Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MEDIA DALAM PEMBELAJARAN


(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Choirul Anwar, M.Pd

Oleh Kelompok V Kelas H PAI Semester VI:


Fradila Cahya Azzahra (2111010053)
Gemilang Rahmatulloh (2111010054)
Novera Pratiwi (2111010108)
Shulha Musliha (2111010138)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kami haturkan atas kehadiirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Media
dalam Pembelajaran” sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Inovasi Pembelajaran yang di ampu oleh bapak Prof. Dr. Choitul Anwar, M.Pd Dalam
penyusunan makalah ini kami mengambil materi tersebut dari berbagai sumber, berupa
buku, dan jurnal. Kami dengan penuh kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna.

Maka dari itu kritik dan saran membangun sangatlah berarti bagi kami untuk
kedepannya dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan permohonan
maaf yang sebesar besarnya apabila ada kata kata yang kurang berkenan. Sekian
terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandar Lampung, 10 Maret 2024

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Penegasan Judul ........................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
D. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 1
A. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................... 1
B. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran .................................................... 2
C. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ................................................ 7
D. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran .......................................................... 10
E. Klasifikasi Media Pembelajaran ................................................................ 13
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 17
BAB IV KEPUSTAKAAN ................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
1. Media dalam Pembelajaran
a) Media
Definisi media menurut Kozma, Belle & Williams “Media can be
defined by its tehnology, symbol systems and processing capabilities.
The obvious characteristic of a medium is its technology, the mechanical
and electronic aspects that determine its function, and to some extent,
its shape and other physical features”. Media dapat didefinisikan dari
teknologinya, sistem simbol dan kemampuan memprosesnya. Yang
paling menonjol sifat-sifat dari medium adalah teknologinya, aspek
mekanikal dan elektrikalnya yang menentukan fungsinya, dan dalam hal
tertentu menyangkut bentuk dan tampilan fisik lainnya.1
b) Pembelajaran
Menurut Chairul Anwar istilah pembelajaran berhubungan erat
dengan pengertian belajar dan mengajar, yang mana belajar- mengajar
dan pembelajaran terjadi secara bersama-sama. Proses pembelajaran
dapat pula terjadi tanpa kehadiran guru atau tanpa kegiatan mengajar
dan belajar secara formal. Akan tetapi proses pembelajaran dapat
dilakukan di manapun dan kapanpun tanpa terikat formalitas lembaga
pendidikan. Sedangkan mengajar atau belajar secara formal meliputi
segala hal yang guru lakukan di kelas atau di luar kelas dalam suatu jam
mata pelajaran atau di luar jam mata pelajaran yang masih ada ikatan
dengan peraturan sekolah.2
Jadi media pembelajaran adalah alat untuk proses belajar
mengajar. Suatu alat atau benda lain yang dapat digunakan untuk
merangsang pemikiran, perasaan, perhatian, serta ketrampilan dan
kemampuan siswa sehingga proses belajar dapat dipermudah. Maka

1
Andi Kristianto, Media Pembelajaran (Jawa Timur: Penerbit Bintang Surabaya, 2016), 4.
2
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis (Yogyakarta:
SUKA-Press, 2019), 167.

1
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik yang
digunakan selama pembelajaran dalam bentuk pesan-pesan yang
tersalurkan sehingga terjadi proses komunikasi antara guru dan siswa.

B. Latar Belakang Masalah


Manusia merupakan makhluk yang terus berkembang, terutama
pengetahuan, untuk memahami dirinya. Pada masa lalu, manusia melahirkan
perkembangan (peradaban) dengan cara mempelajari dirinya sendiri; manusia
merupakan makhluk yang mampu menemu- kan kebenaran dengan pikirannya.
Berbagai upaya telah dilakukan agar manusia bisa memahami dirinya.
Pemahaman tersebut kemudian memunculkan berbagai teori tentang manusia
hingga berpadu menjadi ilmu psikologi, sebuah ilmu yang mempelajari perilaku
dan fungsi mental manusia.3
Metode pembelajaran menentukan struktur bahan ajar dan strategi
pengajaran. Selain itu, hasil belajar diukur secara efektif dan efisien untuk
mengetahui keterampilan dan minat siswa terhadap mata pelajaran.
Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak
belajar secara teori. Pembelajaran di kelas berfokus pada kemampuan anak
dalam memahami materi pelajaran.
Di sisi lain, teori-teori yang dipelajari siswa belum bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti siswa kurang memahami materi
pelajaran secara mendalam. Dalam kegiatan belajar mengajar, kehadiran guru
diharapkan dapat memacu potensi dan kreativitas siswa. Memungkinkan siswa
tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga menerapkannya dalam
pengembangan masa depan mereka. Media pembelajaran merupakan unsur
penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sumber
belajar yang membantu guru memperluas wawasan siswa. Ada berbagai jenis
media pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai bahan ajar untuk
menyampaikan pengetahuan kepada siswa.

3
Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer (Yogyakarta: IRCiSoD,
2017), 5.

2
Dengan menggunakan media pembelajaran, guru dapat meningkatkan
minat siswa dalam mempelajari hal-hal baru melalui bahan ajar yang mudah
dipahami. Media pembelajaran yang menarik bagi siswa dapat menjadi
perangsang bagi siswa dalam proses pembelajaran. Pada lembaga pendidikan
formal, adanya kebutuhan yang mendesak terhadap pengelolaan alat bantu
pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar. Sebagai seorang guru, Anda harus dapat memilih
dan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan tepat untuk membantu
Anda mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah Anda.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Media dalam Pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa saja manfaat dan fungsi media pembelajaran?
3. Bagaimana landasan penggunaan media pembelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip media pembelajaran?
5. Bagaimana klasifikasi media pembelajaran?

D. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Media dalam
Pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui landasan penggunaan media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui prinsip media pembelajaran.
5. Untuk mengetahui klasifikasi media pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Definisi tentang media telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Umumnya
para ahli membuat definisi tentang media berdasarkan sudut pandang
komunikasi. Jika dilihat dari asal katanya, media merupakan kata jamak dari
kata “medium”. Kata ini berasal dari bahasa Latin yang berarti antara. Dari
perspektif komunikasi “medium” berarti sesuatu yang dapat menjadi perantara
dalam proses komunikasi. “Medium” dapat juga berarti sesuatu yang dapat
membantu penyampaian pesan dan informasi dari sumber pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan).
Heinich dan kawan-kawan mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu
yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver)
informasi. Masih dari perspektif yang sama, mengatakan bahwa peran media
dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang
mentransmisikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan atau
informasi (receiver).4
Istilah media pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu media sebagai kata
pertama berasal dari kata medium dan bermakna perantara, atau segala sesuatu
yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
Penerimanya. Pembelajaran sebagai kata kedua berarti peristiwa yang
terencana dan berorientasi untuk mencapai hasil belajar . Istilah pembelajaran
juga sering diartikan dengan kegiatan belajar dan mengajar (KBM).5 Model
pembelajaran adalah sebagai suatu rancangan yang menggambarkan proses
rincian dan penciptaan situasi yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.6

4
Hamzah Pagarra et al., Media Pembelajaran (Makassar: Badan Penerbit UNM, 2021), 5.
5
Hamdan Husein Batubara, Mohamad Syarif Sumantri, and Arita Marini, Media Pembelajaran
Komprehensif (Semarang: CV Graha Edu, 2023), 3.
6
Eni Fariyatul Fahyuni and Nurdyansyah, INOVASI PEMBELAJARAN PAI SD/SMP/SMA (TEORI
DAN PRAKTIK) (Sidoarjo: Nizamial Learning Center, 2019), 33.

1
Sebagai contoh, meja adalah sebuah sarana pembelajaran. Namun, saat meja
digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep bangun datar maka
meja tersebut dapat disebut sebagai media pembelajaran. Begitu juga dengan
benda-benda asli dan benda-benda rancangan yang dirancang khusus untuk
mendukung kegiatan pembelajaran.7
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa media
pembelajaran adalah suatu benda atau peristiwa yang dimanfaatkan untuk
memfasilitasi proses pembelajaran. Misalnya, benda-benda dan peralatan yang
ada di sekitar kelas dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

B. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan hal ini
pada gilirannya akan membantu peserta didik belajar secara optimal. Selain itu
ada manfaat lain yang lebih khusus. Menurut Miarso, ada beberapa manfaat
media dalam pembelajaran.
1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak
kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal. Penelitian yang
dilakukanoleh Sperry, pemenang hadiah Nobel tahun 1984
menunjukkan bahwa belahan otak sebelah kiri merupakan tempat
kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan
konseptual. Belahan ini mengontrol wicara. Bagian otak sebelah kanan
merupakan tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistik,
fisikal, spatial, dan kreatif. Belahan ini mengontrol tindakan.
Impilikasinya dalam pembelajaran ialah kedua belahan otak itu perlu
dirangsang secara bergantian dengan rangsangan audio dan visual.
2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda.
Kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan pengalaman
macam apa yang dimiliki oleh peserta didik. Dua anak yang hidup di

7
Hamdan Husein Batubara, Media Pembelajaran Digital (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2021),
2.

2
dua masyarakat/lingkungan yang berbeda akan memiliki pengalaman
yang berbeda. Media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini. Jika
peserta didik tak dibawa ke tempat objek yang dipelajari maka
objeknyalah yang dibawa ke peserta didik dengan melalui media.
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tak
mungkin untuk dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik karena:
a) Objek terlalu besar misalnya candi, stasiun, dan lain-lain dengan
media kita bisa menampilkannya ke hadapan peserta didik.
b) Beberapa objek, makhluk hidup dan benda yang terlalu kecil
untuk diamati dengan mata telanjang. Misalnya bakteri,
protozoa, dan sebagainya. Kaca pembesar sebagai salah satu
bentuk sarana pembelajaran dapat memperbesar dan
memperjelas objek-objek tadi.
c) Gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, misalnya
proses pemekaran bunga dapat diikuti prosesnya dalam beberapa
saat sajaberkat media fotografi.
4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan pendidik dan lingkungannya. Mereka tidak hanya diajak
“membaca tentang” atau “berbicara tentang” gejala-gejala fisik dan
sosial, tetapi diajak berkontak secara langsung dengannya.
5. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Dengan
menggunakan media pendidikan, horizon pengalaman anak semakin
luas, persepsi semakin tajam, konsep-konsep dengan sendirinya
semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat belajar murid muncul.
6. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
Pemasangan gambar-gambar di papan tempel, pemutaran film,
mendengarkan rekaman atau radio merupakan rangsangan yang
membangkitkan keinginan untuk belajar.
7. Media memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar mandiri,
pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.8

8
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran (Medan: Perdana Publishing, 2017), 64–65.

3
Menurut Haudi Manfaat media pembelajaran diantaranya adalah:
1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak
nyata) menjadi konkret (nyata).
2. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat
belajarnya.
3. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang
benar terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.
5. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi,
aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.
6. Membantu siswa belajar secara individual, kelmpok, atau klasikal.
7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk
diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat.
8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi
pembelajaran sehingga siswa mudah mengerti.
9. Mengatasi ruang, waktu dan indera.9
Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi. Wina sanjaya menjabarkan beberapa fungsi tersebut
dalam beberapa jenis yaitu:
1. Fungsi komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi antara pe-nyampai pesan dan penerima pesan.
2. Fungsi motivasi
Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan
siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan de-mikian,
pengembangan media pembela-jaran tidak hanya mengandung
unsur artistik saja akan tetapi juga memu-dahkan siswa
mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan
gairah belajar siswa.
3. Fungsi kebermaknaan

9
Haudi, Strategi Pembelajaran (Sumatra Barat: CV INSAN CENDEKIA MANDIR, 2021), 72–73.

4
Melalui penggunaan media, pembela-jaran bukan hanya
dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta
sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akantetapi
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisisdan
menciptasebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu
dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
4. Fungsi penyamaan persepsi
Melalui pemanfaatan media pembe-lajaran, diharapkan
dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa
memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang
disuguhkan.
5. Fungsi individualitas
Pemanfaatan media pembelajaran ber-fungsi untuk dapat
melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya
belajar yang berbeda.10
Menurut Haudi ada dua fungsi utama media pembelajaran yang
perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu
pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu
dalam pembelajaran Tentunya kita tahu bahwa setiap materi
ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi
ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain
pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara
lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh
siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin
terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.

10
Rizqi Ilyasa Aghni, “Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Akuntansi,”
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 16, no. 1 (2018): 100.

5
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi
keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa
dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik
tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi
lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa,
alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan,
sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa,
serta dapat memperkaya wawasan peserta didik.11
Sedangkan menurut Kemp & Dayton media pembelajaran dapat
memenuhi tiga fungsi utama yaitu: (1) memotivasi minat atau Tindakan; (2)
menyajikan informasi; (3) memberi instruksi. Untuk dapat memenuhi
motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan Teknik drama
atau hiburan.12
Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran
yang berlangsung tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam
bentuk “kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam halsituasi
seperti ini, tujuan telah ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja untuk
mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan atau material telah disusun
dengan rapih, dan alat ukur atau evaluasi juga disertakan. Media
pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti di atas dapat berwujud
modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang dipakai oleh

11
Haudi, Strategi Pembelajaran, 73–74.
12
Cecep Kustadi and Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2020), 17.

6
peserta didik (pebelajar) atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, guru atau
instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.13

C. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran


Menurut Daryanto dalam Septy Nurfadhillah ada beberapa tinjauan tentang
landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis,
psikologis, teknologis, dan empiris.
1. Landasan filosofis
Berdasarkan landasan ini, ada suatu pendapat yang menyatakan
bahwa penggunaan berbagai jenis media pembelajaran dikelas akan
berakibat pada interaksi pembelajaran yang kurang manusiawi. Hal ini
menggangap siswa seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan
mesin (dehumanisasi). Lantas benarkah pendapat tersebut? Bukankah
dengan semakin banyak inovasi media yang diterapkan dalam suatu
pembelajaran justru akan menjadikan siswa mempunyai banyak pilihan
sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan maksud lain, disini
siswa diberi kebebasan dalam menentukan pilihan baik terhadap cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Jadi penerapan
teknologi pada media secara filosofi tidak berarti dehumanisasi.
Perbedaan pendapat terhadap sesuatu memanglah hal yang wajar, yang
terpenting adalah pandangan guru terhadap proses pembelajaran. Jika
guru menerapkan analisis kebutuhan seperti melihat kepribadian siswa,
motivasi, dan kemampuan siswa yang beragam, maka baik
menggunakan media berbasis teknologi ataupun tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan tetap akan menggunakan pendekatan
humanis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar,
maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam
pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan

13
Muhammad Miftah, “Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa,” Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan 2, no. 1 (2013): 95–102.

7
keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta fator-faktor
yang berpengaruh terhadap persepsi hendaknya diupayakan secara
optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
2. Landasan psikologis
Pendidikan harus memperhatikan kondisi psikologis dari peserta
didik dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Kondisi psikologis dinyatakan sebagai karakter psiko-fisik seseorang
sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam
interaksinya dengan lingkungan. Sehingga media pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran mengakibatkan adanya perubahan
prilaku (change of behaviors) peserta didik. Perubahan prilaku yang
terjadi dapat berupa tanggapan (response) dari sebuah rangsangan
(stimulus) atau hasil dari pemrosesan informasi. Pendidik harus
mengetahui bagaimana proses pembelajaran itu terjadi pada peserta
didik sehingga dapat mengoptimalkan peran media pembelajaran yang
digunakan. Sebagai teori utama, komunikasi lintas budaya (atau sering
disebut antarbudaya) merupakan salah satu bidang kajian Ilmu
Komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola
komunikasi antar pribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda
kebudayaan. Pada awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif
antropologi sosial dan budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth
description, yakni penggambaran yang mendalam tentang perilaku
komunikasi berdasarkan budaya tertentu.14
3. Landasan teknologi
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan
belajar bagi siswa. Untuk mencapai sasaran akhir ini, para ahli teknologi
di bidang pembelajaran menggembangkan berbagai sumber belajar
untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat khususnya
dibidang mekanik dan elektronik, dapat memperkaya sumber dan media

14
Chairul Anwar, Multikulturasisme, Globalisasi, Dan Tantangan Pendidikan Abad Ke-21
(Yogyakarta: DIVA PRESS, 2019), 87.

8
pembelajaran seperti foto, slide, film dan video. Dalam upaya mengikuti
berkembangnya teknologi, para ahli bekerja mulai dari pengembangan
dan pengujian teori- teori tentang berbagai media pembelajaran melalui
penelitian ilmiah dilanjutkan dengan pengembangan desain, produksi,
evaluasi dan memilih media yang diproduksi, pembuatan katalog untuk
memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur
penggunaanya, dan akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas
maupun pada tingkat yang lebih luas ( diseminasi). Pengembangan
sebuah media menerapkan prinsip bahwa suatu media hanya memiliki
keunggulan apabila media tersebut digunakan oleh siswa yang
mempunyai karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditumbulkan
oleh media tersebut. Dengan demikian, proses pembelajaran setiap
siswa akan di permudah dengan hadirnya media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristinya.
4. Landasan empiris
Landasan empiris didasari dari temuan adanya hubungan antara
penggunaan media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
dalam menentukan hasil belajar peserta didik. Peserta didik
mendapatkan keuntungan yang karakteristik atau tipe gaya belajarnya.
Gaya belajar disini mengacu kepada ciri psikologis yang menentukan
cara peserta didik dalam memandang dan berinteraksi dengan
lingkungan belajar Branch.
Informasi gaya belajar dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan pembelajaran sehingga meningkatkan keberhasilan
pembelajaran peserta didik. Berdasarkan pentingnya mengetahui gaya
belajar peserta didik sehingga pendidik wajib mengetahui gaya belajar
peserta didiknya dan menggunakan media sesuai dengan gaya belajar
mereka. Secara umum gaya belajar peserta didik dikategorikan menjadi
tiga yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik. Peserta didik yang
mempunyai gaya belajar visual lebih dominan dan optimal dalam
menerima informasi melalui penglihatan. Contoh dari media

9
pembelajaran visual yang dapat digunakan dalam pembelejaran adalah:
gambar, grafik, slide, handout, animasi, video, dan lain sebagainya.15
yaitu pemilihan media pembelajaran hendaknya atas dasar kesukaan
guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pembelajar. karakteristik materi pelajaran. karakteristik media itu
sendiri.16

D. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran


Berdasarkan teori kognitif sosial Bandura beberapa prinsip pengembangan
media adalah sebagai berikut:
1. Pemodelan
Teori Bandura menekankan bahwa individu dapat belajar melalui
pengamatan dan pemodelan perilaku orang lain. Dalam pengembangan
media pembelajaran, penting untuk menyajikan contoh-contoh yang
positif dan relevan yang menunjukkan perilaku yang diinginkan atau
keterampilan yang harus dipelajari. Media pembelajaran harus
menyajikan peran model yang kuat, baik melalui teks, video, atau
animasi, untuk memberikan contoh konkret bagi siswa.
2. Penguatan
Teori Bandura mengakui pentingnya penguatan dalam pembelajaran.
Penguatan dapat berupa hadiah, pujian, atau umpan balik yang positif,
yang dapat memperkuat perilaku belajar yang diinginkan. Dalam
pengembangan media pembelajaran, penting untuk menyediakan
penguatan yang sesuai dan tepat waktu, seperti pujian atau poin, untuk
memberikan umpan balik positif kepada siswa saat mereka mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Pengaruh Lingkungan
Teori Bandura menekankan peran lingkungan dalam membentuk
perilaku dan pembelajaran. Dalam pengembangan media pembelajaran,

15
Syarifuddin and Eka Dewi Utari, Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional Hingga Digital)
(Palembang: Bening Media Publushing, 2022), 11–19.
16
Septy Nurfadhillah, Media Pembelajaran (Jawa Barat: CV Jejak, anggota IKAPI, 2021), 19–20.

10
lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi pembelajaran harus
dipertimbangkan. Misalnya, media pembelajaran dapat menciptakan
lingkungan virtual yang interaktif dan mendukung, yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berlatih keterampilan, menerima umpan
balik, dan mengeksplorasi berbagai situasi pembelajaran.
4. Refleksi dan Pengaruh Diri
Teori Bandura menekankan pentingnya refleksi diri dan pengaruh
diri dalam pembelajaran. Dalam pengembangan media pembelajaran,
penting untuk mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran
mereka sendiri dan mengembangkan keterampilan pengaruh diri yang
positif. Media pembelajaran dapat menyediakan ruang bagi siswa untuk
merefleksikan kemajuan mereka, menetapkan tujuan yang realistis, dan
mengembangkan strategi diri yang efektif.
5. Konteks dan Situasional
Teori Bandura menekankan pentingnya konteks dan situasi dalam
pembelajaran. Dalam pengembangan media pembelajaran, penting
untuk menyajikan situasi dan konteks yang relevan dan autentik agar
siswa dapat memahami bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.17
Guru perlu mengetahui mengenai prinsip umum dalam penggunaan media
sehingga dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan tepat.
Prinsip umum penggunaan media pembelalaran sebagai berikut.
1. Media pembelajaran merupakan bagian integral dan tidak bisa
dipisahkan dari proses pembelajaran.
2. Penggunaan media pembelajaran didukung dengan metode dan model
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat terlakasana dengan
efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Media pembelajaran bersifat spesifik artinya media pembelajaran
tertentu cenderung lebih tepat dipakai dalam menyajikan materi sesuai
dengan unit dan proses pelajaran.

17
Kadek Devi Kalfika Anggria Wardani, Teori, Prinsip Dan Prosedur Pengembangan Media
Pembelajaran (Sukoharjo: PENERBIT PRADINA PUSTAKA, 2023), 71–72.

11
4. Media yang digunakan hanya untuk mendukung satu atau beberapa
macam kegiatan belajar. Satu media pembelajaran tidak dapat
digunakan untuk segala macam kegiatan belajar, sehingga harus
disesuaikan dengan karakteristik materi dan media yang digunakan.
5. Penggunaan media yang terlalu banyak secara sekaligus justru akan
membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
6. Dipelukan adanya persiapan yang cukup dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran. Kesalahan yang sering terjadi
adalah adanya anggapan bahwa dengan menggunakan media
pembelajaran guru tidak perlu membuat persiapan mengajar.
7. Peserta didik harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai perserta aktif
dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus ikut serta bertanggung
jawab terhadap apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. h.
Secara umum diperlukan adanya penampilan dan dampak yang positif.
Bilamana peserta didik melakukan demonstrasi, memberikan contoh,
menunjukan model atau memperagakan sesuatu hendaknya selalu
mengambil yang positif, karena bila ditampilkan yang negatif lebih
cenderung cepat ditiru, ditangkap atau dicoba oleh peserta didik, yang
mula-mula sebagai selingan akhirnya menjadi kebiasaan.
8. Hendaknya tidak menggunakan media pembelajaran sekedar sebagai
selingan hiburan atau pengisi waktu, kecuali jika memang tujuan
pembelajarannya demikian.
9. Pergunakan kesempatan menggunakan media yang dapat ditanggapi
untuk melatih perkembangan bahasa baik lisan maupun tertulis.
Misalnya dengan menggunakan diagram, denah dan lain-lain peserta
didik dilatih untuk mengungkapan isi diagram atau denah itu baik secara
lisan maupun tertulis.18

18
Nurul Asikin, Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran (Jawa Timur: CV KREATOR CERDAS
INDONESIA, 2023), 17–19.

12
E. Klasifikasi Media Pembelajaran
Teknologi dalam pendidikan memang sejak dulu sudah digunakan
meski dengan bentuk yang sederhana, seperti adanya papan tulis, kapur,
penggaris dan lainnya. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan tidak
lain merupakan hasil dari pendidikan, menjadikan teknologi tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembelaran. Terutama sejak munculnya komputer,
video dan massifnya user teknologi tersebut di masyarakat dari mulai komputer,
internet dan handphone. Penggunaan teknologi dan informasi dalam berbagai
bidang kegiatan dan aktifitas manusia memiliki peran besar dalam mendukung
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Contoh yang sangat
sederhana, papan tulis sekarang sudah berganti menjadi layar proyektor yang
mampu menampilkan tulisan dan gambar secara virtual.19
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari
yang paling sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal
harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang
diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung
dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang
untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun
kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di
sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah
memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis.
Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media
lain seperti gambar, model, powerpoint (LCD proyektor) dan obyek-obyek
nyata. Sedangkan media lain seperti audio, video, VCD, DVD, serta program
pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah
tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang
guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan
memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

19
Chairul Anwar, Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Krisis Moral (Yogyakarta: DIVA PRESS,
2023), 101.

13
Ada beberapa cara dan sudut pandang untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu.
Pengolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang
lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya.
Klasifikasi media menurut Anderson, Kemp & Deyton dan Schramm akan
diulas sebagai berikut:20
1. Menurut Anderson
Mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai
berikut:
No Golongan Media Contoh Dalam Pembelajaran
1 Audio Kaset audio, siaran radio, telepon
2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet, gambar
3 Audio cetak aset audio yang dilengkapi bahan
tertulis
4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film
bingkai (slide)
5 Proyeksi audio visual Film bingkai (slide) bersuara.
diam
6 Film gerak Film bisu
7 Audio visual bergerak Film gerak bersuara, video NCD,
televisi
8 Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen
9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboraratorium
10 Komputer CAI (pembelajaran berbantuan
komputer) dan
CBI (pembelajaran berbasis
komputer)

2. Menurut Kemp & Deyton

20
Kristianto, Media Pembelajaran, 20–23.

14
Mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
1. Media cetakan
Yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas
untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks,
lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur,
brosur, dan teks terpogram.
2. Media pajang
Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan
tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin,
dan pameran.
3. OHP dan transparansi
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik
berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya
pada lembaran tembus pandang atau plastik yang
dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau
dinding.
4. Rekaman audiotape
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape
magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali
pada saat diinginkan.
5. Seri slide (film bingkai) dan filmstrips
Adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm
dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari
karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide
proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada
umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah
gambar 10 sampai 100 buah.
6. Penyajian multi-image
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan
dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi

15
seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan
bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan
hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.
7. Rekaman video dan film hidup
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar
dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan
melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar hidup.
8. Komputer
Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang
diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan
pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit
komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input
(keybord dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses
data yang diinput), penyimpanan data (memori
permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor,
printer).
3. Menurut Schramm
Menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media.
Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua golongan
yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media
kecil (media sederhana dan murah). Termasuk media besar
misalnya: film, televisi, dan video NCD, sedangkan yang termasuk
media kecil misalnya: slide, audio, transparansi, dan teks. Selain itu
Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu
media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok
(liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk
perorangan). Termasuk media masal adalah radio dan televisi.
Termasuk media kelompok adalah: kaset audio, video, OHP, dan 23
slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku teks,
telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).

16
BAB III
KESIMPULAN

Istilah media pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu media sebagai kata
pertama berasal dari kata medium dan bermakna perantara, atau segala sesuatu
yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
Penerimanya. Pembelajaran sebagai kata kedua berarti peristiwa yang
terencana dan berorientasi untuk mencapai hasil belajar . Istilah pembelajaran
juga sering diartikan dengan kegiatan belajar dan mengajar (KBM).
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan hal ini
pada gilirannya akan membantu peserta didik belajar secara optimal. Media
juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung
tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam bentuk “kemasan” untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam halsituasi seperti ini, tujuan telah
ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan telah diberikan,
bahan-bahan atau material telah disusun dengan rapih, dan alat ukur atau
evaluasi juga disertakan.
Landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan
filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris. Prinsip media pembelajaran
berdasarkan teori kognitif sosial Bandura yaitu; permodelan, penguatan,
pengaruh lingkungan, refleksi pengaruh diri, konteks dan situasional. Guru
perlu mengetahui mengenai prinsip umum dalam penggunaan media sehingga
dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan tepat. Media
pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang paling
sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal harganya.
Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang diproduksi
pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk
keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun
kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di

17
sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah
memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis.
Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain
seperti gambar, model, powerpoint (LCD proyektor) dan obyek-obyek nyata.
Sedangkan media lain seperti audio, video, VCD, DVD, serta program
pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah
tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang
guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan
memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

18
BAB IV
KEPUSTAKAAN

Aghni, Rizqi Ilyasa. “Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran
Akuntansi.” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 16, no. 1 (2018): 100.
Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis.
Yogyakarta: SUKA-Press, 2019.
———. Multikulturasisme, Globalisasi, Dan Tantangan Pendidikan Abad Ke-21.
Yogyakarta: DIVA PRESS, 2019.
———. Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Krisis Moral. Yogyakarta: DIVA
PRESS, 2023.
———. Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta:
IRCiSoD, 2017.
Asikin, Nurul. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran. Jawa Timur: CV
KREATOR CERDAS INDONESIA, 2023.
Batubara, Hamdan Husein, Mohamad Syarif Sumantri, and Arita Marini. Media
Pembelajaran Komprehensif. Semarang: CV Graha Edu, 2023.
Fahyuni, Eni Fariyatul, and Nurdyansyah. INOVASI PEMBELAJARAN PAI
SD/SMP/SMA (TEORI DAN PRAKTIK). Sidoarjo: Nizamial Learning Center,
2019.
Hamdan Husein Batubara. Media Pembelajaran Digital. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2021.
Haudi. Strategi Pembelajaran. Sumatra Barat: CV INSAN CENDEKIA MANDIR,
2021.
Kristianto, Andi. Media Pembelajaran. Jawa Timur: Penerbit Bintang Surabaya,
2016.
Kustadi, Cecep, and Daddy Darmawan. Pengembangan Media Pembelajaran.
Jakarta: Kencana, 2020.
Miftah, Muhammad. “Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa.” Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan 2, no. 1 (2013): 95–102.
Nurfadhillah, Septy. Media Pembelajaran. Jawa Barat: CV Jejak, anggota IKAPI,

19
2021.
Pagarra, Hamzah, Ahmad Syawaluddin, Ahmad Syawaluddin, Wawan Krismanto,
and Sayidiman. Media Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM, 2021.
Syarifuddin, and Eka Dewi Utari. Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional
Hingga Digital). Palembang: Bening Media Publushing, 2022.
Wahyudin Nur Nasution. Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing,
2017.
Wardani, Kadek Devi Kalfika Anggria. Teori, Prinsip Dan Prosedur
Pengembangan Media Pembelajaran. Sukoharjo: PENERBIT PRADINA
PUSTAKA, 2023.

20

Anda mungkin juga menyukai