Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Prota, Promes, Minggu Efektif RPP, dan Modul Ajar

Mata Kuliah:
Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu:
Al-Ustadzah Nelly Mujahidah, S.Ag., ST., M.S.I

Disusun Oleh:
Dilla Nadiyatul Luthfani 12202002
Aulia Tridisa Ramadhanti 12202003
Putri Nabila Ramadani 12202018

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK
2024
KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa pula
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul "Prota, Promes, Minggu Efektif RPP, dan Modul Ajar" bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab. Akhirul Kalam,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan kami agar
pembaca berkenan memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Pontianak, 25 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Program Tahunan
B. Program Semester
C. Minggu Efektif RPP
D. Modul Ajar

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan menuntut pengajar untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Bahasa Arab, sebagai bahasa kedua yang dipelajari di Indonesia, memerlukan
perencanaan yang cermat agar roses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Guru Bahasa
Arab kerap menghadapi tantangan dalam menentukan materi, mengatur alokasi waktu, serta
memilih metode pembelajaran yang tepat.
Di sinilah peran penting Prota, Promes, Minggu Efektif RPP, dan Modul Ajar. Prota
(Program Tahunan) menjadi peta jalan pembelajaran selama satu tahun ajaran. Prota memastikan
kesesuaian materi dengan kurikulum dan capaian pembelajaran yang ingin diraih. Ibarat sketsa
awal lukisan, Prota memberikan gambaran besar capaian pembelajaran Bahasa Arab sepanjang
tahun.
Promes (Program Semester) merupakan perincian lebih lanjut dari Prota. Promes
menjabarkan materi yang akan diajarkan dalam satu semester, beserta alokasi waktu dan
penjadwalan topik-topik pembelajaran. Mirip dengan pembagian bab dalam sebuah buku,
Promes membantu memecah materi mejadi bagian-bagian yang lebih mudah dikelola.
Namun, perencanaan pembelajaran tidak hanya berpegang pada penjadwalan ideal.
Minggu efektif RPP hadir untuk menyesuaikan rencana dengan realita. Minggu efektif
menunjukkan jumlah minggu yang tersisa untuk pembelajaran setelah dikurangi libur dan
kegiatan sekolah lainnya. Dengan mengetahui minggu efektif, guru dapat menyesuaikan porsi
materi dan metode pembelajaran agar bisa diselesaikan tepat waktu.
Modul ajar berfungsi sebagai panduan lengkap untuk setiap pertemuan pembelajaran.
Ibarat resep masakan, modul ajar memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan belajar
mengajar yang bervariasi, metode penilaian, dan sumber belajar yang relevan. Dengan adanya
modul ajar, guru memiliki pegangan yang jelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar
Bahasa Arab di kelas.
Singkatnya, Prota, Promes, minggu efektif RPP, dan modul ajar ibarat seperangkat alat
bagi guru Bahasa Arab. Keempat dokumen ini saling melengkapi dan menjadi landasan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang terarah, efisien dan pada akhirnya, mampu meningkatkan
kompetensi siswa dalam berbahasa Arab.

1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Tahunan
Program Tahunan (PROTA) yang merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan
agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.
Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran,
karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni program
semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tujuan penyusunan program
tahunan adalah untuk menata materi secara logis, sistematis dan hierarkis,mendistribusikan
alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan, mendorong proses pembelajaran menjadi efektif dan
efesien berdasarkan tik yang telah ditetapkan memudahkan guru untuk mengetahui target
kurikulum per pokok bahasan atau per bulan.1
Penyusunan Program Tahunan (PROTA) yang merupakan bagian dari pengembangan
silabus itu adalah membuat alokasi waktu untuk setiap topik bahasan dalam satu tahun pelajaran.
Dalam menelaah kalender pendidikan untuk alokasi waktu perlu diperhatikan beberapa hal yang
terkait dengannya, yaitu:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Adapun komponen utama dalam penyusunan Program Tahunan meliputi:

1
Maharani Sartika Ritonga, Analisis Kemampuan Guru PAI dalam Merancang Program Tahunan dan
Program Semester, 3 (1), Jurnal Penilitian AFoSJ-LAS, 2023, hal. 332

3
1) Kompetensi dasar.
2) Topik bahasan.
3) Alokasi waktu topik bahasan pada setiap KD.2
Langkah-langkah menyusun program semester setelah menyusun program
tahunan, diantaranya sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah hari belajar efektif dan jam belajar efektif setiap bulan dan semester
dalam satu tahun.
b) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu KD serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi. Sedangkan target yang
harus dicapai pada pemahaman KD yaitu:
a. Materi pokok yang sesuai dengan kompetensi dasar yang bersesuaian.
b. Tingkat kedalaman materi yang dibahas pada standar kompetetensi dan
kompetensi dasar yang bersesuaian.
c. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membuat siswa kompeten terhadap
kompetensi dasar yang bersangkutan.
Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap Kompetensi Dasar (KD),
yakni:
a) Alokasi waktu rinci untuk setiap Kompetensi Dasar.
b) Alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KD tergantung pada kompleksitas KD,
keluasan KD, strategi/metode pembelajaran, dan alat, bahan, serta sumber belajar yang
tersedia.3
Maka guru hendaknya membuat program tahunan sesuai dengan garis-garis besar yang
hendak dicapai dalam satu tahun. Program tahunan dikembangkan langsung oleh guru, karena
program tahunan perlu dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai. Penetapan
alokasi waktu dalam program tahunan diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah
jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus
dikuasai oleh siswa. Selanjutnya, untuk program semester merupakan penjabaran dalam program
tahunan yaitu hal-hal yang akan dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Guru sudah
2
Farida Jaya, Buku Perencanaan Pembelajaran, (2019), Hal. 124-126
3
Darwyan Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hal. 159

4
memasukkan kompetensi dasar, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester.
Sebagaimana sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran dan Kalender Akademik (Kaldik) yang menjadi dasar dalam
mengembangkan program tahunan dan program semester. Program tahunan yang me jadi
rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (kompetensi inti dan
kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.4
B. Program Semester
Program semester merupakan rancangan materi selama satu semester dan jadwal
mengajar dalam satu semester atau salah satu bagian dari program pembelajaran yang memuat
lokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada setiap semester. Pengalokasian waktu pada
program semester diberikan secara lebih rinci dari pengalokasian waktu pada porta. Pada promes
setiap topik satuan bahasan dikembangkan menjadi sub-sub topik dan ditentukan alokasi
waktunya. Selanjutnya dibuat distribusi waktu di setiap minggu efektif, pada setiap bulan selama
satu semester, dimulai dari semester gasal sampai semester genap. 5 Program semester (promes)
disusun sesuai program tahunan (prota). Prota tersusun dari jumlah alokasi waktu yang
diperlukan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) sedangkan promes berfokus pada minggu
keberapa kompetensi dasar (KD) tersebut akan tercapai. Dalam menyusun promes harus
memperhatikan beberapa hal antara lain:6
1) Alokasi waktu.
2) Materi pokok bahasan.
3) Keterangan.
Komponen utama program semester meliputi:7
1. Kompetensi Dasar (KD).
2. Topik dan sub-topik bahasan.

4
Rani Zuhara, dkk., Kinerja Guru PPKn yang Sudah Bersertifikasi Berupa Perangkat Pembelajaran di SMP
Negeri 4 Praya, 6 (2), Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman, 2019, hal. 125-126
5
Tomi Enramika, Penyusunan Perencanaan Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab, 2 (2), Islamic Education,
2022, hal. 52
6
Erma Ariani, Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Program Semester Melalui
Bimbingan Kelompok di SD Negeri 07 Mancuang Kecamatan Baso, 4 (3), Journal on Education, 2022, hal. 1052-
1059
7
Khully, Model Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab Universitas
Pendidikan Indonesia, 2022)

5
3. Alokasi waktu topik dan sub topik selaras dengan KD dan indikator untuk setiap minggu
pada setiap bulan selama satu semester.
Langkah-langkah dalam menyusun promes antara lain:8
1) Menentukan Kompetensi Dasar (KD).
2) Menentukan alokasi waktu berdasarkan analisis minggu efektif pada program tahunan.
3) Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom bulan
dan minggu.
4) Membuat catatan atau keterangan jika dirasa perlu memberikan penjelasan lebih detail.
5) Lakukan langkah yang sama pada semester ganjil dan genap.
Langkah lainnya dalam menyusun promes, yaitu:
1) Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format program semester.
2) Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu.
3) Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasa topik dan sub topik dengan
membubuhkan tanda (check list) pada kolom minggu dan bulan, dan membuat catatan
atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan penjelasan.
Fungsi program semester (promes) dalam kegiatan pendidikan/pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut:
1. Menyederhanakan/ memudahkan tugas seorang guru dalam pembelajaran selama satu
semester.
2. Sebagai pedoman/ acuan arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diprogramkan.
3. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran.
4. Sebagai pedoman kerja bagi guru sekaligus bagi murid.
5. Sebagai parameter efektivitas dalam suatu proses pembelajaran.
6. Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
7. Menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya karena berlangsungnya program kerja yang
efektif dan efisien serta terukur.
C. Minggu Efektif RPP

8
Andri Kurniawan, dkk., Perencanaan Pembelajaran, (Padang: PT Global Eksekutif Teknologi, 2022), hal
113

6
Minggu efektif adalah jumlah minggu dalam kalender pendidikan yang dapat digunakan
untuk kegiatan pembelajaran terstruktur di kelas. Jumlah minggu efektif adalah hitungan hari-
hari efektif yang ada oleh tahun pelajaran berlangsung. Jumlah minggu efektif dapat diterhitung
dengan mengurangi jumlah minggu tidak efektif, yang merupakan banyaknya pekan yang
terdapat dalam kalender pendidikan, tetapi tidak dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
terstruktur di kelas. Rincian minggu efektif berisi informasi tentang jumlah minggu efektif,
jumlah jam pelajaran efektif, dan distribusi alokasi waktu dalam pembelajaran tiap kompetensi
dasar yang akan dibelajar.
1) Rincian Minggu Efektif.
Rincian Minggu Efektif perlu disusun oleh guru untuk pedoman waktu dalam
merencanakan pembelajaran selama satu semester pada tahun pelajaran tertentu. Meliputi
jumlah minggu dalam kegiatan pembelajaran tiap semester sesuai dengan ketentuan
kalender pendidikan. Rincian Minggu Efektif diperlukan dalam penyusunan perangkat
pembelajaran, karena menjadi penentu awal pembuatan Program Tahunan (Prota) dan
Program Semester (Promes). Kalender pendidikan atau akademik adalah manajemen
waktu untuk aktivitas belajar mengajar siswa dalam satu tahun ajaran. Di dalamnya
terdiri dari manajemen waktu pembelajaran seperti UAS dan UTS, tahun ajaran, minggu belajar
efektif dan hari libur. Fungsi minggu efektif ini adalah mengatur waktu dan kegiatan
pembelajaran di sekolah dan madrasah mulai dari awal tahun pelajaran yang kita ketahui
dimulai bulan Juli sampai akhir tahun pelajaran di bulan Juni.
2) Manfaat dari menghitung dan menyusun minggu efektif
Manfaat menghitung dan menyusun minggu efektif adalah untuk mengetahui hari dan
minggu yang efektif dan tidak efektif untuk kegiatan pembelajaran, edoman bagi para
pendidik dan pengajar untuk membagi dan mengatur alokasi waktu kegiatan
pembelajaran, sebagai bahan acuan untuk membuat perangkat pembelajaran seperti program
tahunan (prota) dan program semester (promes). Memudahkan bagi para pendidik dan
pengajar dalam membuat dan menyusun RPP dan meningkatkan efektivitas pembelajaran
di kelas Perhitungan ini digunakan oleh pihak yang terkait dengan pendidikan. Pihak
terkait misalnya pemerintah, sekolah, guru serta stakeholder lainnya. Setiap Jenjang mulai dari
TK, SD sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat dan bahkan kampuspun ada perhitungan
minggu efektifnya. Dengan perhitungan minggu efektif ini juga kita dimudahkan dalam

7
menargetkan materi-materi, dan bahan-bahan yang harus disampaikan kepada peserta
didik.
3) Cara Menghitung Minggu Efektif Pembelajaran
a. Pertama (siapkan kalender pendidikan) Langkah awal dalam menghitung jumlah
minggu efektif adalah perlu disediakan kalender pendidikan. Biasanya kalender
pendidikan ini di keluarkan oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama
setempat. Ini adalah awal pertama yang harus kita siapkan dalam menghitung
minggu efektif. Kalender pendidikan tersebut merupakan pedoman baik untuk
menyusun program pembelajaran maupun program-program yang lain nantinya.
b. Kedua (menghitung jumlah pekan) Langkah yang kedua ini, menghitung jumlah
seluruh pekan dalam satu bulan. Dimulai dari bulan Juli (karena awal tahun
pelajaran) sampai bulan Desember (karena akhir semester pertama atau ganjil).
Kemudian hitung lagi jumlah seluruh pekan dalam bulan Januari sampai dengan
bulan Juni.
c. Ketiga (menentukan jumlah hari efektif) Perlu diperhatikan dalam menentukan
jumlah hari efektif dalam satu pekan. Diperlukan jadwal mengajar untuk
menyesuaikan hari-hari efektif dalam satu pekan. Kadang-kadang dalam satu
pekan ada beberapa hari yang tidak efektif dan jangan langsung dimasukan bahwa
pekan tersebut adalah pekan tidak efektif. Tapi lihat dulu apakah ada jadwal
mengajar jika ada dan tidak terkena misalnya tanggal merah maka pekan tersebut
adalah hari dan pekan efektif dalam kegiatan pembelajaran.
d. Keempat (merekapitulasi hari tidak efektif) Langkah selanjutnya menghitung dan
membuat rekapitulasi jumlah hari libur dan tanggal merah (hari minggu lewatkan
saja) serta hari ketika ada kegiatan sekolah yang tidak masuk kelas misalkan
MOS, Pasca PAS (Penilaian Akhir Semester).
e. Kelima (menghitung pekan tidak efektif) Langkah menghitung pekan yang tidak
aktif, caranya jika dalam satu pekan itu ada empat hari tidak masuk kelas maka
dianggap tidak efektif. Dan jika jumlah hari dalam satu pekan itu berjumlah tiga
hari atau kurang maka dianggap minggu tidak efektif. Hitunglah perpekan
kemudian rekap perbulan.

8
f. Keenam (menghitung jumlah minggu efektif) Setelah didapatkan pekan tidak
efektif selanjutnya menghitung jumlah minggu efektif. Caranya adalah jumlah
pekan dalam satu semester dari Juli sampai dengan Desember dikurangi dengan
Jumlah minggu tidak efektif yang sudah dihitung. Jumlah pekan dalam satu
semester - kurangi dengan Jumlah minggu tidak efektif = jumlah pekan efektif
dalam satu semester.Dan dengan hasil pengurangan tadi maka ditemukanlah
jumlah minggu efektif dalam satu semester. Kemudian lanjutkan lagi untuk
menghitung minggu atau pekan efektif di semester 2 atau genap.
g. Ketujuh (menghitung jumlah jam alokasi pembelajaran) Langkah yang terakhir
adalah menghitung jumlah jam alokasi belajar yaitu dengan mengalikan jumlah
minggu efektif dengan jumlah jam pelajaran satu minggu dalam satu kelas.
Misalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia ada 4 (empat) JP (jam pelajaran)
dikalikan dengan jumlah pekan efektif yang dihitung tadi. Perangkat
pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang
memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas.9

D. Modul Ajar
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi informasi tentang tujuan, langkah, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Modul ajar bertujuan
untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Modul ajar sangat dipentingkan dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa.
Sejatinya, guru akan mengalami kesulitan untuk meng-upgrade efektivitas mengajar jika tidak
disandingkan dengan modul ajar yang lengkap. Hal ini berlaku untuk siswa, karena yang
disampaikan oleh guru tidak sistematis. Kemungkinan penyampaian materi tidak sesuai dengan
kurikulum yang seharusnya diterapkan, oleh karena itu modul ajar adalah media utama untuk
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang mana berperan baik bagi guru, siswa dan proses
pembelajaran.
9
Rahmad Hidayat, dkk., Pengembangan Profesionalisme Pendidik Melalui Perencanaan Administrasi
Perangkat Pembelajaran Bahasa Inggris di Tingkat SMA, 2 (1), Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,2022, hal.
48-50

9
Tujuan pengembangan modul ajar menurut pandual pembelajaran dan asesmen adalah
untuk memperkaya perangkat pembelajaran yang dapat memandu guru untuk melaksanakan
pembelajaran di kelas tertutup dan terbuka. Dalam hal ini, kurikulum merdeka memberikan
keleluasaan kepada guru untuk memperkaya modul melalui dua cara, yaitu guru dapat memilih
atau memodifikasi modul ajar yang sudah disiapkan oleh pemerintah dan disesuaikan dengan
karakter siswa serta menyusun modul secara individual sesuai dengan materi dan karakter siswa.
Sebelum menyusun modul ajar, guru mengetahui strategi mengembangkan modul ajar dan harus
memenuhi dua syarat minimal, yaitu memenuhi kriteria yang telah ada dan kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.
Adapun kriteria modul ajar kurikulum merdeka adalah sebagai berikut:
1) Esensial yaitu setiap mata pelajaran berkonsep melalui pengalaman belajar dan lintas
disiplin ilmu.
2) Menarik, bermakna, dan menantang yaitu guru dapat menumbuhkan minat kepada siswa
dan menyertakan siswa secara aktif pada pembelajaran, berkaitan dengan kognitif dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak terlalu kompleks dan tidak terlalu mudah
untuk seusianya.
3) Relevan dan kontekstual yaitu berkaitan dengan unsur kognitif dan pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya dan sesuai kondisi waktu dan tempat siswa berada.
4) Berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran harus memiliki keterkaitan sesuai
dengan fase belajar siswa (fase 1, fase 2, fase 3).
Terdapat langkah-langkah mengembangkan modul ajar pada kurikulum merdeka, di
bawah ini terdapat 10 langkah, di antaranya adalah:10
1. Melakukan analisis pada siswa, guru, dan satuan pendidikan mengenai kondisi dan
kebutuhannya. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul
dalam pembelajaran, guru dapat menganalisis kondisi dan kebutuhan siswa dalam
pembelajaran sehingga modul ajar yang didesain akurat dengan masalah yang ada dalam
pembelajaran.
2. Melakukan asesmen diagnostik pada siswa menganai kondisi dan kebutuhan dalam
pembelajaran. Pada tahap ini guru mengidentifikasi kesiapan siswa sebelum belajar. Guru

10
Utami Maulida, Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka, 5 (2), Jurnal Tarbawi, 2022, hal.
132-137

10
melakukan asesmen ini secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan
kelemahan siswa.
3. Melakukan identifikasi dan menentukan entitas profil pelajar pancasila yang akan
dicapai. Pada tahapan ini guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa dan beracuan
dengan pendidikan berkarakter. Profil pelajar pancasila hakikatnya dapat dicapai dengan
project , oleh karena itu guru harus mampu merancang alokasi waktu dan dimensi
program profil pelajar pancasila.
4. Mengembangkan modul ajar yang bersumber dari Alur Tujuan Pembelajaran, Alur
tersebur berdasarkan dengan Capaian Pembelajaran. Esensi dari tahapan ini adalah
pengembangan materi sama halnya seperti mengembangkan materi pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Mendesain jenis, teknik, dan instrumen asesmen. Pada tahap ini guru dapat menentukan
instrumen yang dapat digunakan untuk asesmen yang beracuan pada tiga insturmen
asesmen nasional yaitu asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei
lingkungan belajar.
6. Modul ajar disusun berdasarkan komponen-komponen yang telah direncanakan.
7. Guru dapat menentukan beberapa komponen secara esensial yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Beberapa komponen yang ada dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
8. Komponen esensial dapat dielaborasikan dalam kegiatan pembelajaran.
9. Setelah tahapan sebelumnya telah diterapkan, maka modul siap digunakan.
10. Evaluasi modul

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program tahunan (prota) merupakan rencana alokasi waktu selama satu tahun pelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penyusunan prota penting dilakukan
oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai untuk memastikan bahwa semua kompetensi dasar
dalam kurikulum dapat dicapai oleh siswa. Dalam penyusunan prota, guru perlu
mempertimbangkan permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan waktu libur. Komponen utama dalam prota meliputi kompetensi dasar, topik
bahasan, dan alokasi waktu. Langkah-langkah menyusun prota mencakup menghitung jumlah
hari belajar efektif, mendistribusikan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar, dan
menetapkan alokasi waktu untuk setiap KD berdasarkan kompleksitas dan keluasan materi. Prota
penting karena menjadi pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti
program semester (promes) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Program semester (promes) merupakan rancangan materi selama satu semester yang
mencakup alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan. Promes disusun berdasarkan prota
dan memperinci alokasi waktu untuk setiap KD dalam bentuk minggu efektif, bulan dan
semester. Langkah-langkah menyusun promes mencakup menentukan KD, menetapkan alokasi
waktu berdasarkan analisis minggu efektif, dan membuat distribusi waktu untuk setiap minggu
dan bulan. Promes berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam mengatur kegiatan pembelajaran,
memudahkan perencanaan, dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Minggu efektif RPP adalah jumlah minggu dalam kalender pendidikan yang dapat
digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Penyusunan rincian minggu efektif penting sebagai
pedoman waktu dalam merencanakan pembelajaran, terutama untuk menyusun prota dan
promes. Manfaat menghitung minggu efektif adalah untuk membagi dan mengatur alokasi waktu
pembelajaran, serta memudahkan pembuatan RPP. Cara menghitung minggu efektif melibatkan
analisis kalender pendidikan, jumlah hari tidak efektif dan menghitung pekan tidak efektif.
Minggu efektif memiliki fungsi yang penting dalam mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah.
Modul ajar adalah dokumen yang berisi informasi tentang tujuan, langkah dan media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Modul ajar membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menyediakan panduan yang

12
sistematis. Tujuan pengembangan modul ajar adalah untuk memperkaya perangkat pembelajaran
dan memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan
prinsip pembelajaran. Kriteria modul ajar yang ditekankan dalam kurikulum merdeka meliputi
esensial, menarik, relevan, dan berkesinambungan. Langkah-langkah mengembangkan modul
ajar mencakup analisis kondisi dan kebutuhan siswa, asesmen diagnostik, identifikasi profil
pelajar, pengembangan materi, desain asesmen, penyusunan modul, dan evaluasi. Modul ajar
merupakan alat penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru dan siswa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Erma Ariani. (2022). Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Program
Semester Melalui Bimbingan Kelompok di SD Negeri 07 Mancuang Kecamatan Baso. 4
(3). Journal on Education

Enramika, Tomi. (2022). Penyusunan Perencanaan Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab. 2 (2).
Islamic Education

Hidayat, Rahmad, dkk. (2022). Pengembangan Profesionalisme Pendidik Melalui Perencanaan


Administrasi Perangkat Pembelajaran Bahasa Inggris di Tingkat SMA. 2 (1). Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat

Jaya, Farida. (2019). Buku Perencanaan Pembelajaran

Khully. (2022). Model Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab
Universitas Pendidikan Indonesia

Kurniawan, Andri, dkk. (2022). Perencanaan Pembelajaran. Padang: PT Global Eksekutif


Teknologi

Maulida, Utami. (2022). Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. 5 (2). Jurnal
Tarbawi

Ritonga, Maharani Sartika. (2023). Analisis Kemampuan Guru PAI dalam Merancang Program
Tahunan dan Program Semester. 3 (1). Jurnal Penilitian AFoSJ-LAS

Syah, Darwyan, dkk. (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Gaung Persada Press

Zuhara, Rani, dkk. (2019). Kinerja Guru PPKn yang Sudah Bersertifikasi Berupa Perangkat
Pembelajaran di SMP Negeri 4 Praya. 6 (2). Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman

14

Anda mungkin juga menyukai