Makalah Senam Nifas
Makalah Senam Nifas
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Debi Oktaria
2305041157337
JAKARTA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia, dan kemudahan serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Asuhan kebidanan Pemasangan Infus pada NY. I di
TPMB Bdn, Delly Handayani, S. ST Depok ”. Makalah ini merupakan salah satu
tugas Pra Profesi , Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan (KDPK) di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
serta wawasan kita khususnya mengenai asuhan kebidanan tentang tindakan
pemasangan infus.
Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Debi Oktaria
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………........
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………
5.1Kesimpulan ……….……………………………………………………
5.2 Saran ……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembai kepada kondisi normal seperti semula (Ervynasby, 2008)
Senam Nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Kemenkes)
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang
bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa
nifas, serta membantu proses involusi uteri yang dilakukan 24 jam setelah
melahirkan dengan frekuensi 1 kali sehari selama 6 minggu ( Fadlina,Amalia
2015) .
1) Mengencangkan otot perut, liang senggama, otot - otot sekitar vagina, otot-
otot dasar panggul.
2) Memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen/ perut
setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan
meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul.
3) Memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan
melahirkan.
4) Memperbaiki kondisi umum ibu. Mempercepat rehabilitasi atau pemulihan
dan memperkecil kemungkinan terkena infeksi karena sirkulasi darahnya
bagus.
5) Menumbuhkan/memperbaiki nafsu makan sehingga kebutuhan asupan gizi
bisa mencukupi
6) Pada mereka yang melahirkan secara caesar, beberapa jam setelah keluar
dari kamar operasi dapat dilatih pernapasan yang sehingga dapat
mempercepat penyembuhan luka. Latihan untuk mengencangkan otot perut
dan melancarkan sirkulasi darah ditungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah
ibu dapat bangun dari tempat tidur.
2.3Indikasi dan Kontraindikasi Senam Nifas
Alasan mengapa ibu sesudah melahirkan perlu melakukan senam nifas , antara
lain:
Senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi, pasca kejang,
demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari. Dengan melakukan
senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat diharapkan dapat optimal
dengan melakukan secara bertahap.
Senam nifas sebaiknya dilakukan diantara waktu makan. Melakukan
senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut masih
penuh. Sebaliknya jika dilakukan disaat lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga
dan lemas.
Senam nifas bisa dilakukan pagi atau sore hari. Gerakan senam nifas ini
dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya
lakukan secara bertahap dan terus menerus ( Suherni, s.dkk.2008 ).
Faktor yang mempengaruhi senam nifas yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi kesiapan fisik dan kesiapan psikologis ibu. Sedangkan
faktor eksternal meliputi bayi kedinginan dimana bayi membutuhkan dekapan ibu
untuk menghangatkan tubuh bayi, kelelahan ibu, tenaga kesehatan kurang tersedia
dalam mengajarkan senam nifas pada ibu post partum, bayi kurang siaga sehingga
membutuhkan perhatian ibu dalam mengurus bayi (Widianti, 2010).
1) Kasur / matras
2) Bantal
Pada hari pertama, gerakan senam nifas dilakukan secara sederhana. Yaitu dengan
melakukan latihan pernapasan. Ibu berbaring dengan nyaman di tempat yang
datar, lalu melakukan tarik napas dalam, tahan napas dalam hitungan ke 5 atau
hitung sampai 8, setelah itu keluarkan secara perlahan. Lakukan latihan
pernapasan tersebut, sebanyak 5 sampai 10 kali.
Pada hari ketiga, posisi dilakukan dengan berbaring, namun telapak kaki
menyentuh lantai. Sehingga lutut akan tampak seperti ditekuk. Angkat pantat
keatas, lalu tahan dan hitung sampai 3 atau 5, turunkan pantat secara perlahan.
Lakukan latihan ini sebanyak 5 sampai 10 kali gerakan.
Angkat tubuh ke atas dangan sudut kurang lebih 45 derajat, lalu tahan sampai
hitungan ke 3 atau 5. Lalu turunkan secara perlahan. Lakukan gerakan ini
sebanyak 5 sampai 10 kali.
Pada hari kelima gerakan dilakukan dengan posisi terlentang. Tekuk salah satu
kaki dengan sudut 45 derajat, lalu angkat tubuh serta tangan yang berlawanan.
Jika lutut yang ditekuk sebelah kiri, maka tangan yang digunakan yaitu sebelah
kanan (begitu juga sebaliknya).
Pada hari keenam, latihan dilanjutkan kebagian anggota gerak bawah. Posisi
dilakukan dengan berbaring (terlentang), tekuk lutut sampai membetuk sudut
lurus ke atas (sudut 90 derajat). Lakukan gerakan ini secara bergantian antara kaki
kiri dan kaki kanan. Latihan gerak ini, dilakukan sebanyak 5 sampai 10 kali
gerakan.
Manfaat: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot kaki yang selama
kehamilan menyangga beban yang berat, selain itu untuk memperlancar sirkulasi
di daerah kaki sehingga mengurangi terjadinya edema.
Pada hari ketujuh, pergerakan dilanjutkan dengan mengangkat kaki ke atas. Posisi
tubuh terbaring (terlentang) pada tempat datar dan aman. Angkat kaki ke atas
kurang lebih setinggi 20 cm sampai 30 cm. Turunkan secara perlahan, dan
lakukan secara bergantian antara kaki kiri dengan kaki yang kanan. Gerakan ini
dilakukan sebanyak 5 sampai 10 kali gerakan.
Pada hari ke sembilan, posisi tubuh kembali terlentang. Rapatkan kedua kaki, lalu
angkat kedua kaki secara bersamaan dengan sudut lurus atau membentuk sudut 90
derajat. Turunkan kedua kaki kebawah secara perlahan, dan lakukan gerakan ini
sebanyak 5 sampai 10 kali gerakan.
Pada hari terakhir senam nifas, yaitu gerakan sit –up. Mula-mula tubuh pada
posisi terlentang, taruh kedua tangan dibawah kepala, dan angkat tubuh sampai
membentuk posisi duduk. Lakukan gerakan ini sebanyak 5 sampai 10 kali.
BAB III
STUDI KASUS
SUBJEKTIF
1.IDENTITAS
IBU SUAMI
3. Riwayat obstetrik :
Hamil ke- : 2
Usia kehamilan : 38 minggu
Penyulit kehamilan : Tidak ada
Jenis persalinan : Normal
Tempat persalinan : PMB
Penolong : Bidan
Komplikasi persalinan : tidak ada
BBL : 2900 gram, PBL: 49CM
Penyulit nifas : tidak ada
Laktasi : Ya
Anak hidup : 1/ usia 4 hari
4. Riwayat kesehatan ibu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa nifas
(termasuk status HIV dan HBSAG): Ibu tidak memiliki riwayt batuk, terus
menerus, kuning, tekanan darah tinngi, kencing manis, jantung.
Budaya yang akan dilakukan saat nifas dan perawatan bayi : selamatan cuplak
pusar, tidak ada pantangan dalam keluarga,
Bentuk dukungan keluarga terhadap ibu nifas: membantu ibu dalam merawat
bayinya.
B. Istirahat
Ibu sudah dapat istiraht setelah melewat proses prsalinan ± 8, Saat bayi tidur
ibu ikut tidur
C. Eliminasi
BAB : Setelah persalinan ini ibu belum BAB tidak ada keluhan
.
OBJEKTIF
2. TTV
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,7◦C
Respirasi : 20x/menit
BB: 56 kg
a) Muka
e) Genetalia eksterna
lochea : sanguinolenta
Palpasi
Kontraksi : Baik
c) Ekstremitas :
ASSESMENT
8. Menggapai lutut sambil menarik nafas dalam tarik dagu ke arah dada
sambil mengeluarkan udara angkat kepala dan bahu perlahan – lahan
regangkan tangan sampai menyentuh lutut tubuh boleh di angkat sekitar 15
– 20 cm perlahan- lahan kepala dan bahu diturunkan seperti posisi
semula, lakukan sebanyak 10 kali, ibu mengerti dan mengikuti.
10. Memutar satu lutut pertahankan bahu tetap datar secara perlahan – lahan
putar lutut kiri sampai menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke
posisi semula, ganti posisi kaki sentuh sisi kiri tempat tidur dengan
menggunakan lutut sebelah kanan lalu kembali ke posisi semula dan
istirahat lakukan gerakan ini sebanyak 10 kali, ibu mengerti dan
mengikuti.
11. Memutar tungkai, pertahankan bahu tetap datar secara perlahan – lahan
tungkai kiri di angkat dalam keadaan lurus dan putar sampai menyentuh
sisi kanan tempat tidur, lalu kembali ke posisi semula, ulangi gerakan
kedua dengan menggunakan kaki kanan sehingga menyentuh sisi kiri
tempat tidur, lakukan sebanyak 10 kali, ibu mengerti dan mengikuti.
12. Posisi telungkup, tidur dengan posisi telungkup dengan kaki lurus posisi
ini dapat membantu mengembalikan rahimdalam posisi normal dan dapat
mencegah kekakuan pada punggung dan bokong.ibu mengerti dan
mengikuti.
PEMBAHASAN
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran