Anda di halaman 1dari 7

Riset » Pengembangan Komunikasi Verbal* Deis Septiani, Neni, Musjafak

Pengembangan Komunikasi Verbal


pada Anak Tunarungu
Deis Septiani, Neni Meiyani, Musjafak Assjari
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Komunikasi verbal adalah suatu proses untuk menyampaikan pesan yang dilakukan
secara lisan melalui suatu percakapan oleh dua orang atau lebih sehingga pesan yang
disampaikan dapat dipahami. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan pendekatan kualitatif ini,
penelitian bermaksud mempelajari kondisi alamiah yang terjadi dalam pengembangan
komunikasi verbal anak tunarungu di kelas persiapan di SLB B Santi Rama Jakarta.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi verbal berlangsung
dalam kondisi alamiah dan mendapat dukungan dari guru dan kepala sekolah.
Kata kunci: komunikasi, verbal, anaktunarungu

PENDAHULUAN

Komunikasi adalah proses penyam- Sedangkan istilah verbal dalam


paian suatu pesan dalam bentuk lambang Kamus Bahasa Indonesia (Sugiono dkk.
bermakna sebagai paduan pikiran dan 2008:1799) adalah "secara lisan bukan
perasaan berupa ide, informasi, tertulis, maksudnya komunikasi dilakukan
kepercayaan, harapan, imbauan dan antara pembicara dan pendengar hanya
sebagianya yang dilakukan seseorang menggunakan lisan". Secara umum
kepada orang lain, baik secara langsung komunikasi verbal dapat diartikan sebagai
maupun tak langsung melalui media dengan bentuk komunikasi yang dilakukan secara
rujuan mengubah sikap, pandangan atau lisan melalui suatu percakapan.
perilaku Menurut Asher (Meitasari
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
1997:176) mengemukakan bahwa
komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran komunikasi verbal adalah suatu proses
untuk menyampaikan pesan yang dilakukan
dan perasaan. Pertukaran tersebut dapat
secara lisan melalui suatu percakapan oleh
dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa
dua orang atau lebih sehingga pesan yang
seperti isyarat, ungkapan emosional, bicara,
disampaikan dapat dipahami.
atau bahasa tulisan. Tetapi komunikasi
yang paling umum dan paling efektif Menurut Somad dan Hernawati
dilakukan dengan bicara. Onong Ochjana (Tamim, 2010:31) anak tunarungu adalah
(Ratna, 2010) mengemukakan bahwa seorang yang mengalami kekurangan atau
"komunikasi adalah proses penyampaian kehilangan kemampuan mendengar, baik
suatu pesan oleh seseorang kepada orang sebagian atau seluruhnya, yang diakibatkan
lain untuk memberitahu atau untuk karena tidak berfungsinya sebagian atau
mengubah sikap, pendapat, perilaku. Baik seluruh alat pendengaran sehingga ia tidak
secara lisan maupun melalui media". dapat menggunakan alat pendengarannya
dalam kehidupan sehari-hari yang

124 | }Mfl_Anakku »Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Riset * Pengembangan Komunikasi Verbal» Deis Septiani, Neni, Musjafak

membawa dampak terhadap kehidupan dalam masyarakat tempat anak tunarungu


secara kompleks. hidup. Keadaan tersebut m'e'nghambat
perkembangan kepribadian anak menuju
Dampak Ketunarunguan kedewasaan.
Segi intelegensi
Metode Komunikasi
Kemampuan intelegensi anak
Metode komunikasi tersebut ialah
tunarungu sama seperti anak yang normal
metode komunikasi oral, metode
pendcngarannya. Akan tetapi karena
perkembangan intelegensi sangat komunikasi isyarat dan komunikasi total.
dipengaruhi oleh perkembangan bahasa Oral merupakan salah satu alat untuk
maka anak tunarungu akan menampakan berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa lisan. Menurut Mullholand
intelegensi yang rendah. Anak tunarungu
akan mempunyai prestasi yang rendah jika (Bunawan, 1997:5) komunikasi dengan oral
dibandingkan dengan anak yang tipikal. yaitu: Suatu sistem komunikasi yang
Untuk materi pelajaran yang menggunakan bicara, sisa pendengaran,
diverbalisasikan. Sementara untuk materi
baca ujaran dan atau rangsangan vibrasi
pelajaran yang tidak diverbalisasikan, serta perabaan (vibrotaktil) untuk
prestasi anak tunarungu akan seimbang percakapan secara spontan dan suatu sistem
dengan anak tipikal serta perkembangan pendidikan saat kegiatan belajar mengajar
intelegensi anak tunarungu tidak sama berlangsung dengan menggunakan bahasa
lisan dan tulisan.
cepatnya dengan mereka yang tipikal.

Segi bahasa dan bicara Keunggulan Bahasa dan Bicara

Kemampuan berbicara dan bahasa anak Secara filosofis, setiap anak yang
tunarungu berbeda dengan anak yang mengalami ketunarungan berhak dididik
mendengar. Hal tersebut disebabkan dengan media komunikasi yang paling
perkembangan bahasa erat kaitannya banyak akan memberikan kemungkinan
untuk memenuhi hakekat manusia secara
dengan kemampuan mendengar.
Perkembangan bahasa dan bicara anak penuh atau yang paling memanusiakan.
tunarungu sampai masa meraban tidak Menurut A. Van Uden (Bunawan 1997:6)
mengalami hambatan karena meraban tentang filosofi oral bahwa : Kepada orang
merupakan kegiatan alami pemapasan dan yang mengalami ketunarunguan dapat
pita suara. Setelah masa meraban diberikan semacam alat bantu yang dapat
perkembangan bahasa dan bicara anak mengantarkan mereka agar dapat berbicara
tunarungu terhenti. Pada masa meniru, anak dengan mengembangkan sikap
tunarungu terbatas pada peniruan yang keterarahwajahan, baca ujaran, kemampuan
sifatnya visual yaitu gerak dan isyarat. memproduksi suara dan mengamati bunyi.
Perkembagan bicara anak tunarungu Mendidik anak tunarungu dalam bahasa
selanjutnya memerlukan pembinaan secara bicara walaupun kemungkinan besar bahwa
kliusus dan intensif sesuai dengan taraf pada awal inula bahasanya terdiri dari
ketunarunguan dan kemampuan- kombinasi isyarat dan suara.
kemampuan lainnya. Dibandingkan dengan bahasa isyarat,
Segi sosial dan emosi bicara memiliki keunggulan, diantaranya:
(1) berbicara jauh lebih cepat daripada
Ketunaamguan dapat mengakibatkan berbahasa isyarat, (2) bahasa bicara lebih
terasingnya mereka dari pergaulan sehari- fleksibel untuk pembicara maupun lawan
hari, yang berarti mereka terasing dari bicara lebih bebas, dan (3) bahasa bicara
pergaulan atau aturan sosial yang berlaku lebih berdiferensiasi. Bahasa isyarat atau

)Affl_Anakku » Volume 9 : Nomor2 Tahun 2010 125


Riset » Pengembangan Komunikasi Verbal> Deis Septiani, Neni, Musjafak

isyarat yang berkembang secara alami di Berdasarkan jenisnya, pendekatan


antara kaum tunarungu memiliki kosakata metode oral dapat dikelompokkan menjadi:
terbatas, kurang dapat menunjukan
a. Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu
perbedaan waktu (masa lampau/kini/akan
pendekatan oral yang mengandalkan
datang), nuansa perasaan dan hal-hal yang
baca ujaran, peniruan melalui
abstrak, (4) bahasa isyarat bersifat terlalu
penglihatan serta rangsangan
afektif, (5) bahasa bicara dapat mengatasi
perabaan dan kinsetetik tanpa
hal yang konkrit ataupun visual, dan (6)
pemanfaatan sisa pendengaran
dalam berbicara, pesan atau ungkapan
seolah-olah keluar dari diri orang itu agar
b. Pendekatan Unisensory/Akupedik
yang memberi penekanan pada
sampai kepada lawan bicara. Bahasa bicara
pemberian alat bantu dengar yang
memberi lebih banyak keleluasaan bagi
bermutu tinggi serta latihan
pembicara untuk melakukan sesuatu.
mendengar dengan menomorduakan
Secara psikologis, anak yang baca ujaran terutama pada tahap
mengalami hambatan ketunarunguan masih permulaan pendidikan anak.
memiliki potensi untuk berbahasa dan c. Pendekatan Oral Grafik (Graphic-
banyak di antara mereka masih memiliki Oral) yang menggunakan tulisan
sisa pendengaran yang dapat di manfaatkan sebagai sarana untuk
untuk memperoleh informasi kebahasaan mengembangkan kemampuan
karena sebenarnya fungsi otak masih tetap komunikasi oral.
utuh dan kesukaraan utama terletak dalam
memasukkan informasi kebahasaan ke Dampak Ketunarunguan
pusat syaraf.
Kemampuan berbicara dan bahasa
Keluarga anak tunaaingu merupakan anak tunarungu berbeda dengan anak yang
pendidik yang pertama, dan bahasa pertama mendengar. Hal tersebut disebabkan
anak adalah bahasa masyarakat yaitu perkembangan bahasa erat kaitannya
bahasa lisan. Suasana emosional, cara
dengan kemampuan mendengar.
penanganan, dan kualitas lingkungan Perkembagan bicara setelah tahap meniru
kebahasaan keluarnya anak tunarungu pada anak tunarungu memerlukan
sangat berpengamh terhadap perkembangan pembinaan secara khusus dan intensif
kognitif, bahasa dan emosi anak. Tujuan sesuai dengan taraf ketunarunguan dan
mendidik anak tunarungu pertama adalah kemampuan lainnya.
integrasi dalam keluarganya sendiri.
Secara sosiologis, perkembangan Dari hasil studi pendahuluan yang
anak yang mengalami ketunarunguan di dilakukan oleh peneliti bahwa siswa
sekolah ditentukan oleh guru. Guru perlu tunarungu yang bersekolah di SLB B Santi
memiliki komitmen terhadap falsafah yang Rama Jakarta dalam hal komunikasi
dianut sekolah, mempunyai harapan tinggi menggunakan sistem komunikasi secara
namun realistik terhadap prestasi siswa, lisan (verbal). Mereka melakukan
terampil dalam mengelola kegiatan belajar komunikasi secara verbal dengan guru serta
mengajar dan memerhatikan perkembangan orang-orang yang berada di lingkungan
kemampuan dan kesehatan jiwa setiap sekolah. Kondisi komunikasi siswa dengan
siswanya. guru dilakukan dengan berbicara atau
komunikasi secara verbal, siswa
Hak anak tunarungu dalam masyarakat mengutarakan apa yang ingin di
dan peran serta akan lebih terjamin bila
sampaikannya melalui berbicara. Untuk
mampu berkomunikasi dengan tetangga, melakukan komunikasi memang tidak
instansi dan anggota masyarakat lain dalam semua siswa melakukannya dengan
bahasa masyarakat.
komunikasi verbal, ada pula yang disertai

126 | )AM_Anakku »Volume 9:Nomor 2 Tahun 2010


Riset * Pengembangan Komunikasi Verbal* Deis Septiani, Neni, Musjafak

dengan gesfun. Ternyata siswa-siswa Dari hal yang telah di paparkan di atas
tunarungu yang bersekolah di SLB B Santi peneliti tertarik dan terdorong untuk
Rama Jakarta tidak menjadikan hambatan meneliti secara terarah bagaimana hal yang
yang mereka miliki menjadi kendala dalam dilakukan oleh SLB B Santi Rama Jakarta
berinteraksi dengan orang lain. sehingga siswa tunarungu dapat
berkomunikasi secara verbal.

METODE

Dalam penelitian ini menggunakan kelas dalam keterampilan bahasanya sudah


metode penelitian deskriptif. Tempat menuju ke tingkatan yang lebih tinggi
penelitian adalah SLB B Santi Rama
Subjek dalam penelitian ini adalah
Jakarta yang terletak di jalan Kramat VII
subjek yang memahami secara mendalam
no. 13 Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan
tentang pengembangan komunikasi verbal
tepatnya di kelas persiapan 1, kelas
pada anak tunarungu yang terdiri dari
persiapan 2, persiapan khusus 2 dan
kepala sekolah, dua orang guru kelas, dua
persiapan 3. Kelas persiapan 1 dijadikan
orang guru bina wicara. Sementara subjek
tempat penelitian karena merupakan kelas
selanjutnya adalah orang tua yang aktif
awal di PAUD SLB B Santi Rama Jakarta
untuk meningkatkan kemampuan
sehingga program kelas dalam keterampilan
berkomunikasi anaknya, yang terdiri dari
bahasanya berada pada tingkatan awal.
satu orang tua siswa. Subjek terakhir adalah
Kelas persiapan 2 dijadikan tempat
siswa yang berinisial Sw yang bagus dalam
penelitian karena merupakan kelas lanjutan
berkomunikasi di kelasnya dan LV dengan
dari persiapan 1 dan menuju ke kelas
suara yang dihasilkan kecil.
persiapan 3 sehingga dalam program kelas
untuk keterampilan bahasanya masih Instrumen untuk penelitian ini adalah
terdapat program dari kelas persiapan 1, peneliti di bantu dengan menggunakan
adanya program kelas persiapan 2 dan pedoman wawancara dan pedoman
terdapatnya program menuju persiapan 3 observasi yang digunakan sebagai arahan
begitu pula dengan kelas persiapan khusus agar penelitian tidak melebar dari fokus
2. Kelas persiapan 3 dijadikan tempat yang telah ditetapkan.
penelitian karena merupakan kelas terakhir
Teknik pengumpulan data yang
di PAUD yang dipersiapkan untuk menuju dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari
ke tingkat dasar (SD) sehingga program teknik wawancara dan teknik observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis, lengkap (subjek, predikat, objek,


pengembangan komunikasi verbal yang keterangan). Perbedaan ini disebabkan
diteliti dapat dibahas bahwa kemampuan karena tingkat kehilangan pendengaran
dari setiap subjek tidak bisa di sama yang mereka miliki, untuk LV kehilangan
ratakan. Subjek LV kemampuan verbalnya pendengaran di telinga sebelah kanan 110
berada pada taraf kalimat sederhana (subjek db dan telinga kirinya mengalami
predikat, predikat objek tetapi tidak kehilangan pendengaran 80 db, untuk Sw
menggunakan keterangan), sedangkan kehilangan pendengarannya rentang
untuk subjek Sw kemampuan verbalnya ambang 60-70 db sehingga daya tangkap
berada pada taraf kalimat sedehana dan suara percakapan tiap subjek berbeda.
sudah dapat mengungkapkan secara kalimat Menurut A. Boothyroyd (Bunawan dan

}Affl_Anakku » Volume 9 : Nomor 2 Tahun 2010 127


Riset * Pengembangan Komunikasi Verbal* Deis Septiani, Neni, Musjafak

Cecillia, 2000:8) tentang rekapitulasi sederhana walaupun masih adanya gesture


penggolongan dan ciri-ciri ketunarunguan yang dilakukan oleh LV. Subek Sw telah
bahwa: berada di kelas persiapan 3 jadi lama
Rentang ambang 31-60 db yang belajar yang subjek Sw alami selama 3
digolongkan dalam tunarungu sedang, tahun dan telah berikan pendidikan dari
untuk daya tangkap suara percakapan yang yang paling dasar yaitu pengenalan kata
menggunakan amplifikasi termasuk ke hingga merangkai kata menjadi kalimat
dalam penggolongan normal. Pada rentang sehingga kemampuan verbal subjek Sw
ambang 91-120 dB yang digolongkan telah berada pada taraf kalimat sederhana
dalam ketunarunguan berat, untuk daya dan sudah mencapai kalimat lengkap.
tangkap suara percakapan yang Faktor yang membedakan kemampuan
menggunakan amplifikasi termasuk ke verbal dari kedua subjek adalah tingkat
dalam penggolongan sebagian. kehilangan pendengaran dan lama belajar
yang ditempuh oleh kedua subjek.
Subjek LV berada pada rentang
pendengaran yang berat, suara percakapan Hasil kemampuan verbal kedua siswa
yang diterimanya berada pada batas tidak terlepas dari peranan pihak guru,
sebagian sehingga LV mengalami sedikit pihak kepala sekolah dan pihak orang tua.
kesulitan dalam menerima suara Dalam komitmen yang ditunjukkan oleh
percakapan. Subjek Sw berada pada rentang pihak guru, guru menggunaan metode
pendengaran yang sedang, suara pembelajaran yang caranya lebih banyak
percakapan yang diterimanya berada pada memberikan pembendaharaan kata, yaitu
batas normal sehingga Sw tidak mengalami menggunakan Metode Maternal Reflektif
kesulitan dalam menerima suara percakapan (MMR) karena metode ini adalah metode
pengajaran layaknya seorang ibu yang
Perbedaan kemampuan verbal dari berbicara kepada anaknya yang belum
kedua subjek dapat disebabkan juga dari berbahasa jadi apa yang diungkapkan oleh
lama belajar yang mereka alami. Menurut siswa, diupayakan untuk dibahasakan oleh
Van Uden (Bunawan 2000:89) guru, dikaji secara teori menurut Braybook,
menjelaskan bahwa pada anak tunarungu dkk. (Bunawan 1997:9-10) tentang segi
yang berusia 4,0 tahun yang telah dididik pelayanan pendidikan bagi anak tunarungu
selama lebih dari satu tahun di TKLB, bahwa "harus ditetapkan suatu metode
mereka mulai mengusai kata-kata lepas pengajaran bahasa yang bertitik tolak pada
tetapi ada ucapan yang belum jelas dan percakapan oral secara merata dan
masih adanya gerak-gerik. Pada anak berkesinambungan sejak bimbingan dini
tunarungu yang berusia ± 7,0 tahun yang dan dilanjutkan pada jenjang pendidikan
telah dididik selama 3 tahun di TKLB, seterusnya".
mereka telah mencoba merangkai kata
tetapi belum sempurna. Kepala Sekolah sangat serius dalam
mengembangkan komunikasi verbal
Subjek LV menempuh masa belajar siswanya, ini teramati dari komitmen yang
selama 2 tahun, pendidikan yang LV terima dilakukan dimulai dari siswa yang akan
ialah adanya pengenalan kata, kelompok bersekolah memiliki kriteria yang khusus
kata dan kalimat sederhana tetapi belum karena menurut Braybook, dkk. (Bunawan
sepenuhnya ditanamkan untuk merangkai 1997:9-10) tentang siswa bahwa "siswa
kata menjadi kalimat karena hal tersebut memiliki taraf intelegensi rata-rata, tidak
akan diberikan pada jenjang kelas mengalami gangguan lain berupa gangguan
berikutnya, LV juga sudah mengusai kata- dalam kecerdasaan, penglihatan atau
kata lepas sehingga kemampuan verbal dispraksia. Dalam perkembangan motorik
subjek LV berada pada taraf kalimat kasar dan motorik halus". Siswa yang

128 | JAffl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Riset * Pengembangan Komunikasi Verbal* Deis Septiani, Neni, Musjafak

bersekolah di Santi Rama memang tidak elektronik yang lengkap di kelas-kelas


memiliki hambatan lain yang menyertainya yang sungguh efektif sebagai penunjang
dan kemampuan intelegensinya juga berada pelayanan pendidikan.
pada taraf rat-rata, hal ini disebabkan
karena sebelum masuk sekolah siswa di test Pengawasan oleh kepala sekolah
pendengarannya dan di test intelegensinya. tidak hanya melihat bagaimana guru
mengajar tetapi semua aspek baik itu
Menurut Braybook, dkk. (Bunawan pembelajarannya seperti perdati sampai
1997:9-10) tentang staf pengajar bahwa kepada kondisi siswa.
"terseleksinya dan terlatih dalam metode
oral melalui program pembinaan yang Pihak guru dan kepala sekolah pun
seimbang antara teori dan praktek mengadakan kerjasama dengan orang tua,
mengajar". Begitu pula yang telah karena keterlibatan orang tua itu sangat
dilakukan oleh kepala sekolah, penerimaan penting bagi perkembangan siswa yang
tenaga pengajar yang selektif dan tidak memiliki hambatan pendengaran. Menurut
melepas tenaga pengajar begitu saja tetapi Braybook, dkk. (Bunawan 1997:9-10)
tetap memberikan pembinaan terhadap orang tua memiliki sikap penerimaan yang
tenaga pengajar karena untuk memantapkan positif terhadap anak serta terdidik dan
metode yang telah dipakai di sekolah. bermotivasi tinggi dalam mendidik anak.

Berbagai fasilitas yang menujang Berdasarkan hal di atas, orang tua


komunikasi verbal yang dilakukan oleh yang cepat tanggap dalam bertindak pada
kepala sekolah seperti adanya ruang saat anak mengalami ketunarunguan dan
BKPB1, ruang bina wicara, peralatan yang mengimbangi apa yang telah diberikan oleh
menunjang di kelas dan peminjaman alat pihak sekolah dengan menerapkannya
bantu mendengar, dikaji secara teori kembali di rumah karena orang tua ingin
menurut Braybook, dkk. (Bunawan 1997:9- anaknya lebih berkembang walaupun
10) bahwa sebaiknya memiliki peralatan adanya hambatan pendengaran pada diri
anak.

KESIMPULAN

Terdapat beberapa upaya Adapun komitmen kepala sekolah


pengembangan komunikasi verbal oleh untuk mengembangkan komunikasi verbal
guru kepada anak tunarungu di SLB Santi siswa, dilakukan melalui penerapan
Rama Jakarta, diantaranya melalui prosedur penerimaan siswa secara ketat,
penerapan metode pembelajaran MMR pembinaan guru secara intensif, penyediaan
(Metode Maternal Reflektif), membiasakan kelengkapan fasilitas secara memadai, serta
bercakap dengan siswa, melatih sikap pengawasan langsung terhadap kinerja
keterarahwajahan dan keterarahsuaraan. gum. Sedangkan upaya orang tua terutama
Guru juga melakukan kerjasama dengan dilakukan dengan menerapkan hal-hal yang
orang tua melalui diskusi dan konsultasi. penting yang telah diajarkan di sekolah.

)Affl_Anakku » Volume 9 : Nomor2 Tahun 2010 129


Riset * Pengembangan Komunikasi Verbal* Deis Septiani, Neni, Musjafak

DAFTAR PUSTAKA

Bunawan, L. (1997). Komunikasi Total. Ratna (2010). Pengertian Komunikasi


Proyek Pendidikan Tenaga Akademik [Online]. Tersedia: http://rtn-
Direktorat Jenderal Pendidikan alwaysforvou.blogspot.com/
Tinggi: Departemen Pendidikan dan 2010/01 /pengertian-komunikasi-
Kebudayaan. l.html [11 Januari2011]

Bunawan, L dan Cecilia, Y. (2000). Riswanto (2011). Komunikasi Verbal


Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. [Online]. Tersedia:
Jakarta: Yayasan Santi Rama http://riswantohidavat.wordpress.com/
komunikasi/komunikasi-verbal/ [11
Liliweri, A. (1994). Komunikasi Verbal dan Januari 2011]
Non Verbal. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti Somad, P. (2008). Deftnisi dan Klasifikasi
Tunarungu [Online]. Tersedia :
Margareth. (2009). Komunikasi [Online]. http://permanariansomad.blogspot.co
Tersedia: m/2008/04/dampakketunarunguan.htm
http://www.scribd.com/doc/17403518/ 1 [11 Januari 2011]
pengertian-komunikasi [30 Juni
2010] Somad, P. (2009). Dampak Ketunarunguan
[Online]. Tersedia :
Moekijat. (1993). Teori Komunikasi. http://permanariansomad.blogspot.co
Bandung: PT. Mandar Maju m/2009/11 /dampakketunarunguan.htm
i [30 Juni 2010]

130 | jAffl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai