah, terdiri dari nafi, manfa, istitsna, mustasna. Pada ayat ini yang
menjadi pokok pembicaraan adalah tujuan penciptaan dan tugas hidup manusia
dan jin adalah menyembah Allah SWT.
Kata (‫ )َاَم و‬adalah huruf isti’naf bukan huruf a’thof artinya dan (Ma) huruf nafi
bila disatukan dengan illa (huruf istisna) seperti dalam ayat ini memberikan makna al-
qasru yaitu penekanan pengertian. Disini pengertian bisa dibatasi dan
ditekankan pada penyembahan Allah. Tujuan penciptaan lainnya diabaikan
sementara. Tujuan lain umpamanya untuk pamer, untuk mendapat keuntungan,
bersenang-senang, atau tujuan lainnya, semua itu tidak ada kecuali hanya untuk
menyembahnya. Kalau disini yang dibicarakan tujuan penciptaan manusia dan jin,
maka tindakan menyembahnya adalah satu-satunya tujuan dan tidak ada tujuan lain.
Kata (َ‫ )ْس ِْنَاْلَّو ِنْج ال‬menunjukkanbahwa Allah menciptakan jin terlebih dahulu
daripada manusia. Kemudian kata (ِ ‫ )ْنُو ُدْبَع ِيَّلاِْل‬merupakan huruf ta’lil yang mengandung
pengertian tentang adanya suatu tujuan yakni tujuan penciptaan manusia dan jin.
Menurut Sayyid Qutb pada ayat ini ditunjukkanapa maksud penciptaan manusia dan
jin sekaligus menunjukkan apa tugas pokok dan satu-satunya selama hayatnya.
Penghambaan kepada Allah yang menjadi tujuan hidup dan tujuan pendidikan, bukanlah
suatu penghambaan yang memberi keuntungan bagi yang disembah, tetapi
penghambaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi yang menyembah sebagai mana
firman Allah SWT.
Menyembah Allah, meliputi semua ketaatan dan ketundukan kepada semua
perintah Ilahi, yang membawa kepada kebesaran dunia dan akhirat, serta
menjauhkan diri dari semua larangan-larangan yang menghalangi tercapainya
kemenangan dunia dan akhirat itu. Tujuan pendidikan dan tujuan hidup tidak dapat
dipisahkan. Keduanya sama (identik). Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup.
Yaitu memperhambakan diri kepadanya sesuai dengan firman Allah SWT.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT tidaklah menjadikan jin dan
manusia melainkan untuk mengenal Nya dan supaya menyembah nya. Bahwa Allah
SWT tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya untuk

2
merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada
peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-nya. Menerima apa yang ia
takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya, dan diberi rizki sesuai dengan apa yang
telah ia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan
mudharat karena semuanya adalah kehendak Allah SWT. Ayat tersebut menguatkan
perintah mengingat Allah SWT dan menghimbau manusia supaya melakukan ibadah
kepada Allah (Fatoni, 2020)
Bahwa Allah SWT menerangkan tentang tujuan pendidikan menurut Islam
yaitu menyembah dan mengabdi kepada Allah, sebab tarbiyah adalah bagian dari
hidup manusia. Segala kemampuan yang ada pada manusia harus ia gunakan untuk
tujuan menyembah Allah. Belajar dan mengajar harus karena Allah bukan karena
yang lain sehingga ilmu yang didapat harus membawa manusia lebih mantap dalam
beribadah kepada Allah.
Quraish Shihab juga menjelaskan mengenai ayat-ayat di atas, pada ayat 56 surah
adz-Dzariyat dijelaskan bahwa Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk
satu manfaat yang kembali kembali kepada diri-Ku.Aku tidak menciptakan
merekamelainkan agar tujuan atau kesudahan aktivitas mereka adalah beribadah kepada-
Ku. 110 Pada ayat 21 surah al-Baqarah dijelaskan pula bahwa Wahai seluruh
manusia yang mendengar panggilan ini beribadahlah, yakni tunduk, patuh dengan
penuh hormat, dan kagumlah kepada Tuhan kamu Sang Pemelihara dan
Pembimbing, karena Dia-lah yang menciptakan kamu dan orang-orang yang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Menurut Abas dari ayat-ayat di atas dapat
dipahami bahwa peran utama manusia di dunia ini adalah sebagai hamba Allah SWT
(‘abd Allah). Maka esensialnya kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan. Dan ketaatan, ketundukan dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan
kepada Allah SWT (Asyafah, 2009).
Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka pendidikan
al-Quran berusaha untuk mengenal, mengimani, dan senantiasa berbuat semata-mata
karena rasa ketundukannya kepada Zat Yang Maha Kuasa. Dengan rasa ketaatan
dan kerinduan ini, diharapkan akan mampu diketahui ajaran-ajaran Tuhannya dengan
penuh penghayatan, sehingga seluruh aktivitasnya merupakan pencerminan dari
ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Dalam QS. Az-Zariyat ayat 56
menyatakan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah SWT. Ibadah dalam arti luas meliputi pengabdian, penyerahan diri, dan
ketundukan kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.
1. Tafsir Ibnu Katsir Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56)Sesungguhnya Aku
menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-Ku, bukan
karena Aku membutuhkan mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni agar mereka mengakui
kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa.
3
Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Menurut Ibnu Juraij, makna yang dimaksud ialah melainkan supaya mereka
mengenal-Ku.
Ar-Rabi' ibnu Anas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni kecuali
untuk beribadah.
As-Saddi mengatakan bahwa sebagian dari pengertian ibadah ada yang
bermanfaat dan sebagian lainnya ada yang tidak bermanfaat.
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab, "Allah.” (Az-
Zumar: 38; Luqman: 25)
Ini jawaban dari mereka termasuk ibadah. Akan tetapi, hal ini tidak memberi
manfaat bagi mereka karena kemusyrikan mereka. Ad-Dahhak mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan ayat ini (Adz-Dzariyat: 56) adalah orang-orang mukmin.

2. Tafsir Quraish Shihab Muhammad Quraish Shihab


Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali
kepada-Ku, tetapi mereka Aku ciptakan untuk beribadah kepada-Ku. Dan ibadah itu
sangat bermanfaat untuk mereka sendiri.
3. Tafsir al-Jalalain Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku) pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan
kenyataan, bahwa orang-orang kafir tidak menyembah-Nya. Karena sesungguhnya
tujuan dari ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja
dengan pengertian yang terdapat di dalam perkataanmu, "Aku runcingkan pena ini
supaya aku dapat menulis dengannya." Dan kenyataannya terkadang kamu tidak
menggunakannya
1. Membentuk manusia yang beribadah dan mengenal Tuhan:
a) Pendidikan harus diarahkan untuk menanamkan kesadaran dan keimanan
kepada Allah SWT. Ini menjadi dasar bagi manusia untuk menjalankan ibadah
dengan ikhlas dan benar.
b) Pendidikan perlu mengenalkan sifat-sifat Allah, memahami ajaran Islam, dan
membiasakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2. Mengembangkan potensi manusia untuk beribadah:
a) Pendidikan harus membantu individu mengembangkan akal pikiran, jiwa, dan
raga.
b) Dengan potensi yang dikembangkan, manusia bisa memahami ajaran agama
dengan lebih baik, menjalankan ibadah dengan lebih sempurna, dan
berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.

4
3. Menanamkan akhlak mulia sebagai bentuk pengabdian:
a) Pendidikan harus membentuk karakter yang baik dan berakhlak mulia sesuai
ajaran Islam.
b) Akhlak yang baik merupakan bentuk ibadah dan wujud ketaatan kepada Allah
SWT.

Berikut beberapa hal yang perlu dikaitkan dengan tujuan pendidikan dalam ayat 56
surat Adh-Dhariyat:
Kurikulum pendidikan: Kurikulum harus memuat materi agama dan pendidikan
karakter yang cukup dan seimbang dengan bidang ilmu lainnya.
Metode pembelajaran: Metode pembelajaran harus aktif, kreatif, dan menyenangkan
agar peserta didik bisa memahami dan menghayati nilai-nilai agama.
Peran pendidik: Pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didik dalam keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
Lingkungan pendidikan: Lingkungan pendidikan harus kondusif dan Islami sehingga
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan mengaitkan tujuan pendidikan dalam ayat 56 surat Adh-Dharyat, diharapkan
pendidikan dapat membentuk insan yang tidak hanya cerdas dan berilmu, tetapi juga
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam
secara keseluruhan.

5
Terjemahan tafsir surat ali-imran
. )١٣٧ : ‫َقْد َخ َلْت ِم ْن َقْبِلُك ْم ُسَنٌۙن َفِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َفاْنُظُرْو ا َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبْيَن ( ٰا ل عمران‬
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. Ali 'Imran ayat 137)
1. Tafsir Ibnu Katsir Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang


mukmin ketika mereka mengalami musibah dalam Perang Uhud hingga tujuh
puluh orang di antara mereka gugur.Sesungguhnya telah berlalu sebelum kalian
sunnah-sunnah Allah.Yakni telah berlalu hal yang seperti ini di kalangan umat-
umat sebelum kalian, yaitu mereka yang mengikuti nabi-nabi. Tetapi pada
akhirnya akibat yang terpuji adalah bagi mereka, sedangkan kekalah-an dialami
oleh orang-orang kafir. Karena itulah maka dalam firman selanjutnya
disebutkan:Karena itu, berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

2. Tafsir Quraish Shihab Muhammad Quraish Shihab


Sebelum masa kalian, wahai orang-orang Mukmin, ketentuan-ketentuan
Allah telah berlalu dan berlaku pada bangsa-bangsa yang mendustakan
kebenaran. Lalu Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa yang mereka perbuat.
Maka renungkanlah bagaimana nasib orang-orang yang mendustakan kebenaran
itu.
3. Tafsir al-Jalalain Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kekalahan dalam perang Uhud
(Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah) artinya cara-cara Allah
menghadapi orang-orang kafir yaitu menangguhkan kebinasaan mereka, lalu
menghancurkan mereka secara tiba-tiba (maka berjalanlah kamu) hai orang-
orang beriman (di muka bumi, dan lihatlah betapa akibat orang-orang yang
mendustakan) para rasul, artinya kesudahan nasib mereka berupa kebinasaan.
Maka janganlah kamu bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku
hanyalah menangguhkan kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti.

6
MAKNA DARI SURAH ĀLI ‘IMRĀN/3:137
Makna dari ayat diatas merujuk pada aturan-aturan, ketetapan, dan
kebijaksanaan Allah yang telahterjadi pada umat-umat sebelumnya. Kalimat ini
menyiratkan bahwa sejarah telahmencatatperistiwa-peristiwa yang terjadi pada
komunitas-komunitas sebelumnya, termasuk akibat dari tindakan-tindakan yang
sesuai atau tidak sesuai dengan kehendak Allah.
ADAPUN TAFSIRNYA
Tafsir Ibnu Katsir
Yakni telah berlalu hal yang seperti ini di kalangan umat-umat sebelum kalian,
yaitu mereka yang mengikuti nabi-nabi. Tetapi pada akhirnya akibat yang terpuji
adalah bagi mereka, sedangkan kekalah-an dialami oleh orang-orang kafir. Karena
itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan: Karena itu, berjalanlah kalian di
mukabumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).
Q.S ĀLI ‘IMRĀN/3:138
Artinya:” Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia,
petunjuk, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”
Makna dari Surah Āli ‘Imrān/3:138
Al-Qur'an merupakan kitab suci Islam yang dianggapsebagaiwahyu Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup bagi umat
manusia. Ayat ini menyiratkan bahwa Al-Qur'an bukanlah suatu teka-teki atau
sesuatu yang samar, tetapi sebuah pemberian yang jelas dan mudah dimengerti.
Ayat-ayat Al-Qur'an menyajikan petunjuk dan penjelasan yang jelas tentang prinsip-
prinsip kehidupan, etika, dan ajaran-ajaran agama Islam yang ditujukan untuk semua
manusia, tanpa batasan waktu atau tempat.
Adapun tafsirnya yaitu:
Tafsir Ibnu Katsir
Yaitu di dalam Al-Qur’an ini terkandung penjelasan semua perkara secara
gamblang perihal apa yang dialami oleh umat-umat terdahulu bersama musuh-musuh
mereka.dan petunjuk serta Pelajaran.Artinya, di dalam Al-Qur’an terkandung berita
umat-umat sebelum kalian, petunjuk bagi hati kalian, serta peringatan bagi kalian
agar kalian menghindari hal-hal yang diharamkan dan semuap erbuatan dosa.

7
Kaitan surah Ali Imran/3:138 dengan tujuan Pendidikan :
Ayat ini menekankan bahwa Al-Qur'an adalah suatu keterangan yang jelas.
Dalam konteks pendidikan, ini dapat diartikan sebagai panduan dan sumber
pengetahuan yang jelas bagi umat Islam. Pendidikan Islam mengacu pada
pemahaman yang benar dan mendalam terhadap ajaran-ajaran Al-Qur'an. Al-Qur'an
dinyatakan sebagai petunjuk.
Q.S ĀLI ‘IMRĀN/3:139
Artinya:” Janganlahkamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedihhati,
padahalkamu paling tinggi (derajatnya) jikakamu orang-orang mukmin.”
Makna dari Surah Āli ‘Imrān/3:139
Ayat ini memberikan dorongan kepada umat Islam untuk tidak merasa
lemah atau bersedih hati di tengah cobaan atau kesulitan hidup. Sebaliknya, mereka
diingatkan untuk tetap kuat, optimis, dan yakin bahwa mereka memiliki derajat
yang tinggi di sisi Allah jika mereka adalah orang-orang yang beriman. Ayat ini
menekankan bahwa orang-orang yang beriman memiliki derajat yang tinggi di mata
Allah.
ADAPUN TAFSIRNYA YAITU
Tafsir Ibnu Katsir
Yakni janganlah kalian menjadi lemah dan patah semangat karena apa
yang baru kalian alami. dan jangan (pula) kalian bersedih hati, padahal kalianlah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang yang beriman.
(Ali Imran: 139) Maksudnya, akibat yang terpuji dan kemenangan pada
akhirnyaakan kalian peroleh, wahai orang-orang mukmin.
Kaitan surah Ali Imran/3:139 dengantujuan Pendidikan :
Ayat ini memberikan pesan untuk tidaklemah dan tidak bersedih hati.
Dalam kontek pendidikan Islam, ini dapat diartikan sebagai dorongan untuk memiliki
ketahanan mental dan ketekunan dalam menghadapi tantangan akademis dan
kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam mengajarkan kegigihan dan ketahanan
sebagai bagian dari perkembangan pribadi. Ayat ini menyatakan bahwa umat Islam
adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika mereka beriman. Pendidikan
dalam Islam bukan hanya tentang pencapaian dunia, tetapi juga pengembangan
spiritual dan keimanan.

8
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan pendidikan Islam mempunyai corak yang berbeda dengan pendidikan
umum. Pendidikan umum hanya bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan
mengantarkan kedewasaan berfikir peserta didik. Esensinya hanya bersifat profan.
Berbeda dengan pendidikan Islam yang mempunyai tujuan lebih holistik. Pendidikan
Islam berpandangan bahwa hubungan antara manusia -Tuhan dan alam semesta tidak bisa
dipisahkan. Tuhan dipandang sebagai sumber segala yang maujud termasuk manusia dan
alam semesta. Dalam pendidikan Islam yang terpenting adalah bagaimana menyadarkan
peserta didik tahu tentang dirinya sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk
yang hidup di alam semesta ini. Oleh karena itu, maka tujuan pendidikan Islam adalah
mengarahkan peserta didik untuk sadar diri terhadap tanggungjawabnya sebagai makhuk
ciptaan Tuhan dan makhluk sosial serta membimbing mereka untuk menjadi manusia
baik dan benar

9
B. DAFTATAR PUSTAKA
Afandi, Z. (2017). Relasi Jinn Dan Al-Ins Dalam Al-Qur’an: Kajian Semantik
Toshihiko Izutsu. International Journal Ihya’’Ulum al-Din, 19
Almasri, F. (123 C.E.). Simulations to Teach Science Subjects: Connections Among
Students’ Engagement, Self-Confidence, Satisfaction, and Learning Styles.
Asyafah, A. (2009). Proses kehidupan manusia dan nilai eksistensialnya. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Asy-Sya’rawi, M. M. (2010). Tafsir wa Khawatir al imam Muhammad Mutawally
asy Sya’rawi. Kairo: Dar al Nur lit Tob’I wa an Nasyri wa at Tauzi’i.
Mujib A dan Mudzakir Y. (2008) .Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : prenada media
Groupcet.

10

Anda mungkin juga menyukai