ABSTRAK
Komunikasi verbal adalah suatu proses untuk menyampaikan pesan yang dilakukan
secara lisan melalui suatu percakapan oleh dua orang atau lebih sehingga pesan yang
disampaikan dapat dipahami. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan pendekatan kualitatif ini,
penelitian bermaksud mempelajari kondisi alamiah yang terjadi dalam pengembangan
komunikasi verbal anak tunarungu di kelas persiapan di SLB B Santi Rama Jakarta.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi verbal berlangsung
dalam kondisi alamiah dan mendapat dukungan dari guru dan kepala sekolah.
Kata kunci: komunikasi, verbal, anaktunarungu
PENDAHULUAN
Kemampuan berbicara dan bahasa anak Secara filosofis, setiap anak yang
tunarungu berbeda dengan anak yang mengalami ketunarungan berhak dididik
mendengar. Hal tersebut disebabkan dengan media komunikasi yang paling
perkembangan bahasa erat kaitannya banyak akan memberikan kemungkinan
untuk memenuhi hakekat manusia secara
dengan kemampuan mendengar.
Perkembangan bahasa dan bicara anak penuh atau yang paling memanusiakan.
tunarungu sampai masa meraban tidak Menurut A. Van Uden (Bunawan 1997:6)
mengalami hambatan karena meraban tentang filosofi oral bahwa : Kepada orang
merupakan kegiatan alami pemapasan dan yang mengalami ketunarunguan dapat
pita suara. Setelah masa meraban diberikan semacam alat bantu yang dapat
perkembangan bahasa dan bicara anak mengantarkan mereka agar dapat berbicara
tunarungu terhenti. Pada masa meniru, anak dengan mengembangkan sikap
tunarungu terbatas pada peniruan yang keterarahwajahan, baca ujaran, kemampuan
sifatnya visual yaitu gerak dan isyarat. memproduksi suara dan mengamati bunyi.
Perkembagan bicara anak tunarungu Mendidik anak tunarungu dalam bahasa
selanjutnya memerlukan pembinaan secara bicara walaupun kemungkinan besar bahwa
kliusus dan intensif sesuai dengan taraf pada awal inula bahasanya terdiri dari
ketunarunguan dan kemampuan- kombinasi isyarat dan suara.
kemampuan lainnya. Dibandingkan dengan bahasa isyarat,
Segi sosial dan emosi bicara memiliki keunggulan, diantaranya:
(1) berbicara jauh lebih cepat daripada
Ketunaamguan dapat mengakibatkan berbahasa isyarat, (2) bahasa bicara lebih
terasingnya mereka dari pergaulan sehari- fleksibel untuk pembicara maupun lawan
hari, yang berarti mereka terasing dari bicara lebih bebas, dan (3) bahasa bicara
pergaulan atau aturan sosial yang berlaku lebih berdiferensiasi. Bahasa isyarat atau
dengan gesfun. Ternyata siswa-siswa Dari hal yang telah di paparkan di atas
tunarungu yang bersekolah di SLB B Santi peneliti tertarik dan terdorong untuk
Rama Jakarta tidak menjadikan hambatan meneliti secara terarah bagaimana hal yang
yang mereka miliki menjadi kendala dalam dilakukan oleh SLB B Santi Rama Jakarta
berinteraksi dengan orang lain. sehingga siswa tunarungu dapat
berkomunikasi secara verbal.
METODE
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA